• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLICY BRIEF PPID KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Irham Maulana

Academic year: 2025

Membagikan "POLICY BRIEF PPID KOTA BANDUNG"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

https://ppid.bandung.go.id/

MENINGKATKAN AKSES INFORMASI PUBLIK MELALUI APLIKASI PPID KOTA BANDUNG: TANTANGAN DAN PROSPEK

P O L I C Y B R I E F

PENDAHULUAN

Ketebukaan informasi publik ini tidak hanya sekadar memberikan informasi kepada masyarakat, menurut Averrouce keterbukaan informasi publik berkaitan erat dalam hal pertanggungjawaban kinerja. “Dalam kaitan akuntabilitas kinerja kita mendorong keterbukaan ini untuk menyampaikan kerja-kerja, kinerja dari Kementerian PANRB untuk disampaikan kepada masyarakat,”

imbuhnya.

keterbukaan informasi publik memiliki peran penting dimana masyarakat dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan pemerintah.

“Keterbukaan informasi publik menjadi bagian penting dari semua area dari reformasi birokrasi, karena dari semua hal ada kaitannya, tentang bagaimana kita menginformasikan kepada publik mengenai kerja-kerja kita, dalam konteks perumusan, koordinasi dan sinkronisasi, serta evaluasi kebijakan khusus bidang PANRB,” ujar Kepala Biro Data, KOMINFO Publik Kementerian PANRB Mohammad Averrouce

(2)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Aplikasi PPID merupakan solusi yang inovatif untuk memfasilitasi dan mempercepat proses pengajuan permintaan informasi publik serta memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat. Namun, dalam implementasinya, aplikasi PPID juga menghadapi tantangan yang perlu diatasi agar tujuan peningkatan akses informasi publik dapat tercapai secara efektif.

Beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi aplikasi PPID termasuk ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai, kecukupan dana dan sumber daya manusia yang terlatih, serta kekhawatiran akan keamanan dan privasi data. Selain itu, perlu juga meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya akses informasi publik dan bagaimana memanfaatkan aplikasi PPID dengan efektif.

Untuk mewujudkan potensi aplikasi PPID, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Pemerintah perlu menyediakan anggaran yang memadai untuk pengembangan dan pemeliharaan aplikasi PPID, serta memastikan ketersediaan infrastruktur teknologi yang memadai. Sementara itu, sektor swasta dan masyarakat sipil dapat memberikan kontribusi dalam bentuk pelatihan, dukungan teknis, dan partisipasi aktif dalam menggunakan aplikasi PPID.

PERAN APLIKASI PPID DALAM MEMFASILITASI AKSES INFORMASI PUBLIK Melalui keterbukaan informasi publik, masyarakat juga dapat memberikan input, saran, dan masukan kepada pemerintah.

“Keterbukaan informasi publik menjadi peluang masyarakat untuk meningkatkan peran serta dalam penyelenggaraan negara, mendorong untuk pengolahan pelayanan informasi semakin lebih baik.

Selain itu Tugas dan tanggung jawab PPID tertuang dalam PP No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di Pasal 14, yaitu: a) Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi. ; b) Pelayanan Informasi sesuai dengan aturan yang berlaku.; c) Pelayanan informasi publik yang cepat, tepat, dan sederhana.; d) Penetapan prosedur operasional penyebarluasan informasi publik. ; e) Pengujian konsekuensi.; f) Pengklasifikasian informasi atau pengubahannya.; g) Penerrapan informasi yang dikecualikan yang telah habis jangka waktu pengecualiaanya sebagai informasi publik yang dapat diakses. h) Penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas informasi publik

(3)

Namun, tidak dapat di pungkiri resiko dalam menggunakan internet adalah kebocoran data dan privasi. Oleh karena itu, PPID harus senantiasa memperhatikan keamanan data dan privasi dalam penggunaan teknologinya.

PROSPEK PENGEMBANGAN APLIKASI PPID

a) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat

Ide meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam penggunaan aplikasi PPID akan memudahkan Masyarakat yang akan menyampaikan permohonan informasi lebih mudah dan tidak berbelit-belit karena dilayani lewat satu pintu. Di era digital sekarang ini, dimana masyarakat dituntut untuk menerapkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

b) Peningkatan kolaborasi antara PPID dan pemangku kepentingan

Terkait kolaborasi yang lebih baik antara PPID dan pemangku kepentingan terkait dapat membantu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam pengelolaan informasi dan dokumen di lingkungan publik.

TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI APLIKASI PPID

a)Kendala teknis dan infrastrutur

kekurangan informasi yang tersedia yang membuat menjadi kendala teknis bagi masyarakat terutama informasi yang bersifat rahasia atau informasi yang belum diungkapkan oleh pemerintah Kota Bandung.

Lalu ada keterbatasan pengajuan permintaan informasi publik, karna hanya dapat dilakukan diaplikasi PPID kota bandung atau email,sehingga masyarakat yang tidak memiliki akses internet atau email,akan kesulitan untuk mangajukan informasi publik

Waktu yang dibutuhkan untuk memproses permintaan: Waktu yang dibutuhkan untuk memproses permintaan informasi publik melalui aplikasi PPID Kota Bandung tergantung pada kompleksitas permintaan tersebut, sehingga beberapa permintaan bisa memakan waktu yang cukup lama.

b) Kurangnya pemahaman dan dukungan dari pihak terkait

Penggunaan teknologi yang belum dikuasai oleh sebagian masyarakat:

Beberapa masyarakat mungkin masih kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi PPID Kota Bandung karena kurangnya kemampuan teknologi.

c) Masalah keamanan data dan privasi keamanan data dan privasi sangat di perhatikan oleh aplikasi PPID ini, PPID menerapkan keamanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Rekomendasi Kebijakan

Di era yang serba digital ini,pelayanan publik bisa dilakukan dengan cara online seperti hal nya Aplikasi PPID di kota Bandung.aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah jalur komunikasi dan informasi antara pemerintah dan masyarakat.Menurut data lengkap yang disajikan oleh (Soendjojo,2007) menyatakan bahwa pemerintahan provinsi Jawa Barat tercatat sudah 100% memiliki website atau aplikasi pemerintahan.walaupun hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi kota bandung yang notaben nya merupakan ibu kota Jawa Barat,tetap kita selaku masyarakat harus senantiasa menilai dan melihat aplikasi yang disajikan oleh pemerintah tersebut.karena setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Policy brief ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang tantangan dan prospek dalam implementasi aplikasi PPID dan menawarkan rekomendasi kebijakan yang dapat membantu meningkatkan akses informasi publik di Indonesia Khususnya di Kota Bandung,Jawa Barat

SIMPULAN

Jurnal “Aplikasi E Government dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik pada beberapa pemerintah daerah Kota/Kabupaten di

Indonesia”Karya Ely Sufianti

Kenda, N. (2015). Implementasi Pejabat Pengelola Informasi Dan

Dokumentasi (Ppid) Pada Pemerintah Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 19(3)

Undang Undang Nomer 14 Tahun 2008 tentangketerbukaan informasi publik

1. Meningkatkan kemampuan pemahaman internet baik di kalangan SDM aparatur maupun masyarakat

Dalam meningkatkan aplikasi PPID,sebelumnya tentu seluruh aparatur pemerintah dan masyarakat harus memahami terlebih dahulu tentang bagaimana pemahaman mereka terhadap internet.pemerintah bisa merealisasikan hal ini dengan cara mengadakan sosialisasi atau seminar tentang pentingnya pemahaman terhadap internet di zaman ini.

2. Meningkatkan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses internet

Dalam menggunakan Internet,masyarakat tentu memerlukan kuota.dan tentuna kuota ini berbayar dan tidak semua masyarakat mampu meng aksesnya,walaupun di Kota Bandung ini sendiri sudah ada beberapa titik Wifi gratis,namun keberadaannya belum menyeluruh sehingga tidak semua masyarakat dapat menggunakannya.

3. Menjamin perlindungan data dan privasi pengguna

di era modern ini,tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak nya oknum oknum hacker yang menyalahgunakan potensinya untuk mencuri data dan lain sebagainya.dalam hal ini,pemerintah kota Bandung harus bisa mencegah hal tersebut dengan cara menjamin perlindungan data dan privasi bagi siapa pun yang meng aksesnya.

4. Peningkatan Transparansi Informasi

Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan informasi publik dengan menyediakan akses yang lebih mudah kepada masyarakat. Pemerintah Kota Bandung dapat membuat sebuah portal informasi publik yang memuat berbagai dokumen dan data terkait kinerja pemerintah, anggaran, program, dan kebijakan publik.

5. Evaluasi dan Pemantauan

Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja PPID Kota Bandung untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan terkait informasi publik. Selain itu, memantau dan mengevaluasi waktu respons PPID terhadap permintaan informasi untuk memastikan keterbukaan dan efisiensi dalam pelayanan.

6. Pelaksanaan Sanksi

Menerapkan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang mengatur informasi publik. Hal ini akan memastikan adanya disiplin dan akuntabilitas dalam pengelolaan informasi publik di Kota Bandung.

7. Kolaborasi antara PPID dan Lembaga Non- Pemerintah

Dalam rangka memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas,pemerintah bisa Mendorong kolaborasi antara PPID dengan lembaga non-pemerintah, termasuk organisasi masyarakat sipil, selain itu juga hal ini berfungsi untuk meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap transparansi informasi publik. Kerjasama ini akan membantu memastikan integritas dan kualitas informasi yang disediakan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan pelayanan prima administrasi kependudukan di Kecamatan Cinambo Kota Bandung (1) Ukuran dan tujuan

Strategi untuk mengefektifkan implementasi kebijakan pengendalian penurunan insiden penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung adalah dengan cara : (a) surveilans

mempengaruhi kehidupan orang miskin. Dana bergulir, yang merupakan pinjaman modal usaha dari BAZ Kota Bandung, adalah salah satu strategi kebijakan publik dalam

Subarsono, A.G., 2009, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi, Cetakan Keempat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif,

Hasil Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kepatuhan Pemerintah Daerah Kota Bandung dalam penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan

kondisi tingkat pelayanan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan masyarakat. f) Analisis kebijakan wilayah Kota Bandung, seperti RPJP dan RPJM, dll. Kajian

mempengaruhi kehidupan orang miskin. Dana bergulir, yang merupakan pinjaman modal usaha dari BAZ Kota Bandung, adalah salah satu strategi kebijakan publik dalam

Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung dalam mengimplementasikan UU Keterbukaan Informasi Publik jika dilihat dari Komunikasi nya bisa dikatakan baik, hal ini dapat