Kawasan perbatasan negara meliputi kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut, termasuk pulau-pulau kecil terluar (PPKT). Selain itu, rencana pengelolaan BWN-KP 2O2O-2O24 disusun dengan mempertimbangkan kondisi dan isu strategis batas negara dan kawasan perbatasan. Isu strategis yang menjadi perhatian dalam aspek pembangunan kawasan perbatasan negara antara lain: (1) mempercepat penyelesaian dan penetapan rencana rinci fisik (RDTR) serta pengendalian dan pemanfaatannya.
ARAH KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN BWN-KP BERDASARKAN RPJMN TAHUN 2020-2024
Membangun Kemandirian
Menjamin Keadilan
Menjaga Keberlanjutan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pelaksanaan 7 (tujuh) agenda pembangunan dalam pengelolaan BWN-KP dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut di atas, meliputi
- Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
- pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) di
- peningkatan kuantitas/ketahanan air untuk mendukung
- peningkatan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan untuk Kawasan Perbatasan, pengelolaan sumber daya pangan,
- peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan,
- penguatan kewirausahaan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan koperasi; dan
- peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor
- Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan
- pengembangan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan afirmatif untuk mempercepat pembangunan daerah tertinggal,
- percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa;
- penguatan keterkaitan desa-kota yang mendukung pusat pertumbuhan berbasis keunggulan wilayah desa, Kawasan
- Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
- Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan
- Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar
- penyediaan sarana dan prasarana dasar pendidikan dan kesehatan;
- penyediaan akses perumahan dan permukiman layak, aman dan tedangkau;
- pengelolaan air tanah dan air baku berkelanjutan;
- penyediaan akses air minum dan sanitasi layak dan aman;
- keselamatan dan keamanan transportasi;
- ketahanan kebencanaan infrastruktur
- Konektivitas Jalan
- Konektivitas Laut
Kebijakan pembangunan manusia bertujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan, memenuhi pelayanan dasar dan perlindungan sosial, meningkatkan kualitas anak, perempuan dan pemuda, mengentaskan kemiskinan, serta meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, melalui pembangunan. strategi: . A. pengendalian pertumbuhan penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan; . B.pelaksanaan perlindungan sosial; ..C. meningkatkan layanan kesehatan menuju cakupan layanan kesehatan universal; . D. peningkatan pemerataan layanan pendidikan yang bermutu; . e. meningkatkan kualitas anak, perempuan dan remaja; . F.pengentasan kemiskinan; Dan . G. peningkatan produktivitas dan daya saing. Revolusi mental dan pengembangan kebudayaan dilakukan melalui strategi pembangunan: . A. mengusung ideologi Pancasila untuk memperkuat ketahanan budaya dan membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter; . B.meningkatkan pemajuan dan pelestarian kebudayaan; .. C. meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas untuk...terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter. Kegiatan prioritas untuk mendukung konektivitas jalan antara lain pembangunan jalan strategis nasional seperti jalan paralel perbatasan, jalan akses perbatasan, dan jalan trans.
16- 3) Konektivitas Udara
- penyediaan dan peningkatan kualitas layanan akses
- peningkatan infrastruktur jaringan pitalebar hingga ke
- penyiapan infrastruktur untuk mendukung keberlanjutan akses informasi penyiaran sesuai kebijakan migrasi penyiaran analog ke
- Memperkuat Stabilitas Politik, Hukum, Pertahanan, Keamanan, dan Transformasi Pelayanan Publik
- memperkuat integritas wilayah NKRI dan perlindungan Warga
- memperkuat kerja sama internasional;
- meningkatkan citra positif Indonesia di dunia internasional
- penguatan keamanan dalam negeri;
- penguatan kemampuan pertahanan;
- penguatan keamanan laut;
- peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat;
- penguatan keamanan dan ketahanan siber
- Destinasi Pariwisata Prioritas, di antaranya pengembangan pariwisata Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Pulau Morotai di Provinsi
- Integrasi Pelabuhan Perikanan dan F'ish Market Bertaraf Internasional, melalui pengembangan SKPT yang sudah ada, yaitu SKPT Nunukan dan
- Pembangunan Wilayah Batam-Bintan untuk meningkatkan pertumbuhan industri dan pariwisata Batam-Bintan, sebagaimana di
Dalam RPJMN 2O2O-2O24 telah ditetapkan 41 (empat puluh satu) proyek besar yang akan menjadi acuan penekanan kebijakan dan pendanaan. Destinasi pariwisata prioritas, antara lain pengembangan pariwisata Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Pulau Morotai di Provinsi Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Pulau Morotai di provinsi tersebut. Pengembangan kawasan Batam-Bintan untuk meningkatkan pertumbuhan industri dan pariwisata Batam-Bintan, seperti dalam pertumbuhan industri dan pariwisata Batam-Bintan, seperti di Batam dibangun KEK yang akan menjadi pusat pengembangan perekonomian tingkat nasional yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan.
REPIJBLIK INDONESIA
Pusat Kegiatan Strategis Nasional yaitu PKSN Paloh-Aruk, PKSN
Jembatan udara di Papua yang menjangkau daerah-daerah di Kawasan Perbatasan untuk menurrrnkan harga bahan pokok;
Peningkatan/pembangunan Jalan Lingkar/Jalan Trans Pulau pada
Penguatan Keamanan Laut di Natuna, berupa peningkatan deterrent effect dan penegakan kedaulatan di perairan Natuna, dengan target
BAB III
ARAH STRATEGIS, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PELAKSANAAN
ARAH STRATEGIS
- Arah Strategis I Pengelolaan Batas Wilayah Negara
- Mewujudkan penetapan dan penegasan tanda batas negara untuk
- Memperkuat sistem pertahanan negara di Kawasan Perbatasan;
- Mewujudkan Kawasan Perbatasan sebagai cerminan keamanan dan kedaulatan negara
- Meningkatnya sistem pertahanan negara di Kawasan Perbatasan negara;
- Terwujudnya Kawasan Perbatasan yang aman dan tertib
- Penetapan Batas Wilayah Negara;
- Pertahanan wilayah negara;
- Keamanan dan ketertiban wilayah
- Aralr
- Arale Strategis 2 Pengelolaan Aktivitas Lintas Batas Negara
- Menjadikan Kawasan Perbatasan sebagai beranda penghubung antarnegara melalui pelayanan pintu gerbang yang optimal;
- Mewujudkan pengelolaan perbatasan negara sebagai upaya dalam menciptakan hubungan antarnegara yang lebih kondusif
- Manajemen Lintas Batas Negara;
- fuah Strategis 3 Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara
- Mewujudkan Kawasan Perbatasan neg€rra sebagai pusat pertumbuhan melalui peningkatan kegiatan ekonomi berbasis
- Mewujudkan pengelolaan Kawasan Perbatasan sebagai upaya
- Terwujudnya tata ruang Kawasan Perbatasan yang tematik, terintegrasi, dan berkelanjutan;
Terwujudnya peningkatan pelayanan lintas batas dan kerja sama lintas batas di perbatasan sebagai media menjaga keharmonisan hubungan antar negara. . A. Mewujudkan peningkatan kegiatan perekonomian, pembangunan sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. . a.. l) Mengembangkan penataan ruang Kawasan Perbatasan yang tematik, terpadu dan berkelanjutan;
Berdasarkan 4 (empat) arah strategis di atas, pengelolaan BWN-KP dibagi menjadi 4 (empat) kebijakan dan strategi pelaksanaan, yaitu
- kebijakan dan strategi pelaksanaan pengelolaan Batas Wilayah Negara;
- kebijakan dan strategi pelaksanaan pengelolaan aktivitas lintas batas negara;
- kebijakan dan strategi pelaksanaan pembangunan Kawasan Perbatasan negara; dan
- kebijakan dan strategi pelaksanaan penguatan kelembagaan pengelolaan BWN-KP
- KEBIJAKAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA
- Mengoptimalkan Penyelesaian dan Penegasan Batas Negara Wilayah Darat
OBP yang dimaksud telah disepakati kedua negara pada Konferensi Bersama Indonesia-Malaysia (JIM) pada 21 November 2019 di Kuala Lumpur. Malaysia oleh kedua negara tersebut antara lain dilakukan oleh JIM yang dikoordinasikan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Terdapat I (satu) segmen batas darat yang belum selesai tersurvei (Unsurveged Segment) yaitu batas antara Indonesia
REPUBLIK INDONESIA
Identifikasi, Perbaikan, dan Pemeliharaan Patok/ Pilar Batas
Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Pengamanan
- Meningkatkan Pemanfaatan Teknologi Informasi Geospasial
- Meningkatkan Progres Penyelesaian Delimitasi . Batas Laut Teritorial
- Meningkatkan Progres Penyelesaian Delimitasi Batas ZEE
- Meningkatkan Progres Penyelesaian Delimitasi Batas Landas Kontinen
- Bidang Pertahanan Wilayah Negara
- Meningkatkan Sarana dan Prasarana Sistem Pertahanan Berbasis Teknologi di Kawasan Perbatasan
- Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pertahanan Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam
- Membangun Sistem Pengawasan Maritim dan Sistem Keamanan Laut Nasional yang Terintegrasi
- Mendorong Terbentuknya Pengaturan mengenai Keamanan Laut Peraturan perundang-undangan mengenai keamanan laut
- Mengembangkan Sistem Pertahanan Laut di Kawasan Laut Strategis Berbasis PPKT
- Menetapkan ADIZ Wilayah Udara Indonesia
- Meningkatkan Kemampuan Sarana dan Prasarana Deteksi Lalu Lintas Udara di Bandara Kawasan Perbatasan
- Bidang Keamanan dan Ketertiban Wilayah
- meningkatkan kewaspadaan dan menegakkan hukum terhadap aktivitas ilegal di Kawasan Perbatasan darat;
- meningkatkan kewaspadaan dan optimalisasi penanggulangan terorisme dan paham radikal pada masyarakat di perbatasan;
- meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap transformasi sosial, ekonomi serta teknologi virtual yang dipengaruhi negara
- meningkatkan penegakan hukum dan kedaulatan negara di laut;
- mengembangkan kerja sama pengelolaan dan pengamanan
Perbatasan darat bertujuan untuk meningkatkan sistem pertahanan maritim berdasarkan wilayah laut strategis dan PPKT Søforsvaret dilaksanakan bersinergi dengan sistem keamanan maritim. Keamanan dan ketertiban di pedesaan terjaga. untuk meningkatkan ketertiban umum dan mengurangi potensi kegiatan kriminal lintas batas. Kebijakan subsektor keamanan dan ketertiban maritim ditujukan untuk mengurangi potensi pelanggaran kedaulatan dan pelanggaran yurisdiksi wilayah maritim Indonesia.
FRESIDEN
- mengembangkan sistem pengawasan dan penegakan hukum terpadu di wilayah laut;
- meningkatkan optimalisasi penanggulangan terorisme dan kegiatan ilegal pada masyarakat perbatasan
- melanjutkan penataan Flighf Information Region (FIR) di atas
- pengawasan wilayah udara nasional melalui pengaturan
- KEBIJAKAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PENGELOLAAN AKTIVITAS LINTAS BATAS NEGARA
- Bidang Manajemen Lintas Batas Negara
- Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau;
- Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat;
- Sei Kelik, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat;
- Sei Nyamuk, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara;
- Labang, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara;
- Long Midang, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara'
- I.ong Nawang, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara;
- Oepoli, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur;
- Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur;
- Yetetkun, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua
- penataan kebijakan pengelolaan dan pelayanan PLBN;
- kebijakan peningkatan sarana prasarana pelayanan pintu
- kebijakan penguatan pengendalian dan pengawasan/
- Bidang
- Bidang Kerja Sama Lintas Batas Negara
- KEBIJAKAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
- Penyediaan Peta Dasar RDTR dan Penyelesaian Dokumen RDTR
- Pengembangan Instrumen Pengendalian dan Pemantauan
- Bidang Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Perbatasan
- Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Kehutanan
- Pengembangan Sektor Industri dari Hasil Produksi Sektor Primer Hal ini dilakukan melalui pengolahan hasil produksi sektor
- Peningkatan Produktivitas dan Nilai Tambah Sektor Kelautan dan Perikanan
- Peningkatan Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas Pariwisata Potensi daya tarik wisata merupakan salah satu potensi
- Perluasan Kesempatan Berusaha di Sektor Ekonomi Kreatif Peningkatan kapasitas individu untuk mampu bersaing dan
- Pengembangan Sumber Daya Manusia Terampil
Kebijakan pengembangan dan pelayanan Surat Lintas Batas ditujukan untuk pengembangan dan pemberian pelayanan yang optimal terhadap kegiatan Lintas Batas di Kawasan Perbatasan. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat melalui kerjasama. perdagangan perbatasan dengan negara tetangga dalam memenuhi kebutuhan pokok di wilayah perbatasan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah perbatasan, yang bertujuan untuk memenuhi potensi pasar negara tetangga.
REPTJBLIK INDONESIA
Peningkatan Infrastruktur Konektivitas Wilayah di PKSN
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat merupakan upaya penyediaan fasilitas yang menunjang pergerakan cepat, aman, nyaman dan sesuai kebutuhan kapasitas transportasi agar sesuai dengan jenis moda yang digunakan di NPSN. Pengembangan transportasi laut dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan laut yang berfungsi sebagai pintu masuk barang dan manusia. dari dan ke kawasan PKSN. beberapa pelabuhan strategis di masa depan. dilakukan melalui perluasan jaringan jasa perintis, jaringan tol laut dan kapal ternak untuk meningkatkan distribusi barang dan komoditas unggulan daerah dengan tujuan memperluas pangsa pasar ke luar daerah dan dalam negeri. Kegiatan dilakukan melalui pembangunan bandara baru, penyediaan fasilitas terminal. dan yayasan, meningkatkan cakupan layanan. penerbangan perintis dan jembatan udara.
PRESTDEN
Peningkatan Infrastruktur Sumber Daya Energi di PKSN
REPIIELIK INDONESIA
- Penyediaan Pasar Ralryat dan Gudang Non-Sistem Resi Gudang (SRG) Penyediaan pasar rakyat dan gudang non-SRG dilakukan
- Peningkatan Pelayanan Pemerintahan
- Bidang Pemerataan Pembangunan Kawasan Perbatasan Subbidang Pengelolaan Lokpri
- Pengembangan perekonomian warga masyarakat yang berbasis pada ekonomi rumah tangga, pemenuhan kebutuhan dan stabilitas harga
- Pengembangan sektor primer terutama sektor pertanian,
- Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Jalan/Jembatan
- Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Transportasi
- Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Telekomunikasi dan Informasi
- Pembangunan
Pengembangan industri kelautan dan perikanan, serta pemberian bantuan infrastruktur kelautan dan perikanan, baik perikanan maupun budidaya perikanan. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi di Kawasan Perbatasan masih belum merata dan terhambat oleh kondisi geografis dan luas wilayah. Artinya, masih cukup banyak wilayah pedesaan di Kecamatan Lokpri Kawasan Perbatasan yang belum terjangkau layanan telekomunikasi (titik kosong) dan akses internet.
REFUBLIK INDONESIA
- Pembangunan dan Peningkatan Infrastruktur Sumber Daya Energi
- Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Masyarakat di Kawasan Perbatasan
- Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sesuai dengan Standar Pelayanan
- Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Permukiman Masyarakat
Upaya pemenuhan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan kesiapan sistem pelayanan kesehatan, meliputi ketersediaan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan dasar (puskesmas pembantu dan puskesmas), rujukan. pelayanan (rumah sakit). Perbatasan tersebut dicapai melalui pemenuhan infrastruktur pelayanan dasar, berupa penyediaan perumahan yang layak huni, didukung oleh tersedianya akses terhadap air minum dan sanitasi, antara lain termasuk drainase lingkungan, fasilitas persampahan, pengelolaan sampah rumah tangga. serta membudayakan pola hidup bersih dan sehat.
REPUBLIK INDONES]A
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Perekonomian Lokal Masyarakat Pemenuhan fasilitas pelayanan perekonomian masyarakat
Terlebih lagi, khusus bagi aparatur pemerintah kecamatan yang berada di wilayah perbatasan negara, harus mempunyai kemampuan dan kompetensi dalam bidangnya.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN BWN-KP
- Bidang Koordinasi Pengelolaan Perbatasan Negara
- mengembangkan komunikasi dan koordinasi pengelola
- mendorong program kerja sama baik secara bilateral maupun
- mengoptimalkan peran atase dan konsulat jenderal, atau kantor perwakilan dan lembaga di luar negeri dalam rangka
- meningkatkan komitmen bersama antar-kementerian/lembaga untuk mengalokasikan sumber daya ke Kawasan Perbatasan;
- memperkuat kapasitas sumber daya manusia pengelola BWN-KP lintas kementerian/ lembaga; dan
- meningkatkan sistem koordinasi dan komunikasi berbasis data dan teknologi informasi dalam rangka pelaksanaan program dan
- meningkatkan koordinasi dan komunikasi kementerian/ lembaga dengan pemerintah daerah yang didukung teknologi informasi
- memperkuat peran kelembagaan pengelola perbatasan di daerah
- meningkatkan peran serta perguruan tinggi dalam pemberdayaan masyarakat Kawasan Perbatasan melalui penelitian dan pelatihan
- meningkatkan partisipasi berbagai elemen nonpemerintah dalam memaksimalkan pengelolaan perbatasan dan mendorong tidak
- mengembangkan komunikasi formal dan informal antara elemen nonpemerintah dengan pemangku kebijakan pengelola BWN-KP
- Bidang Perencanaan Pengelolaan Perbatasan Negara
- Bidang Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Perbatasan Negara
- mengimplementasikan instrumen monitoring dan evaluasi dalam memantau dan mengukur kinerja pengelolaan BWN-KP;
- meningkatkan peran kelembagaan pengendalian dan evaluasi
- membangun sistem basis data pengelolaan BWN-KP yang akurat
- memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam sektor pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanfaatan
Kebijakan Perencanaan Pengelolaan BWN-KP bertujuan untuk menyelaraskan penyusunan perencanaan pengelolaan BWN-KP antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan pendekatan tematik yang holistik, integratif, dan ditujukan pada konektivitas interspatial yang berkelanjutan. Monitoring dan evaluasi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga dapat mencakup partisipasi masyarakat untuk menilai kinerja pengurus BWN-KP. Kebijakan penguatan data dan informasi ditujukan untuk memperkuat database pengelolaan BWN-KP sebagai acuan dan . masukan dalam pembuatan kebijakan untuk memajukan kawasan ini.
REPUBLIK INDONESTA
BAB IV
WILAYAH PENGELOLAAN
- Kawasan Perbatasan negara di Aceh dan Sumatera Utara;
- Kawasan Perbatasan negara di Riau dan Kepulauan Riau;
- Kawasan Perbatasan negara di Pulau Kalimantan;
- Kawasan Perbatasan negara di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Ka-limantan Timur, Kalimantan Utara;
- Kawasan Perbatasan negara di Maluku Utara dan Papua Barat;
- Kawasan Perbatasan negara di Maluku;
- Kawasan Perbatasan nega-ra di Nusa Tenggara Timur;
- Kawasan Perbatasan dengan Laut Lepas
- kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga di darat;
- kecamatan yang berbatasan langsung (kecuali laut lepas) dengan negara tetangga di laut, yang merupakan pemantapan Lokpri tahun 2O15-2019;
- kecamatan yang merupakan/berada dan/atau memiliki PPKT, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga;
- kecamatan yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Pintu Gerbang sebagaimana tercantum dalam peraturan presiden yang mengatur mengenai
- kecamatan yang di wilayahnya terdapat PLBN berdasarkan Instruksi
Daerah perbatasan negara di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara; Kalimantan Timur, Kalimantan Utara;. Letak pengelolaan perbatasan diprioritaskan pada Kawasan Perbatasan, dalam hal ini kecamatan terluar yang berbatasan langsung dengan negara lain. Pos Perbatasan Negara Terpadu dan Prasarana Pendukungnya di Kawasan Perbatasan serta Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 (Sebelas) Pos Perbatasan Negara Terpadu dan Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan;
REPIIBLIK INDONESIA
49 Pulau
- POS LINTAS BATAS NEGARA
- terbangun 7 (tqluh) PLBN selama periode lalu melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 (Tujuh) Pos Lintas
- Adapun 18 (delapan belas) PLBN berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 (Tujuh) Pos Lintas Batas
- Pembangunan 11 (sebelas) Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan menurut provinsi, meliputi
- Provinsi Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna di Serasan (PLBN Laut)
- Provinsi Kalimantan Barat (PLBN Darat)
- Provinsi Kalimantan Utara
- Provinsi Nusa Tenggara Timur (PLBN Darat)
PLBN baru akan dibangun melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan 11 (sebelas) pos perbatasan negara terpadu dan infrastruktur pendukung di kawasan perbatasan. Selain itu, berdasarkan kebutuhan layanan lintas batas negara pada RPJMN 2O2O-2O24, direncanakan akan dibangun 8 (delapan) lokasi untuk PLBN pada tahun ini, sehingga target pengelolaan dan pengembangan PLBN 2O2O-2O24 adalah 26 (dua puluh enam) PLBN.
58- 5. Provinsi Papua (PLBN Darat)
PULAU-PULAU KECILTERLUAR
- Provinsi Aceh, Kota Sabang: Pulau Rondo
- Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Serdang Bedagai: Pulau Berhala
- Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hilir: Pulau Batumandi
- Provinsi Kepulauan Riau
- Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Berau: Pulau Sambit
- Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Nunukan: Pulau Karang Unarang
- Provinsi Sulawesi Utara
- Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Toli-Toli: Pulau Dolangan dan Pulau Solando/ Pulau Salando
- Provinsi Maluku
- Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Tengah: Pulau Yiew Besar/ Pulau Jiew
- Provinsi Papua
- Provinsi Papua Barat
Kabupaten Kepulauan Aru : Pulau Kultubai Utara, Pulau Kultubai Selatan, Pulau Ararkula, Pulau Karerei/Pulau Karaweira Besar, Pulau Karang, Pulau Batugoyang dan Pulau Enu.
60- C. PUSAT KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL
- Di Dalam Koridor Pertumbuhan dan Pemerataan
- Kabupaten Sambas: PKSN Paloh Aruk;
- Kabupaten Bengkayang: PKSN Jagoi Babang;
- Kabupaten Belu: PKSN Atambua;
- Kabupaten Timor Tengah Utara: PKSN Kefamenanu;
- Kota Jayapura: PKSN Jayapura;
- Kabupaten Boven Digoel: PKSN Tanah Merah;
- Kabupaten Merauke: PKSN Merauke
- Di Luar Koridor Pertumbuhan dan Pemerataan
- Kecamatan Lokpri
- Kecamatan di Luar Lokpri
- Dari 18 (delapan belas) PKSN di atas, 6 (enam) PKSN di antaranya ditetapkan sebagai proyek prioritas atau Major Projed meliputi: (1) PKSN
- LOKASI PRIORITAS
PKSN Ranai : Kecamatan Bunguran Utara; Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kecamatan Bunguran Selatan dan Kecamatan Pulau Tiga; PKSN Kefamenanu: Kecamatan Insana Utara, Kecamatan Bikomi Utara, Kecamatan Bikomi Tengah dan Kecamatan Bikomi Nilulat; PKSN Atambua : Kabupaten Atambua Barat; Kecamatan Atambua Selatan, Kecamatan Kalkuluk Mesak dan Kabupaten Kota Atambua;
XABUPATEIT/K TA
ACEII
Berdasarkan pertimbangan keberadaan Koridor Pertumbuhan dan Pemerataan pada RPJMN 2O2O-2O24, serta amanat RTRKPN dan hasil evaluasi pengelolaan Lokpri periode sebelumnya, maka jumlah Lokpri yang pada 2O2O-2O24 dikelola adalah 222 (dua ratus dua puluh dua). Lokpri di 54 (lima puluh empat) kabupaten/kota di 15 (lima belas) provinsi, dan terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu 176 (seratus tujuh puluh) Lokpri di 43 (empat puluh tiga) kabupaten/kota di 15 ( lima belas) ) provinsi berada dalam Koridor Pertumbuhan dan Pemerataan, dan.
RIAU
PROVINSI/
KABUPATEN/KOTA
DAL/IU/LUAR DF\'j
XABUPATEN/K(}IA
DALAIU/LUAR KORIDOR
Sintang 101 Ketungau Tengah Darat Luar Koridor
Mahakam Ulu 110 Long Apari Darat Luar Koridor
DALAM/LUAR KORIDOR
SUI"AWESI TEITGIIII
- Toli-toli t46 Dampal Utara Laut Dalam Koridor t47 Toli-toli Utara Laut Dalam Koridor
CTOROMALO
UALIIKU
XABUPATEN/KOTA
DALAU/LUAR KORIDOR,
I"AI'T t70 Pulau-Pulau
UALUKTI UTARA 42 Halmahera
- Pulau Morotai t79 Morotai Selatan Laut Dalam Koridor 180 Morotai Selataa
KABI'PATEN/ITOTA
DALAU/LUIIR KORIDOR
REPUBUK INDONESIA
BAB V
PROGRAM SERTA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PROGRAMDANKEGIATAN
Pertama, batas wilayah negara, dengan tiga (tiga) kegiatan prioritas, yaitu: 1) penyelesaian dan penegasan batas wilayah negara; (2) peningkatan pertahanan wilayah negara; (3) peningkatan keamanan dan ketertiban kawasan. Uraian kegiatan tersebut dituangkan dalam Matriks Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Pos Lintas Batas Negara. Untuk mendukung pencapaian tujuan prioritas pengelolaan BWN-KP berdasarkan fokus Rencana Pengelolaan BWN-KP setiap tahunnya, diperlukan pendanaan yang mengacu pada RKP, dengan fokus pengelolaan.
Perbatasan negara, melintasi batas negara, pengembangan kawasan perbatasan dan sistem pengelolaan perbatasan negara yang berkelanjutan. Berdasarkan Pasal 20 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2Ol7 terrtarrg perubahan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan diarahkan bahwa pendanaan untuk teknis pelaksanaan BWN-KP dibebankan kepada APBN kementerian/lembaga terkait dan APBD setelah dikoordinasikan oleh BNPP.
REPI.IBLIK INDONESIA
- Sekretariat Tetap BNPP
- Kementerian/ t embaga
- Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota
- Sektor Swasta
- PEMANTAUAN DAN EVALUASI
- Pemantauan dan Evaluasi
- Indikator Pembangunan Pengelolaan BWN-KP
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya, akuntabilitas dan optimalisasi kinerja program pengelolaan. Pengendalian tersebut bertujuan untuk memastikan pelaksanaan program pengelolaan perbatasan negara sesuai dengan Rencana Pengelolaan BWN-PK yang ditetapkan setiap tahunnya. Pemantauan dilakukan melalui kegiatan mengamati kemajuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan BWN-PK, mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan yang telah dan/atau akan timbul.
Evaluasi pengelolaan BWN-KP tahun 2O2O-2024 dilakukan oleh seluruh anggota BNPP untuk mengukur kinerja program dan kegiatan pengelolaan BWN-KP sesuai ruang lingkup tugasnya masing-masing. Pengelolaan BWN-KP 2O2O-2O24 yang tertuang dalam Rencana Aksi Pengelolaan BWN-KP dapat terlaksana dengan baik. Sasaran Penguatan Pertahanan dan Keamanan (Prioritas Nasional 7) di Perbatasan dan Kepulauan Luar difokuskan pada penguatan Stabilitas Keamanan Nasional, dengan indikator jumlah pelanggaran lintas batas negara yang menurun secara signifikan dari tahun ke tahun.
900 org
PENGUKURANKINERJA
Instrumen pengukuran kinerja BWN-KP 2O2O-2O24 Rencana Pengelolaan menggunakan pendekatan pencapaian hasil dan hasil. Untuk memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, perencanaan harus disertai dengan indikator kinerja pelaksanaan rencana, paling sedikit mencakup indikator keluaran dan indikator hasil/manfaat. Indikator-indikator tersebut berasal dari serangkaian variabel yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan dan sasaran strategis dengan fokus pada pencapaian berupa hasil dan dampak.
Variabel yang digunakan dirancang peka terhadap keragaman konteks dan tuntutan situasional di wilayah kerja perbatasan. Setiap lokasi dievaluasi berdasarkan sejumlah variabel dan indikator turunan sehubungan dengan intervensi di lokasi tersebut.
REPLIBLIK INDONESIA
15 Pengembangan wilayah perbatasan laut berupa ketahanan pangan untuk budidaya Ikal dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). 16 Pengembangan ketahanan pangan di wilayah perbatasan laut berupa budidaya udang vanam skala rumah tangga di tambak mini.
REPUBLIK INOONESIA
OKASI
- alal
Xegiatait II {dikator volleyball'me auatua. Ranai, Lanal Tolitoli, Koarmada III Sorong, Lanal Ternate, Lantatnal )(III Tarakan, Lanal Biak.
I TAITSI
PRESIOEN
AERAH/
- XASI
FRESIOEN
EFMMI]
U(F,IE TERIAII/
Irfi-ilfitl{l1tf,lrjtrl
Pengelolaan Perbatasan 3 Pengadaan sarana dan prasarana kegiatan Penyediaan sarana dan prasarana kegiatan 3 Paket 1 1 1 Kementerian.
PEITATAAIT RUAIIG KAWASAI|
REPLIBLIK INOONESIA
Energi dan Sumber Daya Mineral 5 Penyediaan kit konverter bahan bakar. untuk bahan bakar gas bagi nelayan.
ITYIC ]
REPUELIK INDONESIA
IISTAI{SI PELII(AAf,A
LE BAGAI
OI{ASI
Urusan Kelautan dan Perikanan 55 Pembangunan dan penyampaian. budidaya rumput laut Jumlah budidaya rumput laut yang tersedia.
REPIJBLIK INOONESIA
REPL'BLIK INOONESIA
REPUBLIK INTIONESIA
OKASI 12
IIEIEITTERIA]{/
IIEMEITERIA /
I ATAITSI
M2 LWB 2024
25 Pengembangan kawasan sentra produksi padi untuk produksi beras premium (pengembangan budidaya padi kaya nutrisi).
REPIJ BLIK INDONESIA
REPUELIK INOONESIA
OIIASI
- KASI