• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola kerukunan dan sikap toleransi umat beragama di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pola kerukunan dan sikap toleransi umat beragama di"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Pemahaman pluralisme menjadi cikal bakal terbentuknya sikap dan cara hidup toleran antar umat beragama di desa Watu Toa. Tujuan masyarakat Desa Watu Toa dalam menerapkan sikap toleransi antar umat beragama adalah untuk mencapai kehidupan sosial yang harmonis.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis mencoba mengkaji pola kerukunan dan toleransi beragama di desa Watu Toa Kabupaten Soppeng. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu kajian ilmiah, oleh karena itu penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Pola Kerukunan dan Sikap Toleransi Beragama di Desa Watu Toa Kabupaten Soppeng”.

Tujuan Penelitian

Upaya apa yang dilakukan umat beragama di desa Watu Toa untuk menjaga kerukunan dan toleransi satu sama lain meskipun berbeda agama?

Manfaat Penelitian

Memberikan masukan kepada masyarakat akan pentingnya kerukunan dan toleransi beragama di Desa Watu Toa. Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami variabel-variabel yang terdapat pada judul Pola Kerukunan dan Toleransi Beragama di Desa Watu Toa Kecamatan Soppeng, maka perlu dikaji konsep tersebut dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pola kerukunan dan toleransi beragama di desa Watu Toa kabupaten Soppeng.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, berupa gambaran tentang pola kerukunan umat beragama di Kabupaten Soppeng. Pola kerukunan dan sikap toleransi beragama di Desa Watu Toa Kecamatan Mariowawo Kabupaten Soppeng. Pola kerukunan dan sikap toleransi beragama di Desa Watu Toa Kecamatan Mariowawo Kabupaten Soppeng.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, pendapat masyarakat Desa Watu Toa dalam sudut pandang umat Islam tentang pola kerukunan umat beragama adalah perilaku yang didasari dengan sikap saling menghargai, saling menghormati dan saling membantu. Nurhayati dengan judul “Toleransi antar umat beragama di desa-desa semasa Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur”, hasil. Hal serupa juga terjadi di desa dimana umat Kristiani di Desa Watu Toa meyakini bahwa perilaku kerukunan umat beragama merupakan suatu sikap yang penuh toleransi terhadap semua orang, meskipun terdapat perbedaan keyakinan, sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang penuh kerukunan antar umat. .

Pola kerukunan dan toleransi beragama di Desa Watu Toa Kabupaten Soppeng dengan mewujudkan kerjasama di bidang keagamaan, ekonomi, dan pelayanan sosial. Kerukunan antaragama dalam masyarakat majemuk (kajian kerukunan umat Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Budha di Dusun Losari, Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang).

Defenisi Operasional

KAJIAN PUSTAKA

Perilaku Sosial

Kerukunan umat beragama merupakan sebuah konsep yang dicanangkan pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat lintas agama yang harmonis. Kerukunan Tri Umat Beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia dapat hidup dalam kesatuan, meskipun terdapat banyak perbedaan. Perlunya penguatan fungsi forum diskusi antar umat beragama untuk mempererat kerukunan antar umat beragama.

Penelitian yang ditulis oleh Fakultas Amantun IAIN Walisongo Semarang berjudul Kerukunan Antar Umat Beragama mempelajari hubungan Islam dan Kristen di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Umat ​​beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama untuk menjaga kerukunan umat beragama, baik dalam pemberian layanan, regulasi, dan pemberdayaan. Agenda-agenda tersebut jelas tidak dapat terlaksana secara maksimal jika masalah kerukunan umat beragama tidak terselesaikan.

Lokasi penelitian ini di Desa Watu Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, Permasalahan yang terjadi di Kabupaten Soppeng adalah mereka yang non-Muslim, mereka satu keluarga dengan umat Islam di desa tersebut, mereka tidak merasa terganggu. Dengan adanya perbedaan tersebut maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui pola kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharsan 2018 yang berjudul “Pola Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Soppeng Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama di Kabupaten Soppeng merupakan salah satu landasan dalam menjaga kerukunan umat beragama. kerukunan dan keharmonisan masyarakat, terjalin saling pengertian satu sama lain. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amantun yang berjudul “Kerukunan Antar Umat Beragama, Kajian Relasi Islam dan Kristen di Desa Losari Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang”, hasil penelitian tersebut adalah Selesai menunjukkan bahwa hubungan antara sikap toleransi yang dilakukan masyarakat sangat baik, baik dalam bidang ekonomi, maupun dalam kegiatan keagamaan.

Pola Kerukunan Antar Umat Beragama

Toleransi Antar Umat Beragama

Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian ini menunjukkan realita kehidupan umat beragama di Kabupaten Soppeng, melihat kerjasama dan kegiatan yang sering dilakukan bersama antar umat beragama di kabupaten Soppeng, dan pola kerukunan umat beragama di kabupaten Soppeng, wujudnya. kerjasama yang sering dilakukan adalah mengadakan pertemuan antar tokoh agama untuk membahas kerukunan dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama, dan faktor pendukung kerukunan umat beragama di kabupaten soppeng merupakan salah satu landasan untuk menjaga kerukunan umat beragama dan kerukunan masyarakat, adanya saling pengertian untuk memahami satu sama lain. Umi Maftukhah 2014 dalam penelitiannya “Kerukunan Antaragama dalam Masyarakat Plural Kajian Kerukunan Umat Islam, Kristen Protestan, Katolik dan Budha di Dusun Losari, Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang” pada tahun 2014 bahwa setelah dilakukan penelitian ditemukan adanya ' suatu pola kerukunan antar umat beragama dari semua umat beragama yang terlihat dari wujud kerukunan pada saat perayaan hari besar keagamaan seluruh umat beragama yang saling toleran untuk bekerja sama tanpa memandang perbedaan agama yang ada. Adanya peran tokoh agama untuk membantu menjaga kerukunan yang ada, yaitu adanya rasa ketaatan yang diberikan masyarakat kepada tokoh agama yang berbeda, menentukan adanya ketundukan terhadap pencapaian tujuan bersama (goal achievement) dengan menjalin hubungan. satu sama lain, sehingga masyarakat dapat mengatasi konflik antar umat beragama.

Tesis ini mengkaji tentang pola kerukunan umat Islam dan Kristen di desa Losari yaitu faktor-faktor yang mendukung dan menghambat proses kerukunan antara umat Islam dan Kristen, namun penelitian ini hanya mengkaji tentang hubungan Islam dan Kristen di desa Losari. perbedaannya dengan penelitian. Artikel ini membahas tentang kerukunan umat beragama di Kotapraja Lalabata Kabupaten Soppeng dan penulis membahas tentang faktor-faktor penyebab kerukunan umat beragama dan apa saja bentuk kerukunan umat beragama yang ada di Kotapraja Lalabata Kabupaten Soppeng. Berbagai hasil penelitian dan penelitian terdahulu telah dikaji sesuai relevansinya dengan pokok permasalahan yang diteliti, namun jika dilihat dari konteks waktu dan tempat, belum ditemukan penelitian serupa sebelumnya mengenai pola kerukunan umat beragama di Kabupaten Soppeng, sehingga penelitian ini penelitian yang belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya dan diperlukan.

Kerangka Pikir

Kerukunan umat beragama adalah hubungan antar umat beragama yang dilandasi oleh toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam persamaan pengamalan ajaran agamanya, dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Misalnya dalam membuat tempat ibadah, sebaiknya memperhatikan pertimbangan organisasi keagamaan yang berbadan hukum dan terdaftar di pemerintah daerah setempat. Namun kebebasan tersebut harus dijalankan dengan tidak mengganggu atau merugikan pemeluk agama lain, karena putusnya hubungan antar pemeluk agama yang berbeda akan menimbulkan akibat yang dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kerukunan umat beragama mutlak diperlukan untuk menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat di tanah Indonesia ini dengan damai, sejahtera dan jauh dari kecurigaan kelompok lain. Dengan demikian, agenda-agenda kemanusiaan yang seharusnya dilaksanakan melalui kerja sama lintas agama, seperti pengentasan kemiskinan, pemberantasan kebodohan, pemberantasan korupsi, terciptanya pemerintahan yang bersih dan memajukan bangsa, dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. Peneliti ingin mengetahui wilayah Soppeng secara mendalam, karena wilayah Soppeng merupakan wilayah yang sangat menjunjung tinggi nilai kerukunan, walaupun berbeda agama namun tetap bisa saling menghormati, menghormati dan mencintai, mereka saling bahu membahu untuk menjalin kerukunan dalam Kabupaten Soppeng, salah satu hal yang menarik dari kerukunan umat beragama di kabupaten Soppeng adalah semua tempat peribadahan berdekatan dan masyarakat sekitar pura tidak diganggu bila ada penganut agama lain yang melaksanakan ibadahnya, masyarakat di kawasan ini tidak pernah mengganggu kerukunan umat beragama di kabupaten Soppeng. perbedaan karena keselarasan dalam hidup akan melahirkan karya-karya besar yang bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Kerukunan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kerukunan antar umat Islam dan kerukunan antar umat berbeda agama atau antar umat pada umumnya.

Proposisi Penelitian

Pola kerukunan itu terbentuk karena adanya kerjasama antar sesama umat beragama dan melalui sikap saling melindungi dan menghargai umat beragama.Ada peran penting bagi para pemuka agama, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri untuk memahami yang namanya perbedaan dan eksistensi pemerintahan. lembaga dan paham untuk menunjang terciptanya kerukunan umat beragama, karena agama membawa kedamaian dan keamanan bagi pemeluknya. Upaya toleransi berperan penting dalam menciptakan sikap saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam mengamalkan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

METODE PENELITIAN

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Fokus penelitian

Informan Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan data diatas, sebagian besar masyarakat di Desa Watu Toa berprofesi sebagai petani, sebanyak 3022 orang berprofesi sebagai petani. Desa Watu Toa merupakan desa yang cukup padat penduduknya di Kecamatan Marioriwawo dengan jumlah penduduk sebanyak 5.291 jiwa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Bapak. Saenen selaku Ketua RT Desa Watu Toa, Kecamatan Warioriwawo, Kabupaten Soppeng pada 12 Oktober 2020.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Ketua RT Desa Watu Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng kehidupan sosial desa. Kehidupan di Desa Watu Toa juga tenteram karena sikap toleransi masyarakat Desa Watu Toa sangat baik, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Drs. Begitu pula dengan kehidupan sosial di Desa Watu Toa, walaupun berbeda agama, namun kerjasama antar masyarakat tetap berjalan dengan baik, seperti dalam pelayanan sosial, hal ini sudah sepantasnya.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, keharmonisan di desa Watu Toa berjalan dengan baik baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan, masyarakat saling menghargai satu sama lain apapun agamanya. Begitu pula dengan sikap toleran masyarakat Desa Watu Toa dalam kegiatan peribadatannya, umat yang berbeda keyakinan tidak pernah saling mengganggu kegiatan peribadatannya. Masyarakat Desa Watu Toa Kabupaten Soppeng menjaga toleransi dan kerukunan dengan menciptakan rasa hormat dan saling menghormati terhadap sesama manusia.

Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kerukunan hidup umat beragama yang menjadi sasaran penelitian adalah kerukunan antara umat Islam dan umat Kristen (8 lokasi), kerukunan antara umat Islam dan umat Katholik (1

Bentuk komunikasi verbal terjadi ketika warga umat Islam dan umat Kristen Desa Karanggondang berkomunikasi dalam bidang perilaku sosial yang terjadi pada umat Islam

Kabupaten Soppeng adalah dearah yang sangat menjunjung tinggi nilai kerukunan, walaupun mereka hidup dalam berbeda agama, namun mereka mampu untuk menghormati

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dilakukan tentang sikap toleransi antar umat beragama, dapat disampaikan hal-hal berikut diantaranya:

Penguasaan agama pada ranah budaya di Bali memberikan dampak pola kerukunan umat beragama hanya bisa dimungkinkan tercipta ketika ada kebesaran hati agama Hindu

Selain Kepala Desa ada juga tokoh agama yang memberi nasihat kepada umatnya untuk saling menghargai, menghormati. Disetiap kegiatan keagamaan selalu diberikan

Kabupaten Soppeng adalah dearah yang sangat menjunjung tinggi nilai kerukunan, walaupun mereka hidup dalam berbeda agama, namun mereka mampu untuk menghormati

Hambatan masyarakat dalam mewujudkan toleransi di Desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi penghambat adanya sikap