LAPORAN PRAKTIKUM GEOMATIKA II PENGUKURAN POLIGON TERBUKA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomatika II Dosen Pengampu :
Rossita Yuli Ratnaningsih, S.T.,M.T.
Disusun oleh : Kelompok 1
Anika Diah Pangestu NIM 22505244030 Revianansa Anggar Alkafi NIM 22505244032 Dwi Rahma Ningsih NIM 22505244036 Chaesa Amara A NIM 22505244038 Faris Ario Hidayat NIM 22505244040 Rizki Laili Ramadhan NIM 22505244039 Aisah Rahmawati NIM 22505244043
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2024
I. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengukuran tentang poligon terbuka ini adalah mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengoperasikan alat theodolite digital dengan benar 2. Mengukur jarak optis total setiap patok.
3. Mengukur besar elevasi pada setiap patok.
4. Mengukur besar elevasi setiap titik detail yang didapat.
II.
Kajian TeoriPoligon merupakan suatu rangkaian segi banyak yang menghubungkan banyak titik detail di lapangan dan mempunyai banyak sudut. Pada rangkain segi banyak tersebut ada yang mempunyai dua titik ujung (poligon terbuka), ada yang mempunyai satu titik ujung (poligon tertutup) dan ada yang mempunyai banyak titik ujung (poligon bercabang). Jika suatu poligon diketahui satu titik koordinatnya dan diukur sudut jurusannya atau poligon diketaui dua titik atau lebih, titik koordinatnya. Kemudian diukur sudut-sudut horizontal, sudut-sudut vertikal dan jaraknya.
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi.
Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah ini (Ipah Saripah dkk, 2017).
Gambar 1. Poligon Terbuka
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat sempurna.
Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x, y, z). Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja. Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari benchmark (Ipah Saripah dkk, 2017).
III.
Alat dan BahanPeralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Teodolit
2. Statif
3. Rambu ukur 4. Payung 5. Alat tulis 6. Kamera 7. Pita Ukur 8. Kalkulator 9. Paku
IV.
Prosedur Pelaksanaan1. Tentukan titik tetap (titik 1 sampai dengan titik 5) yang membentuk suatu pengukuran terbuka. Jangan sampai ada bangunan atau lainnya yang menghalangi sewaktu melaksanakan pembidikan nantinya. Usahakan jarak setiap titik tidak lebih dari 50 meter.
2. Pasang dan setting Theodolit di titik yang telah ditentukan (1-5).
3. Setelah itu bidik titik selanjutnya dan sebelumya, baca BA, BB, BT, sudut horizontal dan Vertikal nya pada setiap titik.
4. Ukur ketinggan alat/Theodilit di setiap pemasangan pada titik.
5. Catat hasil pengukuran di titik 1-5 6. Olah data hasil pengukuran di Ms Excel.
V.
Keselamatan Kerja1. Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsi dan prosedur kerja operasional.
2. Teliti dalam membaca hasil peengukuran.
3. Berhati – hati saat menggunkan alat.
4. Berhati – hati dengan lingkungan sekitar saat melakukan pengukuran.