• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK

N/A
N/A
rachmawati

Academic year: 2025

Membagikan "PRAKTIK PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA UNY

WATES

Disusun Oleh:

Adinda Avireliayu R (22506334004) Dosen Pengampu:

Usman Nursusanto, M.Pd.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2024

(2)

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan mencakup penyediaan material, pengangkutan, pengolahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan alat bantu, serta pelaksanaan seluruh tahapan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek secara menyeluruh, tuntas, dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Semua bagian pekerjaan, baik yang secara langsung tercantum dalam dokumen maupun yang secara tidak langsung terkait dengan ruang lingkup proyek, wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan teknis, standar nasional, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku, termasuk peraturan daerah setempat jika ada.

Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan standar keselamatan kerja (K3), efisiensi waktu, serta meminimalkan dampak lingkungan yang mungkin timbul selama proses pengerjaan. Selain itu, setiap tahapan pekerjaan harus didokumentasikan dengan baik, termasuk penyusunan laporan perkembangan, gambar pelaksanaan (shop drawing), dan gambar akhir (as- built drawing), guna memastikan akurasi serta kemudahan untuk proses evaluasi dan perawatan di masa mendatang.

Kontraktor bertanggung jawab memastikan bahwa semua material, peralatan, dan tenaga kerja yang digunakan memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan. Seluruh pekerjaan juga harus diawasi oleh tenaga ahli yang kompeten untuk menjamin kualitas hasil akhir sesuai dengan standar yang diharapkan. Pekerjaan dianggap selesai apabila telah memenuhi persyaratan teknis, lolos uji kinerja, dan diserahkan kepada pihak pemberi kerja dalam kondisi sempurna serta siap digunakan.

1. Penjelasan

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi : a. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan seluruh komponen dan

melaksanakan pekerjaan sistem kelistrikan hingga dapat berfungsi dengan optimal. Sistem ini mencakup instalasi utama, pendukung, dan pengamanan, sehingga siap digunakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan proyek.

(3)

b. Seluruh gambar teknis dan dokumen spesifikasi yang disediakan harus diperlakukan sebagai dokumen kerja yang saling melengkapi. Informasi dalam dokumen ini bersifat mengikat, baik yang berkaitan dengan desain, pemilihan material, maupun metode pelaksanaan, dan harus diikuti tanpa penyimpangan kecuali dengan persetujuan resmi.

c. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik wajib dilakukan oleh subkontraktor berlisensi yang memiliki rekam jejak baik, kompetensi tinggi, dan pengalaman dalam bidang kelistrikan. Perusahaan instalatir yang ditunjuk harus terdaftar sebagai penyedia resmi PLN dengan memiliki izin atau sertifikasi instalatir kelistrikan tingkat tertinggi (kelas D) yang masih berlaku pada tahun berjalan.

d. Semua pekerjaan kelistrikan harus mengikuti standar yang ditetapkan dalam Peraturan Umum Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) dengan edisi minimal tahun 2000, peraturan teknis PLN (SPLN), serta regulasi lokal yang relevan. Selain itu, standar internasional laiinya seperti IEC, IEEE, NEC, VDE atau DIN dan lain sebagainya dapat digunakan sebagai acuan tambahan untuk memastikan keamanan dan kualitas pekerjaan.

e. Kontraktor diwajibkan menempatkan tenaga ahli berpengalaman, seperti insinyur listrik atau profesional bersertifikat, yang bertindak sebagai wakil perusahaan. Tenaga ahli ini memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan teknis dan memberikan arahan selama pelaksanaan proyek.

2. Gambar -gambar

Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam Dokumen Tender.

a. Pemborong diwajibkan untuk memeriksa secara menyeluruh desain instalasi listrik yang telah disediakan. Pemeriksaan ini mencakup identifikasi potensi kesalahan atau ketidaksesuaian baik dari sisi kapasitas listrik, metode pemasangan, maupun aspek teknis lainnya. Jika terdapat hal- hal yang tidak sesuai, pemborong harus segera mengajukan masukan atau saran dalam bentuk tertulis atau disertai gambar pendukung selama sesi penjelasan tender. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian desain

(4)

dengan kebutuhan proyek sekaligus mengurangi potensi kesalahan saat pelaksanaan di lapangan.

b. pemborong memiliki kewajiban untuk menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi (MK) dokumen gambar yang disebut "as-built drawings" baik secara keseluruhan maupun bertahap. Gambar ini merupakan dokumentasi yang menunjukkan kondisi akhir instalasi listrik sesuai dengan pelaksanaan aktual di lapangan. Dokumen ini harus mencakup detail seluruh material, peralatan, dan sistem instalasi yang telah digunakan. Penyerahan dokumen ini penting untuk memastikan seluruh pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan dalam kontrak.

c. Gambar instalasi listrik juga harus mencakup informasi teknis yang lengkap, seperti kapasitas, jumlah komponen, dan spesifikasi yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi. Instalasi harus disesuaikan dengan kondisi aktual di lokasi proyek, sehingga hasil akhirnya sesuai dengan kebutuhan operasional. Gambar arsitektur dan struktur yang disediakan harus terintegrasi dengan desain konstruksi dan rincian akhir proyek, mencerminkan keselarasan antar elemen. Sementara itu, gambar mekanikal dan elektrikal harus mencakup detail teknis yang relevan untuk mendukung pelaksanaan setiap jenis pekerjaan secara efisien.

d. Pemborong wajib melengkapi dokumen tambahan seperti "shop drawings" dan gambar-gambar detail teknis lainnya yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dokumen dan gambar ini tidak hanya membantu dalam memvisualisasikan desain tetapi juga berfungsi sebagai acuan utama selama pelaksanaan proyek. Penyajian gambar yang lengkap dan detail akan meminimalkan risiko kesalahan sekaligus memastikan kualitas hasil akhir sesuai dengan standar yang diharapkan

(5)

3. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan:

a. Instalasi AC b. Instalasi Tata Suara c. Instalasi Fire Alarm d. Instalasi Hidrant e. Intalasi Pompa Air

f. Instalasi Tata Udara (Exhaust fan)

4. Masa garansi

a. Peralatan instalasi harus dijamin selama minimal satu tahun, dengan garansi kompresor selama tiga tahun, dihitung sejak penyerahan kedua.

b. Selama masa garansi, Pemborong wajib memperbaiki segala kerusakan pada instalasi yang dipasang tanpa biaya tambahan.

c. Selama masa garansi, Pemborong harus menyediakan tenaga teknis yang dapat dihubungi kapan saja dan bertanggung jawab penuh terhadap instalasi yang telah dikerjakan.

d. Penyerahan pekerjaan pertama hanya dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti pemeriksaan instalasi, pernyataan kelayakan yang ditandatangani oleh instalatur dan pengawas lapangan, serta sertifikat pengujian yang disahkan oleh instansi yang berwenang.

e. Jika Pemborong tidak memenuhi teguran untuk perbaikan atau penggantian selama masa garansi, pengawas lapangan berhak menyerahkan pekerjaan tersebut kepada pihak lain dengan biaya yang ditanggung oleh Pemborong.

f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus memberikan pelatihan kepada staf teknis terkait pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).

(6)

B. RKS Instalasi AC

Pekerjaan sistem instalasi AC mencakup semua komponen utama dan pendukung, termasuk peralatan, aksesori tambahan, instalasi sistem, pengujian (testing dan commissioning), serta perbaikan selama masa pemeliharaan. Selain itu, pekerjaan ini juga meliputi pelatihan bagi calon operator sistem AC dan tim perawatan (maintenance) untuk memastikan seluruh sistem AC dapat beroperasi secara optimal sesuai kebutuhan.

Pada proyek ini, pekerjaan instalasi sistem AC melibatkan pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan instalasi, pengujian terhadap semua fungsi, serta pelaksanaan perbaikan jika diperlukan selama masa pemeliharaan. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa sistem AC dapat berfungsi secara efektif dan efisien sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Melalui pekerjaan ini, sistem AC yang dipasang diharapkan dapat mendukung kenyamanan operasional proyek dengan memberikan pengaturan suhu ruangan yang stabil dan sesuai, sekaligus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

1.1 Spesifikasi Teknis 1. Panel Kontrol a. Konstruksi

- Material panel terbuat dari baja lembaran (mild steel sheet) dengan ketebalan minimal 2 mm, dilapisi cat powder coating tahan karat dan cuaca.

- Panel harus memiliki pintu yang dapat dikunci untuk mencegah akses oleh orang yang tidak berwenang.

b. Komponen Utama Panel Kontrol

- MCB (Miniature Circuit Breaker) digunakan untuk melindungi masing-masing unit AC dari arus berlebih dengan kapasitas arus sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.

- MCCB (Molded Case Circuit Breaker) sebagai pemutus utama panel dengan kapasitas arus kapasitas arus sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.

(7)

- Power Meter digunakan untuk metering arus, daya, tegangan dan sebagainya yang dipasang di panel kontrol di setiap lantai.

- Lampu Indikator digunakan sebagai penanda adanya aliran listrik fasa R(lampu merah), fasa S (Lampu hijau), fasa T (lampu kuning).

2. Unit AC

a. Unit Indoor

- Kapasitas daya AC disesuaikan dengan perencanaan yang telah disepakati sebelumya.

- Unit harus dilengkapi filter udara untuk menjaga kualitas udara di dalam ruangan.

b. Unit Outdoor

- Harus dipasang di area terbuka yang memiliki ventilasi baik untuk memastikan pembuangan panas optimal.

- Posisi pemasangan jauh dari hambatan fisik seperti dinding atau pohon, dengan jarak minimal 30 cm dari setiap sisi unit.

- Dilengkapi dengan pelindung terhadap gangguan cuaca seperti hujan atau sinar matahari langsung.

3. Pipa Refrigerant

- Gunakan pipa tembaga jenis seamless (non-seamed copper pipe) dengan ketebalan sesuai standar (SWG 22 atau 24).

- Ukuran pipa: 1/2 inci untuk jalur cairan (liquid line) dan 3/4 inci untuk jalur gas (suction line).

- Pipa harus dilapisi insulasi berbahan foam nitril dengan ketebalan minimal 10 mm untuk mencegah kehilangan suhu.

- Semua sambungan pipa harus direkatkan dengan perekat tahan suhu dan tekanan untuk menghindari kebocoran.

(8)

4. Pipa drainase

- Pipa terbuat dari bahan PVC tahan panas, berukuran minimal 1 inci atau disesuaikan dengan kapasitas unit AC - Instalasi pipa drainase harus memiliki kemiringan minimal

1% untuk memastikan aliran air gravitasi yang lancar.

- Saluran pembuangan air kondensasi diarahkan ke tempat pembuangan yang sudah disiapkan, jauh dari area kerja atau tempat sensitif.

5. Kelistrikan

- Kabel daya harus menggunakan tipe NYM 3x4 mm² atau lebih besar, disesuaikan dengan kebutuhan daya AC.

- Kabel daya dari panel kontrol wajib menggunakan kabel tipe NYA 1x2,5 mm² atau lebih besar dengan warna kabel sesuai dengan PUIL minimal tahun 2000

- Semua kabel harus dipasang dalam pipa conduit berbahan PVC atau metal untuk melindungi dari kerusakan mekanis.

- Harus menggunakan MCB (Miniature Circuit Breaker) sesuai kapasitas daya AC untuk melindungi sistem dari arus berlebih.

- Sambungan kabel pada panel kontrol harus menggunakan konektor berkualitas tinggi dan dipasang dengan kerapian optimal

1.2 Persiapan Pekerjaan

1. Penyusunan Gambar Instalasi

- Membuat rencana pemasangan unit indoor dan outdoor, termasuk jalur pipa refrigerant, kabel kelistrikan, dan saluran drainase.

- Gambar rencana harus disetujui oleh tim proyek atau pengawas sebelum pelaksanaan.

(9)

2. Pengecekan Material dan Peralatan

- Semua material (pipa tembaga, kabel, unit AC, insulasi, dll.) diperiksa kualitas dan kesesuaiannya.

- Peralatan pemasangan harus dipastikan dalam kondisi baik.

3. Penentuan Lokasi

- Lokasi unit indoor dipasang sesuai dengan gambar kerja yang telah mempertimbangkan distribusi udara dingin merata dan tidak mengganggu estetika ruangan.

- Lokasi unit outdoor dipilih dengan mempertimbangkan sirkulasi udara yang baik dan jauh dari potensi paparan langsung sinar matahari.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pemasangan Panel Kontrol

- Panel dipasang pada dinding atau rangka yang kokoh menggunakan anchor bolt.

- Lokasi panel harus berada di area yang terlindungi dari paparan langsung sinar matahari dan hujan.

- Panel harus memiliki grounding sistem dengan tahanan < 5 Ohm.

- Panel dilengkapi dengan label dan diagram satu garis (single line diagram) untuk memudahkan operasional dan perawatan.

2. Pemasangan Unit Indoor

- Pastikan unit indoor dipasang pada dinding atau plafon yang kokoh, menggunakan braket atau dudukan yang sesuai.

- Sambungkan unit indoor ke pipa refrigerant menggunakan fl are fitting yang telah diuji untuk mencegah kebocoran.

- Pasang saluran drainase dengan kemiringan yang cukup untuk memastikan aliran air lancar.

(10)

3. Instalasi Unit Outdoor

- Pasang unit outdoor di atas dudukan yang stabil (misalnya, dudukan beton atau rak baja) untuk menghindari getaran berlebih.

- Hubungkan pipa refrigerant dari unit indoor ke outdoor, kemudian bungkus pipa dengan insulasi hingga seluruh bagian tertutup rapat.

4. Penarikan dan Peyambungan Kabel

- Kabel daya dan kontrol ditarik melalui jalur yang telah direncanakan, dan disambungkan sesuai skema kelistrikan.

- Gunakan alat pengukur untuk memastikan sambungan kabel memiliki resistansi yang aman dan tidak terjadi korsleting.

1.4 Standar Kualitas

1. Sistem harus mampu mendinginkan ruangan sesuai kapasitas perencanaan.

2. Material seperti pipa tembaga, isolasi, dan kabel harus memenuhi standar internasional (ISO atau SNI).

3. Semua sambungan refrigerant diuji menggunakan leak detector untuk memastikan tidak ada kebocoran.

4. Air kondensasi harus mengalir lancar ke saluran pembuangan tanpa menimbulkan genangan.

5. Semua komponen harus memenuhi standar IEC, JIS, atau SNI.

6. Kabel harus tahan panas, tahan korosi, dan sesuai dengan kebutuhan daya sistem.

7. Panel harus dapat mengontrol penyalaan dan pemadaman AC dengan respons cepat dan akurat.

8. Sistem proteksi harus bekerja efektif dalam mencegah kerusakan akibat kelebihan beban atau arus pendek.

9. Instalasi panel dan kabel harus bebas dari potensi bahaya, seperti kabel terkelupas atau panel overheating.

(11)

10. Semua bagian panel dilabeli dengan jelas untuk memudahkan identifikasi.

1.5Testing dan Commissioning

1. Nyalakan unit AC untuk memastikan fungsi pendinginan berjalan normal sesuai spesifikasi kapasitas.

2. Periksa suhu udara yang dihasilkan dengan alat ukur (thermometer) untuk memastikan suhu mencapai angka yang sesuai.

3. Pastikan tidak ada kebocoran refrigerant pada sambungan pipa menggunakan alat deteksi kebocoran (leak detector).

4. Periksa koneksi kelistrikan untuk memastikan tidak ada arus bocor atau korsleting dengan alat uji (multimeter).

5. Uji sistem perlindungan seperti MCB untuk memastikan perlindungan dari arus berlebih berfungsi dengan baik.

C. RKS Instalasi Tata Suara

Intalasi tata suara adalah sistem yang dirancang untuk mendistribusikan suara secara efisien di suatu area, menggunakan perangkat seperti mikrofon, speaker, amplifier, dan panel kontrol. Sistem ini memastikan suara terdengar jelas di seluruh area untuk berbagai kebutuhan, seperti pengumuman, presentasi, hiburan, atau peringatan darurat. Fungsi utamanya meliputi distribusi suara yang merata, menjaga kualitas suara yang jernih, kontrol suara yang dapat disesuaikan, serta mendukung sistem keamanan seperti pengumuman evakuasi. Instalasi ini harus dirancang sesuai dengan kebutuhan ruang dan kualitas akustik yang ada.

1.1 Spesifikasi Teknis

1. Sistem tata suara harus mencakup seluruh area Plaza UNY Wates untuk memastikan kualitas suara yang optimal di semua ruang dan zona yang ada.

2. Daya keluaran (power output) dari sistem tata suara harus cukup untuk menjangkau seluruh area gedung, dengan memperhatikan luas ruangan dan kebutuhan akustik yang berbeda di setiap bagian.

(12)

3. Sistem tata suara harus dilengkapi dengan pengaturan zonasi yang memungkinkan pengontrolan volume suara di berbagai area gedung sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ruang.

4. Pemasangan material peredam suara yang efektif pada dinding dan plafon perlu dilakukan untuk mengurangi pantulan suara yang dapat menimbulkan gema (echo) dan mengoptimalkan pengalaman akustik di setiap area.

1.2 Persiapan Pekerjaan

1. Penyusunan Gambar Instalasi

- Menyusun rencana pemasangan instalasi tata suara dengan detail dan teliti.

- Gambar rencana instalasi harus mendapatkan persetujuan dari tim proyek atau pengawas sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, untuk memastikan kesesuaian dengan desain yang telah ditetapkan.

2. Pengecekan Material dan Peralatan

- Semua material yang digunakan, seperti kabel, speaker, dan peredam suara, harus diperiksa kualitas dan kesesuaiannya dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

- Peralatan pemasangan harus dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk mendukung kelancaran instalasi.

3. Penentuan Lokasi

- Lokasi kerja harus dibersihkan dari segala halangan atau barang yang dapat mengganggu jalannya instalasi dan memastikan proses pekerjaan berjalan dengan lancar.

- Pastikan bahwa sumber listrik yang dibutuhkan untuk sistem tata suara tersedia dan berfungsi dengan baik agar tidak menghambat pemasangan atau pengoperasian sistem.

(13)

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Semua kabel yang dipasang di bawah plat beton (seperti untuk ceiling speaker dan attenuator) menggunakan pipa high-impact diameter 20 mm. Pipa tersebut diklem setiap jarak 60 cm dengan klem yang dipasang pada plat beton menggunakan ramset atau dynabolt. Jalur kabel diatur sejajar dan sedekat mungkin dengan jalur kabel listrik untuk menghindari gangguan.

2. Semua kabel yang melewati shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) menggunakan pipa high-impact diameter 20 mm. Instalasi kabel diklem pada rak besi siku atau tangga kabel dengan klem yang dipasang setiap 100 cm untuk memastikan kekuatan dan kestabilan.

3. Penyambungan kabel dilakukan di dalam kotak penyambungan dengan menggunakan Electrical Spring Connector, Durados, atau Cable Connection untuk menjamin keamanan dan kualitas sambungan.

4. Semua kabel yang terpasang dalam tembok harus menggunakan pipa high-impact diameter 20 mm untuk perlindungan yang Semua ceiling loudspeaker di dalam bangunan harus dipasang dengan hati- hati untuk menghindari cacat pada box speaker dan melindungi perangkat. Speaker dipasang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan estetika ruang dan tata letak yang optimal.

5. Pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut pancaran suara agar distribusi suara merata dan jelas.

6. Rack cabinet harus dipasang dengan posisi free standing di ruang monitor sesuai dengan gambar rencana dan kebutuhan aksesibilitas.

7. Semua peralatan dan sistem harus diketanahkan dengan baik untuk memastikan keselamatan dan kinerja yang optimal.

(14)

1.4Testing dan Commissioning

1. Semua instalasi tata suara yang dipasang harus diuji secara menyeluruh untuk memastikan bahwa impedansinya sesuai dengan yang diinginkan dan berfungsi dengan baik di seluruh area.

2. Semua peralatan yang terpasang harus diuji untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan sempurna, baik dari segi kualitas suara, kestabilan listrik, maupun kelancaran fungsional.

3. Proses pengujian dan commissioning dilakukan bersama-sama dengan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk memastikan setiap elemen sistem tata suara berfungsi sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.

4. Semua perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan pengetesan harus disediakan oleh kontraktor yang bertanggung jawab, termasuk alat ukur, perangkat pengujian, dan perangkat teknis lainnya yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses commissioning.

D. Instalasi Fire Alarm

Instalasi Fire alarm adalah sistem yang dirancang untuk mendeteksi kebakaran secara dini dan memberikan peringatan untuk memungkinkan tindakan pencegahan. Sistem ini terdiri dari detektor asap/suhu, panel kontrol, dan alarm, yang secara otomatis mengaktifkan peringatan saat mendeteksi kebakaran. Sistem ini penting untuk melindungi keselamatan penghuni dan properti, serta harus dipasang dan diuji secara berkala agar tetap berfungsi optimal sesuai standar keselamatan.

1.1 Spesifikasi Teknis 1. Detektor

- Detektor harus memenuhi standar NFPA (National Fire Protection Association) atau SNI dalam mendeteksi asap atau suhu yang meningkat.

- Detektor harus memiliki jangkauan yang cukup luas untuk mendeteksi kebakaran di seluruh area yang dilindungi.

(15)

- Detektor harus dipasang di lokasi strategis, seperti di langit- langit atau tempat yang memiliki kemungkinan tinggi untuk mendeteksi kebakaran.

- Detektor dan perangkat alarm harus dipasang sesuai dengan jarak yang dianjurkan dalam standar keselamatan kebakaran.

2. Panel Kontrol

- Panel kontrol bertugas menerima sinyal dari detektor dan mengaktifkan alarm. Panel ini juga dilengkapi dengan indikator visual dan suara untuk menunjukkan status sistem.

- Panel harus mampu mengelola jumlah detektor dan perangkat alarm yang terhubung, serta memungkinkan pemrograman dan pengaturan sistem sesuai kebutuhan.

- Panel harus terhubung ke sistem pemantauan jarak jauh (jika diperlukan) untuk memberikan pemberitahuan segera dalam situasi darurat.

3. Alarm dan Sirene

- Alarm suara harus cukup keras (minimal 85 dB pada jarak 3 meter) dan terdengar jelas di seluruh area.

4. Lampu Indikator

- Lampu indikator harus menyala terang, baik pada panel kontrol maupun di lokasi-lokasi penting.

5. Pipa dan Kabel

- Kabel yang digunakan harus tahan api atau mampu bertahan dalam suhu tinggi dan kondisi darurat.

- Kabel harus dipasang dengan rapi dan tersembunyi, serta menggunakan saluran atau pipa yang aman.

- Kabel harus diuji untuk memastikan tidak ada gangguan atau kerusakan, serta dapat mentransmisikan sinyal secara stabil.

(16)

6. Sumber Daya

- Sistem harus terhubung ke sumber daya utama yang stabil.

- Sistem harus dilengkapi dengan baterai cadangan atau sumber daya darurat untuk memastikan fungsinya tetap berjalan saat terjadi pemadaman listrik.

1.2 Persiapan Pekerjaan

1. Penyusunan Gambar Instalasi

- Menyusun rencana pemasangan instalasi fire alarm dengan detail dan teliti seuai dengan standar yang telah ditentukan.

- Gambar rencana instalasi harus mendapatkan persetujuan dari tim proyek atau pengawas sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, untuk memastikan kesesuaian dengan desain yang telah ditetapkan.

2. Pengecekan Material dan Peralatan

- Memeriksa kualitas dan kesesuaian semua material yang akan digunakan, seperti detektor, kabel, conduit, panel kontrol, dan perangkat lainnya. Pastikan bahwa semua material yang digunakan memiliki sertifikasi dan memenuhi standar keselamatan yang berlaku.

- Memeriksa dan memastikan semua peralatan yang digunakan dalam pemasangan (seperti alat pemotong kabel, bor, pipa conduit, dan alat pengukur) dalam kondisi baik dan siap digunakan. Semua peralatan harus disertifikasi dan memenuhi standar teknis untuk menjamin kualitas pekerjaan.

3. Penentuan Lokasi

- Area kerja bersih dan bebas dari halangan yang dapat mengganggu proses instalasi. Area tersebut harus cukup luas untuk memfasilitasi pergerakan pekerja dan pemasangan peralatan tanpa gangguan.

(17)

- Pastikan sumber listrik yang diperlukan untuk pengoperasian sistem tersedia dan berfungsi dengan baik.

Lakukan pemeriksaan terhadap instalasi kelistrikan yang ada agar sesuai dengan kebutuhan daya untuk sistem fire alarm.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Denah setiap lantai harus menunjukkan lokasi perkiraan penempatan detektor dan peralatan lainnya dari sistem ini.

Penempatan yang tepat akan dijelaskan pada gambar perencanaan, dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan pengguna.

2. Manual push button/manual call point, bel alarm harus dipasang di tempat yang mudah dijangkau dan visibilitas pada saat darurat.

3. Di sekitar detektor, harus terdapat ruang bebas minimal 0,6 meter dari detektor tanpa adanya penghalang berupa tumpukan barang atau peralatan lainnya yang dapat mengganggu kinerja detektor atau menghambat deteksi kebakaran secara cepat.

4. Semua kabel yang digunakan dalam sistem deteksi kebakaran harus dipasang di dalam conduit, baik untuk kabel yang dipasang di atas plafon (horizontal) maupun yang dipasang di dinding, tembok, atau beton (vertikal). Ukuran conduit dan kabel yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk memastikan keamanan dan fungsionalitas sistem.

5. Peralatan utama sistem deteksi kebakaran, seperti panel kontrol dan perangkat lainnya, harus dipasang di ruang kontrol yang telah disiapkan, atau ditempatkan sesuai dengan gambar perencanaan.

Penempatan ini harus memudahkan akses untuk pengoperasian dan pemeliharaan.

(18)

1.4Testing dan Commissioning

1. Pemeriksaan Visual dan Fungsional

- Memastikan komponen sistem, seperti panel kontrol, detektor asap/suhu, alarm, dan perangkat lainnya terpasang dengan benar.

- Memeriksa kabel dan koneksi untuk memastikan tidak ada kerusakan.

2. Pengujian Detektor

- Menguji detektor untuk memastikan respons yang tepat terhadap asap atau perubahan suhu.

- Menggunakan asap atau panas untuk memastikan alarm berfungsi.

3. Pengujian Panel Kontrol

- Memastikan panel menerima sinyal dari detektor dan memicu alarm dengan benar.

- Menguji pengaturan panel untuk memastikan fungsionalitas alarm.

4. Pengujian Alarm dan Sirene

- Memastikan alarm dan sirene menghasilkan suara yang cukup keras dan jelas.

- Memastikan indikator lampu menyala dengan jelas.

5. Simulasi Kebakaran

- Melakukan simulasi kebakaran untuk memastikan sistem merespons dengan tepat terhadap asap atau panas.

6. Pengujian Komunikasi Sistem

- Menguji komunikasi antara panel kontrol dan perangkat lain, seperti sistem pemadam otomatis atau evakuasi.

7. Pemeriksaan Daya dan Cadangan

- Memastikan sistem memiliki sumber daya cadangan, seperti baterai atau generator, untuk pemadaman listrik.

(19)

8. Dokumentasi Hasil Uji

- Menyusun laporan hasil uji, termasuk masalah yang ditemukan dan tindakan perbaikan.

9. Pelatihan Pengguna

- Memberikan pelatihan mengenai cara merespons alarm, tindakan evakuasi, dan pemeliharaan sistem fire alarm.

E. Instalasi Hidrant

Instalasi Hidrant merupakan sistem yang memberikan akses cepat ke sumber air untuk pemadaman kebakaran, terdiri dari hidran, pipa distribusi, dan peralatan pendukung lainnya yang dipasang di lokasi strategis. Sistem ini memastikan aliran air yang cukup untuk memadamkan api, baik melalui pemadam manual maupun otomatis. Fungsi utamanya adalah menyediakan air bertekanan tinggi untuk pemadaman kebakaran, meningkatkan keamanan bangunan, dan melindungi penghuni serta properti. Selain itu, sistem hidrant dilengkapi dengan indikator atau peringatan untuk memantau kondisi dan memudahkan pemeliharaan agar selalu siap digunakan sesuai standar keselamatan kebakaran

1.1 Spesifikasi Teknis

1. Pengadaan Material dan Peralatan

- Pipa hitam schedule 40 dengan standar BS 1387/1967.

- Hydrant box untuk keperluan dalam dan luar ruangan.

- Fire extinguisher tipe multi-purpose dry powder kelas ABC, sesuai kebutuhan lokasi pemasangan.

- Komponen sambungan seperti siamese connectionvalve, dan fitting lainnya.

2. Semua material, perlengkapan, dan pemasangan harus memenuhi standar nasional (SNI) dan internasional yang berlaku serta disesuaikan dengan regulasi di wilayah setempat.

3. Setiap peralatan yang tidak disebutkan secara spesifik tetapi diperlukan untuk fungsi optimal sistem, seperti vibration

(20)

damper pada pompa dan tanda identifikasi pada instalasi, wajib disediakan oleh kontraktor.

1.2 Persiapan Pekerjaan 1. Dokumentasi dan Izin

Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing yang mencakup jalur pemasangan pipa, metode penyangga, dan detail pemasangan lainnya. Persetujuan dari Direksi/Pengawas dan instansi terkait harus diperoleh sebelum pekerjaan dimulai.

2. Pengadaan dan Logistik Material

Proses pengadaan material melibatkan penyediaan berbagai bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk instalasi sistem pemadam kebakaran. Material ini mencakup pipa berbagai ukuran dan jenis, hydrant box, alat pemadam api ringan (fire extinguisher), siamese connection, berbagai jenis valve seperti gate valve, check valve, dan safety valve, serta alat ukur seperti pressure gauge. Semua material yang disediakan harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa komponen yang digunakan memiliki kualitas terbaik dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.

Material yang telah disediakan harus diangkut ke lokasi proyek dengan menggunakan metode transportasi yang aman dan efisien. Dalam proses pengangkutan, perhatian khusus harus diberikan pada perlindungan material dari kerusakan selama perjalanan. Untuk itu, pengemasan yang memadai, penggunaan alat transportasi yang sesuai, serta pemantauan selama proses pengiriman sangat diperlukan agar material tiba di lokasi dalam kondisi utuh dan siap dipasang.

3. Mobilisasi Tenaga Kerja dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja berpengalaman serta alat berat dan perlengkapan yang diperlukan untuk instalasi.

(21)

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pemasangan Pipa Tegak (Riser)

Proses pemasangan pipa tegak dilakukan dengan dukungan struktur berupa besi kanal C dan U-klem, yang dirancang untuk menopang pipa dengan kokoh. Penyangga dipasang dengan jarak maksimal 3 meter antar titik untuk memastikan stabilitas dan keamanan sistem. Untuk pipa dengan diameter 2,5 inci atau lebih besar, sambungan menggunakan flange yang dilengkapi gasket agar mencegah kebocoran. Sementara itu, pipa dengan diameter yang lebih kecil menggunakan sambungan ulir yang dilapisi dengan sealant untuk memastikan sambungan kedap air.

2. Pemasangan Pipa Mendatar (Cross Main/Branch)

Pipa mendatar dipasang menggunakan penggantung (hanger ) yang disesuaikan dengan diameter pipa dan harus memiliki jarak maksimal antar penggantung tidak lebih dari 2 meter. Sebelum pemasangan, semua pipa diperiksa dan dibersihkan untuk memastikan bahwa tidak ada kotoran atau residu yang dapat menghambat aliran air dalam sistem.

3. Sambungan Pipa

Setiap sambungan pipa memerlukan perhatian khusus untuk memastikan sistem tidak mengalami kebocoran. Untuk pipa ulir, digunakan seal tape sebagai penahan agar sambungan tetap rapat.

Sedangkan, pada sambungan flens, dipasang packing khusus untuk menciptakan seal yang kedap dan tahan lama.

4. Hidrant Box

Pemasangan hydrant box dilakukan di lokasi strategis untuk keperluan pemadam kebakaran baik di dalam maupun luar ruangan. Hydrant box dilengkapi dengan fire hosehose racklanding valve, dan nozzle sebagai komponen utama.

Untuk hydrant box luar ruangan, dilengkapi dengan kunci khusus yang ditempatkan di kotak kaca agar mudah diakses dalam keadaan darurat.

(22)

5. Fire Extinguisher

Alat pemadam api ringan (fire extinguisher) ditempatkan di lokasi yang telah direncanakan berdasarkan kebutuhan.

6. Siamese Connection

Siamese connection dipasang sebagai titik sambungan dengan unit pemadam kebakaran setempat. Konektor dengan ukuran 2,5 inci dilengkapi tutup dan rantai untuk menjaga kebersihan, serta pondasi beton sebagai penopang untuk memastikan kestabilan selama penggunaan.

7. Aksesoris Tambahan

Komponen tambahan seperti valvepressure gaugesafety valve, dan berbagai aksesori lainnya dipasang sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Selain itu, peredam getaran (vibration damper) dipasang pada pompa untuk meminimalkan transmisi getaran ke pipa. Untuk saluran pembuangan, dipasang pipa PVC atau bahan antikarat lainnya dengan sambungan fleksibel yang mudah dilepas untuk perawatan atau perbaikan.

8. Pengecatan Pipa

Semua pipa, penyangga, dan komponen yang belum memiliki pelapisan cat dari pabrik akan dicat menggunakan cat dasar (prime coating) untuk melindungi dari karat. Setelah itu, dilakukan pengecatan akhir dengan warna standar, yaitu merah gelap untuk pipa hydrant, hitam untuk pipa drain dan penyangga, serta putih untuk tanda panah aliran.

1.4Testing dan Commissioning 1. Pengujian Tekanan Hidrolis

- Sistem pipa diuji tekanan hidrolis sebesar 15 kg/cm² selama 18 jam. Tidak boleh ada kebocoran atau penurunan tekanan selama pengujian.

(23)

2. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan

- Fungsi sistem fire hydrant diuji untuk memastikan

operasional optimal, termasuk semua peralatan pendukung seperti valve dan fire extinguisher.

3. Sertifikasi dan Pelaporan

- Pengujian harus disaksikan Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.

- Hasil pengujian dilaporkan secara lengkap untuk disetujui sebelum serah terima pekerjaan.

4. Pemeliharaan

- Setelah instalasi selesai, kontraktor bertanggung jawab untuk pemeliharaan selama 12 bulan, termasuk penggantian komponen yang mengalami kerusakan.

F. Instalasi Pompa Air/Sanitasi

Instalasi Pompa Air/Sanitasi adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mengelola aliran, distribusi, dan pengendalian air bersih maupun air limbah di suatu bangunan atau area tertentu. Sistem ini melibatkan penggunaan pompa air yang berperan mendistribusikan air bersih dari sumber utama ke berbagai titik penggunaan, seperti kamar mandi dan wastafel, sekaligus memastikan air limbah dialirkan secara efisien ke sistem drainase atau fasilitas pengolahan limbah. Dengan instalasi ini, beberapa fungsi utama dapat terpenuhi, antara lain memastikan ketersediaan pasokan air bersih yang mencukupi, mengalirkan air limbah dengan baik ke saluran pembuangan, menjaga tekanan air tetap stabil sesuai kebutuhan, serta mengoptimalkan aliran air untuk mengurangi kehilangan dan mendukung kelancaran sistem demi kenyamanan serta kebersihan lingkungan

1.1 Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis meliputi penggunaan material berkualitas sesuai standar yang telah ditentukan. Semua komponen, seperti pipa, pompa, tangki air, dan aksesoris pendukung, harus memenuhi persyaratan teknis, termasuk kekuatan material, ketahanan terhadap

(24)

tekanan, dan kemudahan perawatan. Selain itu, pemasangan dilakukan sesuai dengan rekomendasi pabrikan dan peraturan yang berlaku untuk memastikan sistem berfungsi dengan optimal dan aman.

1.2 Persiapan pekerjaan 1.Pemeriksaan Material

- Semua material dan komponen harus diperiksa untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian dengan spesifikasi teknis.

2.Koordinasi dengan Pihak Terkait

- Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan aktivitas lain di lokasi proyek agar tidak mengganggu atau terhambat.

3.Persiapan Lokasi

- Lokasi pemasangan pipa, tangki air, dan pompa harus dibersihkan dan disiapkan sesuai gambar perencanaan, termasuk penggalian tanah jika diperlukan.

4.Pengaturan Alat dan Peralatan

- Semua alat dan peralatan yang diperlukan, seperti alat pengelas, pompa uji, dan peralatan lainnya, harus dipastikan dalam kondisi baik dan siap digunakan.

5.Pemeriksaan Lapangan

- Pelaksana harus memeriksa kondisi lapangan untuk mengidentifikasi potensi kendala atau hambatan yang dapat memengaruhi kualitas instalasi.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan 1.Air Bersih

- Sambungan pipa menggunakan sambungan ulir, flens, atau victaulic, sesuai ukuran pipa. Penyambungan ulir dilapisi dengan red lead cement.

- Sambungan flens harus menggunakan Ring Type Gasket untuk memastikan kerapatan dan kekuatan.

(25)

- Semua ujung pipa yang tidak dilanjutkan harus ditutup dengan doop/plug atau blind-flanged.

- Pipa tegak di dalam shaft diklem setiap 2 meter serta di setiap percabangan dan belokan. Pipa ini harus diuji tekanan hidrostatik sebesar 1,5 kali tekanan kerja selama 24 jam untuk memastikan tidak ada kebocoran.

- Pipa yang tertanam di tanah harus dilindungi dengan lapisan waterproofing dan pada bagian yang melintasi jalan harus dilapisi beton atau ubin dengan kedalaman minimal 80 cm dari permukaan jalan.

- Sebelum digunakan, sistem pipa harus disanitasi dengan larutan klorin 50 mg/L selama 24 jam, lalu dibilas hingga bersih.

2.Air kotor, Air Bekas, Air Hujan

- Pipa PVC untuk saluran air bekas dan kotor harus ditanam dengan pondasi beton setiap 3 meter, pada sambungan percabangan, dan belokan.

- Pengetesan dilakukan bagian demi bagian dengan panjang maksimum 50 meter untuk memastikan tidak ada kebocoran.

- Pipa mendatar harus memiliki kemiringan minimal 1% untuk memastikan aliran lancar.

- Semua pencabangan menggunakan fitting Y atau TY sanitari dan dilengkapi clean out.

- Pipa vent dipasang untuk membuang gas berbahaya dan dihubungkan ke atap dengan diameter minimal 3 inci.

- Pipa yang melintasi jalan harus dilindungi pipa besi kelas menengah (BSP) dengan pondasi beton di setiap ujung dan sambungan.

3. Tangki Air

- Tangki air dibuat dari beton bertulang dengan lapisan waterproofing berkualitas tinggi. Permukaan internal difinishing dengan keramik sesuai desain.

(26)

- Tangki dilengkapi dengan lubang pemeriksaan (manhole) dan ditutup dengan pelat beton bertulang yang dilengkapi alat pembuka dan tangga untuk akses.

- Tangki harus diuji terhadap kebocoran dengan metode uji tekanan yang disetujui pengawas proyek.

4. Pompa

- Pompa dipasang sesuai rekomendasi pabrikan di atas pondasi beton dengan berat minimal dua kali berat pompa.

- Isolasi getaran (vibration damper) harus dipasang di antara base plate dan pondasi beton.

- Baut dan clamp pengikat dipasang secara presisi untuk memastikan kestabilan dan keamanan pompa.

- Bagian atas pondasi beton dilengkapi alur pembuangan untuk mencegah rembesan air.

- Sebelum dioperasikan, pelaksana harus memastikan semua komponen pompa dan motor terpasang dengan baik.

1.4Testing dan Commissioning

1. Pengujian Sistem: Semua pipa, tangki, dan pompa diuji tekanan untuk memastikan tidak ada kebocoran dan sistem berfungsi sesuai spesifikasi teknis.

2. Sanitasi: Sistem pipa air bersih disanitasi dengan larutan klorin untuk memastikan kualitas air yang aman.

3. Pengoperasian Awal: Setelah pengujian selesai, sistem dioperasikan secara bertahap untuk memastikan semua komponen bekerja dengan baik.

4. Penyesuaian dan Dokumentasi: Setiap kekurangan yang ditemukan saat pengujian diperbaiki, dan semua parameter teknis dicatat dalam laporan akhir.

(27)

G. Instalasi Tata Udara (Exhaust Fan)

Sistem instalasi tata udara berperan penting dalam menjaga perputaran udara di dalam ruangan agar tetap terjaga dengan baik. Sistem ini membantu mengurangi tingkat kelembapan, menghilangkan bau tidak sedap, dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan. Salah satu perangkat utama yang digunakan dalam sistem ini adalah exhaust fan yang dipilih berdasarkan kebutuhan dan kondisi ruangan.

1.1 Spesifikasi Teknis

1. Exhaust fan yang dipilih harus memiliki kapasitas aliran udara (CFM) yang sesuai dengan luas dan volume ruangan agar dapat bekerja secara efektif.

2. Kelas proteksi perangkat minimal harus IP44 untuk memastikan perangkat dapat beroperasi dengan aman di lingkungan tertutup, terutama yang cenderung lembap.

3. Exhaust fan sebaiknya memiliki konsumsi daya rendah dan tingkat efisiensi energi yang tinggi, serta disertifikasi oleh lembaga yang relevan.

4. Housing atau badan exhaust fan sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, seperti logam galvanis atau plastik berkualitas tinggi yang tahan panas.

5. Motor penggerak harus dilengkapi dengan pelindung termal otomatis untuk menghindari kerusakan akibat panas berlebih.

6. Jalur ducting yang digunakan harus berupa pipa fleksibel atau rigid dengan tambahan isolasi termal untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kebocoran udara.

7. Exhaust fan dilengkapi dengan sakelar pengendali on/off yang mudah dioperasikan.

(28)

1.2 Persiapan Pekerjaan

1. Lakukan pemeriksaan lokasi pemasangan untuk menentukan posisi terbaik serta jalur ducting yang akan dipasang.

2. Hitung kebutuhan aliran udara berdasarkan dimensi dan fungsi ruangan agar pemilihan perangkat lebih tepat.

3. Pastikan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi teknis dan siap digunakan.

4. Sediakan alat-alat seperti bor, tangga, pengencang, dan alat ukur yang mendukung kelancaran proses instalasi.

5. Bersihkan area kerja dari barang-barang yang dapat menghalangi pemasangan agar proses instalasi berjalan aman dan lancar.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Tempatkan bracket pada lokasi pemasangan yang sudah ditentukan.

2. Pasang exhaust fan pada bracket dengan cara yang aman dan kuat menggunakan pengencang atau sekrup.

3. Sambungkan exhaust fan dengan ducting yang mengarahkan udara ke luar ruangan melalui saluran yang telah direncanakan.

4. Pastikan semua sambungan ducting terpasang rapat dan bebas dari kebocoran.

5. Hubungkan kabel exhaust fan ke jaringan listrik yang ada melalui MCB (Miniature Circuit Breaker) dengan spesifikasi yang sesuai.

6. Periksa kembali sambungan kabel dan pastikan grounding dilakukan dengan benar untuk menjamin keamanan.

7. Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan seluruh komponen terpasang dengan kokoh dan sesuai rencana.

1.4Testing dan Commissioning

1. Nyalakan exhaust fan dan amati apakah perangkat beroperasi normal tanpa suara atau getaran yang mencurigakan.

2. Gunakan alat pengukur seperti anemometer untuk memastikan kecepatan aliran udara sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

(29)

3. Pastikan keseluruhan sistem, termasuk exhaust fan dan ducting, bekerja sesuai dengan tujuan instalasi dan memenuhi standar teknis.

4. Hasil pengujian dicatat dalam laporan resmi yang mencakup kinerja perangkat, kondisi instalasi, dan saran perbaikan (jika diperlukan).

Laporan ini diserahkan kepada pihak terkait sebagai bukti penyelesaian pekerjaan.

Referensi

Dokumen terkait

1. Memastikan bahan awal memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanan. Memastikan tahapan produksi obat telah

Memiliki tenaga ahli yang mampu menterjemahkan spesifikasi teknis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh BMKG..

Adalah tidak sesuainya kualitas material yang dipasok dengan standar kualitas atau spesifikasi yang telah ditetapkan oleh kontraktor sehingga dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

a) standar, yaitu ketentuan mengenai barang yang disediakan oleh pihak penyedia barang harus sesuai dengan standar yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. b)

1. Memastikan bahan awal memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanan. Memastikan tahapan produksi obat telah

Kualitas yang digunakan sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam prosedur mutu dan ketentuan yang diatur oleh standar yang berlaku2. Kualitas yang digunakan sesuai

Standar Minimal Spesifikasi teknis Balai Penyuluhan KB disajikan pada lampiran data, dan Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat mengembangkan spesifikasi teknis sesuai

Dalam menjalankan proyek, kepatuhan terhadap panduan yang telah ditetapkan akan memastikan bahwa hasil akhir memenuhi harapan dan kualitas yang diinginkan sesuai dengan standar yang