• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH GRANDPARENTING DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "POLA ASUH GRANDPARENTING DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK USIA 4-6 TAHUN "

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Shochib, Pola asuh orang tua dalam membentuk anak mengembangkan disiplin diri, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2018), hal.17. Namun kenyataannya, banyak orang tua yang mempercayakan pengalihan pengasuhan anak kepada kakek dan nenek.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat penelitian

Pengertian Pola Asuh

13 Syaiful Bahri Djamarah, Komunikasi Parenting dan Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal. 15 Syaiful Bahri Djamarah, Komunikasi Parenting dan Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hal.

Jenis-Jenis Pola Asuh

Artinya, apa yang dilakukan anak harus tetap dalam pengawasan orang tua dan dapat dijelaskan oleh anak.18 b) Pola asuh otoriter. Strategi komunikasi yang digunakan dalam pola asuh permisif adalah apa yang diinginkan anak harus selalu dituruti dan diperbolehkan.

Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh

Pola asuh yang diterapkan oleh kakek-nenek memang benar pada zamannya, namun belum tentu pada kehidupan sekarang, jika diterapkan dalam pengasuhan cucu-cucunya. Orang tua yang memiliki banyak anak (keluarga besar) biasanya mengasuhnya dengan gaya pengasuhan yang berbeda-beda.

Peran Kakek Dan Nenek

Peran orang tua yang dilakukan sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak, proses membesarkan anak dalam pembentukan kepribadian dan pendidikan bagi anak.26 Peran kakek dan nenek merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayang kepada cucunya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pengasuhan kakek dan nenek merupakan cara terbaik yang dilakukan kakek dan nenek terhadap anak asuhnya (cucu) dalam hal pengasuhan, pengasuhan, pendidikan dan bimbingan yang bertujuan untuk menjadi pribadi yang baik.

Faktor Yang Menyebabkan Pengalihan Pengasuhan

Pandangan orang tua terhadap pengasuhan anaknya seringkali bertentangan dengan pandangan kakek dan neneknya.27 Keberadaan kakek dan nenek dalam keluarga dianggap “madu dan racun”, artinya kehadiran kakek dan nenek dengan sukarela menggantikan peran sebagai orang tua dapat meringankan, karena selama kedua orang tuanya bekerja. Namun sebaliknya, ketika kakek-nenek diberi peran untuk mengasuh cucunya, maka kakek-nenek biasanya menerapkan pola asuh indulgent, yaitu terlalu memanjakan dan menuruti semua permintaan cucunya. Meskipun kekuatan kakek dan nenek tidak sama dengan saat masih muda, namun pada usia lanjut terjadi penurunan kemampuan fisiologis, sehingga kakek dan nenek terbebas dari tugas dan tanggung jawab yang berat atau beresiko serta memerlukan banyak istirahat.

Kakek dan nenek dapat menerima kenyataan hidupnya, mampu memahami makna hidup, beradaptasi dengan lingkungan, serta menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik, sehingga dapat mencapai kepuasan hidup. Membesarkan cucu memang sangat diperlukan.29 Seorang kakek dan nenek tentunya mengetahui bahwa ia mempunyai hak-hak tertentu, namun hak-hak tersebut mungkin berbeda-beda pada setiap keluarga. Hak-hak yang pada hakikatnya dan kodratnya dimiliki oleh kakek-nenek, misalnya hak untuk menyayangi cucu, hak untuk memberikan nasehat yang baik kepada cucu, hak untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada cucu, hak untuk mendampingi cucu, dan lain sebagainya. Seperti: keadaan sosial-ekonomi pribadi kakek-nenek (apakah kakek-nenek mampu memberikan nafkah yang “sesuai” sebagai wujud haknya terhadap cucunya).

Tinjauan Tentang Kepribadian 1) Pengertian Kepribadian

Tipe-Tipe Kepribadian

Seseorang yang termasuk dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri seperti mempunyai banyak kekuatan, penuh semangat, mempunyai gairah hidup, mampu membuat lingkungan senang dan bahagia. 35 Kepribadian Sanguinis adalah orang-orang yang memiliki banyak darah, sehingga tipe ini seseorang selalu memperlihatkan wajah berseri-seri, ceria atau selalu gembira dan optimis.36. Namun tipe ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya cenderung impulsif (tidak sesuai emosi atau keinginannya). 36 Whyu Supriyatin, Aplikasi Android Sebagai Media Informasi Pengenalan Kepribadian Anak Usia Dini, Orbith Vol.

Seseorang yang termasuk dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri cenderung tenang, gejolak emosinya tidak terlihat, misalnya saat ia sedang sedih atau senang, sehingga naik turunnya emosinya tidak terlihat jelas. Orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini cenderung dapat mengendalikan diri dengan cukup baik dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.38 Orang dengan tipe kepribadian ini memiliki kelemahan, antara lain kecenderungan untuk menganggap enteng dan Tidak ingin mempersulit. Orang yang memiliki tipe ini memiliki kelemahan antara lain sangat mudah dikendalikan emosinya dan cenderung mudah murung yang menjadi hal yang mendasari kesehariannya.

Seseorang yang termasuk dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri seperti disiplin, mandiri, mempunyai semangat belajar yang besar, energik, mempunyai banyak bakat dan merupakan seorang pemimpin.41 Tipe koleris pada umumnya disiplin, setia dan bertanggung jawab.42. Orang dengan tipe ini mempunyai kelemahan, antara lain cenderung egois, tidak mampu berempati terhadap teman, tidak mampu mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang yang sedang menderita, serta merasa kurang suka bermain dan kurang bisa diam (aktif). Seseorang yang termasuk dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri seperti mampu mengemukakan pendapat, gagasan dan gagasan dengan kuat, namun perasaannya halus sehingga tidak menyakiti hati orang lain.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Ishvi Oktavenia Eriyanti dengan judul “Analisis Pola Asuhan Kakek-Nenek Dalam Pembentukan Karakter Anak di TK Dharma Wanita Desa Drokilo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter anak di TK Dharma Wanita I Drokilo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakek dan nenek menggunakan 3 indikator dalam metode penelitian mengenai gaya pengasuhan orang tua, yaitu 1).

Linda Wati bertajuk “Nenek orang tua dalam keluarga di Desa Rambah Hilir Tengah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh orang tua dan mengetahui kemandirian cucu dalam pola asuh nenek pada keluarga di Desa Rambah Hulu Tengah Kecamatan Rambah Hulu Kabupaten Rokan Hulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh yang dilakukan nenek adalah pola asuh permisif, pola asuh demokratis dan pola asuh campuran.

46Ishvi Oktavenia Eriyanti, Jurnal Pendidikan Untuk Semua, “Analisis Pola Asuh Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak di TK Dharma Wanita Desa Drokilo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoron” 2019. 47Linda Wati, “Pola Pengasuhan Bayi dan Keluarga di Desa Rambah Hilir Tengah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu”, Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau 2019. Kakek dan nenek menggunakan tiga tipe pola asuh dalam membesarkan anak yaitu: pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh orang tua yang permisif.

Tempat dan Waktu Penelitian

Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian kualitatif merupakan model penelitian yang berupaya mengungkap fenomena dengan cara mendeskripsikannya melalui bahasa dalam konteks alamiah.50 Hal ini tidak terlepas dari fokus penelitian untuk memperoleh hasil di bidang kakek dan nenek membentuk kepribadian anak usia 4 hingga 6 tahun. Di RT/07 RW/02 Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu).

Sumber Data

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. 52 Sumber data sekunder digunakan untuk menunjang informasi yang diperoleh dari sumber data primer.

Fokus Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Keunikan wawancara mendalam terletak pada keterlibatan peneliti dalam kehidupan informan sebagai objek penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengkaji partisipasi anak selama proses pembelajaran dan memperkuat data yang diperoleh. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data profil anak dan proses aktivitas anak selama diasuh orang tua dengan tujuan untuk memperkuat data yang sudah ada.

Uji Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

Profil RT/07 RW/02 Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu

68 Hasil wawancara dengan Ny. Husni Yeti 69 Hasil wawancara dengan Ny. Nur Hasana 70 Hasil wawancara dengan Ny. Meti Herawati. 71 Hasil wawancara dengan Ny. Remunah 72 Hasil wawancara dengan Ny. Muhayah 73 Hasil wawancara dengan Ny. Sukijah. Dari hasil wawancara dengan babysitter apakah ada aturan khusus dan bagaimana sikap nenek jika anak melanggar aturan tersebut.

Tabel 4.4  Daftar Nama Anak
Tabel 4.4 Daftar Nama Anak

Pembahasan

Berdasarkan temuan hasil penelitian di Kelurahan RT/07 RW/02 Dusun Besar Kota Bengkulu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dari ketujuh keluarga tersebut tidak ada satupun yang menggunakan pola asuh otoriter karena nenek tidak menunjukkan pola asuh yang sangat dekat. pola. . rendahnya kontrol dan kehangatan terhadap anak, nenek bahkan tidak bertindak bahwa sesuatu yang menjadi aturan harus dipatuhi tanpa adanya proses diskusi. Dari penjelasan pola asuh otoriter di atas sejalan dengan pendapat Sudarwan Danim yang menjelaskan bahwa pola asuh otoriter ini bertindak bahwa sesuatu yang bersifat aturan harus ditaati dan dijalani oleh anak. Pola asuh otoriter menunjukkan kontrol yang tinggi dan kehangatan yang rendah.105 Janet Kay juga menjelaskan pola tersebut.

Berdasarkan temuan hasil penelitian di RT/07 RW/02 Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dari tujuh keluarga yang mengalihkan peran pengasuhan sementara kepada nenek, terdapat tiga keluarga yang menggunakan pola asuh permisif yaitu pola asuh permisif. keluarga Nur Hasanah, Remunah dan Sukiah. Jika pada pola asuh ini anak mempunyai kendali penuh dan bebas bertindak serta memutuskan suatu hal tanpa mempertimbangkan neneknya, maka pada pola asuh permisif nenek lebih banyak membebaskan anak dengan sedikit kendali dan komunikasi sesuai keinginan anak selalu diperbolehkan. (memanjakan anak). Pola asuh permisif memberikan kontrol yang sangat longgar dan membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup.

Pola asuh seperti ini adalah segala peraturan dan ketentuan keluarga ada di tangan anak. Pada pola asuh ini anak mempunyai kendali penuh dan dapat leluasa dalam melakukan sesuatu dan mengambil keputusan tanpa ada pertimbangan nenek, pada pola asuh permisif nenek lebih banyak membebaskan anak dengan sedikit kendali, ia selalu diberi pesan tentang apa yang harus dilakukan. diinginkan anak itu. Dari tujuh anggota keluarga, empat orang menggunakan pola asuh demokratis, dan tiga anggota keluarga menggunakan pola asuh permisif.

SARAN

Dari tujuh anggota keluarga, terdapat tiga anak yang bertipe kepribadian sanguinis, satu anak bertipe kepribadian apatis, dua anak bertipe kepribadian koleris, dan satu anak bertipe kepribadian agresif. Peran Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian Anak Usia Dini, SCHOULID: Jurnal Konseling Sekolah Indonesia. Analisis Penyesuaian Diri Berdasarkan Tipe Kepribadian Siswa Kelas X Sman 1 Pontianak Program Studi Bimbingan dan Konseling Fkip Untan Pontianak.

Jurnal Analisis Education for All Kakek-Nenek Dalam Pembentukan Karakter Anak di TK Dharma Wanita Desa Drokilo Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoron.

Gambar

Tabel 4.4  Daftar Nama Anak

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul : HUBUNGAN ANTARA POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PERILAKU