i
POTENSI WISATA PANTAI LUNGKAK SEBAGAI WISATA BERKELANJUTAN
DI DESA KETAPANG RAYA KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh
SASTRI PAROZI NIM 180503107
JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
ii
POTENSI WISATA PANTAI LUNGKAK SEBAGAI WISATA BERKELANJUTAN
DI DESA KETAPANG RAYA KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
SASTRI PAROZI NIM : 180503107
JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
iii
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
NOTA DINAS PEMBIMBING
vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
vii
PENGESAHAN
viii MOTTO
“Kita lebih menderita dalam imajinasi daripada dalam kenyataan”1 - Lucius Annaeus Seneca
1 Henry Manampiring, Filosofi Teras, (Jakarta: Buku Kompas, 2019).
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karya tulis ini saya persembahkan untuk orang tuaku tercinta yaitu bapak Kasim dan ibu Marni, yang telah berjuang melahirkan dan membesarkanku dan memperjuangkan pendidikanku dan untuk Susi beserta seluruh keluarga yang telah mengangkatku ke langit dunia melalui ilmu dan semua motivasinya serta memberikan semangat dan selalu mendukungku dalam segala hal untuk mencapai kesuksesan baik secara moral maupun moril untuk seluruh keluargaku yang telah mendukung pendidikanku.”
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SAW. Karna berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelsaikan penyususnan skripsi dengan judul “Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan di Desa Ketapang Raya Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok”. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis meucapkan terimakasih kepada:
1. M. Setyo Nugroho, S.Par., M.Par. dan Muh. Baihaqi, S.H.I., M.SI.
selaku Dosen pembimbing yang senantiasa memberikan dukungan, arahan, dengan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan yang terbaik bagi saya untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Prof. Dr. H. Masnun Thahir, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
3. Dr. Riduan Mas’ud,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram.
4. Muhammad Johari, M.Si selaku ketua program studi Pariwisata Syariah.
5. Wahyu Khalik, M.Par. selaku sekretaris jurusan Pariwisata Syariah.
6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, yang telah dengan sabar membimbing dan memberikan ilmu dengan sepenuh hatinya.
7. Keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan doa serta dukungan untuk mempercepat selsainya karya tulis ini.
8. Dinas-Dinas terkait yang sudah meluangkan waktunya untuk menjadi narasumber bagi saya dalam menyelesaikan karya tulis ini Semua teman-teman kelas Pariwisata Syariah yang mungkin tidak bisa kusebutkan satu persatu namnya.
9. Sahabat-sahabat yang telah memberikan fasilitas tempat untuk melepas lelah, tempat bertukar pikiran dan saling berbagi serta fasilitas pendukung pengerjaan skripsi.
10. Dan rekan-rekan lainnya terima kasih banyak untuk semuanya karena tidak bisa saya sebutkan satu namanya persatu, kalian adalah teman dan sabahat terbaikku dikampus, dirumah, maupun teman dalam
xi
bermain, selama mengenal kalian. Kalian banyak menghibur dalam suka maupun duka.
Penulis mendoakan semoga Allah SAW, melimpahkan kasih sayang serta karunianya yang berlipat ganda untuk segala kebaikan yang diberikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan tanggapan dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Mataram, ________________2022 Penulis,
Sastri Parozi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN LOGO ...iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
NOTA DINAS PEMBIMBING ... v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi
PENGESAHAN ... vii
MOTTO viii HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ... 3
E. Telaah Pustaka ... 4
F. Kerangka Teori ... 7
G. Metode Penelitian ... 17
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN... 24
A. Profil Wisata Pantai Lungkak ... 24
B. Sejarah Terbentuknya Wisata Pantai Lungkak ... 24
C. Fasilitas Yang Tersedia di Wisata Pantai Lungkak ... 25
xiii
D. Retribusi di wisata Pantai Lungkak ... 25
E. Struktur Organisasi Pengelola Wisata Pantai Lungkak ... 26
F. Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan ... 28
G. Strategi Pengembangan Potensi Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan ... 30
H. Dampak Dalam Pengembangan Wisata Pantai Lungkak di Desa Ketapang Raya ... 38
BAB III PEMBAHASAN ... 41
A. Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan ... 41
B. Strategi Pengembangan Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan ... 43
C. Dampak Dalam Pengembangan Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan di Desa Ketapang Raya ... 50
BAB IV PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57
A. Pedoman Wawancara ... 57
B. Foto-Foto... 59
1. Foto Wawancara Penulis... 59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 62
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Lokasi Pantai Lungkak, 20.
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Kelompok Sadar Wisata Desa Ketapang Raya, 27.
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Foto Dokumentasi
xvi
POTENSI WISATA PANTAI LUNGKAK SEBAGAI WISATA BERKELANJUTAN
DI DESA KETAPANG RAYA KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
Sastri Parozi NIM 180503107
ABSTRAK
Penelitian ini pertama bertujuan untuk mengetahui potensi yang dimiliki wisata Pantai Lungkak, kedua strategi pengembangan wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan, dan ketiga untuk mengetahui dampak dalam pengembangan wisata Pantai Lungkak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki wisata Pantai Lungkak sebagai daya tariknya dikelompokkan dalam tiga hal.
Something to see seperti pantai yang panjang berpasi warna hitam, hutan mangrove, rumput lari-lari, dan taman. Something to do seperti berenang, berbelanja, karaoke, dan berfoto. Something to buy seperti makanan dan minuman. Terdapat tiga strategi yang digunakan oleh pengelola wisata Pantai Lungkak dalam pengembangan potensi wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan adalah pertama strategi pengembangan sumber daya manusia yang meliputi kegiatan pelatihan seperti pengetahuan dan skil tentang pariwisata. strategi kedua promosi yang meliputi, Erned Media, Event, Internet Marketing. Yang ketiga adalah membangun fasilitas kepada wisatawan dan warga lokal. Adapun dampak dalam mengembangkan wisata Pantai Lungkak berupa dampak positif dan negatif.
Dampak positif yang ditimbulkan dari tempat wisata ini diantaranya adalah meningkatkan ekonomi masyarkat lokal, mengurangi jumlah penganggura, menciptakan lapangan kerja, menciptakan sumber daya manusia menjadi lebih baik. Sedangkan untuk dampak negatifnya adalah menggangu
xvii
ketentraman masyarakat di sekitar tempat wisata dan pencemaran lingkungan.
Kata Kunci: Wisata Berkelanjutan, Pengembangan Potensi Wisata, Dampak Pariwisata.
xviii
TOURISM POTENTIAL OF LUNGKAK BEACH AS A SUSTAINABLE TOURISM IN KETAPANG RAYA VILLAGE,
KERUAK DISTRICT, EAST LOMBOK REGENCY By:
Sastri Parozi NIM 180503107
ABSTRACT
This study first aims to determine the potential of Lungkak Beach tourism, secondly the strategy of developing Lungkak Beach tourism as Sustainable Tourism, and thirdly to determine the impact on the development of Lungkak Beach tourism. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques with interviews, observation, documentation.
The results showed that the potential of Lungkak Beach tourism as an attraction was grouped in three things. Something to see such as a long black sandy beach, mangrove forest, running grass, and parks. Something to do like swimming, shopping, karaoke, and taking pictures. Something to buy like food and drink. There are three strategies used by Lungkak Beach tourism managers in developing the tourism potential of Lungkak Beach as sustainable tourism. The first is a human resource development strategy which includes training activities such as knowledge and skills about tourism. the second promotion strategy which includes, Erned Media, Events, Internet Marketing. The third is to build facilities for tourists and local residents. The impact in developing Lungka Beach tourism is in the form of positive and negative impacts. The positive impacts of this tourist spot include improving the local economy, reducing the number of unemployed, creating jobs, creating better human resources. Meanwhile, the negative impact is disturbing the peace of the community around tourist attractions and environmental pollution.
Keywords: Sustainable Tourism, Tourism Potential Development, Tourism Impact.
xix
ةحايس نوكت نأ لمتحملا نم LUNGKAK
ةحايس شتيب ةمادتسم
ةيرق يف KETAPANG RAYA
ةقطنم ، KERUAK تسيإ ةقطنم ،
LOMBOK
يسنجير
ب :
يزورافيرتساس مين 180503107
يديرجت
ريوطت ةيجيتارتسا اًيناثو ، شيب ككجنل ةحايس تاناكمإ ديدحت ىلإ ًلاوأ ثحبلا اذه فدهي ديدحتل اًثلاثو ، ةمادتسم ةحايسك شيب ككجنل ةحايس .شيب ككجنل ةحايس ريوطت ىلع ريثأتلا
ةظحلاملاو تلاباقملا عم تانايبلا عمج تاينقت .يعونلا يفصولا جهنملا ةساردلا هذه تمدختسا قيثوتلاو . .ءايشأ ةثلاث يف اهعيمجت مت بذج ةزيمك شيب ككجنل ةحايس تاناكمإ نأ جئاتنلا ترهظأ
ليوطلا دوسلأا يلمرلا ئطاشلا لثم هتيؤر نكمي ءيش
يراجلا بشعلاو فورغنملا تاباغو
لثم ءارشلل ءيش .روصلا طاقتلاو يكويراكلاو قوستلاو ةحابسلا لثم هلعفت ءيش .تاهزنتملاو ريوطت يف شيب ككجنل يف ةحايسلا وريدم اهمدختسي تايجيتارتسا ثلاث كانه .بارشلاو ماعطلا يه ىلولأا :ةمادتسم ةحايسك ككجنل ئطاشل ةيحايسلا تاناكملإا ةيرشبلا دراوملا ةيمنت ةيجيتارتسا
يتلاو ةيناثلا جيورتلا ةيجيتارتسا .ةحايسلا لوح تاراهملاو ةفرعملا لثم ةيبيردت ةطشنأ نمضتت يتلا قفارم ءانب وه ثلاثلاو .تنرتنلإا ربع قيوستلاو ، ثادحلأاو ، ةبستكملا ملاعلإا لئاسو ، لمشت ت يف ريثأتلا يتأي .نييلحملا ناكسلاو حايسلل ةيباجيإ تاريثأت لكش يف شيب ككجنل ةحايس ريوط
نيلطاعلا ددع ليلقتو ، يلحملا داصتقلاا نيسحت يحايسلا عقوملا اذهل ةيباجيلإا راثلآا لمشت .ةيبلسو يبلسلا ريثأتلا نإف ، هسفن تقولا يفو .لضفأ ةيرشب دراوم قلخو ، لمع صرف قلخو ، لمعلا نع ذجلا قطانم لوح عمتجملا ملاس جعزي يئيبلا ثولتلاو يحايسلا ب
.
ةيحاتفملا تاملكلا .يحايسلا ريثأتلا ، ةلمتحملا ةيحايسلا ةيمنتلا ، ةمادتسملا ةحايسلا :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Wilayah pesisir memiliki potensi lain berupa keunikan dan keindahan alam yang dapat menjadi daya tarik wisata sehingga aktivitas pariwisata pun dapat dikembangkan dan menghasilkan dampak positif dengan ikut meningkatkan perekonomian kawasan.
Pengembangan pariwisata pesisir sendiri pada dasarnya difokuskan pada pemandangan, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah2. Reaksi atas pengembangan pariwisata ini dapat berupa implikasi negatif, sehingga diperlukan pengelolaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan kebutuhan generasi saat ini dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan generasi penerus 3di waktu yang akan datang.4 Objek wisata membutuhkan pengelolaan yang tepat sebagai upaya mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.
Begitu pula yang terjadi disalah satu kawasan pesisir yang terletak di paling ujung timur Pulau Lombok yaitu Pantai Lungkak.
Pantai ini berada di Dusun Lungkak Selatan, Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Pantai Lungkak sendiri mempunyai potensi dan daya tarik wisata baik potensi dan daya tarik wisata alam, berupa pantai berpasir hitam yang ombaknya tenang, hutan mangrove, rumput lari-lari dan muara sungai.
Daya tarik wisata budaya, berupa rumah panggung, aktivitas masyarakat dan madak atau mencari kerang ramai-ramai. Daya tarik buatan, berupa taman, monumen kue dan spot foto.5
2 Musaddun, Wakhidah Kurniawati, Santy Paulla Dewi dan Novia Sari Ristianti,
“Bentuk Pengembangan Pariwisata Pesisir Berkelanjutan di Kabupaten Pekalongan”,Ruang, Vol. 1, Nomor 2, 2013,hlm. 2
3
4 I Nyoman Sukma Arida, Pariwisata Berkelanjutan, (Denpasar: Sustain Press, 2017), hlm. 1.
5 Hasil observasi sementara yang dilakukan penuli, tanggal 11 Januari 2022, di Desa Ketapang Raya.
2
Wisata Pantai Lungkak bisa dikatakan masih baru, karena mulai beroperasi sekitar tahun 2017. Pemerintah setempat melihat potensi yang terdapat di pantai tersebut dan mulai dikembangkan dengan cara membangun fasilitas seperti berugak, kamar mandi, tempat parkir dan tembok penahan air laut untuk mencegah abrasi atau pengikisan bibir pantai. Namun dalam perkembangannya ada beberapa masalah contohnya banyaknya sampah yang terdapat di area wisata dan rumput liar.6 Oleh karena itu diperlukan penataan dan edukasi terhadap masyarakat, pengunjung dan pemilik usaha di kawasan tersebut mengenai pentingnya kebersihan lingkungan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Mengingat Pantai Lungkak memiliki potensi wisata dan peluang yang besar dalam bidang pariwisata maka perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan Pantai Lungkak menjadi suatu daya tarik wisata unggulan. Dalam pengembangan wisata Pantai Lungkak diperlukan suatu usaha untuk melestarikan dan mengembangkan aset atau potensi wisata yang dimiliki Pantai Lungkak. Upaya pengembangan tersebut juga diharapkan dapat memajukan wisata Pantai Lungkak menjadi wisata yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat, memajukan kebudayaan masyarakat, pelestarian alam, lingkungan dan sumber daya lainnya di objek wisata Pantai Lungkak.
Berdasarkan permasalahan dan potensi yang dimiliki wisata Pantai Lungkak tersebut, maka perlu adanya pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mempertimbangkan masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian penulis menjadi tertarik untuk mengangkat topik penelitian yang berjudul “POTENSI WISATA PANTAI LUNGKAK SEBAGAI WISATA BERKELANJUTAN DI DESA KETAPANG RAYA KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR”.
B. Rumusan Masalah
1. Potensi apa yang dimiliki wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan?
6 Ibid.
3
2. Bagaimana strategi pengembangan potensi wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan?
3. Apa dampak dalam pengembangan wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui potensi apa yang dimiliki wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan.
b. Untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan potensi wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan.
c. Untuk mengetahui apa dampak dalam pengembangan wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan.
2. Manfaat penelitian
a. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan dan sumber inspirasi serta bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Desa Ketapang Raya dan instansi terkait serta pihak swasta dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan refrensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Desa Ketapang Raya.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah peneliti terfokus pada permasalahan terkait Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan. Berdasarkan pokok pembahasan tersebut peneliti membatasi penelitian mengenai beberapa masalah yakni:
Pertama, potensi apa yang dimiliki wisata Pantai Lungkak. Kedua, bagaimana strategi pengembangan wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan. Ketiga , apa dampak dalam mengembangkan wisata berkelanjutan.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Pantai Lungkak, di Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok
4
Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan yaitu dari bulan Juli sampai Agustus.
E. Telaah Pustaka
Berdasarkan judul yang diangkat dalam proposal penelitian yaitu, potensi wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan di Desa Ketapang Raya Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur.
Penelitian ini difokuskan kepada potensi wisata pantai yang berada di Dusun Lungkak Desa Ketapang Rayasebagai wisata bekelanjutan.
Untuk lebih mengkaji fokus pada penelitian perlu untuk melakukan telaah pustaka terhadap penelitian serupa yang sudah diteliti. Adapun penelitian terkait dengan judul ini sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Steven Y. Kawatak, Mechiko N.
Indriyanto dan Triveni G. L. Waloni pada tahun 2020 yang berjudul Strategi Pengembangan Berbasis Pariwisata Berkelanjutan di Pantai Pulisan Likupang. Tujuan penelitian ini pertama adalah bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada di Pantai Pulisan melalui analisi terhadap kebijakan pemerintah daerah, parsitipasi masyarakat lokal, dan persepsi pengunjung. Dan tujuan keduanya adalah untuk merekomendasikan suatu strategi pengembangan yang berbasis pariwisata berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini tidak hanya melihat dari sudut pandang pemerintah setempat tapi juga dari sudut pandang masyarakat dan juga pengunjung, selain itu penelitian ini juga mengidentifikiasi faktor internal dan juga internal. Kekurangan dari penelitian ini adalah kurang membahas apa itu pariwisata berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui potensi yang dimiliki pantai pulisan, yang dimana pantai ini memiliki potensi seperti pantai yang berpasir putih, batu berbentuk goa, perbukitan savana yang mengelilingi pantai, dan flora berupa pepohonan yang berusia ratusan tahun dan fauna endemik seperti monyet dan burung maleo. Selanjutnya adalah peran pemerintah, pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan Pantai Pulisan dengan cara membangun infrastruktur, seperti membangun akses jalan dan Bandara
5
Internasional Sam Ratulangi. Sedangkan hasil yang terakhir adalah partisipasi masyarakat dan persepsi wisatawan tentang Pantai Pulisan. Masyarakat sangat antusias dengan berkembangnya Pantai Pulisan dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti gazebo, warung, penyewaan perahu dan banana boat bagi wisatawan. Persepsi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pulisan mengakui keindahan alam di destinasi ini.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Heylen Amildha Yanuarita pada tahun 2018 yang berjudul Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Studi tentang Pengembangan Wisata Gua Selomangleng di Kota Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengembangan pariwisata di objek wisata Gua Selomangleng Kota Kediri dan implikasi pengembangannya dalam perspektif berkelanjutan. Adapun metode yang dilakukan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini membahas secara detail pembangunan wisata Goa Selomangleng dengan konsep wisata berkelanjutan yaitu dari aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya. Sedangkan untuk kekurang penelitian ini adalah penelitian ini terlalu banyak membahas teori di pendahuluan sehingga pembaca merasa kurang tertarik membacanya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan wisata Gua Selomangleng Kota Kediri masih sangat minim, terkendala dengan persoalan kepemilikan lahan, namun demikian tetap ada usaha pengembangan wisata Gua Selomangleng yang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Mulki Hakim pada tahun 2019 yang berjudul Strategi Pengembangan Sustainable Tourism Development (STD) (Studi Kasus Wisata Kabupaten Pengandaran). Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan strategi pengembangan Sustainable Tourism Development (STD) atau Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Wisata Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Kelebihan dari penelitian ini adalah membahas secara detail kondisi yang ada di
6
wisata Kabupaten Pengendaran. Sedangkan kekurang dari penelitian ini adalah kurang membahas mengenai apsek wisata berkelanjutan yaitu aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budayanya. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui strategi pengembangan Sustainable Tourism Development (STD) di Kabupaten Pangandaran.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Syull Rosli Sanam dan I Made Adikampana pada tahun 2014 yang berjudul Pengembangan Potensi Wisata Pantai Lasiana Sebagai Wisata Berkelanjutan Di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dan data kuantitatif, sumber data primer dan data sekunder. Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini membahas secara detail potensi yang ada di lokasi penelitian.
Kekurangan dari penlitian ini adalah tidak membahas secara lengkap dari aspek ekonomi yang mencadi aspek utama dari pariwisata berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini adalah membahas menganai potensi yang ada di Pantai Lasiana yaitu potensi alam dan budaya.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Munizirah pada tahun 2020 yang berjudul Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Berdasarkan Partisipasi Masyarakat di Balige. Penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan bentuk partisipasi seperti apa yang dapat dilakukan masyarakat dalam megembangkan pariwisata berkelanjutan di Balige.
Kelebihan dari penelitian ini adalah selain membahas pariwisata dari berkelanjutannya penelitian ini juga membahas berdasarkan partisipasi masyarakatnya. Kekurangan dari penelitian ini adalah kurangnya mengkaji lebih lanjut terkait pariwisata berkelanjutan berdasarakan paritisipasi masyarakat untuk meningkatkan pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan ini. Hasil dari penelitian ini yaitu masyarakat setuju bahwa dengan ikut berpartisipasi pariwisata berkelanjutan di Balige dapat berkembang. Adapun bentuk-bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu berpartisipasi dalam
7
pengambilan keputusan, menyediakan barang atau jasa, pengembangan infrastruktur dan fasilitas, dan konservasi lingkungan. Keempat bentuk partisipasi tersebut disetujui oleh masyarakat guna mengembangkan pariwisata berkelanjutan dalam aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.
Penelitian terkait potensi wisata Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitian serupa mengenai pemasaran dan pengaruh daya tarik sudah dilakukan sebelumnya. Tentu dalam telaah pustaka ini banyak kesamaan dan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang saya akan lakukan.
F. Kerangka Teori
Teori merupakan dasar dalam penelitian. Oleh karena itu, untuk menjelaskan potensi wisata berkelanjutan. Maka penelitian ini menggunakan teori sebagai berikut:
1. Pariwisata berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan yang didefinisikan oleh The World Tourism Organization (UNWTO) adalah pariwisata yang memperhitungkan secara penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan sekarang dan yang akan datang, menjawab kebutuhan pengunjung, industri (pariwisata), lingkungan dan masyarakat lokal tuan rumah.7
Pariwisata berkelanjutan, seperti yang disebutkan dalam definisi diatas dapat dikatakan sebagai pembangun yang mendukung secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adik secara etikan dan sosial terhadap masyarakat. Artinya pembangunan pariwisata berkelanjutan merupakan upaya terpadu dan terorganisaai untuk mengembangkan, kualitas hidup dengan cara mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharan sumber daya alam dan budaya secara berkelanjutan. Berdasarkan konteks pembangunan berkelanjutan, pariwisata berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pembangunan pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan
7 Yohanes Sulistyadi, Pariwisata Berkelanjutan: Pengelolaan Destinasi Wisata Berbasis Massyarakat, (Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2017), hlm. 6.
8
wisatawan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkunan dan memberi manfaat baik bagi generasi sekarang maupun yang akan datang. Hal tersebut hanya dapat terlaksana melalui sistem penyelenggaraan pemerintah yang (good govermace) dengan partisipasi aktif dan seimbangan antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lain yang lebih luas.
Pengembangan kawasan wisata berkelanjutan perlu melibatkan berbagai stakeholder/kepentingan mendasar melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini penting karena masyarakat memiliki banyak inforamasi dan pengetahuan perilahal kondisi obyektif di daerahnya. Dengan demikian dalam pembangun kawasan wisata terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat sebagai bagian penting untuk saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang wisata dan kehidupan masyarakat.
Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan (empowerment), yang memandang potensi masyarakat sebagai sumber daya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan.
Pembangunan melalaui proses pemberdayaan masyarakat pada umumnya menggunakan pendekatan community based development, yang artinya adalah pemberdayaan masyarakat dengan berbasis komunikasi. Untuk mewujudkan pendekatan pemberdayaan masyarakat tersebut perlu didukung oleh sejumlah langkah dan tindakan yang dapat melancarkan proses transformasi dan transisi dari paradigma lama ke paradigma baru, maupun dalam menjabarkan konsep pemberdayaan sebagai pendekatan yang digunakan sebagai perspektif baru dalam kegiatan yang lebih operasional. Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan kawasan wisata yang berbasis masyarakat, prinsip dasar yang dikembangkan adalah:
9 a. Prinsip co-ownership
Bahwa kawasan wisata adalah milik bersama untuk itu ada hak-hak yang harus diakui.
b. Prinsip co-opertion
Kepemilikan bersama membawa kosekuensi bahwa penglolaan dilakukan bersama-sama seluruh komponen masyarakat (stakeholder) yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan organisasi non pemerintah (ONROP) yang harus bekerjasama.
c. Prinsip co-renponsibility
Keberadaan kawasan wisata menjadi menjadi tanggung jawab bersama. Pengelolaan kawasan wisata merupakan tujuan bersama oleh karenanya segala akibat dari pengembangan wisata tersebut merupakan tanggung jawab bersama-sama.8
Menurut Sharpley, tujuan dasar pembangunan wisata berkelanjutan adalah tercapainya keseimbangan antara lingkungan pariwisata, kebutuhan lokal masyarakat dan kebutuhan wisatawan. Dengan kata lain, tujuan pencapaian, suistanable development adalah:
a. Tujuan pembangunan, berfokus pada pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan akar rumput untuk membangun yang berfokus pada kepuasan kebutuhan dasar masyarakat.
b. Tujuan lingkungan/berkelanjutan, melestarikan dan melindungi lingkunagan terutama melestarikan sumber daya tak terbarukan.9
Pembangunan wisata berkelanjutan dicapai dengan menyeimbangkan ketiga elemen utama dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, yaitu lingkungan, ekonomi dan sosial.
a. Aspek lingkungan
8 Yohanes Sulistyadi, Pariwisata Berkelanjutan: Pengelolaan Destinasi Wisata Berbasis Massyarakat, (Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2017), hlm. 6.
9 Sharpley, Richard, Tourism Developent and the Environment: Beyond Sustainable, (London: Earthscan Dunstan House, 2009), hlm. 9.
10
Kawasan wisata alam selalu memiliki potensi sumberdaya alam berupa flora, fauna, ekosistem, fenomena alam dan budaya masyarakat sekitar yang sangat unik, khas, orisinil, beragam dan potensial memiliki daya tarik sebagai tujuan masyarakat.
b. Aspek ekonomi
Pengembangan destinasi wisata berupaya untuk memanfaatkan dan menjual potensi alam dan budaya yang masih asli, serta merupakan industri pariwisata yang cenderung berkembang dengan pesat seiring dengan meningkatnya kecenderungan minat masyarakat untuk menikmati alam lingkungannya, kemajuan, kemudahan akses mencapai lokasi objek pariwisata, meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya masyarkat setempat.
c. Aspek sosial
Pariwisata berkelanjutan juga berkomitmen untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dengan memaksimumkan kontribusi pariwisata bagi kemakmuran destinasi dan masyarakat lokal. Pengaruh terhadap kepedulian masyarakat lokal terhadap lingkungannya akan memperkuat aktivitas budaya yang selanjutnya akan kembali berdampak positif baik kapada penduduk lokal maupun terhadap wisatawan. Implemntasi pariwisata berkelanjutan bukanlah hal suatu yang sederhana untuk dilakukan, diperlukan pemberdayaan masyarakat lokal yang berkesinambungan melalui pendidikan, komunikasi dan persuasi yang positif supaya terjadi penguatan toleransi dan rasa hormat, pertukaran sosial budaya, kerjasama dan perdamaian dapat tercapai.10
2. Potensi Wilayah Pesisir
Potensi wisata terjadi lantaran suatu proses yang ditimbulkan oleh hasil tangan kreatifitas manusia. Suatu lokasi
10 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Buku Pedoman Kelompok Sadar Wisata, (Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), 2012.
11
bisa dijadikan sebagai tempat wisata jika memiliki kekuatan lingkungan yang mampu mendatangkan seseorang untuk berkunjung. Kekuatan itu berupa penampakan alam yang alami yang dimiliiki oleh objek wisata itu sendiri.11
Suatau objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memiliki potensi daya tarik wisata dengan mengelompokannya sebagai berikut:
a. Something to see (sesuatu yang dapay dilihat)
Ditempat wisata harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang dapat dilihat, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Dengan kata lain, daerah itu harus memiliki daya tarik tersendiri yaitu berupa atraksi wisata yang dapat bisa dijadikan hiburan saat orang sampai disana.
b. Something to do (sesuatu yang dapat dilakukan)
Di suatu tempat harus ada aktivitas yang dilakukan entah itu berupa olahraga, kesenian dan kegiatan lain yang membuat pengunjung tersebut ingin berlama-lama di tempat tersebut.
c. Something to buy (sesuatu yang dapat dibeli)
Ditempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (Shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.12
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang bagian lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. mendefinisikan wilayah pesisir sebagai wilayah daratan dan perairan yang dipengaruhi oleh proses biologis dan fisik dari perairan laut
11 Sujali, Geografi Pariwisata Dan Kepariwisataan, (Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, 1989), hlm. 19.
12 Khusnul Khotimah Wilopo Dan Luchman Hakim, “Strategi Pengmbangan Destinasi
Pariwisata Budaya (Kasus Pada Kawasan Situs Trowulan Sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto)” Jurnal Admisnistrasi Bisnis (JAB) Vol. 41 No. 1 Januari 2017, hlm 61-62.
12
maupun dari daratan, dan didefinisikan secara luas untuk kepentingan pengelolaan sumber daya alam. Sehingga deliniasi wilayah pesisir ini dapat berbeda tergantung dari aspek administratif, ekologis, dan perencanaan.
Definisi wilayah pesisir seperti yang sudah dijelaskan memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang tinggi dan beragam, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Lebih lanjut, umumnya kegiatan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung, dapat berdampak buruk bagi ekosistem pesisir.
Karakteristik umum wilayah laut dan pesisir adalah sebagai berikut.
a. Pesisir merupakan kawasan yang strategis karena memiliki topografi yang relatif mudah dikembangkan dan memiliki akses yang sangat baik (dengan memanfaatkan laut sebagai
“prasarana” pergerakan).
b. Pesisir merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, baik yang terdapat di ruang daratan maupun ruang lautan, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.13
3. Strategi
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang berupa perluasan geografis, divesifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi likuidasi dan joint venture. Selain itu, strategi akan mempengaruhi kehidupan organisasi baik swasta maupun pemerintah dalam jangka panjang dan strategi mempunyai konsekuensi yang banyak fungsi atau banyak visional dengan mempertimbangkan faktor-faktor dalam maupun luar yang dihadapi.14
13 Yonvitner, Pengertian, Potensi, dan Karakteristik Wilayah Pesisir, Modul.
14 Khoirul Fajri dan Nova Riyanto, “Kota Bandung Dalam Meningkatkan Tingkat Kungjungan Wisata Asal Malaysia”, Tourism Scientifik, Vol 1 No. 2, 2016, hlm. 171.
13 4. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata dan mengintegrasikan segala bentuk aspek yang terdapat di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kelangsungan pariwisata.15
Disamping itu, pengembangan pariwisata membutuhkan sistem desentralisasi dan dengan melibatkan seluruh stakeholder kepariwisataan. Kebijakan strategis pariwisata dengan inisiatif yang muncul dari pemerintah pusat yang menekankan dimensi lingkungan telah menimbulkan kerugian bagi keseimbangan sosial dan dimensi ekonomi. semestinya, setiap inisiatif yang bertujuan untuk membangun pariwisata dalam konteks sekarang harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan sebagai satu faktor penting dalam mewujudkan jenis pariwisata yang diinginkan.16
Ketentuan pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor 10 Republik Indonesia tantang pembangunan kepariwisataan menunjukkan bahwa pembangunan kepariwisataan harus memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan keunikan budaya alam, serta kebutuhan manusia akan pariwisata, termasuk pengembangan pariwisata sebagai berikut:
a. Usaha di bidang pariwisata b. Tujuan pariwisata
c. Penjualan
d. Kelembagaan pariwisata.17
Dalam perencanaan pengembangan pariwisata harus memiliki berbagai elemen dasar paling tidak mencakup aspek- aspek sebagai berikut:
15 Winengan, Industri Pariwisata Halal Konsep Dan Formulasi Kebijakan Lokal, (Kota Mataram: Uin Mataram Press, 2020) Cetakan Pertama, hlm. 24.
16 Anna Torres Delgado dan Francesc Lopez. “The Growth And Spread Of The Concept Of Sustainable Tourism: The Contribution Of Institutional Initiatives To Tourism Policy”. Journal Tourism Management Perspectives. 2012 Volume 4 hlm 1-10.
17 Undang-Undang RI No 10 Tahun 20009 Tentang Pembangunan Pariwisata Pasal 6 dan 7.
14
a. Pengembangan atraksi daya tarik wisata
Atraksi merupakan salah satu daya tarik yang akan memberikan keinginan dan motivasi bagi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata.
b. Pengembangan amenitas dan akomodasi wisata
Berbagai fasilitas wisata yang perlu dikembangkan dalam aspek amenitas tidak terdiri dari pusat informasi, rumah makan, akomodasi, pusat kesehatan, toko cindramata, kesediaan air bersih, listrik, biro perjalanan wisata dan lain sebagainya.
c. Pengembangan aksesibilitas
Aksesibilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi wisatawan untuk sampai pada sebuah objek wisata, namun juga waktu yang dibutuhkan perangkat terkait lainnya dan tanda petunjuk arah menuju lokasi wisata.
d. Pengembangan image (citra wisata)
Pecitraan (image building) merupakan bagian dari positioning, yaitu suatu kegiatan untuk membangun image atu citra di pasar (wisatawan) melalui desain terpadu antara komunikasi pemasaran, aspek kualitas produk, saluran pemasaran yang tepat, kebijakan harga dan konsisten dengan citra yang ingin dibangun serta ekspresi yang tampak dari sebuah produk. 18
Pengembangan pariwisata harus mampu mendukung terwujudnya tujuan dari kepariwisataan secara utuh, menurut undang-undang yang mengatur tentang kepariwisataan, yaitu UU No. 10 Tahun 2009 pasal 4 sebagai berikut.
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat c. Menghapus kemiskinan
d. Mengatasi pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya
18 Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Parwisata, (Yogyakarta:Gava Media, 2013), hlm 172.
15 f. Memajukan kebudayaan g. Mengangkat citra bangsa h. Memupuk rasa cinta tanah air
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa j. Mempererat persahabatan antar bangsa.19 5. Dampak Pariwisata
Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak terhadap kondisi sekitar pariwisata, baik itu berupa dampak positif maupun dampak negatif. Saat terjadi aktifitas pariwisata maka secara langsung akan mendapatkan suatu dampak tertentu pula. Dampak ini terjadi karena adanya perubahan aktifitas masyarakat yang sebelumnya tidak ada kegiatan menjadi ada kegiatan pariwisata, selain berpengaruh kepada masyarakat, juga berpengaruh kepada pemerintah daerah bahkan berpengaruh kepada negara. Berikut ini adalah dampak dari pengembangan pariwisata:
a. Dampak positif
Dampak positif merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari suatu perbuatan yang berakibat baik bagi seorang maupun lingkungan. Pengembangan pariwisata memberikan dampak positif, antara lain :
1) Memberikan pekerjaan dan penghasilan kepada masyarakat daerah setempat di lokasi pariwisata dikembangkan
2) Menghasilkan devisa bagi negara yang bersangkutan 3) Sebagai perangsang bagi pengembangan aktifitas-
aktifitas ekonomi lainnya, misalnya pertanian, pengrajin dan lain-lain
4) Dapat membantu membiayai pembangunan prasarana yang mempunyai manfaat serbaguna 5) Merupakan perangsang dan dapat membantu
membiayai pemeliharaan monumen-monumen budaya
19 Undang-undang No. 10 tahun 2009, Tentang Kepariwisataan, pasal 4.
16
6) Merupakan dorongan untuk melindungi dan untuk menghidupkan kembali pola-pola budaya yang tradisional. Misalnya tarian, musik, upacara adat, pakaian dan lain-lain
7) Memberikan dorongan untuk memperbaiki dan mempertahankan lingkungan hidup yang bersih dan menarik karena hal ini penting bagi berhasilnya pariwisata
8) Dapat memberikan rangsangan untuk melindungi dan memelihara ciri-ciri khas lingkungan yang khusus misalnya pantai-pantai, taman-taman, dan lain-lain
9) Tukar menukar kebudayaan (internasional dan dalam negeri)
10)Berkembangnya pendidikan kejuruan dan pertukaran pendidikan
11)Mengembangkan kemampuan teknis dan pengelolaan penduduk setempat dengan cara mempekerjakan mereka disektor pariwisata.
Beberapa dari keahlian-keahlian ini dapat digunakan dalam aktifitas-aktifitas ekonomi lainnya20.
b. Dampak negatif
Dampak negatif adalah pengaruh yang ditimbulkan dari suatu perbuatan yang berakibat tidak baik/buruk bagi seseorang ataupun lingkungan. Adapun dampak negatif pengembangan pariwisata antara lain:
1) Investasi yang relatif tinggi untuk setiap karyawan dibeberapa daerah
2) Banyak kebocoran devisa jika bahan yang dipakai dalam pengembangan dan operasi pariwisata diimpor, atau jika fasilitas-fasilitas pariwisata dimiliki atau dikelola orang asing, atau jika banyak staf asing dipekerjakan dalam pariwisata
20 Muljadi, Keperiwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: Raja Grafindo), 2010, hlm.
83.
17
3) Pengembangan pariwisata dapat mengakibatkan harga-harga yang tinggi di daerah-daerah setempat dan biaya pembangunan prasarana bisa menjadi sangat tinggi
4) Adanya kunjungan-kunjungan ke monumen- monumen budaya dan ke tempat-tempat bersejarah dapat merusak dan hal ini bisa menyebabkan penduduk tidak dapat menikmatinya
5) Tindakan-tindakan komersial terhadap kesenian, kerajinan tangan, arsitektur, tarian, musik, drama nasional, dapat memerosokkan nilainya
6) Pengotoran lingkungan, karena terlalu banyak orang berkunjung ke taman-taman atau tempat umum lainnya dan perusakan terhadap sistem ekologis 7) Pelarangan-pelarangan terhadap penduduk untuk
menggunakan pantai-pantai dan tempat rekreasi dengan adanya pembangunan fasilitas-fasilitas pariwisata di tempat-tempat tersebut
8) Menimbulkan akibat tindakan berlebih-lebihan yang negatif, yaitu memperkenalkan adat istiadat, pola- pola kebudayaan dan sikap-sikap yang berbeda yang tidak sesuai untuk daerah setempat, misalnya model pakaian yang tidak pantas
9) Adanya pengembangan dan perubahan yang terlalu cepat baik penduduk setempat untuk memahaminya, untuk menyesuaikan diri dan untuk ikut mengambil bagian di dalamnya
10)Mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri ataupun dari tempat-tempat lain di negara itu.21
G. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam poses proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah bidang pengetahuan
21 Ibid.
18
yang dijalankan untuk memperoleh fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebebenaran.
Adapaun metode penelitian sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran.22 Metodologi juga dapat diartikan sebagai model yang mengandung prinsip-prinsip teoritis dan kerangka yang memberikan petunjuk bagaimana cara penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang menggambarkan atau menjabarkan mengenai suatu objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki.23 Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata melukiskan keadaan suatu objek/peristiwa tanpa maksud mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum.24
Seperti buku Albi Anggito dan Johan Setiawan yang berjudul “Metodologi Penelitian Kualitatif” oleh Denzin dan Lincoin mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang sudah ada.25Alasan penulis menggunakan metode kualitatif ini karena ingin menggali informasi yang dibutuhkan dari objek penelitiannya saat berada di lapangan.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena hanya manusia sebagai alat yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan
22Asfi Manzilati, Metodologi Penelitian Kualitaif : Paradigma, Metode, dan Aplikasi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2017), hlm. 1.
23 Rahmat Kriyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.59.
24 Rudi setiawan, Metodologi Penelitian Teknik Informasi, (Malang: CV Seribu Bintang, 2018), hlm. 15.
25 Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak), hlm. 7
19
kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu pada waktu mengumpulkan data di lapangan, peneliti berperan serta dan mengikuti secara aktif kegiatan-kegiatan di lapangan.
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit.
Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti sebagai pelapor hasilnya.
3. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat, penulis mengguna dua jenis data yakni data primer dan data sekunder.
a. Jenis data primer yakni data yang diperoleh dari responden langsung berupa hasil observasi dan wawancara dengan perangkat desa (Jupri dan Istiqomah), Ketua POKDARWIS (Ojik), pemilik usaha (Adi), dan pengunjung (Andre) yang berada di kawasan wisata Pantai Lungkak berupa kata-kata atau ucapan dan tindakan, dalam hal ini sumber data yang berupa kata-kata. Data dicatat melalui catatan harian atau melalui sebuah rekaman video atau audio. Maka dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasi dari data yang diperlukan oleh peneliti adalah pemilik usaha, masyrakat setempat atau lokal, dan pengunjung yang berada di kawasan wisata Pantai Lungkak.
b. Jenis data sekunder akan diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku, jurnal, serta internet yang berhubungan dengan kasus yang diteliti.
4. Lokasi Penelitian
20
Gambar 1.1
Peta Lokasi Pantai Lungkak.
Adapun Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah wisata Pantai Lungkak Dusun Lungkak Selatan Desa Ketapang Raya Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian kualitaif yang digunakan oleh penelitian adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Metode observasi/pengamatan yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, peristiwa dan lain- lain.26
Adapun tujuan dari observasi menurut Patton (dalam afifudin), tujuan observasi adalah mendeskripsikan yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang- orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.27
26 Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 129.
27 Afifudin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitaif, (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), hlm. 134
21
Dalam hal ini peneliti turun langsung ke lapangan untuk melihat bagaimana potensi yang dimiliki Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan. Seperti aktifitas wisatawan, lingkungan, dan aktivitas masyarakat setempat.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah salah suatu kegitan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertatap muka langsung untuk menanyakan pertanyaan- pertanyaan kepada informan atau responden.28
Metode wawancara bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tersetruktur dan tidak terstruktur. Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, yang dimana penulis bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, namun mengarah pada pokok materi pembicaraan terkait dengan potensi yang dimiliki Pantai Lungkak sebagai wisata berkelanjutan.
Dalam hal ini, peneliti juga turun langsung kelapangan untuk mewawancarai narasumber seperti perangkat desa (Jupri dan Istiqomah), pemilik usaha (Adi), Ketua POKDARWIS (Ojik), dan wisatawan yang berada disekitaran wisata Pantai Lungak (Andre).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu atau lampau. Dokomentasi bisa berupa catatan harian, biografi, gambar, audio, video dan lain-lain.29 Metode mengumpulkan data dalam bentuk dokumentasi akan dilakukan peneliti untuk mendukung kebenaran data.
Untuk mendapatkan data selanjutnya dalam menejelaskan masalah yang dibahas, Penulis menggunakan metode dokumentasi.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu metode atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik
28 Ibid., hlm. 131.
29 Sugiono, Memahami Penelitian kuantitstif, Kualitaif dan R&D,( Bandung:
Alfabeta, 2019), hlm. 203.
22
data tersebut menjadi mudah untuk dipahami dan juga selain itu bermanfaat untuk menemukan solusi dari suatu masalah.
Menurut Miles & Huberman tahun 1992 analisis data melalui 3 tahap yaitu : reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. 30
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah penyederhanaan, penggolongan, dan menyisihkan data yang tidak diperlukan sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. 31
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun secara sistematis dan mudah untuk dipahami sehingga memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.
Bentuk penyajian data dapat berupa teks naratif (catatan lapangan), matriks, grafik, ataupun bagan. Melalui penyajian data, data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan. 32
c. Penarikan Kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan dapat berubah apabila tidak ditemukan bukti yang mendukung kesimpulan awal dan sebaliknya jika didukung dengan bukti yang valid akan menjadi kesimpulan yang kredibel. Verifikasi dimaksud agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep dasar analisis data lebih tepat dan obyektif.33
7. Keabsahan Data
Agar dapat terbuktinya kebenaran data yang telah diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini, peneliti melakukannya dengan
30 Miles & Huberman “Analisis Data Kualitatif” , (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hlm16.
31 Miles & Huberman “Analisis Data Kualitatif” , (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hlm16.
32 DQLab “Langkah-langkah Menggunakan Teknik Analisis Data Kualitatif (2020)”Diakses pada 14 April tahun 2022.
33Ibid.
23
cara trigulasi. Trigulasi yaitu memeriksa data yang telah didapat berulang-ulang agar kebenaran data tersebut benar-benar terpercaya dan dapat dibuktikan kebenarannya sesuai dengan alat yang digunakan dan tempat yang telah ditentukan berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan. Teknik triangulasi meliputi triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi metodelogis dan triangulasi teoris. Penelitian ini menggunakan triangulasi data atau sumber.
24 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Profil Wisata Pantai Lungkak
Pantai Lungkak merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Dusun Lungkak Selatan, Desa Ketapang Raya, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Pantai Lungkak merupakan wisata alam yang bisa dikatan masih baru yang mulai dikembangkan pada tahun 2017. Menurut Istiqomah sebagai Perangkat Desa di Desa Ketapang Raya, wisata Pantai Lungkak dikembangkan pada tahun 2017 dengan dana yang diberikan oleh desa34. Pantai ini memiliki bibir pantai yang panjang dengan pasir yang bewarna hitam dan disebelah selatan pantai ini terdapat hutang mangrove dan rumput lari-lari. Di tepi pantai terdapat cafe kecil-kecilan milik warga dan beberapa spot foto buatan yang dibuat oleh kelompok sadar wisata POKDARWIS (kelompok sadar wisata) dan mahasiswa yang KKN (kuliah kerja nyata) di Desa Ketapang Raya. Awal masuk pengunjung terlebih dahulu melewati rumah gratis yang dibangun oleh pemeritah untuk warga yang kurang mampu.
B. Sejarah Terbentuknya Wisata Pantai Lungkak
Awal mula Pantai Lungkak menjadi tempat wisata yang ramai dikunjungi seperti sekarang tidak terlepas dari usaha Kepala Desa (Sayid Zulkifli Jamallulail) yang ingin memajukan ekonomi masyarakat setempat, yang dimana warga di Dusun Lungkak ini memang diketahui bahwa agak keterbelakang dan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Dengan melihat potensi yang dimiliki Pantai Lungkak munculah ide untuk membangun tempat wisata agar masyarakat yang dulunya nelayan yang dimana pendapatannya tidak tentu bahkan tidak jarang biaya melaut lebih besar dari hasil tangkapannya35.
34 Wawancara dengan Istiqomah sebagai Perangkat Desa Ketapang Raya, tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya
35 Wawancara dengan Jupri sebagai Perangkat Desa Ketapang Raya, tanggal 24, Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
25
Pada tahun 2017 wisata Pantai Lungakak sudah mulai ada pembangunan seperti tembok penangkar air laut, beberapa berugak, toilet, mushola, dan tempat parkir. Yang dimana semua anggarannya diberikan oleh desa. Seperti yang dikatakan oleh bapak Haji Jupri sebagai Perangkat Desa Ketapang Raya, wisata Pantai Lungkak dibangun dengan anggaran yang diberikan dana desa.
C. Fasilitas Yang Tersedia di Wisata Pantai Lungkak
Adapun fasilitas yang disediakan oleh pengelola tempat wisata (Kepala Desa Ketapang Raya) untuk para wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata Pantai Lungkak sebagai berikut:
1. Tempat parkir 2. Berugak
3. Tempat Spot Foto
4. Tempat Pembuangan Sampah 5. Tempat Karoke
6. Tempat Duduk 7. Tempat makan
8. Tempat sholat (Mushola) 9. Warung makan pinggir pantai 10. Toilet Wanita dan Laki-Laki.36 D. Retribusi di wisata Pantai Lungkak
1. Retribusi (pemeliharaan wisata) bagi pelaku usaha wisata Pantai Lungkak yaitu Rp 3.000 per hari.
2. Retribusi untuk pengunjung
a. Biaya tiket masuk besar/kecil sebesar Rp 2.000,- b. Biaya parkir kendaraan roda 2 sebesar 2.000,- c. Biaya parkir kendaraan roda 4 sebesar 5.000,-37.
36 Hasil observasi penulis, tanggal 24 Juli 2022, di wisata Pantai Lungkak.
37 Wawancara dengan Ojik sebagi Ketua POKDARWIS Desa Ketapang Raya, tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
26
E. Struktur Organisasi Pengelola Wisata Pantai Lungkak Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Pantai Lungkak
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi.
Adapun fungsi jabatan dalam susunan organisasi Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Ketapang Raya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan.
2. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan.
3. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/anggota Pokdarwis.
4. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
KETUA Ojik
Wakil Ketua Adi
Bendahara Sekertaris
Mustiadi Hendri
Bidang Sarana dan Kebersihan
Bidang Pengembangan Usaha
Bidang Ketertiban dan Keamanan
Bidang Daya Tarik
Anggota Anggota Anggota Anggota
27
5. Sebagai penggerak Sadar Wisata dan Sapta Pesona di lingkungan wilayah di destinasi wisata
6. Sebagai Mitra Pemerintah dan pemerintah daerah (kabupaten/kota)38. dalam upaya perwujudan dan pengembangan Sadar Wisata didaerah.
Selain itu terdapat tugas pokok yang dimiliki oleh masing- masing jabatan ialah sebagai berikut:
1. Ketua
Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) mempunyai tugas memimpin kelompok Pengelola Desa Wisata, memberikan pengarahan pada anggota, mengkoordinir kegiatan- kegiatan serta bertanggung jawab mengenai pelakasanaan kegiatan, memimpin pertemuan maupun diskusi kelompok, menandatangani surat-surat, serta berkordinasi dan bertanggung jawab kepada Pokdarwis.
2. Wakil Ketua
Wakil ketua mermpunyai tugas membantu tugas ketua, mewakili ketua dalam berbagai maupun pertemuan apabila ketua berhalangan hadir, berkordinasi anatara seksi serta bertanggung jawab kepada ketua.
3. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas menyusun dan melaksanakan kegiatan administrasi, mempersiapakan bahan-bahan pertemuan kelompok, mengadakan hubungan dan koordinasi dengan pihak luar, menghimpun dan notulasi seluruh hasil rapat dan pertemuan, bertanggung jawab kepada ketua.
4. Bendahara
Bendahara mempunyai tugas melakukan pencataan dan pelaporan keuangan secara tertib, bertanggung jawab atas pendapatan dan pengeluaran uang, bertanggung jawab kepada ketua.
5. Bidang Pengembangan Usaha
38 Hasil wawancara dengan Ojik sebagi Ketua POKDARWIS, tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
28
Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas membentuk suatu kelompok pengelola wisata untuk menggali potensi sumber daya wisata dan pelayanan terhadapa wisatawan, berkordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada ketua.
6. Bidang Sarana Dan Kebersihan
Bidang sarana dan kebersihan mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan kebersihan dan keindahan, mengadakan serta menyelenggarakan penghijauan, membuat usulan program kegiatan, mempersiapakan segala kebutuhan untuk kegiatan pariwisata, berkordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada ketua.
7. Bidang Ketertiban dan Keamanan
Bidang ketertiban dan keamanan memiliki tugas berupaya menjaga keamanan dan ketertiban di Desa Ketapang Raya, bekerjasama dengan pihak keamanan, berkordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada ketua.
8. Bidang Daya tarik dan Kenangan
Bidang dayatarik dan kenangan memiliki tugas menciptakan sikap pada masyarakat untuk memberikan rasa nyaman kepada wisatawan, membuat usulan kegiatan yang dapat membuat wisatawan merasa nyaman dan berkesan, berkordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada ketua39.
F. Potensi Wisata Pantai Lungkak Sebagai Wisata Berkelanjutan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ojik ketua POKDARWIS sekaligus pengelola wisata Pantai Lungkak, ketika ditanya tentang potensi yang dimiliki wisata Pantai Lungkak.
“Potensi yang dimiliki oleh tempat wisata ini tentu saja adalah keindahan alamnya, seperti yang kita lihat tempat wisata ini memiliki bibir pantai yang panjang dan tidak hanya itu di sebelah selatanya terdapat rumput lari-lari dan hutan mangrove, itulah yang menjadi kekuatan utama tempat wisata ini”.40
39 Hasil wawancara dengan Ojik sebagai Ketua POKDARWIS, tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
40 Hasil wawancara dengan Ojik sebagi Ketua POKDARWIS, tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
29
Namun selain keindahan alamnya wisata Pantai Lungkak juga memiliki berbagai spot foto buatan, seperti yang dikatakan oleh narasumber.
“selain keindaha alamanya disini juga terdapat spot-spot foto buatan yang kami buat bersama KKN UNRAM (Universita Negeri Mataram) pada tahun 2017. Spot foto buatannya seperti ayunan, menara, spot foto berbentuk love yang dibuat dari bambu dan tulis-tulisan dibuat dari papan bekas”.41
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu Perangkat Desa Ketapang Raya mengenai potensi yang dimiliki oleh wisata Pantai Lungkak.
“Kalau kita membahas potensi wisata Pantai Lungkak, sebenarnya ada banyak potensi yang bisa dikembangkan disini seperti menjadikan hutan mangrove yang disebelah selatan menjadi tempat wisata dengan membangun jembatan dan spot foto buatan. Ada juga kegiatan masyarakat yang rutin dilakukan tiap sore di Dusun Lungkak adalah bergansingan, itu bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan kalau kita kembangkan dengan baik. Kita juga sudah merencanakan pembangunan taman mainan di sebelah selatan dekat rumput lari-lari itu. Dengan adanya itu kita berharap tempat wisata ini bisa semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan”.42
Selain itu, peneliti juga menanyai soal apakah wisata pantai lungkak bisa menjadi wisata berkelanjutan.
“Mengenai itu kita sangat yakin tempat wisata ini bisa menjadi wisata berkelanjutan, dan bahakan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita juga tahun depan akan mengadakan event balap perahu dalam rangka mempromosikan tempat wisata ini”.43
Jadi pada dasarnya wisata Pantai Lungkak tidak hanya memiliki pantai saja namun juga memiliki potensi lain seperti hutan mangrove yang dapat dikembangkan. Jika pengelola wisata Pantai Lungkak ini dikelola dengan terstruktur dan terorganisir maka potensi-potensi lainnya dapat dilihat dan bisa dikembangkan dengan baik.
Suatau objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memiliki potensi daya tarik wisata, yang dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu something to see, something to do, dan something to buy.
1. Something to see (sesuatu yang dapat dilihat)
41 Ibid.
42 Hasil wawancara dengan Jupri sebagai Perangkat Desa Ketapang Raya, pada tanggal 24 Juli 2022, di Desa Ketapang Raya.
43 Ibid.
30
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ojik ketua POKDARWIS sekaligus pengelola wisata Pantai Lungkak, ketika ditanya tentang apa saja yang menjadi daya tarik yang dapat dilihat di tempat ini.
“Daya tarik wisata yang dapat dilihat di objek wisata Pantai Lungkak adalah bibir pantai yang panjang dengan pasir bewarna hitam, hamparan rumput lari-lari, mangrove yang masih asri. Selain itu wisatawan juga bisa melihat tempat foto yang dibuat oleh pengelola wisata”.44
2. Something to do (sesuatu yang dapat dilakukan)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ojik ketua POKDARWIS sekaligus pengelola wisata Pantai Lungkak, ketika ditanya tentang apa saja yang menjadi daya tarik yang dapat dilakukan di tempat ini.
“Ada beberapa kegiata yang bisa dilakukan wisata Pantai Lungkak adalah berfoto, karaoke di cafe yang menyediakan tempat karaoke dan, berenang di pantai”.45
3. Something to buy (sesuatu yang dapat dibeli)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ojik ketua POKDARWIS sekaligus pengelola wisata Pantai Lungkak, ketika ditanya tentang apa saja yang menjadi daya tarik yang dapat dibeli di tempat wisata ini.
“Objek wisata Pantai Lungkak belum memiliki souvenir yang khas, ini m