• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL SALEP MATA

N/A
N/A
4B@052_I GUSTI AGUNG AYU INTAN SUCI PRATIWI

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL SALEP MATA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

SALEP MATA

DISUSUN OLEH:

I GUSTI AGUNG AYU INTAN SUCI PRATIWI NPM: 2109484010052

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

MAHASARASWATI DENPASAR

2023

(2)

DAFTAR ISI

Isi

SALEP MATA...1

DAFTAR ISI...2

TUGAS...3

1. Definisi Steril, Sterilitas, Sterilisasi, Antiseptika, Bakteriostatistika, Bakterisida, Germisida, Virusida...3

2. Metode-Metode Sterilisasi...4

3. Keuntungan Dan Kerugian Metode Sterilisasi...7

4. Jenis-Jenis Sediaan Steril...9

5. Perbedaan Aseptis Dan Sterilisasi Akhir...11

6. Validasi Dan Monitoring Metode Sterilisasi...11

7. Definisi Sediaan Salep Mata...11

8. Syarat-Syarat Sediaan Salep Mata...11

9. Keuntung Dan Kerugian Bentuk Sediaan Salep Mata...13

10. Tempat Kerja Salep Mata K. Anatomi Dan Fisiologi Mata...14

11. Teknik Pembuatan Sediaan Salep Mata M. Mengapa Sediaan Mata Harus Steril? ... 15

12. Cara Memasukkan Salep Ke Dalam Tube...17

13. Pewadahan Salep Mata...17

14. Cara Menggunakan Salep Mata...17

15. Pengawet Pada Salep Mata: Mekanisme Pengawet, Syarat-Syarat Pemilihan Pengawet Dam Jenis-Jenis Pengawet Pada Sediaan Salep Mata...18

16. Contoh-Contoh Formula Salep Mata...18

DAFTAR PUSTAKA...20

(3)

TUGAS

1. Definisi Steril, Sterilitas, Sterilisasi, Antiseptika, Bakteriostatistika, Bakterisida, Germisida, Virusida

1.1. Steril adalah keadaan sepenuhnya bebas dari kehidupan mikroorganisme, tanpa adanya bagian atau hampir tidak ada keberadaan mikroorganisme (Tungadi, 2017).

1.2. Sterilitas adalah atribut yang diperlukan bagi produk farmasi agar bebas dari keberadaan mikroorganisme hidup, dengan mempertimbangkan metode, wadah, atau jalur administrasinya hingga tingkat tertentu (Tungadi, 2017).

1.3. Sterilisasi adalah suatu metode untuk menghilangkan atau memindahkan mikroorganisme dan spora yang aktif dari suatu bahan sehingga menciptakan kondisi steril. Proses ini dilakukan dengan berbagai cara yang dapat memastikan kebersihan mutlak pada suatu produk atau bahan (Tungadi, 2017).

1.4. Antiseptik adalah senyawa kimia yang berfungsi untuk memusnahkan mikroorganisme atau menghambat aktivitasnya, sehingga dapat mencegah timbulnya infeksi. Perbedaan antara antiseptik dan disinfektan terletak pada tempat penggunaannya, di mana antiseptik digunakan pada benda atau jaringan hidup, sementara disinfektan digunakan untuk benda mati (Kusuma et al, 2019).

1.5. Bakteriostatistika merujuk pada senyawa atau substansi yang mampu menghambat atau menghentikan perkembangan mikroorganisme, khususnya bakteri (Miladiarsi, 2013).

1.6. Bakterisida merujuk kepada substansi atau materi yang mampu mematikan mikroorganisme, khususnya bakteri. Dalam konteks ini, jumlah bakteri akan menurun hingga tidak ada lagi, sehingga mereka tidak dapat melanjutkan proses perkembangbiakan atau reproduksi. (Miladiarsi,

(4)

2013).

1.7. Germisida merupakan substansi yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme dengan menghentikan pertumbuhan sel- sel vegetatif, namun tidak selalu dapat menghentikan perkembangan spora (Fajriputri, 2014).

1.1. Virusida merupakan substansi yang memiliki kemampuan untuk memberantas atau merusak virus.

2. Metode-Metode Sterilisasi

Ada 3 Metode Strerilisasi yang dapat dilakukan yaitu 1. Metode Fisika

1.1. Dengan pemanasan

Kemampuan mematikan mikroorganisme dengan panas tergantung pada derajat panas, lamanya pemaparan, dan kehadiran uap air. Contoh sterilisasi dalam 1 jam dengan panas kering pada temperatur 170°C, dan 3 jam pada temperatur 140°C.

Metode sterilisasi panas dapat dibagi menjadi panas kering dan panas basah.

Pemanasan Kering

Bahan-bahan yang tahan terhadap penghancuran pada temperatur di atas 140°C (284°F) dapat dijadikan steril dengan alat-alat dari panas kering. Dua jam pemaparan pada temperatur 180°C (356°F) atau 45 menit pada 260°C (500°F) secara normal dapat membunuh spora sebaik bentuk vegetatif pada seluruh mikroorganisme.

- Udara panas (oven)

Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap air disterilisasi pada sebuah oven udara panas.

Termasuk kelompok ini adalah minyak-minyak tertentu, parafin, petrolatum, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol; serbuk stabil seperti talk, kaolin, dan ZnO, dan bahan obat tertentu. Disamping itu,

(5)

sterilisasi panas kering lebih efektif untuk alat-alat gelas dan banyak peralatan bedah.

- Penangas minyak

Stabilitas kimia kering dari ampul tersegel dapat disterilisasikan dengan mencelupkan ampul ke dalam sebuah penangas minyak mineral pada temperatur 160°C. Larutan panas yang tersaturasi menggunakan natrium atau amonium klorida dapat digunakan juga pada sterilisasi penangas. Metode ini khusus sterilisasi panas kering dimana penangas minyak digunakan juga untuk sterilisasi pada alat- alat bedah, khususnya pada gunting bedah. Minyak dapat beraksi sebagai pelincir, untuk menjaga ketajaman alat, dan pengawetan akhir.

- Pemijaran langsung

Pemijaran langsung digunakan untuk sterilisasi spatula logam, alat gelas, filter logam dari Bekerfeld dan filter bakteri lainnya, mulut botol, vial dan labu, gunting, jarum logam dan kawat dan alat lainnya dimana bakteri tidak hancur dengan pemijaran langsung.

Pemanasan Basah

- Uap air dibawah tekanan

Penggunaan uap air di bawah tekanan adalah metode yang paling efektif dan pada umumnya adalah sterilisasi yang memuaskan dan sesuai. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi pada larutan menggunakan autoklaf pada 121°C adalah 12 menit ditambah waktu untuk larutan dalam wadah untuk mencapai 121°C setelah termometer pensteril menunjukkan temperatur ini.

- Pemanasan lembab pada 100°C

Pemanasan lembab pada 1000 C dapat digunakan pada bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini dibatasi penggunaannya dan kebanyakan efektif digunakan untuk sterilisasi suatu larutan yang

(6)

terdiri dari suatu bakterisida dan sterilisasi alat semprot, dan lain-lain.

- Pemanasan dengan suatu bakterisida

Pemanasan dengan bakterisida menghasilkan suatu aplikasi khusus dari pemanasan uap air pada 1000 C. Kehadiran dari bakterisida meningkatkan efektifitas dari metode ini. Metode sterilisasi ini digunakan untuk larutan berair atau suspensi untuk obat-obat yang tidak stabil pada suhu yang umumnya digunakan pada autoklaf.

Larutan dengan ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah akhir yang disegel pada 1000C selama 30 menit pada sterilisator uap air atau penangas air. Bakterisida yang dapat digunakan meliputi 0,5 % fenol, 0,5 % klorbutanol, 0,2 % klorkresol, atau 0,002 % fenil merkuri nitrat. Metode ini seharusnya tidak digunakan untuk injeksi intravena jika dosis tunggal dari larutan lebih dari 15 ml.

1.2. Tanpa Pemanasan (Sterilisasi dengan radiasi)

Sterilisasi dengan radiasi dimungkinkan menggunakan radiasi elektromagnetik atau radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik meliputi energi proton, sinar UV, sinar γ , sinar x, dan sinar kosmik. Sinar γ diremisis dari bahan-bahan radioaktif seperti Cobalt-60 atau Cesium- 137, yang paling banyak digunakan sebagai sumber sterilisasi radiasi elektromagnetik. Satu-satunya arus yang digunakan untuk sterilisasi adalah partikel atau elektron β. Farmasis sedikit menggunakan sterilisasi radiasi pada aplikasi rumah sakit atau laboratorium.

2. Metode Kimia 2.1. Metode Gas

- Etilen Oksida

Etilen oksida adalah suatu eter siklis [(CH2]2O] dari suatu gas pada suhu ruangan. Hanya saja etilen oksida sangat mudah terbakar dan bila kontak dengan udara maka akan menjadi sangat eksplosif.

Bila dicampur dengan gas inert, seperti CO2 atau satu atau lebih

(7)

hidrokarbon yang berfluorosensi dalam perbandingan tertentu, etilen oksida menjadi tidak mudah terbakar dan aman. Sterilisasi dengan etilen oksida mencakup prosedur yang diberlakukan secara cermat dengan menggunakan ruang bertekanan. Bahan yang disterilkan diletakkan dalam ruangan atau kamar dan dipaparkan dengan kelembaban relatif 98% selama 60 menit atau lebih.

- Beta-Propiolakton [(CH2)2OCO]

Lakton siklis yang tidak mudah terbakar pada suhu kamar. Zat ini mempunyai tekanan uap rendah, tetapi karena zat tersebut bersifat bakterisida terhadap sejumlah besar mikroorganisme pada konsentrasi relatif rendah, maka tidak ada kesulitan dalam memperoleh konsentrasi bakterisida dari uap ini.

3. Metode Mekanik 3.1. Filtrasi

Filtrasi adalah pemindahan bahan-bahan partikulat dari suatu cairan mengalir. Sterilisasi filtrasi adalah suatu proses pemindahan, tetapi tidak menghancurkan mikroorganisme. Filtrasi, salah satu metode sterilisasi paling tua yang merupakan metode pilihan untuk larutan yang tidak stabil pada proses sterilisasi. Filter Pasteur, Chamberland, Seitz, dan Berkefeld telah digunakan pada waktu silam untuk mensterilkan produk-produk farmasetik. Tipe dari filter ini tersusun dari sintered glass, porselin, bahan- bahan serat (seperti asbes atau selulosa). Mekanisme filtrasi dari filter berukuran dalam adalah adsorpsi acak atau penyerapan dalam matriks filter. Kerugian dari filter ini adalah laju aliran yang lambat, sulit membersihkan, dan perpindahan media ke dalam filtrat.

3. Keuntungan dan Kerugian Metode Sterilisasi

3.1. Metode Kimia - Keuntungan:

Umumnya, penghapusan etilen oksida dari bahan-bahan dapat dengan mudah dilakukan pada tahap akhir siklus sterilisasi melalui

(8)

proses evakuasi atau pemindahan yang diikuti oleh pemberian udara dalam waktu singkat. Produk bisa disterilkan setelah dikemas untuk pengiriman karena gas dapat menembus segel plastik tipis dan kertas karton.

- Kerugian:

Iritasi jaringan dapat timbul apabila etilen oksida tidak dihapus sepenuhnya. Keprihatinan juga muncul karena etilen oksida memiliki sifat karsinogenik dan mutagenik. Gas ini bersifat beracun dan terklasifikasi sebagai mutagenik serta berpotensi menyebabkan kanker pada manusia, sehingga penghilangannya dari bahan tersebut harus dilakukan dalam kondisi pengendalian khusus.

3.2. Metode Mekanik - Keuntungan:

Keuntungan utama dari filter ini terletak pada kemampuannya untuk menghilangkan lapisan filter setelah digunakan, mengurangi masalah pembersihan. Dikarenakan larutan alkohol pekat tidak menyebabkan pembengkakan, filter ini efektif digunakan untuk mensterilkan larutan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar.

Kapasitas volume filter ini dapat menangani mulai dari 30 ml hingga lebih dari 100 ml.

- Kerugian:

1. Kerugian utama dari filter ini adalah kecenderungan untuk menghasilkan komponen magnesium dalam larutan hasil filtrasi. Bahan alkali yang terkandung dalam filter dapat menyebabkan terbentuknya endapan alkaloid dari garamnya, serta dapat menonaktifkan zat yang peka seperti insulin, ekstrak pituitari, epinefrin, dan apomorfin. Untuk mengatasi hal ini, langkah pertama adalah membebaskan filter dengan larutan HCl dan kemudian membilasnya dengan air.

(9)

2. Kerugian kedua dari filter ini terletak pada permukaan serat pada lapisan filtrat yang membuatnya tidak sesuai untuk larutan injeksi. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menambahkan ayakan dari bahan nilon atau sutra di bawah lapisan filter sebelum menyusunnya di dalam filter. Alternatifnya, sebuah fritted glass dapat ditempatkan pada saluran keluar untuk serat.

Selain itu, filter Seitz memiliki kecenderungan untuk menghilangkan substrat dari filter melalui proses absorpsi.

3.3. Metode Fisika - Keuntungan:

Metode ini lebih efisien untuk peralatan gelas dan berbagai peralatan bedah.

- Kerugian:

Metode yang tidak menguntungkan dan tidak sesuai untuk sterilisasi minyak, produk berbasis minyak, atau bahan lain yang memiliki sedikit atau tidak mengandung uap air selama proses panas kering adalah dengan mengandalkan oksidasi untuk mematikan mikroorganisme.

4. Jenis-Jenis Sediaan Steril 4.1. Ampul dan Vial

Ampul merupakan tempat kaca yang tersegel secara rapat, umumnya berisi dosis tunggal obat dalam bentuk padat, larutan jernih, atau suspensi, yang dimaksudkan untuk penggunaan parenteral. Ukurannya biasanya kecil, sekitar 1-50 ml, meskipun dalam kasus tertentu, ampul juga dapat memiliki kapasitas 100 ml atau lebih.

Vial adalah wadah dengan dosis ganda yang umumnya memiliki volume antara 10 hingga 100 mL. Vial ini biasanya ditutup rapat dengan karet atau penutup plastik tipis di bagian tengahnya. Desainnya disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan jarum masuk untuk mengambil

(10)

isi tanpa mempengaruhi bagian lainnya. Selain itu, vial ini dapat ditutup kembali dengan menarik jarum, memungkinkan penggunaan dosis yang fleksibel dan mengurangi biaya per dosis. Keberadaan vial dosis ganda yang tersegel dengan penutup karet memberikan kemudahan dalam administrasi obat dan efisiensi biaya per dosis.

4.2. Infus

Infus merupakan formulasi steril yang berbentuk larutan atau emulsi, bebas dari zat pirogen dan dirancang sedemikian rupa agar sebisa mungkin memiliki tekanan osmotik yang serupa dengan darah. Infus ini disuntikkan secara langsung ke dalam pembuluh vena dalam jumlah yang relatif besar, khususnya melalui injeksi intravena, dan dikemas dalam wadah berkapasitas 100 ml atau lebih. Penggunaannya umumnya difokuskan pada penyeimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta persiapan nutrisi dasar. Infus seringkali diberikan dengan metode piggyback menggunakan wadah infus tipe mini.

4.3. Salep Mata

Sediaan mata adalah produk steril yang mencakup larutan, suspensi, dan sebagian besar dalam bentuk larutan tanpa partikel asing. Mereka dirancang untuk digunakan pada mata, dengan formulasi yang melibatkan campuran senyawa yang sesuai dan kemasan yang tepat. Sediaan ini terdiri dari basis petrolatum putih-minyak mineral.

Salep mata merupakan formulasi steril yang mengandung bahan kimia yang tersebar secara merata dalam basis salep. Formulasi ini cocok untuk aplikasi pada mata, memungkinkan kontak obat dengan mata dan jaringan sekitarnya tetap terjaga tanpa terkena cairan air mata. Proses pembuatannya memerlukan perhatian khusus, termasuk campuran aseptis dengan obat dan bahan tambahan steril.

4.4. Tetes Mata

Tetes mata merujuk pada formulasi untuk mata dalam bentuk larutan atau suspensi, termasuk larutan berminyak yang mengandung alkaloid,

(11)

garam alkaloid, antibiotik, atau zat-zat lainnya. Produk ini dirancang untuk diterapkan pada mata dengan cara meneteskan obat ke dalam selaput lendir di sekitar kelopak mata dan bola mata. Formulasinya mempertimbangkan faktor tonisitas, pH, viskositas, stabilitas, sterilisasi, bahan antimikroba, dan kemasan yang baik. Tetes mata digunakan sebagai pengobatan antibakterial, anestetik, midriatikum, miotik, atau untuk tujuan diagnostik.

4.5. Tetes Hidung

Larutan yang dimaksudkan untuk aplikasi pada hidung seringkali disebut sebagai spray, collunaria, atau tetes hidung. Istilah ini merujuk pada larutan yang bersifat cair atau berminyak dan dirancang untuk digunakan secara topikal pada daerah hidung atau nasofaring. Tetes hidung adalah formulasi obat yang diberikan dengan meneteskan ke dalam rongga hidung. Produk tersebut dapat mengandung bahan-bahan seperti pensuspensi, pendapar, dan pengawet untuk tujuan tertentu.

5. Perbedaan Aseptis dan Sterilisasi Akhir 5.1. Aseptis

5.2. Sterilisasi Akhir

6. Validasi dan Monitoring Metode Sterilisasi 7. Definisi Sediaan Salep Mata

Sediaan mata merupakan formulasi steril yang mencakup larutan, suspensi, dan terutama larutan yang tidak mengandung partikel asing. Formulasi ini dirancang untuk aplikasi di mata dan terdiri dari campuran senyawa yang sesuai, serta dikemas dengan basis petrolatum putih-minyak mineral.

Salep mata adalah formulasi steril yang mengandung bahan kimia yang tersebar merata dalam basis salep yang sesuai untuk penggunaan di mata. Salep ini dapat menjaga kontak obat dengan mata dan jaringan sekitarnya tanpa tercuci oleh cairan air mata. Pembuatannya memerlukan perhatian khusus, dengan pencampuran bahan secara aseptis bersama obat dan bahan tambahan yang steril.

(12)

8. Syarat-Syarat Sediaan Salep Mata

Beberapa syarat-syarat yang dimiliki sediaan salep mata, sebagai berikut.

1. Produk untuk mata bervariasi dalam bentuknya, mencakup larutan tetes mata, pencuci mata, atau salep mata. Terkadang, injeksi mata juga digunakan untuk keperluan khusus. Sama seperti produk steril lainnya, sediaan mata harus memenuhi standar kesterilan dan bebas dari partikel.

Namun, injeksi mata memiliki sedikit pengecualian dalam hal jumlah yang terbatas. Sediaan mata, sebagai bentuk sediaan topikal, bertujuan untuk memberikan efek secara lokal. Oleh karena itu, tidak diperlukan kebebasan dari pirogen, karena cara penggunaan dan aplikasi obat mata berbeda dengan bahan yang diberikan secara parenteral, terutama dalam hal penambahan bahan untuk menjaga stabilitas dan kesterilan produk.

2. Sterilitas menjadi persyaratan paling krusial, sehingga tidaklah layak membuat larutan mata yang mengandung banyak mikroorganisme, terutama bakteri berbahaya seperti Pseudomonas aeruginosa. Risiko utama adalah memasukkan produk nonsteril yang mengandung organisme Pseudomonas aeruginosa ke mata, yang dapat menyebabkan kebutaan.

Bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien.

3. Salep mata dibuat dari bahan yang telah disterilkan dalam kondisi sepenuhnya aseptik dan memenuhi persyaratan uji sterilisasi resmi.

4. Sterilisasi terminal pada salep akhir dalam tabung dilakukan dengan dosis radiasi gamma yang sesuai.

5. Salep mata harus mengandung bahan yang tepat atau campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme berbahaya ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang umumnya digunakan meliputi klorbutanol, paraben, atau merkuri organik.

6. Salep akhir harus bebas dari partikel berukuran besar.

(13)

7. Basis yang digunakan tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat melalui pencucian sekresi mata, dan menjaga aktivitas obat selama periode penyimpanan yang sesuai.

9. Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Salep Mata

9.1.Keuntungan salep mata

Salep mata memiliki keuntungan, sebagai berikut.

1. Salep mata memiliki kemampuan untuk tetap berkontak dengan mata dan jaringan sekitarnya dalam jangka waktu yang lama, tanpa terkena efek pencucian oleh air mata.

2. Penggunaan salep mata memberikan keuntungan dalam hal waktu kontak yang lebih lama dan penyerapan obat yang lebih besar, dengan onset dan waktu puncak absorbsi yang optimal. Salep bekerja efektif di area kelopak mata, kelenjar sebasea, konjungtiva, kornea, dan iris.

3. Salah satu keunggulan utama salep mata dibandingkan larutan mata adalah peningkatan waktu kontak antara obat dan mata. Penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak antara obat dan mata dapat menjadi 2-4 kali lebih lama ketika menggunakan salep dibandingkan dengan larutan garam.

4. Kelebihan salep mata melibatkan minim atau bahkan tidak adanya iritasi pada penggunaannya, pergerakan yang lambat ke dalam ductus lakrimal yang menghasilkan waktu kontak yang lebih panjang dan efek yang lebih berkelanjutan. Salep juga memberikan stabilitas penyimpanan yang lebih tinggi dan mengurangi masalah kontaminasi. Selain itu, untuk obat-obat yang tidak larut dalam air, menggunakan pembawa berminyak dapat meningkatkan konsentrasi obat yang larut dalam sistem dosis.

9.2.Kerugian salep mata

(14)

Salep mata memiliki kerugian, sebagai berikut.

1. Penglihatan akan terganggu oleh salep mata kecuali jika digunakan saat tidur.

2. Salah satu kelemahan penggunaan salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi ketika salep meleleh dan menyebar pada lensa mata.

3. Dari sisi negatif, salep mata cenderung membentuk lapisan pada mata, menyebabkan pandangan menjadi kabur. Penggunaan salep mata dapat mengganggu jika dimasukkan dengan keras pada sel epitel kornea yang baru. Pada kondisi normal, ini dapat menimbulkan masalah pencampuran antara pembawa salep dan cairan mata, termasuk parameter partisi untuk obat antara salep dan lapisan air mata.

10. Tempat Kerja Salep Mata Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata manusia merupakan topik menarik untuk pemberian obat topikal.

Dasar ini dapat ditemukan dalam struktur anatomi jaringan permukaan dan permeabilitas kornea. Tindakan perlindungan dari kelopak mata dan sistem lakrimal melibatkan penghilangan cepat bahan yang masuk ke mata, kecuali bahan tersebut memiliki volume kecil dan dapat bercampur dengan jaringan permukaan secara kimia dan fisiologis.

Kelopak mata memiliki dua tujuan utama, yaitu perlindungan mekanik untuk bola mata dan sekresi cairan optimal untuk kornea. Kelopak mata dilicinkan dan dijaga kelembapannya oleh sekresi kelenjar lakrimal, terutama pada sel-sel yang terletak di konjungtiva bulbar. Ruang pendukung memiliki bentuk tipis yang langsung melekat di depan bola mata, dengan kantong menaik dan menurun.

Celah antara kelopak mata disebut celah palbebra.

Bola mata manusia terdiri dari tiga lapisan konsentris: lapisan fibrous luas, lapisan vaskular tengah (sistem uveal), dan lapisan saraf retina. Kornea, sebagai bagian dari lapisan fibrous, memiliki peran penting sebagai jendela transparan yang mengizinkan penampakan. Dalam urutan optik, mata terdiri dari kornea,

(15)

pupil, lensa kristal, dan retina, membentuk sistem kompleks untuk penglihatan terbalik yang diperkecil pada retina.

Sistem optikal mata harus tetap stabil untuk menjaga tekanan intraokuler, yang dihasilkan oleh produksi cairan humor. Cairan humor tidak hanya berfungsi sebagai penstabil tekanan, tetapi juga sebagai pembawa nutrien dan metabolit untuk jaringan mata. Orbit, yang merupakan tulang pada rangka, menampung bola mata.

Konjungtiva melapisi permukaan bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata, memungkinkan gerakan bebas bola mata. Sistem lakrimal, dengan kelenjar lakrimal dan kelenjar sebaseus, menyediakan cairan untuk melicinkan dan membersihkan mata serta mencegah penguapan berlebihan.

Lapisan prekorneal, bagian dari larutan air mata, memberikan kelembaban pada permukaan mata. Kornea, dengan struktur epitel, substantia propia, dan endotel, menjadi transparan untuk difusi cahaya, tetapi kerusakan atau gangguan dapat mengakibatkan pengaburan.

Banyak obat mata bersifat basa lemah dan digunakan dalam bentuk garam dalam larutan berair. pH tetes mata cepat berubah menjadi pH fisiologis karena netralisasi oleh air mata. Obat dapat menembus melalui lapisan epitel dan stroma, mengalami perubahan bentuk tergantung pada lingkungan pH, dan akhirnya mencapai iris dan badan siliar untuk memberikan efek farmakologis.

11. Teknik Pembuatan Sediaan Salep Mata Mengapa Sediaan Mata Harus Steril

11.1. Sediaan salep mata harus steril:

a. Sterilitas merupakan persyaratan yang sangat penting. Larutan mata yang disiapkan dapat mengandung banyak mikroorganisme, dengan Pseudomonas aeruginosa menjadi yang paling berbahaya.

Infeksi mata oleh organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, terutama ketika produk nonsteril digunakan pada mata yang terkena kornea. Keberadaan partikel dapat menyebabkan iritasi pada mata dan menciptakan ketidaknyamanan bagi pasien.

(16)

b. Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyaneus, P. pyocyanea, atau Bacillus Biru) adalah mikroorganisme berbahaya dan oportunis yang tumbuh dengan baik di berbagai media kultur dan menghasilkan toksin dari produk antibakteri. Biasanya, ia memiliki kecenderungan untuk membunuh kontaminan lain dan memungkinkan Pseudomonas aeruginosa tumbuh secara murni di kultur. Bacillus gram negatif juga dapat berkembang dalam sediaan mata, menjadi sumber infeksi serius pada kornea. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dalam waktu 24-48 jam. Konsentrasi zat antimikroba yang dapat ditoleransi oleh jaringan mata menunjukkan bahwa tidak semua zat antimikroba efektif melawan beberapa strain organisme ini.

c. Mekanisme pertahanan mata menjelaskan pentingnya sterilisasi sediaan mata. Berbeda dengan darah, air mata tidak mengandung antibodi atau mekanisme pembentukannya. Mekanisme utama pertahanan melawan infeksi mata melibatkan pencucian sederhana oleh air mata dan enzim seperti lizosim yang ditemukan dalam air mata. Lizosim memiliki kemampuan untuk menghidrolisis selubung polisakarida beberapa mikroorganisme.

Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocyaneus) merupakan salah satu mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim dan mampu menyebabkan kerusakan mata. Infeksi serius yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat dibuktikan melalui uji literatur klinis seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun bukan mikroorganisme yang jarang, Pseudomonas aeruginosa juga dapat ditemukan dalam saluran pencernaan, kulit manusia normal, dan dapat menjadi kontaminan udara.

11.2. Cara pembuatan salep mata

Salep mata dapat diproduksi melalui dua metode berikut:

(17)

a. Apabila bahan obat dapat larut dalam air dan membentuk larutan yang stabil, langkah pertama adalah melarutkan bahan obat dalam sejumlah air minimum untuk injeksi. Larutan yang terbentuk kemudian dicampurkan dengan basis yang telah dilelehkan, dan campuran tersebut diaduk secara terus-menerus hingga mengental.

b. Jika bahan obat tidak dapat larut dengan cepat dalam air, bahan obat akan diubah menjadi serbuk yang sangat halus melalui proses mikronisasi dengan menambahkan sejumlah kecil basis. Serbuk yang dihasilkan kemudian dicampurkan dengan sisa basis untuk membentuk salep mata.

12. Cara Memasukkan Salep ke dalam Tube

Cara yang paling simpel untuk mengisi tabung adalah dengan meletakkan salep pada sehelai kertas berlilin atau kertas perkamen, lalu melipat kertas tersebut hingga kedua ujungnya bertemu. Dengan meletakkan batang pengaduk pada ujung lipatan dan menggulung kertas ke arah bawah lipatan, salep yang ada dalam kertas akan terkompres menjadi bentuk silinder.

Tabung kertas kemudian dimasukkan ke dalam bagian besar yang dapat dilipat dari tabung, dan ketika kertas ditarik keluar melalui jari, salep akan tertahan dan tetap berada di dalam tabung. Saat mengisi salep, penting untuk membuka penutup tabung agar proses pengisian dapat dilakukan dengan sempurna. Tabung sebaiknya diisi hingga jarak 1 inci dari ujungnya agar memberikan ruang untuk penutupan tabung. Penutupan dilakukan dengan meratakan dasar salep menggunakan spatula, melipatnya lebih dari dua kali, dan menekannya menggunakan penjepit khusus tabung salep yang dioperasikan dengan sepasang pinset.

13. Pewadahan Salep Mata

Wadah plastik digunakan untuk penggunaan produk mata. Salep dengan tube logam digunakan untuk kemasan salep mata steril (Tungadi, 2017).

14. Cara Menggunakan Salep Mata

Berikut cara menggunakan salep mata dengan baik.

(18)

1. Mencuci tangan

2. Membuka penutup tabung

3. Dengan satu tangan, menarik lembut kelopak mata bagian bawah

4. Sambil menatap ke atas, menekan sedikit krim ke dalam kelopak mata bagian bawah (sekitar ¼ hingga ½ inci). Harap berhati-hati agar tidak menyentuh ujung tabung pada mata, kelopak mata, jari, dan area lainnya.

5. Menutup mata dengan lembut dan memutar bola mata ke segala arah ketika mata tertutup. Terkadang, pengaburan mungkin terjadi.

6. Kelopak mata yang tertutup dapat digosok lembut dengan jari untuk meratakan obat melalui fornix.

7. Menutup kembali tabung

8. Berhati-hati agar penutup tabung tidak terkontaminasi saat dibuka.

9. Saat pertama kali membuka tabung salep, menekan keluar ¼ inci salep dan membuangnya karena mungkin terlalu kering.

10. Tidak boleh menyentuh ujung tabung dengan permukaan apapun.

11. Jika memiliki lebih dari satu tabung salep mata yang sama, buka hanya satu tabung.

12. Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep mata pada saat yang sama, tunggu sekitar 10 menit sebelum menggunakan salep yang lain.

13. Untuk memperbaiki aliran salep, pegang tabung dalam tangan selama beberapa menit sebelum digunakan.

14. Berlatih menggunakan salep secara langsung di depan cermin sangat berguna.

15. Pengawet pada Salep Mata: Mekanisme Pengawet, Syarat-Syarat Pemilihan Pengawet dan Jenis-Jenis Pengawet pada Sediaan Salep Mata

16. Contoh-Contoh Formula Salep Mata

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Tungadi, R. (2017). Teknologi Sediaan Steril. In Sagung Seto.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-

content/uploads/2017/08/Praktikum-Teknologi-Sediaan-Steril- Komprehensif.pdf.

https://www.dictionary.com/browse/viricide. Reference.com. Diakses tanggal 23 Desember 2023.

Referensi

Dokumen terkait

S$%&' (unguents) $$%$ '*&'$*$+ ,&+&-.$ '$$+ /-+/ '&$$$- %/$* 3$-. $,/$- /-+/ '&$$$- '$$ $+$ 4/$+ /,/, $- ,&4/+ salep mata.

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Beberapa bahan dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air.. Bahan

Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Sterilisasi : Oven pada suhu 150oC selama 1 jam, salep mata steril yang mengandung lanolin dapat disterilkan dengan cara filtrasi atau disinari dengan

Sediaan krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.. Krim adalah sediaan setengah

Dokumen ini membahas tentang pembuatan Injeksi Hidralazin HCl, termasuk bahan yang digunakan, efek farmakologi, dan