• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BIJI GORONG-GORONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA CV TIGA SUMBER REZEKI BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BIJI GORONG-GORONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA CV TIGA SUMBER REZEKI BANJARMASIN"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BIJI GORONG-GORONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA CV TIGA SUMBER REZEKI

BANJARMASIN

TUGAS AKHIR

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

SHOLEHAH A03140054

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI 2017

(2)
(3)
(4)

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sholehah

NIM : A03140054

Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 April 1996

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jalan Mesjid Jami Gang Gusti Galuh RT 06 NO 68 Panglima Batur

Nama Orang Tua (Ayah) : Masrani Djuhri (Ibu) : Suaibatul Islamiyah Riwayat Pendidikan :

- TK Islam Bhakti Banjarmasin

- SD Negeri Surgi Mufti 4 Banjarmasin - SMP Negeri 24 Banjarmasin

- MA Negeri 3 Banjarmasin

- Praktik Kerja Lapangan di Perum BULOG Divre Kalsel

(5)

v MOTTO

Allah is enough for us… Awal dari semua kebaikan adalah

meninggalkan keburukan. By Allah for Allah from Allah to Allah.

Kita tanpa Allah Nothing !!!

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana mestinya.

Tugas akhir ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain oleh siapapun juga, tugas akhir ini merupakan hasil tulisan saya yang dapat saya pertanggungjawabkan otentikasinya atau bukan hasil dari aktivitas plagiat. Saya juga menyatakan bahwa objek dan data yang saya ambil dalam penelitian ini bukan merupakan objek dan data fiktif. Apabila dikemudian hari pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi hukum dari ketidakbenaran pernyataan tersebut. Saya bersedia dicabut titel akademik serta hak yang melekat padanya oleh Politeknik Negeri Banjarmasin, apabila saya terbukti melanggar pernyataan yang telah saya sampaikan diatas.

Banjarmasin, Juli 2017

Sholehah A03140054

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah Subhannahu wata’ala yang telah menganugerahkan Rahmat dan HidayahNya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang telah membawa kita dari kehidupan Jahiliyah kepada kehidupan Islamiyah, serta kepada keluarga beliau, sahabat beliau, dan seluruh pengikut beliau yang senantiasa berusaha menegakkan Syari’at Islam dimuka bumi ini hingga akhir zaman. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong dengan Menggunakan Metode Harga Pokok Proses Pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin”. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

Akhirnya dengan selesainya Tugas Akhir ini, dengan tulus dan rendah hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang Tua Penulis yang tercinta atas doa, dan semangatnya serta dukungan moril maupun materi.

2. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT Selaku Direktur Politenik Negeri Banjarmasin

3. Ibu Andriani, SE, M.M., M.Sc Selaku Ketua Jurusan Politeknik Negeri Banjarmasin.

(8)

viii

5. Bapak Sandra Iriawan SE, Ak, MM Selaku Dosen Pembimbing I, atas bimbingan, masukan, pengarahan dan perbaikan-perbaikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Rusman Irwansyah SE, MM Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan pengarahan dalam hal penulisan mulai awal proses penyusunan Tugas Akhir ini hingga selesai. 7. Dosen-dosen pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga penulis mempunyai kemampuan untuk menyelesainkan Tugas Akhir ini. 8. Seluruh Staff Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah

membantu penulis selama menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.

9. Squad Kacau Balau Hmm Enak, Retno Muttaqien, Akhmad Ronny, Muhammad Riswan, Muhammad Daud, Anik Septiana, dan Harlina yang telah memberikan doa, support, solusi dan selalu memberikan hiburan apabila Penulis mengalami kegalauan dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini 10. Keluarga besar UKM KSR PMI Unit Politeknik Negeri Banjarmasin,

khususnya angkatan 2014 telah memberikan doa, semangat dan bantuannya. 11. Seluruh teman kelas B Akuntansi angkatan 2014 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu – persatu.

12. Irmi Iriani dan Pradikta Wichaksono S telah membantu Penulis dalam menemukan Objek yang akan diteliti dan meringankan perhitungan.

(9)

ix

13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran. Semoga Tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis. Aamiin Allahumma Aamiin.

Banjarmasin, Juli 2017

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

MOTTO ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Landasan Teori ... 6

1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya ... 6

2. Pengertian Biaya ... 7

3. Penggolongan Biaya ... 7

(11)

xi

5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi ... 11

6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan ... 13

7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal ... 14

8. Penentuan Harga Pokok Produk ... 15

9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik ... 16

10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya 16 11. Pengertian Depresiasi ... 20

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 30

A. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 30

1. Harga Pokok Produk ... 30

2. Metode Harga Pokok Proses ... 30

B. Jenis Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34

2. Struktur organisasi ... 37

3. Bahan - bahan dan peralatan yang digunakan ... 40

(12)

xii

5. Daerah Pemasaran Produk ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

1. Penggolongan biaya yang disarankan penulis ... 56

2. Perhitungan biaya produksi yang disarankan oleh Penulis ... 59

3. Perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong ... 84

4. Perhitungan harga pokok produk yang seharusnya dilakukan perusahaan berdasarkan konsep akuntansi biaya ... 86

5. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji ... 95

6. Untuk menentukan harga pokok produk pada bulan Januari 2017 maka perlu juga diketahui beberapa jurnal ... 99

7. Laporan Biaya Produksi ... 104

BAB VSIMPULAN DAN SARAN ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Saran ... 115 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit ... 17

Tabel 2. Laporan Biaya Produksi Januari 2017 ... 18

Tabel 3. Hasil Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 4. Hasil Produksi Gorong-gorong Periode Januari 2017 ... 45

Tabel 5. Hasil Penjualan Gorong-gorong Periode Januari 2017 ... 46

Tabel 6. Daftar Aktiva Tetap ... 46

Tabel 7. Daftar Tenaga Kerja ... 48

Tabel 8. Rangkuman Biaya Produksi Bulan Januari 2017 ... 55

Tabel 9. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 20 x 1 m ... 56

Tabel 10. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 30 x 1 m ... 56

Tabel 11. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 40 x 1 m ... 57

Tabel 12. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 50 x 1 m ... 57

Tabel 13. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 60 x 1 m ... 57

Tabel 14. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 70 x 1 m ... 58

Tabel 15. Penggolongan Biaya Gorong-gorong diameter 80 x 1 m ... 58

Tabel 16. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 20 x 1 m ... 77

Tabel 17. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 30 x 1 m ... 78

Tabel 18. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 40 x 1 m ... 79

Tabel 19. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 50 x 1 m ... 80

Tabel 20. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 60 x 1 m ... 81

Tabel 21. Perhitungan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 70 x 1 m ... 82

(14)

xiv

Tabel 23. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter

20 x 1 m ... 95

Tabel 24. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 30 x 1 m ... 96

Tabel 25. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 40 x 1 m ... 96

Tabel 26. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 50 x 1 m ... 97

Tabel 27. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 60 x 1 m ... 97

Tabel 28. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 70 x 1 m ... 98

Tabel 29. Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong diameter 80 x 1 m ... 98

Tabel 30. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 20 x 1 m ... 104

Tabel 31. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 30 x 1 m ... 105

Tabel 32. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 40 x 1 m ... 106

Tabel 33. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 50 x 1 m ... 106

Tabel 34. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 60 x 1 m ... 107

Tabel 35. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 70 x 1 m ... 108

Tabel 36. Laporan Biaya Produksi Gorong-gorong diameter 80 x 1 m ... 108

Tabel 37. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong Diameter 20 x 1 m ... 109

Tabel 38. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong Diameter 30 x 1 m ... 109

Tabel 39. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong Diameter 40 x 1 m ... 110

Tabel 40. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong Diameter 50 x 1 m ... 110

(15)

xv

Tabel 41. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong Diameter 60 x 1 m ... 110 Tabel 42. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong

Diameter 70 x 1 m ... 111 Tabel 43. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Per Biji Gorong-gorong

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan I. Struktur Organisasi CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin ... 38 Bagan II. Proses gorong-gorong CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin ... 43

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Penelitian 2. Surat Keterangan Tempat Usaha 3. Denah Perusahaan

4. Foto Perusahaan

5. Lembar Bimbingan Konsultasi Tugas Akhir 6. Lembar Saran Penguji

(18)

xviii ABSTRAK

Sholehah / A03140054 / 2017 / PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER BIJI GORONG-GORONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA CV TIGA SUMBER REZEKI BANJARMASIN / Akuntansi biaya / Harga Pokok Produk Per Biji / CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong yang sesuai dengan akuntansi biaya yang seharusnya. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dari hasil wawancara dengan pimpinan dan pihak terkait di perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin. Tahapan – tahapan yang dilakukan dalam menyusun penelitian ini adalah mengelompokkan biaya produk sesuai dengan penggolongan yang seharusnya menurut akuntansi biaya, menghitung harga pokok produk per biji sesuai dengan metode harga pokok proses, menghitung penyusutan aktiva tetap, kemudian membuat laporan biaya dan menjurnal.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produk per satuan menurut CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin untuk Gorong-gorong diameter 20 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 92.971 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 83.758. Perhitungan Gorong-gorong diameter 30 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 97.369 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 90.354. Perhitungan Gorong-gorong diameter 40 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 113.976 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 114.104. Perhitungan Gorong-gorong diameter 50 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 129.480 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 130.960. Perhitungan Gorong-gorong diameter 60 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 127.690 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 132.104. Perhitungan Gorong-gorong diameter 70 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 203.753 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 207.854. Perhitungan Gorong-gorong diameter 80 x 1 m menurut perusahaan sebesar Rp 259.290 sedangkan menurut penulis sebesar Rp 263.104. Sehingga terdapat selisih perhitungan untuk Gorong-gorong diameter 20 x 1 m sebesar Rp 9.213. Gorong-gorong diameter 30 x 1 m sebesar Rp 7.015. Gorong-gorong diameter 40 x 1 m sebesar Rp 128. Gorong-gorong diameter 50 x 1 m sebesar Rp 1.479. Gorong-gorong diameter 60 x 1 m sebesar Rp 4.414. Gorong-gorong diameter 70 x 1 m sebesar Rp 4.120. Gorong-gorong diameter 80 x 1 m sebesar Rp 3.815.

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia industri dari tahun ke tahun tentu ingin semakin maju dan berkembang, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang diinginkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Setiap perusahaan tertuju pada usaha komersial tujuan utamanya adalah pencapaian keuntungan (laba). Agar tujuan tersebut tercapai maka perusahaan hendaknya berusaha mengembangkan dan mempertahankan keunggulan produk yang dihasilkan. Suatu produk akan banyak diminati masyarakat luas apabila produk tersebut berkualitas tinggi, bermanfaat dan sesuai dengan perkembangan zaman. Harga produk yang terjangkau juga sangat berpengaruh terhadap penjualan produk suatu perusahaan.

Menurut Srikalimah (2017) Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per biji merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin keberhasilan perusahaan dalam persaingan di pasar tentu saja harus dilakukan oleh semua jenis perusahaan baik perusahaan

(20)

dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur. Perhitungan harga pokok produk merupakan alat ukur untuk menentukan harga jual. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produk berpengaruh terhadap harga jual. Apabila harga terlalu tinggi perusahaan kesulitan dalambersaing sebaliknya jika harga terlalu rendah maka keuntungan yang diharapkan kurang maksimal. Untuk itu penentuan harga jual harus dilakukan dengan perhitungan yang akurat dan tepat dalam menghasilkan produk.

CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha pembuatan sekaligus penjualan berbagai jenis batako, bata press, gorong-gorong dan pembatas jalan. Gorong-gorong merupakan salah satu produk yang cukup laku jika dibandingkan dengan produk yang lain. Hal ini karena pada saat musim kemarau masyarakat cenderung membuat sumur gali. Dalam pembuatan sumur gali, masyarakat memerlukan gorong-gorong untuk menampung air.

Dalam menentukan harga pokok produksi, CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan taksiran atau perkiraan saja, dimana perkiraan tersebut mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain. Perhitungan biaya bahan baku diantaranya yaitu perhitungan perkiraan berapa bahan baku yang dibutuhkan. Untuk biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan upah mingguan yaitu berapa orang pekerja yang melakukan produksi dikali dengan upah mingguan pekerja. Sementara itu, untuk biaya overhead pabrik belum diperhitungkan dalam biaya produksi karena pihak perusahaan hanya menghitung biaya lain-lain yaitu

(21)

biaya listrik dan telepon, tidak menghitung penyusutan aktiva tetap, sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada harga jual yang ditawarkan kepada pembeli yaitu harga terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dengan harga jual yang terlalu tinggi akan mengakibatkan produk yang ditawarkan sulit bersaing dengan produk sejenis yang ada di perusahaan yang memproduksi produk yang sama. Sedangkan jika harga jual produk terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang dihasilkan kurang maksimal. Menghindari kesalahan tersebut maka sebaiknya yang dilakukan perusahaan adalah dengan menghitung harga pokok produk yang lebih akurat maka akan diketahui harga jual per biji yang sesuai dengan perhitungan konsep akuntansi biaya yang seharusnya. Sebagaimana pentingnya perhitungan harga pokok produk guna menentukan harga jual, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin.”

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana penggolongan biaya menurut konsep akuntansi biaya yang seharusnya?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin?

(22)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian dapat mencapai sasaran yang lebih terarah pada masalah yang dihadapi perusahaan, maka penulis membatasi permasalahan pada perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yaitu untuk periode Januari 2017, dengan semua jenis ukuran gorong-gorong diameter 1. 20 x 1 m 2. 30 x 1 m 3. 40 x 1 m 4. 50 x 1 m 5. 60 x 1 m 6. 70 x 1 m 7. 80 x 1 m D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin.

(23)

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin maka kegunaan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang akuntansi biaya, terutama dalam hal perhitungan harga pokok produk per unit.

2. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan yang sama.

3. Bagi CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin sekarang atau masa depan dalam menjalankan dan memperhitungkan harga pokok produk per unit.

(24)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

“Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4) “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”. Supriyono (2013:12)

Tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :

a. Penentuan harga pokok produk

Biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen

b. Pengendalian biaya

Memenuhi kebutuhan manajemen dan kebutuhan pihak luar perusahaan

c. Pengambilan keputusan khusus

Menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Informasi biaya tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Karena keputusan khusus merakan sebagian besar kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengembalian keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen. Firdaus Ahmad Dunia (2009:25)

(25)

2. Pengertian Biaya

Sebuah perusahaan yang menjalankan usahanya untuk lebih meningkatkan usahanya tersebut tentulah para pengusaha menginginkan perusahaannya tetap eksis dan berkembang. Agar perusahaan tersebut berkembang. Tentunya pihak perusahaan mempunyai suatu system yang menyangkut tentang biaya. Dengan kata lain, biaya diperlukan agar pihak perusahaan dapat mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah melakukan kegiatan usahanya dan bagaimana hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Lukman Surjadi (2013:7)

“Biaya adalah harga perolehan yang digunakan atau dikorbankan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sesuai pengurang penghasilan”. Biaya digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan”. Lukman Surjadi (2013:16)

Biaya dibagi menjadi dua yaitu :

a. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi (biaya historis) atau kemungkinan akan terjadi (biaya masa yang akan datang) untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan secara tidak langsung disebut harga pokok yang dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Mulyadi (2015:9) 3. Penggolongan Biaya

Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan.oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Lukman Surjadi (2013:18)

(26)

a. Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan/Aktivitas Perusahaan

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan ke dalam :

1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan

3) Fungsi administrasi dan umum, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

4) Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

Menurut Mulyadi, biaya digolongkan ke dalam lima cara, yaitu : a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah listrik, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan listrik disebut “biaya listrik”.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam Perusahaan Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1) Biaya produksi

Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

(27)

2) Biaya pemasaran

Semua biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3) Biaya administrasi dan umum

Semua biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.

4) Biaya keuangan

Semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan. c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai

1) Biaya langsung (direct cost)

Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya itu ada tetapi tidak mengeluarkan uang kas.

(28)

d. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

1) Biaya variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi sebanding dengan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semi variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi perubahannya tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

3) Biaya semi fixed

Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

e. Penggolongan Biaya Menurut Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya 1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun kalender). Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

(29)

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

Biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja. Mulyadi (2015:16)

4. Pengertian Akuntansi Biaya

“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta penafsiran terhadap hasilnya”. Riwayadi (2014:1)

“Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu mereka mengelola perusahaan. Riwayadi”. (2014:2)

5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi

”Istilah harga pokok sama dengan pengertian biaya dalam arti sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”. Mulyadi (2015:9)

Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual dapat disebut sebagai harga pokok atau biaya produksi. Jadi harga pokok produk adalah segala pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi untuk memperoleh satuan produk.

(30)

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi ini bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk :

a. Menentukan harga jual produk

Perusahaan yang memproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksinya per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disampig informasi biaya lain serta informasi nonbiaya.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Jika neraca produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses.

c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodic diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan laba atau rugi bruto tiap periode.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya prduksi tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu, berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca masih dalm proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

(31)

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur biaya berikut :

Taksiran biaya bahan baku Rp xx

Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx

Taksiran biaya overhead pabrik xx

Total biaya produksi Rp xx

Mulyadi (2015:65-70)

6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan

Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses berikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada:

a. Pengumpulan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.

b. Perhitungan harga pokok per satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membeagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produk per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan selama periode yang bersangkutan, perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

c. Penggolongan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan terif yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses pembebanan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, karena harga pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.

d. Unsur yang Digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik

Metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

(32)

Didalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Didalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu. Mulyadi (2015:64-65)

7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalam proses awal.

a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.

b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.

c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :

1) Produk hilang pada awal proses 2) Produk hilang pada akhir proses

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

(33)

Bila dihubungkan dengan perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang berproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak sehingga metode yang dipakai adalah metode harga pokok proses. 8. Penentuan Harga Pokok Produk

“Penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Mulyadi (2015:10)

Penentuan harga pokok produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

: full costing dan variabel costing.

a. Metode full Costing

Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang variable maupun tetap

Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku Rp xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Biaya overhead pabrik tetap xx

Kos produksi Rp xx

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b. Metode variabel costing

Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

hanya memeperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenag kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan umum variabel)

(34)

dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). Mulyadi (2015:17-19)

9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik

Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Misalnya pemakaian bahan berupa semen, pasir dan batu pada perusahaan gorong-gorong yang menjadi komponen utama produk, dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu alokasi.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang terlibat secara langsung

c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Supriyono (2013:20)

10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya

Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :

Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu

(35)

tertentu, sehingga untuk menghitung besarnya harga pokok per unit yaitu :

Tabel 1

Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit Elemen biaya

produksi

Biaya produksi

Unit Ekuivalen Biaya produk per biji yang dihasilkan Biaya bahan baku Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

Biaya bahan penolong Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Biaya tenaga kerja Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Biaya overhead pabrik Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Jumlah Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Sumber : Mulyadi (2015:70)

Unit ekuivalen adalah unit yang disamakan dengan satuan produk jadi untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. Untuk menghitung unit ekuivalen ini maka digunakan rumus sebagai berikut :

Unit ekuivalen + produk jadi + (tingkat penyelesaian x produk dalam proses)

Perhitungan biaya produksi per produk yang diproduksi dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik

Setelah biaya produk per satuan dihitung, harga pokok produk jadi ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses dihitung sebagai berikut :

Harga pokok produk jadi : Rp xxx

Harga produk dalam proses :

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Bahan Penolong Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +

Rp xxx +

Jumlah biaya produksi Rp xxx

(36)

Setelah melakukan perhitungan diatas kemudian disajikan dalam bentuk laporan biaya produksi pada tabel dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 2

Laporan Biaya produksi Januari 2017 CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin Data Produksi:

Dimasukan dalam proses xx

Produk jadi yang ditransfer ke xx

gudang

Produk dalam proses akhir xx

Jumlah produk yang dihasilkan xx Biaya yang dibebankan dalam

bulan Januari 2017:

Total Perbiji

Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Rp xxx Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx

Rp xxx Rp xxx Perhitungan biaya:

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

= Rp xxx

Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp xxx

Biaya yang terjadi dalam bulan Januari 2017 dicatat dengan jurnal berikut ini :

Jurnal pencatatan biaya produksi sebagai berikut : 1) Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku Rp xxx

Kas Rp xxx

2) Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx

(37)

3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

Gaji dan upah Rp xxx

4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

Berbagai rekening yang dikreditkan Rp xxx 5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke

gudang :

Persediaan produk jadi Rp xxx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx 6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses

yang belum selesai diolah akhir bulan :

Persediaan produk dalam proses Rp xxx

Barang dalam roses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx Mulyadi (2015:75)

(38)

11. Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :

a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. b. Memiliki masa manfaat yang terbatas.

c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and

decay) dan kerusakan-kerusakan.

b. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dank arena adanya perubahan permintaan

(39)

terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

Ada tiga factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:

a. Harga perolehan (cost)

Uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan

b. Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

c. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reparasi.taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur (masa mafaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

(40)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik.

a. Metode garis lurus (Straight line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama. (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

Depresiasi =

Keterangan : HP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu)

n = Taksiran umur kegunaan

Perhitungan depresiasi (penyusutan) dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :

1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode.

2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap.

3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu 4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap

Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan

(41)

cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

b. Metode jam jasa (Service hours method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) disbanding dengan yang penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Depresiasi per jam =

c. Metode hasil produksi (Productive output method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi (penyusutan) dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Depresiasi per unit =

Keterangan : HP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu)

(42)

d. Metode beban berkurang (Reducing charge methods)

Dalam metode ini beban depresiasi (penyusutan) tahun-tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit dengan aktiva yang lama. Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil, karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya besar.

Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun yaitu :

1) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)

Di dalam metode ini depresiasi (penyusutan) dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang tiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut :

(43)

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot (weight)

Keterangan : n = Umur ekonomis

2) Metode saldo menurun (Declining balance method)

Dalam cara ini beban depresiasi (penyusutan) periodic dihitung dengan cara mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

T = 1 - Keterangan : T = Tarif

N = Umur ekonomis NS = Nilai sisa (residu) HP = Harga perolehan

Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :

T = 1 -

3) Double declining balance method

Dalam metode ini, beban depresiasi (penyusutan) tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi

(44)

dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun. 4) Metode tarif menurun (declining rate on method)

Disamping metode-metode yang telah diuraikan dimuka, kadang-kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif ini setiapperiode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Karena tarifnya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.

Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi adalah metodeperhitungsn bungs majemuk. Dalam metode ini beban depresiasi bisa dihitung dengan cara annitet atau sinking fund.

e. Metode tarif kelompok/gabungan

Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang diperhitungkan terhadap sekelompo k aktiva. Apabila aktiva yang dimiliki mempunyai umur dann fungsi yang berbeda, maka aktiva ini bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, untuk masing-masing fungsi. Depresiasi diperhitungkan terhadap masing-masing kelompok.

(45)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 3

Hasil penelitian terdahulu Identitas Penelitian Aspek Raudatul Muna A03070038 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Farida Aniah A03130021 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Sholehah A03140054 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 1. Judul Penentuan harga

pokok produk pada perusahaan Alexa Bakery Banjarmasin Perhitungan harga pokok produk Roti manis pada Roti Oval Bakery Banjarmasin

Perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin 2. Institusi/Perusah

aan yang diteliti

Alexa Bakery Banjarmasin

Roti Oval Bakery Banjarmasin CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin 3. Permasalahan Bagaimana perhitungan harga pokok produk dan penggolongan biaya produksi sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada perusahaan Alexa Bakery yang diproduk yaitu roti gulung Bagaimana penggolongan biaya pada Roti Oval Bakery Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya serta yang dengan menggunakan metode harga pokok proses Bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya? 4. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penentuan harga pokok produk dan penggolongan

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk roti manis kosong Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perhitungan harga

(46)

biaya produksi pada perusahaan Alexa Bakery yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya

pada roti oval bakery

pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan akuntansi biaya yang seharusnya 5. Metode Penelitian Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses 6. Hasil Penelitian Dari hasil

penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan angka dari harga pokok produksi antara perusahaan Alexa Bakery dengan penulis yaitu perhitungan harga pokok menurut perusahaan sebesar Rp 6.290,-/bungkus, sedangkan menurut perhitungan penulis sebesar Rp

6.547,-/bungkus hal ini terjad setelah dilakukannya penggolongan biaya dan perhitungan biaya-biaya produksi kurang tepat, dengan demikian baru Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dimana harga pokok produksi roti manis kosong antara perusahaan Roti Oval Bakery Banjarmasin dengan penulis yaitu perhitungan harga pokok menurut perusahaan sebesar Rp 842.88 sedangkan menurut penulis sebesat Rp 350.766. roti oval keju menurut perusahaan Rp. 844.80, sedangkan menurut penulis Rp 3.384.6 dan perhitungan roti oval coklat menurut

(47)

dapat ditentukan harga pokok produksi secara tepat. perusahaan sebesar Rp 850.75 sedangkan menurut penulis Rp 3.369.230

(48)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Harga Pokok Produk

“Harga pokok produk menurut Wiratna ujarwani adalah biaya yang terlibat langsung dalam proses produksi dimana harga pokok produk digunakan sebagai penentu besarnya laba yang diperoleh dan sebagai penentu harga jual suatu produk.” Wiratna Sujarwani (2015:3)

“Harga pokok produk per biji gorong-gorong menurut CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin adalah seluruh biaya yang dijadikan sebagai sumber untuk menentukan harga jual guna memperoleh penghasilan yang tepat.”

2. Metode Harga Pokok Proses

“Metode harga pokok proses menurut Bustami dan Nurlela merupakan metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.” Bustami (2010:91)

(49)

“Metode harga pokok proses menurut CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin adalah proses pengolahan sebuah produk secara terus menerus.”

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau tertentu. Arikunto (2014:185)

Penelitian ini menunjuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong pada perusahaan dengan menggunakan metode harga pokok proses untuk usaha CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu : a. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang nilainya relatif atau ditentukan dalam angka. Dalam penelitian ini data yang dimaksud adalah harga pokok dan jumlah biaya-biaya yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

b. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bisa berupa kata atau kalimat yang merupakan kelanjutan kualitasnya. Dalam penelitan ini data

(50)

yang dimaksud adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta tenaga kerja yang terlibat.

2. Sumber data yang digunakan yaitu : a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pihak yang terkait di CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin dan diolah kembali oleh penulis yaitu tentang sejarah perusahaan dan struktur organisasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia di CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin sehingga penulis tidak perlu mengolah kembali yaitu tentang biaya bahan baku untuk pembuatan gorong-gorong serta jumlah biaya tenaga kerja dan biaya lainnya seperti listrik, air dan daftar aktiva tetap, data penjualan dan data produksi. D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang terkait di perusahaan untuk mengetahui tentang pokok permasalahan yang diteliti.

(51)

2. Observasi

Penulis meninjau langsung ke tempat penelitian yaitu perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin guna mendapatkan data atau gambaran mengenai informasi terhadap permasalahan yang akan dibahas.

E. Teknik Analisis Data

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun penelitian ini adalah :

1. Mengumpulkan data-data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi di perusahaan

2. Mengelompokkan biaya produk sesuai dengan penggolongan yang seharusnya menurut teori akuntansi biaya

3. Melakukan perhitungan harga pokok produk per biji sesuai dengan metode harga pokok proses

4. Menghitung penyusutan aktiva tetap pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

5. Membuat laporan biaya produksi bulan Januari 2017

6. Membuat jurnal untuk menentukan harga pokok produ pada bulan Januari 2017

(52)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin adalah salah satu usaha dagang manufaktur di Banjarmasin yang bisa dibilang cukup sukses selama ini, karena memulai usahanya dari nol atau dari pengalaman – pengalaman yang didalamnya. Sekitar tahun 1974 sampai 1976 pemilik perusahaan ini memutuskan sekolahnya sejak duduk di bangku kelas 1 SMP dan ikut bekerja dengan orang tuanya dipasar sebagai pedagang eceran. Tahun 1979 ayahnya meninggal dunia, sehingga sejak dari tahun itu ia bekerja ikut dengan orang lain di pasar dan berhenti dari pekerjaan di pasar, ia kemudian ikut bekerja lagi diperusahaan Kaltagen, Tahun 1991 pemilik CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin ini berhenti bekerja di Kaltagen, kemudian menjadi buruh liar d beberapa bangunan.

Tahun 1994 mulai mendirikan usaha kecil-kecilan dari uang hasil kerjanya selama menjadi buruh liar. Dengan modal usaha kurang lebih Rp. 600.000,- dengan segala ketekunan yang dilakukannya dengan sendiri. Usaha kecil-kecilan yang dibukanya berupa pembuatan bata press dan batako untuk dijual sendiri ke konsumen 2 tahun kemudian pemilik memiliki 2 karyawan untuk membantu bekerja, dari keuntungan penjualan digunakan untuk membayar gaji dan makan karyawan serta

(53)

membiayai hidup. Sejak saat itu usaha tersebut mulai berkembang dan sedikit demi sedikit karyawannya bertambah banyak. Seiring dengan perkembangan usahanya dari tahun ke tahun yang cukup bagus dan pesat, pemilik usaha ini kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah toko di Jalan Sultan Adam tepatnya di seberang SMA Negeri 5 Banjarmasin. Berkat ketekunan, keuletan dan kegigihan pemilik usaha ini menginginkan usahanya semakin maju dan menjadi lebih besar lagi terwujud hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya volume penjualan meskipun laba yang diperoleh tidak begitu besar. Dengan perkembangan usahanya yang semakin pesat dan dalam rangka menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari yang memerlukan area bangunan yang cukup luas, maka pemilik usaha ini memutuskan untuk memiliki tempat usaha sendiri yang beralamat di Jalan Sultan Adam Rt.20 No.85 Seberang SMA Negeri 5 Banjarmasin dengan nama Usaha CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin.

Seiring dengan perkembangan usahanya dari tahun ke tahun yang cukup bagus dan pesat, pemilik usaha ini kemudian memutuskan untuk mendirikan sebuah toko di Jalan Sultan Adam tepatnya di seberang SMA Negeri 5 Banjarmasin. Berkat ketekunan,keuletan dan kegigihan pemilik usaha ini menginginkan usahanya semakin maju dan menjadi lebih besar lagi terwujud hal ini terlihat dengan semakin meningkatnya volume penjualan meskipun laba yang diperoleh tidak begitu besar. Dengan perkembangan usahanya yang semakin pesat dan dalam rangka

(54)

menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari yang memerlukan area bangunan yang cukup luas, maka pemilik usaha ini memutuskan untuk memiliki tempat usaha sendiri yang beralamat di jalan Sultan Adam

CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin merupakan usaha pengadaan dan perdagangan batako, bata press, gorong-gorong dan pembatas jalan untuk kebutuhan perseorangan, proyek kecil maupun proyek besar yang di pimpin oleh H. Muhammad Luthfie. Usaha ini mempunyai Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Nomor: 503-245/SIUP.KP-V/BP2TPM/2012, dan NPWP: 02.043.131.8-731.000.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan perusahaan sehari-hari pemilik usaha ini dibantu oleh beberapa orang karyawan yang berjumlah 10 orang yaitu 4 orang bagian cetak, 4 bagian angkut dan sekaligus merangkap sebagai bagian pasang, 1 orang bagian pengawas lapangan, dan 1 orang bagian pengawas gudang. Namun demikian, usaha ini tetap dikelola secara sederhana dan bersifat kekeluargaan, sehingga praktis dan mudah dalam mengambil keputusan perusahaan.

Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan memberikan lapangan pekerjaan terutama untuk masyarakat sekitar. Keuntungan yang didapat dari usaha tersebut dipergunakan untuk kesejahteraan pekerja, keluarga dan 5% dari keuntungan yang diperoleh untuk pembangunan mesjid yang berada dipelosok wilayah Kalimantan Selatan seperti : Alalak, Kandangan dalam, Anjir, Tamban dan banyak lagi yang lainnya.

(55)

2. Struktur organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah maupun perusahaan kecil, karena struktur organisasi menunjukkan kerangka susunan perwujudan pola tetap hubungan – hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan.

Struktur organisasi pada suatu perusahaan yang satu dengan yang lain mungkin berbeda, dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut, misalnya ukuran perusahaan, jumlah karyawan perusahaan dan lain-lain. Walaupun demikian, tujuan dibuat struktur organisasi perusahaan adalah sama yaitu memudahkan pimpinan dalam mengkoordinasikan perusahaan yang dikelolanya untuk mencapai untuk mencapai suatu tujuan .

CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin dalam menjalankan usahanya telah menetapkan suatu struktur organisasi garis. Pada sistem organisasi garis terdapat kesatuan komando yang terjaga secara baik, karena pimpinan ada dipuncak dan bawahan hanya mempunyai seorang atasan, sehingga disiplin bawahan dapat ditingkatkan dalam sistem ini juga, kekuasaan dan pengawasan berjalan lurus dari atas ke bawah, sedangkan arus tanggung jawab berjalan dari bawah keatas.

(56)

Berikut ini adalah struktur organisasi CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin Bagan I

Struktur Organisasi CV Tiga Sumber Rezeki

Sumber : CV Tiga Sumber Rezeki

Berikut adalah tugas dan kewajiban dari setiap bagian organisasi CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin:

a. Pimpinan atau Pemilik Modal

Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya antara lain :

1) Menyelenggarakan kegiatan perusahaan secara menyeluruh 2) Bertanggung jawab atas kelancaran usaha yang dilaksanakannya 3) Bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai kegiatan

operasional perusahaan

4) Mengadakan hubungan dengan pihak luar perusahaan b. Bagian Produksi

Mengerjakan kegiatan produksi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan.

(57)

1) Bagian Percetakan

Bertugas untuk mencetak gorong-gorong, melaporkan kepada pimpinan berapa gorong-gorong yang diproduksi selama satu bulan 2) Bagian Pengangkut

Bagian ini berkewajiban atau bertugas sebagai pengangkut gorong-gorong yang dipesan konsumen untuk mengangkut dari tempat produksi ke truk

c. Bagian Pasang

Bagian ini bertugas untuk memasang-masang gorong-gorong ke tempat yang diinginkan konsumen.

d. Bagian Pengawasan

Mengawasi segala kegiatan baik itu di lapangan maupun dibagian gudang.

1) Bagian Pengawas Lapangan

a) Bagian ini berkewajiban atau bertugas untuk mengontrol pekerjaan bagian-bagian lain seperti bagian percetakan, bagian pelapis dan lain-lain.

b) Mengontrol bahan material yang diperlukan untuk memproduksi gorong-gorong baik itu bahan baku, bahan penolong dan sebagainya.

c) Mempunyai tanggung jawab terhadap pengendalian mutu dan pemeliharam sisa material pada akhir produksi serta tanggung jawab atas segala persedian perusahaan.

(58)

d) Bagian pengawas lapangan ini bertugas untuk membantu pimpinan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

e) Mengawasi penjualan produk, baik jumlah maupun harganya. f) Mencari pelanggan baru untuk meningkatkan volume

penjualan.

2) Bagian Pengawas Gudang

Bagian ini bertugas untuk mengontrol hasil produksi yang masuk ke gudang, serta menghitung hasil produksi yang masuk kegudang pada hari itu, bertanggung jawab atas terjaganya hasil gorong-gorong yang masuk ke gudang agar tidak hilang.

3. Bahan - bahan dan peralatan yang digunakan a. Bahan - bahan yang digunakan

Bahan - bahan yang dipergunakan dalam pembuatan gorong-gorong pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin adalah :

1) Semen 2) Pasir sirtu 3) Batu kural

b. Alat - alat yang dipergunakan

Alat - alat yang digunakan dalam proses produksi pembuatan gorong-gorong adalah :

1) Cangkul

Alat ini digunakan untuk mencangkul pasir yang ada didalam truk agar mudah dipindahkan ke gerobak sorong dan diletakan

Gambar

Tabel 6  Daftar Aktiva Tetap

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan adalah uji aktivitas acc deaminase dilakukan pada media Dworkin – Foster (DF) dan PCR gen acdS menggunakan primer spesifik ACC serta analisis

adalah Sa 2 diperoleh pada parameter tekanan 4 bar dengan waktu 10 detik dan kebersihan tertinggi yang dapat dicapai oleh proses sandblasting dari hasil penelitian adalah Sa 3

Sistem penilaian di Perguruan Tinggi yang pada saat ini masih menggunakan cara manual, yaitu nilai mahasiswa yang telah dikoreksi oleh dosen diserahkan kepada

Puji syukur kehadirat tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho-nya, sehingga penyusun mampu menyelesaikan laporan ini tepat waktu dengan judul”KUNJUNGAN INDUSTRI

Setelah dilakukan penelitian pengola- han limbah cair crumb rubber dengan meng- gunakan lumpur aktif biakan campuran dari lumpur industri crumb rubber secara aerob dengan

, isi dengan menjumlahkan NILAI SEKOLAH yang anda peroleh (jumlah dibulatkan ke bawah) ilustrasi pada halaman 4 KETERANGAN Gambar 3.2. agi pendaftar yang lulus sebelum tahun

kemitraan antara pemerintah, usaha swasta dan masyarakat lokal. Pengembangan ekonomi lokal juga memerlukan kerjasama antara aktor-aktor yang terlibat. Aktor-aktor

Perhitungan harga pokok produksi dimulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,