OTITIS MEDIA
AKUT
Definisi
•
Otitis media akut ditandai dengan onset yang cepat dari tanda dan gejalaperadangan di telinga tengah yang disertai dengan efusi di telinga tengah. Tanda inflamasi meliputi bulging membran timpani, eritema dan perforasi akut MT
dengan otorrhea. Gejala meliputi otalgia, iritabilitas dan demam.
Etiologi
•
Sumbatan pada tuba Eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media.Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba Eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga sehingga terjadi peradangan. Hal-hal yang menyebabkan sumbatan pada muara tuba antara lain, infeksi saluran pernafasan, alergi, perubahan tekanan udara tiba- tiba, tumor, dan pemasangan tampon yang menyumbat muara tuba. Infeksi Saluran Pernapasan Atas juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering.
•
Kuman penyebab OMA•
- Streptococcus hemoliticus•
- Haemophilus Influenzae•
- Staphylococcus aureus•
- Streptococcus Pneumoniae•
- Pneumococcus.Insidensi
•
Insidensi tertinggi OMA terjadi pada usia 6-11 bulan. Bila onset terjadinya episode OMA untuk pertama kalinya didapatkan sebelum usia 6 bulan atau 12 bulan, hal ini menjadi prediktor yang kuat untuk terjadinya rekurensi.Ruang Lingkup
•
Faktor Presdiposisi•
Otitis media akut terjadi karena :1.
Pertahanan tubuh terganggu2.
Sumbatan tuba Eustachius3.
Infeksi saluran napas atas4.
Bentuk anatomi tuba5.
AlergiPatogenesis
•
Gangguan fungsi tuba Eustachius merupakan faktor utama awal terjadinya otitis media. Pada keadaan tersebut fungsi tuba sebagai equalizer, proteksi telingatengah, dan fungsi ventilasi tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian akan terjadi tekanan negatif di telingah tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi.
•
OMA terdiri atas beberapa stadium, yaitu (1) stadium oklusi tuba; (2) stadium hiperemis (presupurasi); (3) stadium supurasi; (4) stadium perforasi; (5) stadium resolusi. Keluhan dan gejala klinik tergantung dari stadium tersebut.1.
Stadium oklusi tuba Eustachius terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat2.
Stadium hiperemis pembuluh darah tampak lebar dan edema padamembran timpani. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisila serta terbentuk eksudat purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat. Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia. Nekrosis ini pada membran timpani
terlihat sebagai daerah yang lembek dan berwarna kekuningan.
4. Stadium perforasi karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi maka dapat menyebabkan membran timpani ruptur. Keluar nanah dari telinga tengah ke telinga luar. sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat sekret keluar secara berdenyut (pulsasi).
5.
Pada stadium resolusi, bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik.Gejala Klinis
1.
Rasa nyeri dalam telinga (otalgia)2.
Iritabilitas3.
DemamTerapi
•
Tergantung dari stadiumnya1.
Stadium Oklusi : terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius.Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak 12 thn atau dewasa. Selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik
2.
Stadium Hiperemis : diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik.Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat
resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin.
Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari
3.
Stadium Supurasi : diberikan antibiotika dan obat-obat simptomatik. Dapat juga dilakukan miringotomi bila membran timpani menonjol. Membrantimpani masih utuh untuk mencegah perforasi. Dengan miringotomi gejal – gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
4.
Stadium Perforasi : Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 – 5 hari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 – 10 hari5.
Pada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normalkembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.
Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. Pada keadaan demikian, antibiotika dapat dilajutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setrelah
pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.
Komplikasi
1.
OMSK (jika perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan)2.
Absess subperiosteal3.
Meningitis4.
Abses OtakTERIMA KASIH