• Tidak ada hasil yang ditemukan

pert 4 METODE HARGA POKOK PROSES 2022

N/A
N/A
Muhammad Firdaus Firmansyah

Academic year: 2025

Membagikan "pert 4 METODE HARGA POKOK PROSES 2022"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

METODE HARGA POKOK PROSES

PART 1

(2)

Pokok

Bahasan

Konsep Pengumpulan Biaya berdasarkan Proses Manfaat informasi Harga Pokok Proses

Metode Harga pokok Proses

Pengaruh produk yang hilang, rusak dan cacat.

Pengaruh penambahan biaya bahan baku terhadap penambahan unit produksi

Pengaruh penggunaan metode persediaan akhir yang berbeda dalam perhitungan unit equivalen

(3)

Definisi Metode Harga PokokProses

Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh perusahaan yang

mengolah produknya secara massal (bukan berdasarkan pesanan).

Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan

dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode tertentu

dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama

jangka waktu yang bersangkutan.

(4)

Karakter Metode Harga

Pokok Proses

Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Contoh : Pabrik semen, pabrik tahu, pabrik tempe

(5)

Perbedaan

Metode Harga

Pokok Proses dg

Metode Harga

Pokok Pesanan

(6)

ARUS

PRODUK PADA

HARGA POKOK PROSES

Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara.

Tiga bentuk arus atau aliran produk yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok proses yaitu :

Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow)

Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)

Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)

(7)

Gambar 1

Aliran Produk Secara Berurutan

7

Produk dalam Proses Departemen Pemotongan Bahan baku

Tenaga kerja

Overhead Produk dalam Proses

Departemen Tenun Tenaga kerja

Overhead

Produk dalam Proses Departemen Painting Bahan baku

Tenaga kerja Overhead

Barang jadi

(8)

Gambar 2

Aliran Produk Secara Paralel

8 Produk dalam Proses

Departemen Pemotongan

Produk dalam Proses Departemen Peleburan

Bahan baku Tenaga kerja Overhead

Produk dalam Proses Departemen Penghampelasan

Bahan baku Tenaga kerja Overhead

Tenaga kerja Overhead

Bahan baku Tenaga kerja Overhead

Tenaga kerja Overhead Produk dalam Proses

Departemen Perakitan

Produk dalam Proses Departemen Penyelesaian

(9)

Gambar 3

Aliran Produk Secara Selektif

9 Produk dalam Proses

Departemen Tenun

Bahan baku Tenaga kerja Overhead

Produk dalam Proses Departemen Painting

Produk dalam Proses Departemen Penjahitan

Bahan baku Tenaga kerja Overhead

Produk dalam Proses

Departemen Pengepakan Produk Selesai

Tenaga kerja Overhead

Tenaga kerja Overhead

(10)

Manfaat informasi harga pokok proses

Menentukan harga jual produk

Memantau realisasi biaya produksi

Menghitung laba atau rugi periodik

Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca

(11)

Menentukan Harga Jual Produk

Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rp XX Taksiran biaya nonproduksi untuk jangka waktu tertentu XX + Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rp XX Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu XX :

Taksiran harga pokok produk per satuan Rp XX

Laba per unit yang diinginkan XX +

Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli Rp XX

Taksiran Biaya BB Rp XX

Taksiran Biaya TKL XX

Taksiran Biaya FOH XX +

Taksiran biaya produksi Rp XX

(12)

Memantau

realisasi biaya

➢Manajemen memerlukan informasi biaya

produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi ketika rencana untuk jangka waktu tertentu tersebut telah diputuskan

➢ Akuntansi biaya digunakan untuk

mengumpulkan informasi tersebut (apakah total biaya produksi sesuai dengan yang telah

diperhitungkan (sesuai rencana) atau tidak

➢Metode yang dilakukan adalah HP.Proses

(13)

Rumus :

Biaya Produksi Sesungguhnya Bulan ……….

Biaya BB Sesungguhnya Rp XX

Biaya TK Sesungguhnya XX

Biaya FOH Sesungguhnya XX +

Total biaya produksi sesungguhnya bulan ………. Rp XX

(14)

Menghitung Laba Atau Rugi Periodik

• Informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan produksi perusahaan dalam periode tertentu menghasilkan laba atau justru rugi

• Laba atau rugi digunakan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan Laba atau rugi

• Metode HP.Proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan pada periode tertentu guna menghasilkan informasi Laba atau rugi pada tiap periode.

(15)

Rumus :

Rp XX

Persediaan produk jadi awal Rp XX

Persediaan produk dalam proses awal Rp XX

Biaya Produksi :

Biaya BB Sesungguhnya Rp XX

Biaya TKL Sesungguhnya XX

Biaya FOH Sesungguhnya XX +

Total biaya produksi XX +

XX

Persediaan produk dalam proses akhir XX -

Harga pokok produksi XX +

Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual XX

Persediaan produk jadi akhir XX -

Harga pokok produk yang dijual XX -

Laba kotor Rp XX

Hasil Penjualan (harga jual per satuan X volume produk yang dijual)

(16)

Menghitung HP.Prsd .Produk Jadi dan Produk dlm Proses yang akan disajikan dalam neraca

• Lap.Keuangan sbg pertanggungjawaban manajemen (salah satunya adalah neraca)

• Dlm neraca harus ada informasi HP.Prsd.Prdk.Jadi dan HP.Produk yang ada pada tanggal neraca masih dalam proses, shg perlu catatan biaya produksi tiap periode

• Catatan biaya produksi tiap periode berguna bagi manajemen untuk menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual (HP.Prsd.Prdk Jadi) dan produk yang masih dalam proses

pengerjaan (HP.Prsd.Prdk.Dlm Proses) pada tanggal neraca

(17)

AKUNTANSI BAHAN, TENAGA KERJA, DAN BIAYA OVERHEAD

❑Pada perusahaan manufaktur, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa departemen.

❑Biaya-biaya dikumpulkan pada masing-masing departemen pada suatu periode.

❑Pada arus produk yang berurutan, produk selesai dari departemen 1 akan menjadi bahan baku (input) departemen 2 dan produk selesai di

departemen 2 menjadi persediaan barang selesai yang siap dijual.

(18)

Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut jurnal yang harus dibuat adalah Biaya yang terjadi di departemen Pengeringan

BDP- Departemen Pengeringan xxx

Bahan Baku xxx

Tenaga Kerja Langsung xxx

Biaya Overhead Pabrik-Departemen Pengeringan xxx

(19)

Barang selesai didepartemen Pengeringan :

Ditransfer dari Departemen Pengeringan Ke Departemen Penggilingan

BDP

- Departemen Penggilingan xxxx

BDP

-Departemen Pengeringan xxxx

Biaya yang terjadi di departemen Penggilingan BDP

- Departemen Penggilingan xxxx

Tenaga Kerja Langsung

xxxx

BOP

-Departemen Penggilingan

xxxx

(20)

Barang selesai didepartemen Penggilingan:

Ditransfer dari Departemen Pengilingan Ke Departemen Pengepakan

BDP- Departemen Pengepakan xxxx

BDP -Departemen Penggilingan xxxxx Biaya yang terjadi di departemen Pengepakan

BDP- Departemen Pengepakan xxxxx

Biaya Tenaga Kerja xxxx

Biaya Overhead Pabrik-Departemen Pengepakan xxxx

(21)

Barang selesai didepartemen Pengepakan:

Ditransfer dari Departemen Pengepakan Ke Gudang

Barang Jadi xxxx

Barang Dalam - Departemen Pengepakan xxxx

Barang Belum selesai dideprtemen Pengepakan:

Persedian Barang Dalam Proses xxxx

Barang Dalam Proses– Departemen Pengepakan xxxx

(22)

LAPORAN BIAYA PRODUKSI

Pengertian Laporan biaya produksi

Merupakan media untuk menyajikan informasi

mengenai jumlah biaya yang harus

dipertanggungjawabkan oleh sebuah

departemen dan pertanggungjawabannya, juga

menjadi dokumen sumber untuk untuk

menjurnal biaya yang ditransfer dari suatu

departemen ke dapartemen lainnya atau ke

persedian barang jadi.

(23)

Isi Laporan Biaya Produksi

Menyajikan :

• Biaya total dan per unit produk yang diterima dari satu atau lebih departemen

• Biaya bahan baku, tenaga kerja dan Overhead pabrik yang ditambahkan oleh departemen yang bersangkutan

• Biaya persediaan produk dalam proses (BDP) awal dan akhir

• Biaya yang transfer ke departemen berikutnya

atau ke persedian barang selesai

(24)

Isi Laporan Biaya Produksi

Laporan Biaya Produksi dibagi dalam 3 bagian

• Memuat data kuantitas

• Memuat jumlah biaya total dan per unit yang harus dipertanggung jawabkan

• Memuat pertanggungjawaban biaya

(25)

Data Kuantitas

• Data kuantitas menunjukan jumlah unit produksi yang diproses dalam suatu departemen dalam satu periode dan hasil pemrosesan terhadap unit produk

• Data dinyatakan dalam unit produk

(misalnya, buah, liter dan kilogram), tidak

dalam satuan bahan

(26)

Biaya yang harus Dipertanggungjawabkan

• Menyajikan informasi mengenai biaya total dan per unit yang diakumulasikan dalam suatu departemen

• Jumlah tersebut yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan.

• Jenis biaya yang diakumulasikan di departemen hanya atas

biaya produksi yang ditambahkan oleh departemen tersebut.

(27)

Unit Ekuivalen

▪ Yaitu yang menyatakan banyaknya unit yang telah menggunakan biaya bahan, tenaga kerja langsung, overhead pabrik dalam satu periode.

▪ Unit Ekuivalen = Unit selesai + (Unit dalam proses

akhir X % penyelesaian)

(28)

Pertanggungjawaban Biaya

• Menyajikan informasi pertanggungjawaban biaya yang diakumulasikan dalam sebuah departemen.

• Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan dalam bagian ini harus sama besarnya dengan jumlah biaya yang harus

dipertanggungjawabkan dalam bagian kedua laporan.

(29)

Laporan Biaya Produksi

2,500 2,000 500

Jumlah produk yang dihasilkan 2,500

Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006

Biaya BB Rp 5,000,000 Rp 2,000

Biaya B.Penolong 7,500,000 3,000

Biaya TK 11,250,000 5,000

Biaya FOH 16,125,000 7,500

Jumlah Rp 39,875,000 Rp 17,500

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

2000 kg @ Rp 17500 Rp 35,000,000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya BB Rp 1,000,000

Biaya B.Penolong 1,500,000

Biaya TK 1,250,000

Biaya FOH 1,125,000

4,875,000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39,875,000

PT. TIARA PERMATA

Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006

Total Per kg

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir

(30)

Metode HP.Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam Proses Awal

Perusahaan yang produknya diolah melalui satu departemen

Perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen.

Pengaruh terjadinya produk yang hilang

dalam proses terhadap perthitungan harga pokok produksi per satuan dengan

anggapan:

a) Produk hilang pada awal proses

b) Produk hilang pada akhir proses

(31)

Metode Harga Pokok Proses Produk melalui Satu Departemen

(TIDAK ADA BDP AWAL)

PT. Risa Rimendi mengolah produknya secara massal melalui satu departemen produksi. Biaya yang dikeluarkan selama bulan Jan 19x1 adalah:

Biaya bahan baku 5.000.000

Biaya Bahan Penolong 7.500.000 Biaya Tenaga Kerja 11.250.000 Biaya Overhead pabrik 16.125.000

Total 39.875.000

Jumlah produk yang dihasilkan adalah:

• Barang jadi 2.000 kg

• Barang dalam Proses (100% BBB dan BB. Penolong, 50%

BTK, 30% BOP) 500 kg

(32)

PT. Risa Rimedi

Laporan biaya produksi bulan Jan 19x1

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 2.500 kg

Produk jadi ditransfer ke gudang 2.000 kg

Produk dalam proses akhir 500 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg

Biaya Dibebankan bln Jan 19x1

Bi. produksi Total biaya Unit Ekuivalen Hp/unit

BBB 5.000.000 2.500 2.000

BB Penolong 7.500.000 2.500 3.000

BTK 11.250.000 2.250 5.000

BOP 16.125.000 2.150 7.500

Jumlah 39.875.000 17.500

(33)

Perhitungan Biaya

HP produk jadi yang ditransfer ke gudang

2.000 Kg x 17.500 35.000.000

HP Produk dalam proses akhir

BBB (100% x 500 x Rp 2000) = 1.000.000 BBp (100 % x 500 x Rp 3000) = 1.500.000 BTK (50% x 500 x Rp 5000) = 1.250.000 BOP (30% x 500 x Rp 7.500) = 1.125.000

Total 4.875.000

Jumlah biaya produksi Jan 19x1 39.875.000

Perhitungan Unit Ekuivalen

Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian ) BBB = 2000 + (500 x100%) => 2.500

BBp = 2000 + (500x100% ) => 2.500 BTK = 2000 + ( 500 x 50%) => 2.250 BOP = 2000 + (500 x 30% ) => 2.150

(34)

Laporan Biaya Produksi

2.500 2.000 500

Jumlah produk yang dihasilkan 2.500

Biaya yang dibebankan dalam bulan Februari 2006

Biaya BB Rp 5.000.000 Rp 2.000

Biaya B.Penolong 7.500.000 3.000

Biaya TK 11.250.000 5.000

Biaya FOH 16.125.000 7.500

Jumlah Rp 39.875.000 Rp 17.500

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

2000 kg @ Rp 17500 Rp 35.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :

Biaya BB Rp 1.000.000

Biaya B.Penolong 1.500.000

Biaya TK 1.250.000

Biaya FOH 1.125.000

4.875.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Februari 2006 Rp 39.875.000

PT. RISA REMEDI

Laporan Biaya Produksi Bulan Februari 2006

Total Per kg

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir

(35)

Jurnal yang dibutuhkan

1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku

BDP- BBB 5.000.000

Persediaan Bahan Baku 5.000.000

2. Pencatatan Pemakaian Bahan Penolong

BDP- Biaya bahan Penolong 7.500.000

Persediaan Bahan Penolong 7.500.000 3. Pencatatan BTK

BDP-BTK 11.250.000

Gaji dan Upah 11.250.000

4. Pencatatan BOP

BDP- BOP 16.125.000

Berbagai rek yang dikredit 16.125.000

(36)

5. Mencatat produk selesai

Persediaan produk Jadi 35.000.000

BDP-BBB 4.000.000

BDP- B. Bahan Penolong 6.000.000

BDP-BTK 10.000.000

BDP- BOP 15.000.000

6. Mencatat Barang Dalam Proses akhir

Persed. PDP Akhir 4.875.000

BDP- BBB 1.000.000

BDP-B. Bahan Penolong 1.500.000

BDP- BTK 1.200.000

BDP-BOP 1.125.000

(37)

Metode HP.Proses Produk

melalui lebih dari satu departemen

Untuk Departemen I, perhitungan biaya produksinya sama dengan untuk satu departemen

Untuk departemen berikutnya perhitungannya bersifat kumulatif

HP.Produk departemen setelah

departemen I meliputi: Biaya produksi

yang dibawa dari departemen I dan

Biaya produksi departemen setelah

departemen I (Dep.ybs)

(38)

Metode Harga Pokok Proses Dua Departemen

PT. Eliona Sari memiliki 2 departemen produksi, Dept A dan Dept B, Data produksi dan biaya kedua dept pada bulan Jan 19x1 adalah :

Dept A Dept B Dimasukkan dalam proses 35.000 Kg ---- Produk selesai di transfer ke dept B 30.000 Kg

Produk selesai di transfer ke Gudang --- 24.000 Kg Produk dalam proses Akhir 5.000 Kg 6.000 Kg Biaya yang dikeluarkan Jan 19x1

BBB 70.000 0

BTK 155.000 270.000

BOP 248.000 405.000

Tingkat penyelesaian PDP akhir

BBB 100 % ---

Biaya konversi 20 % 50%

(39)

Perhitungan Unit Ekuivalen

Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian )

Dept A

BBB = 30.000 + (5.000 x100%) => 35.000 BTK = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000 BOP = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000

Dept B

BTK = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000 BOP = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000

(40)

PT. Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Dept A Bulan Jan 19x1

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 35.000 kg

Produk jadi ditransfer ke Dept B 30.000 kg

Produk dalam proses akhir 5.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg

Biaya Dibebankan di Dept A bln Jan 19x1

Bi. Produksi Total biaya Unit

Ekuivalen

Hp/unit

BBB 70.000 35.000 2

BTK 155.000 31.000 5

BOP 248.000 31.000 8

Jumlah 473.000 15

(41)

Perhitungan Biaya

HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B

30.000 Kg x Rp 15 450.000

HP Produk dalm proses akhir

BBB (100% x 5.000 x Rp 2) = 10.000

BTK (20% x 5.000 x Rp 5) = 5.000 BOP (20% x 5.000 x Rp 8) = 8.000

Total 23.000

Jumlah biaya produksi Dept A Jan 19x1 473.000

(42)

Laporan Biaya Produksi Departemen A

35.000 kg 30.000 kg 5.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg

Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X

Biaya BB Rp 70.000 Rp 2

Biaya TK 155.000 5

Biaya FOH 248.000 8

Jumlah Rp 473.000 Rp 15

Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B

30.000 kg @ Rp 15 Rp 450.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:

Biaya BB Rp 10.000

Biaya TK 5.000

Biaya FOH 8.000

23.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 473.000

PT. Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X

Total Per kg

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir

(43)

Jurnal di Dept A:

1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku

BDP- BBB Dept A 70.000

Persediaan Bahan Baku 70.000

2. Pencatatan BTK

BDP-BTK Dept A 155.000

Gaji dan Upah 155.000

3. Pencatatan BOP

BDP- BOP Dept A 248.000

Berbagai rek yang dikredit 248.000

(44)

4. Mencatat produk selesai di transfer ke dept B

BDP- BBB dept B 450.000

BDP-BBB Dept A 60.000BDP-

BTK Dept A 150.000

BDP- BOP Dept A 240.000

5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir

Persed. PDP Akhir Dept A 23.000

BDP- BBB Dept A 10.000

BDP- BTK Dept A 5.000

BDP- BOP Dept A 8.000

(45)

PT. Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Dept B Bulan Jan 19x1

Data Produksi

Di terima dari dept A 30.000 kg

Produk jadi ditransfer ke Gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir 6.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg

(46)

Biaya Komulatif yang Dibebankan di Dept B bln Jan 19x1

Bi. Produksi Total biaya Unit

Ekuivalen

Hp/u

HP dari dept A 450.000 30.000 15

Biaya yang ditambahkan Dept B

BTK 270.000 27.000 10

BOP 405.000 27.000 15

Jumlah tambahan 675.000 25

Total Biaya Komulatif dept B

1.125.000 40

(47)

▪ Perhitungan Biaya

HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B

24.000 Kg x Rp 40 =960.000

HP Produk dalm proses akhir

HP dari dept A (6.000 x 15) =90.000 Biaya tambahan di dept B

BTK (50% x 6.000 x Rp 10) =30.000

BOP (50% x 6.000 x Rp 15) =45.000

75.000

Total HP produk dalam proses Dept B 165.000 Jumlah biaya produksi Dept B Jan 19x1 1.125.000

(48)

Laporan Biaya Produksi Departemen B

30.000 kg 24.000 kg 6.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg

Biaya yang dibebankan Dep B dalam bulan Februari 200X

Harga Pokok dari departemen A 30.000 kg Rp 450.000 Rp 15 Biaya yang ditambahkan Departemen B

Biaya TK 270.000 10

Biaya FOH 405.000 15

Jumlah Biaya yang ditambahkan Departemen B Rp 675.000 Rp 25 Total biaya kumulatif Departemen B Rp 1.125.000 Rp 40 Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke gudang :

24.000 kg @ Rp 40 Rp 960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:

Harga Pokok dari departemen A 15 X 6.000 90.000 Biaya yang ditambahkan Departemen B

Biaya TK 30.000

Biaya FOH 45.000

165.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. B bulan Februari 200X Rp 1.125.000

PT. Eliona Sari

Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Februari 200X

Total Per kg

Data Produksi

Diterima dari Departemen A

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang Produk dalam proses akhir

(49)

Jurnal di Dept B:

1. Mencatat Penerimaan Produk dari dept A

BDP- BBB dept B 450.000

BDP-BBB Dept A 60.000

BDP-BTK Dept A 150.000

BDP- BOP Dept A 240.000

2. Pencatatan BTK

BDP-BTK Dept B 270.000

Gaji dan Upah 270.000

3. Pencatatan BOP

BDP- BOP Dept B 405.000

Berbagai rek yang dikredit 405.000

(50)

4. Mencatat produk selesai di transfer ke Gudang Persediaan produk jadi 960.000

BDP-BBB Dept B 360.000

BDP-BTK Dept B 240.000

BDP- BOP Dept B 360.000

5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir Persed. PDP Akhir Dept B 165.000

BDP- BBB Dept B 90.000

BDP- BTK Dept B 30.000

BDP- BOP Dept B 45.000

(51)

Pengaruh Produk Hilang Dalam Proses

Terhadap Perhitungan HP.Produk Per Satuan

➢Tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik dan memenuhi standart yang ditetapkan, ada kemungkinan terjadinya produk yang hilang

➢Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :

* Hilang di awal proses

* Hilang di akhir proses

(52)

Hilang di awal proses

❖Produk yg hilang diawal proses, dianggap tidak ikut menyerap biaya produksi yg dikeluarkan oleh departemen yg bersangkutan, sehingga tidak diikut sertakan dalam perhitungan unit ekuivalen produk

❖Dalam dept produksi pertama, produk yg

hilang pada awal proses berakibat

menaikkan harga pokok produksi

persatuan

(53)

Hilang di awal proses

❖Dalam dept setelah dept produksi pertama, produk yg hilang pada awal proses mempunyai dua akibat:

–Menaikkan harga pokok produksi per unit produk yg diterima dari dept produksi sebelumnya

–Menaikkan harga pokok produksi per satuan

yg ditambahkan dlm dept produksi stlh dept

produksi yg pertama

(54)

Contoh: (HILANG AWAL PROSES)

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:

Data Produksi

Keterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit

Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit

Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP akhir

Biaya bahan 100% 100%

Biaya konversi 75% 50%

(55)

Biaya produksi

Hitung lah:

Biaya Produksinya dan buatkan laporan biaya produksi per departemen.

Jenis biaya Departemen I Departemen 2

Bahan Rp 6.000.000 --

Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000 Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000

(56)

Menghitung untuk departemen 1

Unit ekuivalen :

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000 Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 125.000 kg

Produk jadi ditransfer ke Dept 2 100.000 kg Produk dalam proses akhir 20.000 kg Peoduk yang hilang awal proses 5.000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg

(57)

Perhitungan harga pokok

Menghitung untuk departemen 1 Biaya Yang Dibebankan Dept 1

Bahan = Rp.6.000.000 : 120.000 =Rp. 50 Tenaga kerja = Ro. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30 Overhead pabrik =Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15

Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 95

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95 =Rp 9.500.000 Harga pokok BDP Akhir

Bahan = 100%X20.000X Rp.50 = Rp. 1.000.000 Tenaga kerja = 75%X20.000X Rp. 30 = Rp. 450.000

Overhead pabrik = 75%X20.000X Rp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp.11.175.000

(58)

PT. RAMA

Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Februari 200X Data Produksi

Dimasukkan dalam proses 125.000kg

Produk jadi yang ditrasfer ke gudang 100.000 kg

Produk dalam proses akhir 20.000kg

Produk hilang awal 5.000kg

Jumlah produk yang dihasilkan 125.000kg

Biaya yang dibebankan Dep A dalam bulan Februari 200X

Total Unit Per kg

Biaya BB Rp 6.000.000 120.000Rp 50

Biaya TK 3.450.000 115.000 30

Biaya FOH 1.725.000 115.000 15

Jumlah Rp 11.175.000 Rp 95

Perhitungan Biaya

HP.produk jadi yg ditransfer ke Departemen B

100.000Kg X Rp 95 Rp 9.500.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:

Biaya BB Rp 1.000.000

Biaya TK 450.000

Biaya FOH 225.000

1.675.000 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Dep. A bulan Februari 200X Rp 11.175.000

(59)

Menghitung untuk departemen 2

Unit ekuivalen: Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000 Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000 Biaya perunit HP BDP dari Dept 1 = Rp. 9.500.000:95.000 = Rp. 100 Tenaga kerja = Rp. 6.300.000: 90.000 = Rp. 70 Overhead pabrik = Rp. 3.600.000: 90.000 = Rp. 40

= Rp.19.400.000 Rp. 210 Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang

= 85.000 x Rp210 = Rp 17.850.000

Harga pokok BDP Akhir

HP BDP dari Dept 1 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000 Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000 Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000

Rp 1.550.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000

(60)

Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3.

Jurnal formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang. bedanya ada penyesuaian harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2

Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 9.900.000

Material 6.000.000 Payroll 6.300.000

Payroll 3.450.000 FOH control 3.600.000

FOH control 1.725.000

J. Biaya produksi J. Biaya produksi dept 2

Work in Process-Dept 2 9.500.000 Finished Good Inventory 17.850 .000

Work in Process

Inventory

1.675.000 Work in Process Inventory 1.550.000

Work in Process-Dept 1 11.175.000 Work in Process-Dept 2 19. 400.000

J. Brg selesai & WIP J. Brg selesai & WIP

(61)

Hilang di akhir proses

• Produk yang hilang di akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan dalam perhitungan unit ekuivalensi

UE = total produk selesai + % PDP akhir + P.hilang

(62)

Contoh: (HILANG AKHIR PROSES)

PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses_

melalui 2 departernen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb

Produksi

Biaya Produksi

Keterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit

Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit

Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit

Tingkat Penyelesaian BDP akhir:

Biaya bahan

100% 100%

Biaya konversi 75% 50%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp 5.000.000 __

Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000

Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp. 3.800.000

(63)

Menghitung untuk departemen 1

Unit ekuivalen: Bahan = 100.000+(20.000x100%)+5.000 = 125.000 Konversi = 100.000+(20.000x 75%)+5.000 = 120.000 Biaya per unit: Bahan = Rp. 5.000.000: 125.000 = Rp. 40

Tenaga kerja = Rp. 2.400.000: 120.000 = Rp. 20 OH Pabrik = Rp. 1.200.000: 120.000 = Rp. 10 +

= Rp 8.600.000 = Rp 70,- Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai = 100.000xRp. 70 = Rp. 7.000.000 Harga pokok barang hilang= 5.000x Rp. 70 = Rp. 350.000

Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000 Harga pokok BDB Akhir

Bahan 100% x 20.000x Rp. 40 = Rp. 800.000 Tenaga kerja 75% x 20.000x Rp. 20 = Rp. 300.000 OH Pabrik 75% x 20.000x Rp. 10 = Rp. 150.000

Rp. 1.250.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp. 8.600.000

(64)

Menghitung untuk departemen 2

Unit ekuivalen : Bahan = 85.000+(10.000x100%)+5.000 = 100.000 Konversi = 85.000+(10.000x 50%) +5.000 = 95.000 Biaya perunit : HP BDP dr Dept 1 = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5

Tenaga kerja = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60

OH Pabrik = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 + Rp.16.850.000 Rp. 173,5 Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai = 85.000x Rp. 173,5 = Rp 14.747.500 Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500 Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000 Harga pokok BDB Akhir

BDP dari Dept 1 100% x 10.000xRp. 73,5 = Rp. 735.000 Tenaga kerja 50% x 10.000xRp. 60 = Rp. 300.000

OH Pabrik 50% x 10.000 x Rp. 40 = Rp. 200.000 Rp. 1.235.000

Jumlah biaya yang dibebankan Rp.16.850.000

(65)

Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg belum selesai. Jurnal yang diperlukan untuk contoh diatas

Description Debit Credit Description Debit Credit

Work in Process-Dept 1 8.600.000 Work in Process-Dept 2 9.500.000

Material 5.000.000 Payroll 5.700.000

Payroll 2.400.000 FOH control 3.800.000

FOH control 1.200.000

Work in Process-Dept 2 7.350.000 Finished Good Inventory 15.615.000 Work in Process

Inventory 1.250.000 Work in Process Inventory 1.235.000

Work in Process-Dept I 8.600.000 Work in Process-Dept 2 16.850.000

(66)

Penambahan Bahan Pada Departemen Lanjutan

Penambahan biaya bahan pada departemen lanjutan dapat mempengaruhi : 1. Kenaikan unit yang dihasilkan.

2. Kenaikan biaya per unit, tetapi unit yang dihasilkan tidak mengalami perubahan.

3. Kenaikan biaya per unit dan unit yang dihasilkan.

66

(67)

Contoh

PT TSM adalah perusahaan minuman dalam kemasan, mempunyai departemen produksi, yaitu departemen penvampuran dan departemen pengolahan.

Data Produk

Departemen Pencampuran

Produk Masuk Proses 15.000 liter

Produk Ditransfer ke departemen pengolahan 14.800 liter

Produk dalam proses akhir 200 liter

(Tingkat penyelesaian 100% bahan, 80% biaya konversi) Departemen Pengolahan

Produk diterima dari departemen pencampuran 14.800 liter

Penambahan unit produk 1.000 liter

Produk ditransfer ke gudang 15.200 liter

Produk dalam proses akhir 600 liter

(Tingkat penyelesaian 100% bahan, 75% biaya konversi)

67

(68)

Contoh

Diminta : Susunlah laporan Biaya Produksi PT TSM untuk bulan Agustus 2006

Departemen Pencampuran

Departemen Pengolahan

Biaya Bahan Rp 1.800.000 Rp 1.264.000

Biaya Tenaga Kerja Rp 1.122.000 Rp 939.000

Biaya Overhead Pabrik Rp 1.496.000 Rp 626.000

Total Rp 4.418.000 Rp 2.829.000

68

(69)

Penyelesaian

Unit Ekuivalen

Departemen Pencampuran

Produk Selesai + (PDP akhir x Tingkat Penyelesaian)

Bahan : 14.800 liter + (200 liter x 100%) = 15.000 liter Biaya konversi : 14.800 liter + (200 liter x 80%) = 14.960 liter

Departemen Pengolahan

Bahan baku : 15.200 liter + (600 liter x 100%) = 15.800 liter Biaya konversi : 15.200 liter + (600 liter x 75%) = 15.650 liter

69

(70)

Penyelesaian

PT TSM Laporan Biaya Produksi Departemen Pencampuran

Bulan Agustus 2006 1. Skedul kuantitas

Produk Masuk Proses = 15.000 liter

Produk Ditransfer ke departemen pengolahan = 14.800 liter

Produk Dalam Proses Akhir = 200 liter

(100% bahan, 80% biaya konversi) = 15.000 liter

2.

3. Pertanggungjawaban Biaya

HP. Selesai ditransfer ke departemen pengolahan

14.800 liter x Rp 295 Rp 4.366.000

HP. Produk dalam Proses

Biaya Bahan : 200 x 100% x Rp 120 = Rp 24.000

Biaya Tenaga Kerja : 200 x 80% x Rp 75 = Rp 12.000 Biaya Overhead : 200 x 80% x Rp 100 = Rp 16.000 +

Rp 52.000 + Rp 4.418.000 Biaya Dibebankan

Elemen Biaya

Total Unit Ekuivalen Biaya/unit

Bahan baku Rp 1.800.000 15.000 liter Rp 120

Tenaga kerja Rp 1.122.000 14.960 liter Rp 75

BOP Rp 1.496.000 14.960 liter Rp 100

Total Rp 4.418.000 Rp 295

70

(71)

Penyelesaian

PT TSM

Laporan Biaya Produksi Departemen Pengolahan Bulan Agustus 2006

1. Skedul kuantitas

Produk Diterima dari departemen pencampuran = 14.800 liter

Produk tambahan = 1.000 liter

= 15.800 liter

Produk Ditransfer ke gudang = 15.200 liter

Produk Dalam Proses Akhir = 600 liter

(100% bahan, 75% biaya konversi) = 15.800 liter

2.

3. Pertanggungjawaban Biaya HP. Selesai ditransfer ke gudang

15.200 liter x Rp 456,33 Rp 6.936.216

HP. Produk dalam Proses

HP. Departemen pencampuran : 600 x Rp 276,33 = Rp 168.798

Biaya Bahan : 600 x 100% x Rp 80 = Rp 48.000

Biaya Tenaga Kerja : 600 x 75% x Rp 60 = Rp 27.000

Biaya Overhead : 600 x 75% x Rp 40 = Rp 18.000 +

Rp 258.798 + Rp 7.195.014 Biaya Dibebankan

Elemen Biaya

Total Unit Ekuivalen Biaya/unit

HP. Dari Departemen

Pencampuran Rp 4.366.000 15.800 liter Rp 276,33

Bahan baku Rp 1.264.000 15.800 liter Rp 80

Tenaga kerja Rp 939.000 15.650 liter Rp 60

BOP Rp 626.000 15.650 liter Rp 40

Total Rp 7.195.000 Rp 456,33

71

(72)

METODE HARGA POKOK PROSES

Ada 2 metode biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi barang dalam proses, dengan perhitungan unit ekuivalen produksi berbeda :

• Metode Harga pokok rata-rata (Average Costing)

• Metode Harga pokok pertama masuk

pertama keluar (FIFO Costing)

(73)

Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

• Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu : biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya periode berjalan.

• Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen.

• Harga pokok rata-rata kemudian dihitung berdasarkan

total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen.

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Contoh: Metode Rata-rata

PT MELATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2, dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut terdapat work in process awal periode. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2010 sebagai berikut

Data produksi

Tingkat penyelesaian biaya bahan semuanya 100%

Keterangan Departemen A Departemen B

Barang dalam proses Awal 10.000 Unit 5.000 Unit

Masuk dalam proses 115.000 Unit 105.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit 102.000 Unit

Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 8.000 Unit

Tingkat Penyelesaian konversi

BDP awal 80% 60%

BDP akhir 75% 50%

(81)

Biaya Produksi bulan Mei 2006

Harga pokok BDP awal

Jenis biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan Rp 5.175.000 --

Biaya tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 5.150.000 Biaya overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 4.120.000

Jenis biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan Rp 450.000 Rp 390.000

Biaya tenaga kerja Rp 360.000 Rp. 362.000 Biaya overhead pabrik Rp 80.000 Rp 332.000

(82)

Bagaimana LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006

 Menghitung untuk departemen A Unit ekuivalen :

Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) = 125.000 BT Kerja = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000

BO Pabrik = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000

Metode Harga pokok Rata-rata

(83)

PT MELATI DEPARTEMEN A

LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010

DATA PRODUKSI

Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=80%) 10.000 Unit

Masuk dalam proses 115.000 Unit

Jumlah yang masuk diproduksi Dept A 125.000 Unit

Barang selesai 105.000 Unit

Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=75%) 20.000 Unit

Jumlah yang diproduksi 125.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN

Elemen Biaya Biaya bin Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit

Bahan Rp 5.175.000 Rp 450.000 Rp 5.625.000 Rp 45

Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 360.000 Rp 3.720.000 Rp 31

OH pabrik Rp 2.800.000 Rp 80.000 Rp 2.880.000 Rp 24

Jumlah Rp.11.335.000 Rp 890.000 Rp12.225.000 Rp 100

(84)

PERHITUNGAN HARGA POKOK

Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Departemen B

105.000 X Rp 100 = Rp 10.500.000

Harga Pokok BDP Akhir

Bahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000

Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 31 = Rp 465.000

Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 24 = Rp 360.000 Rp 1.725.000 Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp.12.225.000

(85)

 Menghitung untuk departemen B Unit ekuivalen :

Brg dr Dep A= 102.000 + (8.000 x 100%) = 110.000

Bahan = 102.000 + (8.000 x 100%) = 110.000

BT Kerja = 102.000 + (8.000 x 50%) = 106.000

BO Pabrik = 102.000 + (8.000 x 50%) = 106.000

(86)

PT MELATI DEPARTEMEN B

LAPORAN BIAYA PRODUKSI BULAN MEI 2010

DATA PRODUKSI

Barang dalam proses Awal (BB=100%,BK=60%) 5.000 Unit

Masuk dalam proses 105.000 Unit

Barang selesai 102.000 Unit

Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=50%) 8.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN

Elemen Biaya By Tambahan H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit

Brg Dept A Rp 10.500.000 Rp 10.500.000 Rp 95,40

Bahan ---- Rp 390.000 Rp 390.000 Rp 3,60

Tenaga kerja Rp 5.150.000 Rp. 362.000 Rp 5.512.000 Rp 52 OH pabrik Rp 4.120.000 Rp 332.000 Rp 4.452.000 Rp 42 Jumlah Rp 19.770.000 Rp 1.084.000 Rp 20.854.000 Rp 193

(87)

PERHITUNGAN HARGA POKOK

Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Gudang barang jadi

102.000 X Rp 193 = Rp 19.686.000

Harga Pokok BDP Akhir

BDP dari Dep A = 8.000 x 100% x Rp 95,40 = Rp 763.200

Bahan = 8.000 x 100% x Rp 3,6 = Rp 28.800

Tenaga kerja = 8.000 x 50% x Rp 52 = Rp 465.000

Overhead pabrik = 8.000 x 50% x Rp 42 = Rp 168.000

Rp 1.168.000 Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp. 20.854.000

(88)

Metode Harga Pokok FIFO (First - In, First - Out)

• Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak

digabungkan dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.

• Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat

penyelesaian yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat penyelesaian yang sudah dinikmati).

• Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar

elemen biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi

jumlah produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.

(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

PT. KRISMON mengolah produk melalui 2 departemen, produk yang berasal dari Dept. A dipindahkan ke Dept. B untuk diproses menjadi produk jadi yang siap digunakan. Data produksi dan biaya dalam tahun 200x sbb:

Metode Harga pokok FIFO

Departemen A Departemen B Produk dalam proses per awal

(BB 100 %, Konversi 75%) 400

Produk masuk proses 3.100

Produk selesai ditransfer ke Dept. B 2.500

Produk dalam proses akhir

(BB 100 %, Konversi 50%) 500

Produk dalam proses Awal

(Konversi 50%) 300

Produk selesai diterima dari Dept. A 2.500

Produk selesai ditransfer ke gudang 2.100

Produk dalam proses akhir

(Konversi 80%) 600

Produk hilang awal proses 500

Produk rusak bersifat normal (tidak laku dijual) 100

(98)

Harga pokok produk dalam proses awal Departemen A Departemen B

Harga Pokok dari Dept. A Rp. 475.000

Biaya Bahan Baku Rp. 90.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 65.000 Rp. 150.000

Biaya Overhead Pabrik Rp. 85.000 Rp. 125.000

Biaya Ditambahkan :

Biaya Bahan Baku Rp. 637.000

Biaya Tenaga Kerja Rp. 931.000 Rp. 910.800

Biaya Overhead Pabrik Rp. 392.000 Rp. 1.113.200

Diminta :

1. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi per departemen produksi dengan menggunakan metode FIFO.

2. Buatlah jurnal yang diperlukan.

(99)

PT Krismon DEPARTEMEN A

LAPORAN BIAYA PRODUKSI

DATA PRODUKSI

Barang dalam proses Awal 400 Unit

Barang masuk proses 3.100 Unit 3.500 Unit

Barang selesai ditransfer ke Dept. B 2.500 Unit Barang dalam proses Akhir 500 Unit

Produk hilang awal proses 500 Unit 3.500 Unit

Unit ekuivalen :

Bahan = 2.100(2.500-400) + (500x 100%) = 2.600

Unit

BT Kerja = 2.100(2.500-400) + (400x 25%) + (500x 50%) = 2.450 Unit

BO Pabrik = 2.100(2.500-400) + (400x 25%) + (500x 50%)= 2.450 Unit

(100)

BIAYA YANG DIBEBANKAN

Biaya persedian produk dalam proses awal Jumlah Biaya Biaya Per Unit

Biaya Bahan Baku 90.000

Biaya Tenaga Kerja 65.000

Biaya Overhead Pabrik 85.000

240.000

Biaya Ditambahkan :

Biaya Bahan Baku 637.000 2.600 245,00

Biaya Tenaga Kerja 931.000 2.450 380,00

Biaya Overhead Pabrik 392.000 2.450 160,00

Jumlah Biaya Tambahan 1.960.000

Jumlah biaya yang dibebankan 2.200.000 785,00

(101)

PERHITUNGAN HARGA POKOK

Biaya ditransfer ke Dept B

Biaya persedian produk dalam proses awal 240.000 Biaya penyelesaian

Biaya Bahan Baku 400

Referensi

Dokumen terkait

X sebaiknya mengelompokkan biaya produksi sesuai pengelompokkan biaya yang seharusnya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

Pengumpulan dan penghitungan biaya produksi baik bahan baku, tenaga kerja langsung, maupun biaya overhead pabrik telah dilakukan secara tepat, sedangkan untuk biaya

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang terdiri dari berbagai macam

Biaya overhead pabrik ( factory overhead cost ) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong. Menurut Carter dan Usry biaya overhead pabrik pada

Setelah selesai menghitung biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya bahan baku langsung, maka selanjutnya adalah menghitung harga pokok

Metode varibel costing tidak hanya memperhitungkan unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta biaya overhead pabrik varibel melainkan biaya-biaya

Setelah dilakukan perhitungan beberapa biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, maka menghasilkan harga pokok produksi dan harga

Biaya-biaya yang biasanya akan mempengaruhi proses produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik (Wasillah, 2011),