METODE HARGA POKOK PROSES
PART 1
Pokok
Bahasan
Konsep Pengumpulan Biaya berdasarkan Proses Manfaat informasi Harga Pokok Proses
Metode Harga pokok Proses
Pengaruh produk yang hilang, rusak dan cacat.
Pengaruh penambahan biaya bahan baku terhadap penambahan unit produksi
Pengaruh penggunaan metode persediaan akhir yang berbeda dalam perhitungan unit equivalen
Definisi Metode Harga PokokProses
Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang
mengolah produknya secara massal (bukan berdasarkan pesanan).
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu
dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama
jangka waktu yang bersangkutan.
Karakter Metode Harga
Pokok Proses
Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Contoh : Pabrik semen, pabrik tahu, pabrik tempe
Perbedaan
Metode Harga
Pokok Proses dg
Metode Harga
Pokok Pesanan
ARUS
PRODUK PADA
HARGA POKOK PROSES
Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara.
Tiga bentuk arus atau aliran produk yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok proses yaitu :
• Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow)
• Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)
• Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)
Gambar 1
Aliran Produk Secara Berurutan
7
Produk dalam Proses Departemen Pemotongan Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead Produk dalam Proses
Departemen Tenun Tenaga kerja
Overhead
Produk dalam Proses Departemen Painting Bahan baku
Tenaga kerja Overhead
Barang jadi
Gambar 2
Aliran Produk Secara Paralel
8 Produk dalam Proses
Departemen Pemotongan
Produk dalam Proses Departemen Peleburan
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Produk dalam Proses Departemen Penghampelasan
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Tenaga kerja Overhead
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Tenaga kerja Overhead Produk dalam Proses
Departemen Perakitan
Produk dalam Proses Departemen Penyelesaian
Gambar 3
Aliran Produk Secara Selektif
9 Produk dalam Proses
Departemen Tenun
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Produk dalam Proses Departemen Painting
Produk dalam Proses Departemen Penjahitan
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Produk dalam Proses
Departemen Pengepakan Produk Selesai
Tenaga kerja Overhead
Tenaga kerja Overhead
Manfaat informasi harga pokok proses
• Menentukan harga jual produk
• Memantau realisasi biaya produksi
• Menghitung laba atau rugi periodik
• Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca
Menentukan Harga Jual Produk
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu XX + Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp XX Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX :
Taksiran harga pokok produk per satuan Rp XX
Laba per unit yang diinginkan XX +
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli Rp XX
Taksiran Biaya BB Rp XX
Taksiran Biaya TKL XX
Taksiran Biaya FOH XX +
Taksiran biaya produksi Rp XX
Memantau
realisasi biaya
➢Manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi ketika rencana untuk jangka waktu tertentu tersebut telah diputuskan
➢ Akuntansi biaya digunakan untuk
mengumpulkan informasi tersebut (apakah total biaya produksi sesuai dengan yang telah
diperhitungkan (sesuai rencana) atau tidak
➢Metode yang dilakukan adalah HP.Proses
Rumus :
Biaya Produksi Sesungguhnya Bulan ……….
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TK Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Total biaya produksi sesungguhnya bulan ………. Rp XX
Menghitung Laba Atau Rugi Periodik
• Informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan produksi perusahaan dalam periode tertentu menghasilkan laba atau justru rugi
• Laba atau rugi digunakan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan Laba atau rugi
• Metode HP.Proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan pada periode tertentu guna menghasilkan informasi Laba atau rugi pada tiap periode.
Rumus :
Rp XX
Persediaan produk jadi awal Rp XX
Persediaan produk dalam proses awal Rp XX
Biaya Produksi :
Biaya BB Sesungguhnya Rp XX
Biaya TKL Sesungguhnya XX
Biaya FOH Sesungguhnya XX +
Total biaya produksi XX +
XX
Persediaan produk dalam proses akhir XX -
Harga pokok produksi XX +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX
Persediaan produk jadi akhir XX -
Harga pokok produk yang dijual XX -
Laba kotor Rp XX
Hasil Penjualan (harga jual per satuan X volume produk yang dijual)
Menghitung HP.Prsd .Produk Jadi dan Produk dlm Proses yang akan disajikan dalam neraca
• Lap.Keuangan sbg pertanggungjawaban manajemen (salah satunya adalah neraca)
• Dlm neraca harus ada informasi HP.Prsd.Prdk.Jadi dan HP.Produk yang ada pada tanggal neraca masih dalam proses, shg perlu catatan biaya produksi tiap periode
• Catatan biaya produksi tiap periode berguna bagi manajemen untuk menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual (HP.Prsd.Prdk Jadi) dan produk yang masih dalam proses
pengerjaan (HP.Prsd.Prdk.Dlm Proses) pada tanggal neraca
AKUNTANSI BAHAN, TENAGA KERJA, DAN BIAYA OVERHEAD
❑Pada perusahaan manufaktur, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa departemen.
❑Biaya-biaya dikumpulkan pada masing-masing departemen pada suatu periode.
❑Pada arus produk yang berurutan, produk selesai dari departemen 1 akan menjadi bahan baku (input) departemen 2 dan produk selesai di
departemen 2 menjadi persediaan barang selesai yang siap dijual.
Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah Biaya yang terjadi di departemen Pengeringan
BDP- Departemen Pengeringan xxx
Bahan Baku xxx
Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik-Departemen Pengeringan xxx
Barang selesai didepartemen Pengeringan :
Ditransfer dari Departemen Pengeringan Ke Departemen Penggilingan
BDP
- Departemen Penggilingan xxxxBDP
-Departemen Pengeringan xxxxBiaya yang terjadi di departemen Penggilingan BDP
- Departemen Penggilingan xxxxTenaga Kerja Langsung
xxxxBOP
-Departemen Penggilinganxxxx
Barang selesai didepartemen Penggilingan:
Ditransfer dari Departemen Pengilingan Ke Departemen Pengepakan
BDP- Departemen Pengepakan xxxx
BDP -Departemen Penggilingan xxxxx Biaya yang terjadi di departemen Pengepakan
BDP- Departemen Pengepakan xxxxx
Biaya Tenaga Kerja xxxx
Biaya Overhead Pabrik-Departemen Pengepakan xxxx
Barang selesai didepartemen Pengepakan:
Ditransfer dari Departemen Pengepakan Ke Gudang
Barang Jadi xxxx
Barang Dalam - Departemen Pengepakan xxxx
Barang Belum selesai dideprtemen Pengepakan:
Persedian Barang Dalam Proses xxxx
Barang Dalam Proses– Departemen Pengepakan xxxx
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Pengertian Laporan biaya produksi
Merupakan media untuk menyajikan informasi
mengenai jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan oleh sebuah
departemen dan pertanggungjawabannya, juga
menjadi dokumen sumber untuk untuk
menjurnal biaya yang ditransfer dari suatu
departemen ke dapartemen lainnya atau ke
persedian barang jadi.
Isi Laporan Biaya Produksi
Menyajikan :
• Biaya total dan per unit produk yang diterima dari satu atau lebih departemen
• Biaya bahan baku, tenaga kerja dan Overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen yang bersangkutan
• Biaya persediaan produk dalam proses (BDP) awal dan akhir
• Biaya yang transfer ke departemen berikutnya
atau ke persedian barang selesai
Isi Laporan Biaya Produksi
Laporan Biaya Produksi dibagi dalam 3 bagian
• Memuat data kuantitas
• Memuat jumlah biaya total dan per unit yang harus dipertanggung jawabkan
• Memuat pertanggungjawaban biaya
Data Kuantitas
• Data kuantitas menunjukan jumlah unit produksi yang diproses dalam suatu departemen dalam satu periode dan hasil pemrosesan terhadap unit produk
• Data dinyatakan dalam unit produk
(misalnya, buah, liter dan kilogram), tidak
dalam satuan bahan
Biaya yang harus Dipertanggungjawabkan
• Menyajikan informasi mengenai biaya total dan per unit yang diakumulasikan dalam suatu departemen
• Jumlah tersebut yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan.
• Jenis biaya yang diakumulasikan di departemen hanya atas
biaya produksi yang ditambahkan oleh departemen tersebut.
Unit Ekuivalen
▪ Yaitu yang menyatakan banyaknya unit yang telah menggunakan biaya bahan, tenaga kerja langsung, overhead pabrik dalam satu periode.
▪ Unit Ekuivalen = Unit selesai + (Unit dalam proses
akhir X % penyelesaian)
Pertanggungjawaban Biaya
• Menyajikan informasi pertanggungjawaban biaya yang diakumulasikan dalam sebuah departemen.
• Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan dalam bagian ini harus sama besarnya dengan jumlah biaya yang harus
dipertanggungjawabkan dalam bagian kedua laporan.
Laporan Biaya Produksi
2,500 2,000 500
Jumlah produk yang dihasilkan 2,500
Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006
Biaya BB Rp 5,000,000 Rp 2,000
Biaya B.Penolong 7,500,000 3,000
Biaya TK 11,250,000 5,000
Biaya FOH 16,125,000 7,500
Jumlah Rp 39,875,000 Rp 17,500
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
2000 kg @ Rp 17500 Rp 35,000,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya BB Rp 1,000,000
Biaya B.Penolong 1,500,000
Biaya TK 1,250,000
Biaya FOH 1,125,000
4,875,000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39,875,000
PT. TIARA PERMATA
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006
Total Per kg
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir
Metode HP.Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam Proses Awal
Perusahaan yang produknya diolah melalui satu departemen
Perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen.
Pengaruh terjadinya produk yang hilang
dalam proses terhadap perthitungan harga pokok produksi per satuan dengan
anggapan:
a) Produk hilang pada awal proses
b) Produk hilang pada akhir proses
Metode Harga Pokok Proses Produk melalui Satu Departemen
(TIDAK ADA BDP AWAL)
PT. Risa Rimendi mengolah produknya secara massal melalui satu departemen produksi. Biaya yang dikeluarkan selama bulan Jan 19x1 adalah:
Biaya bahan baku 5.000.000
Biaya Bahan Penolong 7.500.000 Biaya Tenaga Kerja 11.250.000 Biaya Overhead pabrik 16.125.000
Total 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan adalah:
• Barang jadi 2.000 kg
• Barang dalam Proses (100% BBB dan BB. Penolong, 50%
BTK, 30% BOP) 500 kg
PT. Risa Rimedi
Laporan biaya produksi bulan Jan 19x1
• Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 2.500 kg
Produk jadi ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg
• Biaya Dibebankan bln Jan 19x1
Bi. produksi Total biaya Unit Ekuivalen Hp/unit
BBB 5.000.000 2.500 2.000
BB Penolong 7.500.000 2.500 3.000
BTK 11.250.000 2.250 5.000
BOP 16.125.000 2.150 7.500
Jumlah 39.875.000 17.500
• Perhitungan Biaya
HP produk jadi yang ditransfer ke gudang
2.000 Kg x 17.500 35.000.000
HP Produk dalam proses akhir
BBB (100% x 500 x Rp 2000) = 1.000.000 BBp (100 % x 500 x Rp 3000) = 1.500.000 BTK (50% x 500 x Rp 5000) = 1.250.000 BOP (30% x 500 x Rp 7.500) = 1.125.000
Total 4.875.000
Jumlah biaya produksi Jan 19x1 39.875.000
• Perhitungan Unit Ekuivalen
Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian ) BBB = 2000 + (500 x100%) => 2.500
BBp = 2000 + (500x100% ) => 2.500 BTK = 2000 + ( 500 x 50%) => 2.250 BOP = 2000 + (500 x 30% ) => 2.150
Laporan Biaya Produksi
2.500 2.000 500
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500
Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006
Biaya BB Rp 5.000.000 Rp 2.000
Biaya B.Penolong 7.500.000 3.000
Biaya TK 11.250.000 5.000
Biaya FOH 16.125.000 7.500
Jumlah Rp 39.875.000 Rp 17.500
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
2000 kg @ Rp 17500 Rp 35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Biaya BB Rp 1.000.000
Biaya B.Penolong 1.500.000
Biaya TK 1.250.000
Biaya FOH 1.125.000
4.875.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39.875.000
PT. RISA REMEDI
Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006
Total Per kg
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir
Jurnal yang dibutuhkan
1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
BDP- BBB 5.000.000
Persediaan Bahan Baku 5.000.000
2. Pencatatan Pemakaian Bahan Penolong
BDP- Biaya bahan Penolong 7.500.000
Persediaan Bahan Penolong 7.500.000 3. Pencatatan BTK
BDP-BTK 11.250.000
Gaji dan Upah 11.250.000
4. Pencatatan BOP
BDP- BOP 16.125.000
Berbagai rek yang dikredit 16.125.000
5. Mencatat produk selesai
Persediaan produk Jadi 35.000.000
BDP-BBB 4.000.000
BDP- B. Bahan Penolong 6.000.000
BDP-BTK 10.000.000
BDP- BOP 15.000.000
6. Mencatat Barang Dalam Proses akhir
Persed. PDP Akhir 4.875.000
BDP- BBB 1.000.000
BDP-B. Bahan Penolong 1.500.000
BDP- BTK 1.200.000
BDP-BOP 1.125.000
Metode HP.Proses Produk
melalui lebih dari satu departemen
Untuk Departemen I, perhitungan biaya produksinya sama dengan untuk satu departemen
Untuk departemen berikutnya perhitungannya bersifat kumulatif
HP.Produk departemen setelah
departemen I meliputi: Biaya produksi
yang dibawa dari departemen I dan
Biaya produksi departemen setelah
departemen I (Dep.ybs)
Metode Harga Pokok Proses Dua Departemen
PT. Eliona Sari memiliki 2 departemen produksi, Dept A dan Dept B, Data produksi dan biaya kedua dept pada bulan Jan 19x1 adalah :
Dept A Dept B Dimasukkan dalam proses 35.000 Kg ---- Produk selesai di transfer ke dept B 30.000 Kg
Produk selesai di transfer ke Gudang --- 24.000 Kg Produk dalam proses Akhir 5.000 Kg 6.000 Kg Biaya yang dikeluarkan Jan 19x1
BBB 70.000 0
BTK 155.000 270.000
BOP 248.000 405.000
Tingkat penyelesaian PDP akhir
BBB 100 % ---
Biaya konversi 20 % 50%
Perhitungan Unit Ekuivalen
Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian )
• Dept A
BBB = 30.000 + (5.000 x100%) => 35.000 BTK = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000 BOP = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000
• Dept B
BTK = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000 BOP = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Dept A Bulan Jan 19x1
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept B 30.000 kg
Produk dalam proses akhir 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
Biaya Dibebankan di Dept A bln Jan 19x1
Bi. Produksi Total biaya Unit
Ekuivalen
Hp/unit
BBB 70.000 35.000 2
BTK 155.000 31.000 5
BOP 248.000 31.000 8
Jumlah 473.000 15
• Perhitungan Biaya
HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B
30.000 Kg x Rp 15 450.000
HP Produk dalm proses akhir
BBB (100% x 5.000 x Rp 2) = 10.000
BTK (20% x 5.000 x Rp 5) = 5.000 BOP (20% x 5.000 x Rp 8) = 8.000
Total 23.000
Jumlah biaya produksi Dept A Jan 19x1 473.000
Laporan Biaya Produksi Departemen A
35.000 kg 30.000 kg 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X
Biaya BB Rp 70.000 Rp 2
Biaya TK 155.000 5
Biaya FOH 248.000 8
Jumlah Rp 473.000 Rp 15
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B
30.000 kg @ Rp 15 Rp 450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 10.000
Biaya TK 5.000
Biaya FOH 8.000
23.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 473.000
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X
Total Per kg
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir
Jurnal di Dept A:
1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
BDP- BBB Dept A 70.000
Persediaan Bahan Baku 70.000
2. Pencatatan BTK
BDP-BTK Dept A 155.000
Gaji dan Upah 155.000
3. Pencatatan BOP
BDP- BOP Dept A 248.000
Berbagai rek yang dikredit 248.000
4. Mencatat produk selesai di transfer ke dept B
BDP- BBB dept B 450.000
BDP-BBB Dept A 60.000BDP-
BTK Dept A 150.000
BDP- BOP Dept A 240.000
5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir
Persed. PDP Akhir Dept A 23.000
BDP- BBB Dept A 10.000
BDP- BTK Dept A 5.000
BDP- BOP Dept A 8.000
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Dept B Bulan Jan 19x1
• Data Produksi
Di terima dari dept A 30.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya Komulatif yang Dibebankan di Dept B bln Jan 19x1
Bi. Produksi Total biaya Unit
Ekuivalen
Hp/u
HP dari dept A 450.000 30.000 15
Biaya yang ditambahkan Dept B
BTK 270.000 27.000 10
BOP 405.000 27.000 15
Jumlah tambahan 675.000 25
Total Biaya Komulatif dept B
1.125.000 40
▪ Perhitungan Biaya
HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B
24.000 Kg x Rp 40 =960.000
HP Produk dalm proses akhir
HP dari dept A (6.000 x 15) =90.000 Biaya tambahan di dept B
BTK (50% x 6.000 x Rp 10) =30.000
BOP (50% x 6.000 x Rp 15) =45.000
75.000
Total HP produk dalam proses Dept B 165.000 Jumlah biaya produksi Dept B Jan 19x1 1.125.000
Laporan Biaya Produksi Departemen B
30.000 kg 24.000 kg 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya yang dibebankan Dep B dalam bulan Februari 200X
Harga Pokok dari departemen A 30.000 kg Rp 450.000 Rp 15 Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 270.000 10
Biaya FOH 405.000 15
Jumlah Biaya yang ditambahkan Departemen B Rp 675.000 Rp 25 Total biaya kumulatif Departemen B Rp 1.125.000 Rp 40 Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke gudang :
24.000 kg @ Rp 40 Rp 960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga Pokok dari departemen A 15 X 6.000 90.000 Biaya yang ditambahkan Departemen B
Biaya TK 30.000
Biaya FOH 45.000
165.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. B bulan Februari 200X Rp 1.125.000
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Februari 200X
Total Per kg
Data Produksi
Diterima dari Departemen A
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir
Jurnal di Dept B:
1. Mencatat Penerimaan Produk dari dept A
BDP- BBB dept B 450.000
BDP-BBB Dept A 60.000
BDP-BTK Dept A 150.000
BDP- BOP Dept A 240.000
2. Pencatatan BTK
BDP-BTK Dept B 270.000
Gaji dan Upah 270.000
3. Pencatatan BOP
BDP- BOP Dept B 405.000
Berbagai rek yang dikredit 405.000
4. Mencatat produk selesai di transfer ke Gudang Persediaan produk jadi 960.000
BDP-BBB Dept B 360.000
BDP-BTK Dept B 240.000
BDP- BOP Dept B 360.000
5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir Persed. PDP Akhir Dept B 165.000
BDP- BBB Dept B 90.000
BDP- BTK Dept B 30.000
BDP- BOP Dept B 45.000
Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses
Terhadap Perhitungan HP.Produk Per Satuan
➢Tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik dan memenuhi standart yang ditetapkan, ada kemungkinan terjadinya produk yang hilang
➢Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :
* Hilang di awal proses
* Hilang di akhir proses
Hilang di awal proses
❖Produk yg hilang diawal proses, dianggap tidak ikut menyerap biaya produksi yg dikeluarkan oleh departemen yg bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan dalam perhitungan unit ekuivalen produk
❖Dalam dept produksi pertama, produk yg
hilang pada awal proses berakibat
menaikkan harga pokok produksi
persatuan
Hilang di awal proses
❖Dalam dept setelah dept produksi pertama, produk yg hilang pada awal proses mempunyai dua akibat:
–Menaikkan harga pokok produksi per unit produk yg diterima dari dept produksi sebelumnya
–Menaikkan harga pokok produksi per satuan
yg ditambahkan dlm dept produksi stlh dept
produksi yg pertama
Contoh: (HILANG AWAL PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Biaya produksi
Hitung lah:
❑Biaya Produksinya dan buatkan laporan biaya produksi per departemen.
Jenis biaya Departemen I Departemen 2
Bahan Rp 6.000.000 --
Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000 Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen :
Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 125.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept 2 100.000 kg Produk dalam proses akhir 20.000 kg Peoduk yang hilang awal proses 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg
Perhitungan harga pokok
Menghitung untuk departemen 1 Biaya Yang Dibebankan Dept 1
Bahan = Rp.6.000.000 : 120.000 =Rp. 50 Tenaga kerja = Ro. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30 Overhead pabrik =Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15
Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 95
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95 =Rp 9.500.000 Harga pokok BDP Akhir
Bahan = 100%X20.000X Rp.50 = Rp. 1.000.000 Tenaga kerja = 75%X20.000X Rp. 30 = Rp. 450.000
Overhead pabrik = 75%X20.000X Rp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.11.175.000
PT. RAMA
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 125.000kg
Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 100.000 kg
Produk dalam proses akhir 20.000kg
Produk hilang awal 5.000kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000kg
Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X
Total Unit Per kg
Biaya BB Rp 6.000.000 120.000Rp 50
Biaya TK 3.450.000 115.000 30
Biaya FOH 1.725.000 115.000 15
Jumlah Rp 11.175.000 Rp 95
Perhitungan Biaya
HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B
100.000Kg X Rp 95 Rp 9.500.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya BB Rp 1.000.000
Biaya TK 450.000
Biaya FOH 225.000
1.675.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 11.175.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen: Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000 Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000 Biaya perunit HP BDP dari Dept 1 = Rp. 9.500.000:95.000 = Rp. 100 Tenaga kerja = Rp. 6.300.000: 90.000 = Rp. 70 Overhead pabrik = Rp. 3.600.000: 90.000 = Rp. 40
= Rp.19.400.000 Rp. 210 Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang
= 85.000 x Rp210 = Rp 17.850.000
Harga pokok BDP Akhir
HP BDP dari Dept 1 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000 Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000 Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000
Rp 1.550.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000
Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3.
Jurnal formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang. bedanya ada penyesuaian harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 9.900.000
Material 6.000.000 Payroll 6.300.000
Payroll 3.450.000 FOH control 3.600.000
FOH control 1.725.000
J. Biaya produksi J. Biaya produksi dept 2
Work in Process-Dept 2 9.500.000 Finished Good Inventory 17.850 .000
Work in Process
Inventory
1.675.000 Work in Process Inventory 1.550.000
Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 19. 400.000
J. Brg selesai & WIP J. Brg selesai & WIP
Hilang di akhir proses
• Produk yang hilang di akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalensi
UE = total produk selesai + % PDP akhir + P.hilang
Contoh: (HILANG AKHIR PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_
melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb
Produksi
Biaya Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir:
Biaya bahan
100% 100%
Biaya konversi 75% 50%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 __
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 3.800.000
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen: Bahan = 100.000+(20.000x100%)+5.000 = 125.000 Konversi = 100.000+(20.000x 75%)+5.000 = 120.000 Biaya per unit: Bahan = Rp. 5.000.000: 125.000 = Rp. 40
Tenaga kerja = Rp. 2.400.000: 120.000 = Rp. 20 OH Pabrik = Rp. 1.200.000: 120.000 = Rp. 10 +
= Rp 8.600.000 = Rp 70,- Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 100.000xRp. 70 = Rp. 7.000.000 Harga pokok barang hilang= 5.000x Rp. 70 = Rp. 350.000
Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000 Harga pokok BDB Akhir
Bahan 100% x 20.000x Rp. 40 = Rp. 800.000 Tenaga kerja 75% x 20.000x Rp. 20 = Rp. 300.000 OH Pabrik 75% x 20.000x Rp. 10 = Rp. 150.000
Rp. 1.250.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 8.600.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen : Bahan = 85.000+(10.000x100%)+5.000 = 100.000 Konversi = 85.000+(10.000x 50%) +5.000 = 95.000 Biaya perunit : HP BDP dr Dept 1 = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5
Tenaga kerja = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60
OH Pabrik = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 + Rp.16.850.000 Rp. 173,5 Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 85.000x Rp. 173,5 = Rp 14.747.500 Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500 Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000 Harga pokok BDB Akhir
BDP dari Dept 1 100% x 10.000xRp. 73,5 = Rp. 735.000 Tenaga kerja 50% x 10.000xRp. 60 = Rp. 300.000
OH Pabrik 50% x 10.000 x Rp. 40 = Rp. 200.000 Rp. 1.235.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp.16.850.000
Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh diatas
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000 Work in Process-Dept 2 9.500.000
Material 5.000.000 Payroll 5.700.000
Payroll 2.400.000 FOH control 3.800.000
FOH control 1.200.000
Work in Process-Dept 2 7.350.000 Finished Good Inventory 15.615.000 Work in Process
Inventory 1.250.000 Work in Process Inventory 1.235.000
Work in Process-Dept I 8.600.000 Work in Process-Dept 2 16.850.000
Penambahan Bahan Pada Departemen Lanjutan
Penambahan biaya bahan pada departemen lanjutan dapat mempengaruhi : 1. Kenaikan unit yang dihasilkan.
2. Kenaikan biaya per unit, tetapi unit yang dihasilkan tidak mengalami perubahan.
3. Kenaikan biaya per unit dan unit yang dihasilkan.
66
Contoh
PT TSM adalah perusahaan minuman dalam kemasan, mempunyai departemen produksi, yaitu departemen penvampuran dan departemen pengolahan.
Data Produk
Departemen Pencampuran
Produk Masuk Proses 15.000 liter
Produk Ditransfer ke departemen pengolahan 14.800 liter
Produk dalam proses akhir 200 liter
(Tingkat penyelesaian 100% bahan, 80% biaya konversi) Departemen Pengolahan
Produk diterima dari departemen pencampuran 14.800 liter
Penambahan unit produk 1.000 liter
Produk ditransfer ke gudang 15.200 liter
Produk dalam proses akhir 600 liter
(Tingkat penyelesaian 100% bahan, 75% biaya konversi)
67
Contoh
Diminta : Susunlah laporan Biaya Produksi PT TSM untuk bulan Agustus 2006
Departemen Pencampuran
Departemen Pengolahan
Biaya Bahan Rp 1.800.000 Rp 1.264.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.122.000 Rp 939.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.496.000 Rp 626.000
Total Rp 4.418.000 Rp 2.829.000
68
Penyelesaian
Unit Ekuivalen
Departemen Pencampuran
Produk Selesai + (PDP akhir x Tingkat Penyelesaian)
Bahan : 14.800 liter + (200 liter x 100%) = 15.000 liter Biaya konversi : 14.800 liter + (200 liter x 80%) = 14.960 liter
Departemen Pengolahan
Bahan baku : 15.200 liter + (600 liter x 100%) = 15.800 liter Biaya konversi : 15.200 liter + (600 liter x 75%) = 15.650 liter
69
Penyelesaian
PT TSM Laporan Biaya Produksi Departemen Pencampuran
Bulan Agustus 2006 1. Skedul kuantitas
Produk Masuk Proses = 15.000 liter
Produk Ditransfer ke departemen pengolahan = 14.800 liter
Produk Dalam Proses Akhir = 200 liter
(100% bahan, 80% biaya konversi) = 15.000 liter
2.
3. Pertanggungjawaban Biaya
HP. Selesai ditransfer ke departemen pengolahan
14.800 liter x Rp 295 Rp 4.366.000
HP. Produk dalam Proses
Biaya Bahan : 200 x 100% x Rp 120 = Rp 24.000
Biaya Tenaga Kerja : 200 x 80% x Rp 75 = Rp 12.000 Biaya Overhead : 200 x 80% x Rp 100 = Rp 16.000 +
Rp 52.000 + Rp 4.418.000 Biaya Dibebankan
Elemen Biaya
Total Unit Ekuivalen Biaya/unit
Bahan baku Rp 1.800.000 15.000 liter Rp 120
Tenaga kerja Rp 1.122.000 14.960 liter Rp 75
BOP Rp 1.496.000 14.960 liter Rp 100
Total Rp 4.418.000 Rp 295
70
Penyelesaian
PT TSM
Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan Bulan Agustus 2006
1. Skedul kuantitas
Produk Diterima dari departemen pencampuran = 14.800 liter
Produk tambahan = 1.000 liter
= 15.800 liter
Produk Ditransfer ke gudang = 15.200 liter
Produk Dalam Proses Akhir = 600 liter
(100% bahan, 75% biaya konversi) = 15.800 liter
2.
3. Pertanggungjawaban Biaya HP. Selesai ditransfer ke gudang
15.200 liter x Rp 456,33 Rp 6.936.216
HP. Produk dalam Proses
HP. Departemen pencampuran : 600 x Rp 276,33 = Rp 168.798
Biaya Bahan : 600 x 100% x Rp 80 = Rp 48.000
Biaya Tenaga Kerja : 600 x 75% x Rp 60 = Rp 27.000
Biaya Overhead : 600 x 75% x Rp 40 = Rp 18.000 +
Rp 258.798 + Rp 7.195.014 Biaya Dibebankan
Elemen Biaya
Total Unit Ekuivalen Biaya/unit
HP. Dari Departemen
Pencampuran Rp 4.366.000 15.800 liter Rp 276,33
Bahan baku Rp 1.264.000 15.800 liter Rp 80
Tenaga kerja Rp 939.000 15.650 liter Rp 60
BOP Rp 626.000 15.650 liter Rp 40
Total Rp 7.195.000 Rp 456,33
71
METODE HARGA POKOK PROSES
Ada 2 metode biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi barang dalam proses, dengan perhitungan unit ekuivalen produksi berbeda :
• Metode Harga pokok rata-rata (Average Costing)
• Metode Harga pokok pertama masuk
pertama keluar (FIFO Costing)
Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)
• Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu : biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya periode berjalan.
• Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen.
• Harga pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan
total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen.
Contoh: Metode Rata-rata
PT MELATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2, dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut terdapat work in process awal periode. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2010 sebagai berikut
Data produksi
Tingkat penyelesaian biaya bahan semuanya 100%
Keterangan Departemen A Departemen B
Barang dalam proses Awal 10.000 Unit 5.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit 105.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 8.000 Unit
Tingkat Penyelesaian konversi
BDP awal 80% 60%
BDP akhir 75% 50%
Biaya Produksi bulan Mei 2006
Harga pokok BDP awal
Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 5.175.000 --
Biaya tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 5.150.000 Biaya overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 4.120.000
Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 450.000 Rp 390.000
Biaya tenaga kerja Rp 360.000 Rp. 362.000 Biaya overhead pabrik Rp 80.000 Rp 332.000
Bagaimana LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006
Menghitung untuk departemen A Unit ekuivalen :
Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) = 125.000 BT Kerja = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
BO Pabrik = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
Metode Harga pokok Rata-rata
PT MELATI DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=80%) 10.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit
Jumlah yang masuk diproduksi Dept A 125.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=75%) 20.000 Unit
Jumlah yang diproduksi 125.000 Unit
BIAYA YANG DIBEBANKAN
Elemen Biaya Biaya bin Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit
Bahan Rp 5.175.000 Rp 450.000 Rp 5.625.000 Rp 45
Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 360.000 Rp 3.720.000 Rp 31
OH pabrik Rp 2.800.000 Rp 80.000 Rp 2.880.000 Rp 24
Jumlah Rp.11.335.000 Rp 890.000 Rp12.225.000 Rp 100
PERHITUNGAN HARGA POKOK
Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Departemen B
105.000 X Rp 100 = Rp 10.500.000
Harga Pokok BDP Akhir
Bahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000
Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 31 = Rp 465.000
Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 24 = Rp 360.000 Rp 1.725.000 Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp.12.225.000
Menghitung untuk departemen B Unit ekuivalen :
Brg dr Dep A= 102.000 + (8.000 x 100%) = 110.000
Bahan = 102.000 + (8.000 x 100%) = 110.000
BT Kerja = 102.000 + (8.000 x 50%) = 106.000
BO Pabrik = 102.000 + (8.000 x 50%) = 106.000
PT MELATI DEPARTEMEN B
LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=60%) 5.000 Unit
Masuk dalam proses 105.000 Unit
Barang selesai 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=50%) 8.000 Unit
BIAYA YANG DIBEBANKAN
Elemen Biaya By Tambahan H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit
Brg Dept A Rp 10.500.000 Rp 10.500.000 Rp 95,40
Bahan ---- Rp 390.000 Rp 390.000 Rp 3,60
Tenaga kerja Rp 5.150.000 Rp. 362.000 Rp 5.512.000 Rp 52 OH pabrik Rp 4.120.000 Rp 332.000 Rp 4.452.000 Rp 42 Jumlah Rp 19.770.000 Rp 1.084.000 Rp 20.854.000 Rp 193
PERHITUNGAN HARGA POKOK
Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Gudang barang jadi
102.000 X Rp 193 = Rp 19.686.000
Harga Pokok BDP Akhir
BDP dari Dep A = 8.000 x 100% x Rp 95,40 = Rp 763.200
Bahan = 8.000 x 100% x Rp 3,6 = Rp 28.800
Tenaga kerja = 8.000 x 50% x Rp 52 = Rp 465.000
Overhead pabrik = 8.000 x 50% x Rp 42 = Rp 168.000
Rp 1.168.000 Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp. 20.854.000
Metode Harga Pokok FIFO (First - In, First - Out)
• Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak
digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
• Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat
penyelesaian yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati).
• Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar
elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi
jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
PT. KRISMON mengolah produk melalui 2 departemen, produk yang berasal dari Dept. A dipindahkan ke Dept. B untuk diproses menjadi produk jadi yang siap digunakan. Data produksi dan biaya dalam tahun 200x sbb:
Metode Harga pokok FIFO
Departemen A Departemen B Produk dalam proses per awal
(BB 100 %, Konversi 75%) 400 —
Produk masuk proses 3.100 —
Produk selesai ditransfer ke Dept. B 2.500 —
Produk dalam proses akhir
(BB 100 %, Konversi 50%) 500 —
Produk dalam proses Awal
(Konversi 50%) — 300
Produk selesai diterima dari Dept. A — 2.500
Produk selesai ditransfer ke gudang — 2.100
Produk dalam proses akhir
(Konversi 80%) — 600
Produk hilang awal proses 500 —
Produk rusak bersifat normal (tidak laku dijual) 100
Harga pokok produk dalam proses awal Departemen A Departemen B
Harga Pokok dari Dept. A — Rp. 475.000
Biaya Bahan Baku Rp. 90.000 —
Biaya Tenaga Kerja Rp. 65.000 Rp. 150.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 85.000 Rp. 125.000
Biaya Ditambahkan :
Biaya Bahan Baku Rp. 637.000 —
Biaya Tenaga Kerja Rp. 931.000 Rp. 910.800
Biaya Overhead Pabrik Rp. 392.000 Rp. 1.113.200
Diminta :
1. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi per departemen produksi dengan menggunakan metode FIFO.
2. Buatlah jurnal yang diperlukan.
PT Krismon DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal 400 Unit
Barang masuk proses 3.100 Unit 3.500 Unit
Barang selesai ditransfer ke Dept. B 2.500 Unit Barang dalam proses Akhir 500 Unit
Produk hilang awal proses 500 Unit 3.500 Unit
Unit ekuivalen :
• Bahan = 2.100(2.500-400) + (500x 100%) = 2.600
Unit
• BT Kerja = 2.100(2.500-400) + (400x 25%) + (500x 50%) = 2.450 Unit
• BO Pabrik = 2.100(2.500-400) + (400x 25%) + (500x 50%)= 2.450 Unit
BIAYA YANG DIBEBANKAN
Biaya persedian produk dalam proses awal Jumlah Biaya Biaya Per Unit
Biaya Bahan Baku 90.000
Biaya Tenaga Kerja 65.000
Biaya Overhead Pabrik 85.000
240.000
Biaya Ditambahkan :
Biaya Bahan Baku 637.000 2.600 245,00
Biaya Tenaga Kerja 931.000 2.450 380,00
Biaya Overhead Pabrik 392.000 2.450 160,00
Jumlah Biaya Tambahan 1.960.000
Jumlah biaya yang dibebankan 2.200.000 785,00
PERHITUNGAN HARGA POKOK
Biaya ditransfer ke Dept B
Biaya persedian produk dalam proses awal 240.000 Biaya penyelesaian
Biaya Bahan Baku 400