• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi Pakan Epilachna sp.

N/A
N/A
Delia selvi

Academic year: 2024

Membagikan "Preferensi Pakan Epilachna sp."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI PAKANEPILACHNA SP.

Aureal Leodita Zalesya1), Fatma Anzani Safitri2), Delia Selvi Yanti3)*, Salsabila Putri Hanifah4), Tiara Permata Sari5), Miftahul Jannah6), Nishwa Bilqisti7)

1)NIM 2210421005, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

2)NIM 2210421021, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

3)NIM 2210422005, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

4)NIM 2210422013, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

5)NIM 2210423007, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

6)NIM 2210423047, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

7)NIM 2210423051, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, UNAND

*Koresponden:[email protected]

Abstrak

Praktikum Preferensi Pakan Epilachna sp. dilaksanakan pada Selasa, 26 Maret 2024 di Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Adapun tujuan di lakukannya praktikum ini yaitu untuk untuk mengetahui kemampuan pemilihan pakan Epilachna sp. pada beberapa jenis pakan. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, kertas whatman, gunting, penggaris, timbangan elektronik, selotip, sampul plastik, stopwatch dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah Epilachna sp., Solanum torvum, Solanum melongena, Luffa acutangula, Solanum lycopersicum, dan Capsicum annum. Metode praktikum ini adalah mengamati pereferensi pakan Epilachna sp.terhadap beberapa jenis daunSolanaceaeyang berbeda. Hasil yang didapat dari praktikum ini yaituEpilachna sp. membutuhkan waktu 60 detik untuk mencari makan dan waktu makan 44 menit, terjadi switchingpada menit 5 dari Solanum torvumke Solanum melongena dan jumlah individu terbanyak ada pada Solanum torvum. Kesimpulan dari praktikum ini yaitu, Epilachna sp. lebih menyukai daunSolamum torvumdikarenakan jumlah individu terbanyak ada di daun tersebut.

Kata Kunci:Epilachna, preferensi, pakan, switching.

PENDAHULUAN

Hewan merupakan mahkluk hidup. Heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung dengan organisme lain. Hewan pemakan tumbuhan disebut herbivora, hewan yang memakan hewan disebut omnivora, serta yang dapat memakan tumbuhan dan hewan disebut omnivora. Sumber pakan bagi hewan tidak selalu tersedia dalam jumlah yang melimpah, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti cuaca yang menyebabkan sumber pakan jenis hewan tertentu berkurang ketersediaanya di alam.

Jika hal ini terjadi, hewan tersebut akan mencari pakan baru untuk mengganti pakan aslinya.

Biasanya, peralihan preferensi pakan ini digantikan oleh jenis pakan yang hampir sama, baik rasa maupun aromanya walaupun berasal dari spesies yang berbeda. Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia (Campbell, 2002).

Makhluk hidup dalam batas tertentu mempunyai kelenturan. Kelenturan ini memungkinkan makhluk itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri itu secara umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi makin besar kementakan kelangsungan hidup suatu jenis organisme. Hal ini berhubungan dengan adanya preferensi pada suatu hewan terhadap suatu kondisi lingkungan atau kisaran kondisi yang paling cocok baginya yang disebut prefendum. Hewan merupakan makhluk hidup heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung dengan organisme lain sebagai sumber pakannya. Pakan hewan dapat berupa tumbuhan atau disebut hewan herbivora, atau dapat berupa hewan atau yang disebut karnivora, serta dapat pula memakan tumbuhan

(2)

juga hewan atau yang dikenal dengan omnivora (pemakan segala) (Bangun, 2014).

Preferensi pakan pada hewan atau dikenal dengan kesukaan spesifik suatu hewan dapat berubah sesuai dengan lingkungannya. Preferensi berarti bahwa jenis makanan itu lebih diperlukan dibandingkan jenis makanan lain yang terdapat di lingkungan. Preferensi hewan terhadap suatu jenis makanan atau mangsa tertentu sifatnya tetap dan pasti, tidak dipengaruhi oleh ketersediaannya di lingkungan (Herlinda dan Siti, 2004).

Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia. Tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi. Jika ketersediaan suatu jenis pakan di suatu lingkungan rendah, maka jenis makanan itu kurang dimanfaatkan sebagai makanannya, namun jika ketersediaannya tinggi atau berlimpah dari biasanya maka akan dikonsumsi lebih tinggi (sering).

Switching atau perpindahan suatu jenis pakan ke jenis pakan lain berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat terjadi apabila ketersediaan makanan di lingkungannya sudah terbatas (Campbell, 2002).

Ketika ketersediaan suatu jenis pakan di suatu lingkungan rendah, maka jenis makanan itu kurang dimanfaatkan sebagai makanannya, namun ketika ketersediaannya tinggi atau berlimpah dari biasanya maka akan dikonsumsi lebih tinggi (sering). Switching atau perpindahan suatu jenis pakan ke jenis pakan lain berdasarkan pengalaman sebelumnya dapat terjadi apabila ketersediaan makanan di lingkungannya sudah terbatas.

Switching akan menyebabkan terjadinya kestabilan populasi hewan-hewan tersebut. Kestabilan populasi tersebut dapat terjadi pada predator maupun mangsa. Populasi mangsa dapat mengalami kestabilan ketika predator memangsa jenis hewan tertentu terus menerus sehingga menyebabkan populasi mangsa menjadi kecil. Hal ini menyebabkan pakan predator semakin berkurang sehingga predator akan beralih mencari mangsa lain.

Akibatnya secara tidak langsung populasi jenis mangsa yang sebelumnya akan mengalami pemulihan diri (Bawono dan Rangga, 2009)

Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil

dan punggungnya yang berwarna warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara negara Barat, hewan ini dikenal dengan namaladybirdatau ladybug. Serangga ini dikenal. Sebagai sahabat petani karena beberapa anggotanya memangsa serangga-serangga hama seperti kutu daun.

Walaupun demikian, ada. Beberapa spesies koksi yang juga memakan daun sehingga menjadi hama tanaman (Nanao, 2004). Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan. Sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol.

Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya (Siswanto dan Wiratno, 2001).

Kepik (Epilachna sp.) aktif di waktu pagi dan sore hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi dibagian dalam dari tajuk tanaman.

Kepik lebih menyukai tempat yang rimbun dan agak gelap untuk meletakkan telurnya. Epilachna sp. Menjadi hama pen- ting pada tanaman terong (Solanium melongena) dengan prediksi penurunan produksi 46%-0% bahkan dapat menggagalkan hasil panen. Serangga ini bersifat kosmopolit pada tanaman dalam famili Solanaceae dan Curcuhitaceae. Bahkan juga dilaporkan menjadi hama pada tanaman kedelai di Amerika Selatan (Idris, 2007).

Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil penghisap tanaman semisal kutu daun. Kepik makan dengan cara menghisap cairan tubuh mangsanya. Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya. Epilachna admirabilis diketahui memakan daun tanaman budidaya misalnya daun terong sehingga merusak tanaman (Pracaya, 2008).

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemilihan pakan oleh Epilachna sp. Pada beberapa jenis pakan.

(3)

PELAKSANAAN PRAKTIKUM Waktu dan tempat

Praktikum Preferensi Pakan Epilachna sp.

dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2022 di Laboratorium Ekologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, kertas whatman, gunting, penggaris, timbangan elektronik, selotip, sampul plastik, stopwatch dan alat tulis. Adapun bahan yang digunakan adalah Epilachna sp., Solanum torvum, Solanum melongena, Luffa acutangula, Solanum lycopersicum,danCapsicum annum.

Cara Kerja

Adapun cara kerja praktikum Ekologi Hewan tentang preferensi pakan Epilachna sp., yang diambil dari habitatnya dipuasakan selama 24 jam.

Setelah dipuasakan, Epilachna sp., ditempatkan kedalam petridish yang berisi pakan 15 ekor Epilachna sp., untuk 1 petridish dan diberi alas dengan kertas whatman yang telah lembab. Pada petridish telah diisi dengan 5 jenis pakan yang berbeda dengan ukuran 3 x 3 cm. SetelahEpilachna sp., ditempakan kedalam petridish, kemudian ditutup menggunakan dan diamati waktuEpilachna sp., untuk menemukan pakannya dan jenis pakan apa yang paling banyak dimakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. pengamatan preferensi pakanEpilachna sp.

No Jenis Daun Waktu Mencari Makan Waktu Makan Switching

1 Solanum Melangona

(Terong)  Menit ke - 2 (2 kumbang) 43 menit

(4 kumbang)  Menit ke - 14,29 detik 1 kumbang berpindah dari daun pare ke daun terong

 Menit ke - 42,40 detik 1 kumbang berpindah dari daun pare ke daun tomat

2 Luffa Acutangulla

(Gambas)  Menit ke – 5 (1 kumbang)

 menit ke - 17 (3 kumbang)

38 menit

(4 kumbang)  Menit ke - 17,18 detik 1 kumbang berpindah dari daun rimbang ke daun gambas

 Menit ke - 38,40, 1 kumbang berpindah dari gambas ke terong 3 Solanum Lycopersicium

(Tomat)  Menit ke – 2 (1 kumbang)

 menit ke - 14,39 (1 kumbang)

5 menit

(1 kumbang)  Menit ke - 22,10 detik kumbang berpindah dari daun gambas ke daun terong

(4)

4 Capsicium Annum

(Cabai)  Menit ke – 21

(1 kumbang)

 menit ke - 35 (1 ekor)

 menit ke – 44 (1 kumbang)

-

-

5 Solanum Torvum

(Rimbang)  Menit ke - 1(3 kumbang)

 menit ke - 6,30 (1kumbang)

 menit ke - 38 (1 kumbang)

44 menit

(5 kumbang)  Menit ke - 5,45 detik 1kumbang pindah dari daun rimbang ke daun terong

 Menit ke - 6 kumbang berpindah dari daun rimbang ke daun cabe

 Menit 7,14 detik berpindah lagi ke daun rimbang

 Menit ke 25 1 kumbang dari daun tomat

Serangga pemakan daun biasanya lebih menyukai daun yang masih muda, karena kandungan metabolit sekundernya yang. masih rendah dan kandungan nitrogen yang tinggi. Nitrogen diperlukan serangga dalam jumlah yang tinggi karena nitrogen merupakan unsur utama penyusun asam amino. Asam amino merupakan monomer protein yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga. Kandungan nitrogen pada masing- masing tumbuhan dapat berbeda tergantung familinya. Pada setiap individu tanaman kandungan nutrisi terutama air dan nitrogen yang dibutuhkan oleh serangga herbivor dapat berbeda.

tergantung dari bagian tanamannya, banyak mengandung air dan nitrogen dibandingkan. dengan bagian tanaman yang sudah tidak berkembang atau tua (Aunurohim, 2013).

Pakan merupakan faktor pembatas, kebutuhan pokok dan sumber energi utama bagi suatu organisme. Komponen habitat tersebut harus diperhatikan supaya kebutuhan hewan terpenuhi sehingga dapat hidup secara layak.Selain aspek pakan, pemahaman tentang perilaku makan hewan juga penting untuk diketahui, sebab perilaku makan

sangat erat kaitannya dengan jenis pakan yang dimakan oleh satwa tersebut. Kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan serangga hama. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama akan menunjang perkembangan populasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan gizi jelek dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga). Ketidak cocokan faktor makanan dapat ditimbulkan oleh kurangnya kandungan unsur yang diperlukan serangga, rendahnya kadar air bahan, permukaan terlalu (Aunurohim, 2013),

Sumber pakan bagi hewan, khususnya serangga tidaklah selalu tersedia dalam jumlah yang melimpah, terkadang karena beberapa faktor seperti cuaca, dapat menyebabkan sumber pakan jenis hewan tertentu berkurang ketersediaanya atau keberadaannya di alam. Jika hal ini terjadi, hewan tersebut cenderung untuk mencari pakan baru untuk mengganti pakan aslinya. Biasanya, peralihan preferensi pakan ini digantikan oleh jenis pakan yang hampir sama, baik rasa maupun aromanya walau berasal dari spesies yang berbeda. Kesukaan

(5)

hewan terhadap pakannya sangattergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahankesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Sukarsono, 2014).

Alasan Epilachna sp. tidak menyukai dan tidak memakan daun cabai dikarenakan adanya kandungan alkaloid. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun lada yang berperan sebagai senyawa melawan serangan parasit atau predator (Escogido et al., 2011). Hal ini dapat menyebabkan serangga tidak suka memakan daun tanaman cabai seperti yang ditunjukkan pada hasil Tabel 1 dan juga pernyataan diatas. Jadi, dari pernyataan tersebut dapat mengindikasikan bahwa Epilachna lebih menyukai daun terong daripada rimbang. Genus Epilachna dikenal sebagai serangga hama pada tanaman terong. Itulah kenapa banyak kumbang (sepertiladybug) banyak dijumpai di tanaman ini.

Alasan Epilachna sp. sangat menyukai daun terong daripada daun rimbang karena daun terong memiliki kandungan nitrogen yang tinggi dan metabolit sekunder, seperti alkaloid yang sedikit sehingga sangat disukai oleh serangga hama (Suyoga et al., 2016). Ketika peneliti ingin mengoleksiEpilachna sp. dari lapangan, serangga ini paling banyak ditemukan pada daun tanaman terong. Tidak hanya itu, terlihat juga banyak Epilachna muda maupun telur Epilachna yang tersangkut di antara dan di atas daun terong. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya Epilachna sp. Sudah ada makanan berupa daun tanaman terong yang dijadikan sebagai makanan favorit dan tempat berkembang biak.

Preferensi terhadap jenis hewan tertentu, atau preferensi yang lebih dikenal secara umum, dapat berubah seiring dengan pengalaman.

Preferensi berarti jenis pangan ini lebih diperlukan

dibandingkan jenis pangan lain yang terdapat di lingkungan. Preferensi hewan terhadap makanan atau mangsa tertentu bersifat tetap dan terdefinisi dengan baik serta tidak dipengaruhi oleh ketersediaannya di lingkungan (Jumar, 2000).

Sumber makanan hewan tidak selalu berlimpah. Beberapa faktor seperti perubahan dan fluktuasi cuaca di alam dapat menyebabkan sumber makanan bagi jenis hewan tertentu menjadi kurang tersedia atau ada di alam. Jika hal ini terjadi, hewan tersebut akan sering mencari makanan baru untuk menggantikan makanan aslinya. Seringkali, pergeseran preferensi makanan ini digantikan oleh makanan yang rasa dan baunya hampir sama, meskipun berasal dari spesies yang berbeda (Afriani, 2019). Jika ketersediaan suatu pangan tertentu di lingkungan rendah, maka jenis pangan tersebut akan lebih sedikit tersedia sebagai pangan, namun bila ketersediaannya lebih tinggi atau melimpah dari biasanya, maka jenis pangan tersebut akan lebih banyak (sering) di konsumsi.

Switching yaitu keadaan jika ketersediaan pangan di lingkungan terbatas, maka dapat terjadi peralihan atau peralihan dari satu jenis pakan ke jenis pakan lainnya berdasarkan pengalaman sebelumnya (Iskandaria, 2023). Switching akan menyebabkan terjadinya kestabilan populasi hewan-hewan tersebut. Kestabilan populasi tersebut dapat terjadi pada predator maupun mangsa. Populasi mangsa dapat mengalami kestabilan ketika predator memangsa jenis hewan tertentu terus menerus sehingga menyebabkan populasi mangsa menjadi kecil. Hal ini menyebabkan pakan predator semakin berkurang sehingga predator akan beralih mencari mangsa lain. Akibatnya secara tidak langsung populasi jenis mangsa yang sebelumnya akan mengalami pemulihan diri (Bawono et. al, 2009)

(6)

Tabel 2. Pengukuran Berat Daun

No Berat Daun (g)

Jenis Daun Solanum

Torvum Solanum

Melongena Solanum

Lychopercisium Capsicium

Annum Luffa

Acutangula

1 Berat Awal 0,204 0,228 0,094 0,180 0,169

2 Berat

Akhir 0,191 0,153 0,082 0,176 0,164

3 Deviasi -0,013 -0,075 -0,012 -0,004 -0,005

Berdasarkan tabel pengukuran berat daun, didapatkan hasil bahwa pada daunSolanum torvum memiliki berat awal 0,205 gr dan berat akhir 0,191 gr dengan deviasi -0,013 gr. Daun Solanum melangena memiliki berat awal 0,228 gram dan berat akhir 0,153 gr dengan deviasi -0,075 gr. Daun Solanum lycopersicum memiliki berat awal 0,094 gram, berat akhir 0,082 gr dengan deviasi -0,012 gr.

Daun Capsicum annum memiliki berat awal 0,180 gr, berat akhir 0,176 gr dengan deviasi -0,004 gr.

Daun Luva acutangula memiliki berat awal 0,169 gr, berat akhir 0,176 gr dengan deviasi -0,005 gr.

Berdasarkan data yang diperoleh, di dapatkan bahwa daun yang paling banyak dimakan (deviasi paling besar) diantara kelima daun yang dicobakan adalah daun terong dan paling sedikit dimakan adalah Capsicum annum. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami et al. (2017), bahwaEpilachna sp.

merupakan salah satu hama yang hinggap pada daun terong. Epilachna sp. (Kumbang lembing herbivora) lebih suka memakan daun dari famili SolanaceaedanCucurbitaceae.

Dari pengamatan terhadap preferensi pakan yang terjadi, dapat dikatakan bahwa kemungkinan besar dipengaruhi oleh kandungan senyawa kimia yang ada didalam daun. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau yang hasil utamanya berupa gula dan asam amino sebagai senyawa penyusun atau penyuplai protein, lemak, minyak, polisakarida pati dan hemiselulosa. Selain metabolit primer, beberapa tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder seperti alkohol, sterol, alkaloid, dan fenolik. Kandungan metabolit sekunder dan primer pada tanaman ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap preferensi makanan kumbang herbivora seperti Epilachna sp. (Afriani, 2019). Solanum melangena (terong) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Famili Solanaceae. Tanaman

terong memiliki banyak manfaat di mana buah terong banyak mengandung serat sehingga bagus untuk pencernaan, kulit buah terong digunakan untuk kesehatan kulit dan kandungan fitonutrien untuk kinerja sel membran otak (Uthumpornet al., 2015). Tanaman terong banyak mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalium, fosfor, zat besi, protein, lemak dan karbohidrat (Arsi et al., 2022).

Epilachna sp. merupakan salah satu hama yang hinggap pada daun terong. Epilachna sp.

menyerang tanaman terong (Utami et al., 2017) dengan menggigit permukaan daun sebelah bawah.

Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya Epilachna sp. memiliki jenis pakan daun tanmana terong yang bisa dijadikan sebagai pakan dan tempat berkembang biak. Namun, ketika Epilachna sp.tidak diberi makan selama ± 1 hari di laboratorium, Epilachna sp. yang diujikan ternyata juga memakan daun Solanum torvum (rimbang).

Hal ini tampak dari pengamatan bahwa daun yang paling banyak dimakan (deviasi paling besar) diantara kelima daun yang dicobakan adalah daun terong, disusul oleh daun rimbang. Alasan Epilachna sp. Sangat menyukai daun terong daripada daun rimbang karena daun terong memiliki kandungan nitrogen yang tinggi dan metabolit sekunder, seperti alkaloid yang sedikit sehingga sangat disukai oleh serangga hama seperti Epilachna sp. (Suyoga et al., 2016). Alasan Epilachna sp. tidak menyukai dan tidak memakan daun cabai dikarenakan adanya kandungan alkaloid.

Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang terkandung dalam daun lada yang berperan sebagai senyawa melawan serangan parasit atau predator.

(Escogidoet al., 2011). Hal ini dapat menyebabkan serangga tidak suka memakan daun tanaman cabai seperti hasil yang ditunjukkan pada tabel 2.

(7)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengamatan pemilihan pakan 15 ekor Epilachna sp. pada beberapa daun tanaman Solanaceae menunjukkan bahwa Epilachna sp.

melakukan switching paling banyak pada tanaman daun Solanum Melangona dan daun Solanum Torvum.

2. Epilachna sp. cenderung lebih menyukai daun Solanum Melangona dan daun Solanum Torvum dikarenakan daun Solanum Melangona dan daun Solanum Torvum merupakan pakan utama yang disukai yang mana memiliki struktur tebal agak keras, berambut-rambut tipis. Selain itu, jumlah trikoma yang banyak terdapat pada daun juga menyebabkan Epilachna sp. lebih menyukainya, dan waktu memakan daun ini cukup lama yaitu sekitar 44`

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikum berikutnya adalah praktikan diharapkan memahami materi yang akan dipraktikumkan terlebih dahulu, serta praktikan harus mempersiapkan alat dan bahan praktikum dan mengkonfirmasinya kepada asisten agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, R. 2019. Preferensi Pakan Serangga Epilachna sp. Dari Beberapa Kelompok Daun Tumbuhan.: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3(1): 16 –19.

Arsi A, Lailaturramhi L, SHK S, Hamidson H, Pujiastuti Y, Gunawan B, Pratama R, Umayah A. 2022. Inventarisasi spesies dan intensitas serangan hama tanaman terung (Solanum melongena L.) pada dua sistem kultur teknis di daerah Kabupaten Agam, Sumatera Barat.J. Agrik. 33 (2): 126–1 Aunurohim. 2013. Tingkah Laku Makan Rusa

Sambar (Cervus Dalam Konservasi Ex-Situ Di Kebun Binatang Surabaya.Jurnal Sains Dan Seni Pomits. Vol 2 (1): 171-176 Bangun. 2014. Uji Daya Predasi Forficula Sp.

(Dermaptera: Forficulidae) Dan

Dolichoderus Sp. (Hymenoptera:

Formicidae) Terhadap Hama Perusak Pucuk KelapaBrontispa Longissima Gestro (Coleoptera: Chrysomelidae) di Laboratorium.Jurnal Online Agroteknologi.

ISSN No. 2337-6597, 2(2), 532.

Bawono, I dan Rangga. 2009.Biologi Kesatuan dan Makhluk Hidup. Jakarta: Teknika Salemba Campbell, Neil A. 2002. Biologi Edisi 5 Jilid 3.

Jakarta: Erlangga.

Escogido, M. L. R., Mondragon, E. G. G. And Tzompantzi, E. V. 2011. Chemical And Pharmacological Aspects Of Capsaicin.

Journal Molecules, 16(2): 1253-1270.

Herlinda dan Siti. 2004. Perkembangan dan Preferensi Plutella xylostella L. Pada Lima Jenis tumbuhan Inang.Jurnal Hayati, 11(4), 130-134.

Idris, H. 2007. Pengaruh Bio-Insekta Kayu Manis terhadap Aspek Biologi Serangga Epilachna.Jurnal Akba Agrosia.

Iskandaria, W. 2023. Interest AnalysisEpilachnasp.

of Plant Types of Eggplant Leave (Solanum melongena), Rimbang Leaves (Lycopersicum torvum), and Chili Leaves (Capsicum sp.). Jurnal Biologi Tropis, 23 (4): 428–433

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nanao, Jun. 2004. Seri Misteri Alam 3: Kumbang Koksi. Jakarta: Elex Media Komputindo..

Pracaya. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

Siswanto dan Wiratno, 2001. Biodervisitas serangga pada tanaman panili (Vlanillaplanipolia) dengan tanaman penutup tanah Arachis pintoi K. Proseding Seminar Nasional III. Perhimpunan Entomologi Indonesia. Bogodam.

Sukarsono. 2014. Pengantar Ekologi Hewan.

Malang: UMM Press

Suyoga, K. B., Watiniasih, N. L., dan Suartini, N.

M. 2016. Preferensi Makan Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis) Pada Beberapa Tanaman Sayuran Famili Solanaceae.Jurnal Simbiosis, 4(1): 19-21.

Utami NT, Widiyantoro A, Zaharah TA. 2017.

Senyawa antifeedant dari daun andong (Cordyline fruticosa) terhadap Epilachna sparsa.J. Kim. Khatulistiwa. 6 (2): 14–21.

(8)

Uthumporn U, Woo WL, Tajul AY, Fazilah A.

2015. Physico-chemical and nutritional Evaluation of cookies with different levels of eggplant flour substitution. J. Food, 13 (2): 220–226.

(9)

LAMPIRAN

Gambar 1. Daun terong setelah 45 Min Gambar 2. Daun terong pada menit awal

Gambar 3. Daun tomat pada menit awal Gambar 4. Daun tomat setelah 45 Min

Gambar 5. Daun cabai setelah 45 Min Gambar 6. Daun pare setelah 45 Min

(10)

Gambar 7. Daun rimbang setelah 45 Min Gambar 8. Daun cabai pada menit awal

Gambar 9. Daun rimbang pada menit awal Gambar 10. Daun pare pada menit awal

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan 3 jenis alga makro segar (rumput laut) (Ulva sp., Gracilaria sp., Halymenia sp.) yang diberikan dalam komposisi

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pemberian pakan fitoplankton ( Tetraselmis sp., Porphyridium sp. dan Chaetoceros sp.) terhadap kepadatan

Preferensi Hijauan Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Studi Kasus di Kawasan Seblat.. Hutwan

Skala Laboratorium Sebagai Pakan Rotifer (Brachionus sp.) di Sriracha Fishery Research Station, Chonburi, Thailand adalah terjadinya kontaminasi pada media kultur dan

dan hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Praktikum Ekologi Hewan Terhadap Kejenuhan Aktivitas Belajar Mahasiswa Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Preferensi dan Pendugaan Produktivitas Pakan Alami Populasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus Temmick, 1847) di

Preferensi Hijauan Pakan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Studi Kasus di Kawasan Seblat.. Hutwan

1.2 Tujuan sesuai pedoman praktikum Fisiologi Tumbuhan 2024 BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat Tempat di Laboratorium Biologi Dasar dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,