LAPORAN
PROGRAM KERJA MASTEL TAHUN 2003
Oleh:
Pengurus MASTEL
PROGRAM KERJA MASTEL 2003-2006 (1)
• Program pembentukan kebijakan, kelembagaan, dan regulasi telematika, serta koordinasi antar instansi terkait.
• Program penggerak pasar dan peluang usaha
sektor telematika yang mengarah kepada kompetisi yang melibatkan banyak pemain di bidang
telematika sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.
• Program pengkajian pemanfaatan teknologi baru.
• Program Pengembangan dan Penetrasi
Infrastruktur, Aplikasi Bidang Telematika serta Konten.
PROGRAM KERJA MASTEL 2003-2006 (2)
• Program peningkatan peran serta masyarakat serta
kerjasama nasional dan internasional bidang telematika
• Program peningkatan sumber daya manusia dan daya saing industri telematika Indonesia, termasuk penelitian dan pengembangan, rekayasa, pabrikasi dan layanan.
• Program penyempurnaan dan perluasan bank data, termasuk publikasi kegiatan MASTEL melalui berbagai media, khususnya Internet.
• Program penguatan dan peningkatan organisasi MASTEL.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta Koordinasi Antar Instansi Terkait (1)
• Memperjuangkan pembentukan Badan Regulasi Independen – BRTI terbentuk pada Desember 2003
• Terbentuknya Komisi Penyiaran Indonesia pada Nopember 2003, salah seorang anggota KPI adalah usulan MASTEL.
• MASTEL telah memberikan masukan terhadap RUU Informasi Transaksi Elektronis (ITE) dan secara tidak langsung memberikan masukan kepada RUU Tindak Pidana Teknologi Informasi yang akan menjadi RUU Inisiatif DPR.
• Memberikan masukan kepada DPR tentang RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik dan
Implementasi BRTI
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta Koordinasi Antar Instansi Terkait (2)
– MASTEL aktif memberikan masukan tentang kebijakan telematika melalui Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). Ketua Umum MASTEL menjadi Ketua Pokja VI (Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan
Pembiayaan), serta beberapa orang
Pengurus dan anggota MASTEL menjadi anggota Pokja TKTI.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta Koordinasi Antar Instansi Terkait (3)
• MASTEL telah memberikan masukan terhadap berbagai macam rancangan peraturan-peraturan di bidang telematika:
– RKM 2,4 GHz
– KM 31/2003 dan RKM Hubungan Kerja BRTI, Ditjen Postel dan Dephub
– KM 84/2002 tentang SKTT
– Rancangan standar televisi digital
– Pengaturan interkoneksi, frekuensi, USO, dll
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta Koordinasi Antar Instansi Terkait (4)
• MASTEL berupaya untuk membantu para
operator dalam menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan OTDA.
• MASTEL berupaya untuk menjalin hubungan baik dan mengundang pejabat-pejabat tinggi
negara untuk dapat memberikan informasi yang terkini kepada anggota MASTEL.
• MASTEL berperan aktif dalam Delegasi RI ketika menghadiri pertemuan-pertemuan internasional.
Program Pembentukan Kebijakan,
Kelembagaan, dan Regulasi Telematika, serta Koordinasi Antar Instansi Terkait (5)
• MASTEL dibantu oleh USAID mengusahakan untuk mendatangkan konsultan ahli di bidang frekuensi dan topik lainnya untuk memberikan masukan kepada Pemerintah dan Regulator tentang topik-topik yang relevan
Program Penggerak Pasar dan Peluang Usaha Sektor Telematika
• MASTEL telah memberikan masukan tentang program USO, hingga ditentukannya kontribusi USO dari para operator
• Sosialisasi tentang WTO, agar memungkinkan
anggota MASTEL untuk mengantisipasi liberalisasi pasar telematika baik di dalam negeri ataupun luar negeri
• MASTEL melaksanakan proyek percontohan Balai Informasi Masyarakat, untuk mencari model bisnis yang sesuai untuk diduplikasi oleh masyarakat luas
Program Pengkajian Pemanfaatan Teknologi Baru
• MASTEL membentuk Pokja Telekomunikasi Bergerak Generasi ke-3.
• MASTEL turut mendukung seminar Open Service Access/Parlay
Program Pengembangan dan
Penetrasi Infrastruktur serta Aplikasi Bidang Telematika
• MASTEL telah membentuk tim yang menyusun masukan untuk penyusunan Cetak Biru
Telematika (telekomunikasi, teknologi informasi, penyiaran dan manufaktur) yang hasilnya akakn menjadi masukan kepada Pemerintah.
• MASTEL telah memberikan masukan pada tim- tim yang membahas rencana pembangunan jangka panjang bidang telekomunikasi baik di Bappenas maupun di Kantor Menko bidang
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Kerjasama Nasional dan Internasional Bidang
Telematika (1)
• MASTEL terus memperjuangkan peningkatan peran serta masyarakat terutama dalam perumusan
kebijakan dan regulasi di bidang telematika
• MASTEL telah mengkaji Rancangan PP Lembaga Mandiri, dan ternyata MASTEL berpendapat bahwa RPP tersebut tidak sesuai dengan apa yang menjadi aspirasi MASTEL
• MASTEL menjalin hubungan baik dengan lembaga- lembaga internasional dan lembaga donor seperti ITU, APT, APEC, UNDP, USAID, JICA dan World Bank
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dan Kerjasama Nasional dan Internasional Bidang
Telematika (2)
• MASTEL berperan aktif dalam Delegasi RI
ketika menghadiri pertemuan-pertemuan
internasional.
Program Peningkatan SDM dan Daya Saing Industri Telematika Indonesia.
• Memberikan masukan dalam pembentukan
standar kompetensi telekomunikasi untuk tingkat SMK – D3, diselenggarakan oleh Depdiknas
• Mengusahakan kesempatan training untuk
anggota MASTEL baik di dalam negeri maupun luar negeri:
– Penyelenggaraan training CDMA bekerjasama dengan STT Telkom
– Kesempatan training di Australia dan Swedia
– Kesempatan training atau seminar di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak lain
Program Penyempurnaan dan
Perluasan Bank Data dan Publikasi Kegiatan MASTEL
Penyediaan informasi untuk anggota MASTEL dilakukan melalui :
• Penerbitan MASTEL News
• Penyediaan informasi melalui mailing list dan website MASTEL
• Perbaikan dan peningkatan fasilitas perpustakaan MASTEL
Program Penguatan dan Peningkatan Organisasi MASTEL.
• Usaha terus menerus dilakukan untuk menjadikan
MASTEL sebagai organisasi yang disegani dan mandiri secara finansial, antara lain dengan :
– Melakukan siaran pers
– Memberikan masukan tentang isu-isu strategis telematika kepada anggota DPR
– Sosialisasi tentang berbagai topik teknologi ataupun non teknologi di berbagai seminar
– Memenuhi permintaan sebagai narasumber dalam kegiatan- kegiatan di Ditjen Postel
• Sekretariat MASTEL telah menempati lokasi yang baru yang memungkinkan diselenggarakannya berbagai
aktivitas pokja maupun training in-house
RENCANA PROGRAM KERJA MASTEL
TAHUN 2004
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Meneruskan upaya lobby yang persisten dan konsisten untuk mewujudkan penanganan
bidang telematika dalam satu kementrian.
• Berusaha menjadikan telematika sebagai agenda nasional, agar Pemerintah menjadikan
pembangunan telematika sebagai prioritas
• Berusaha memberikan masukan tentang isu-isu strategis bidang telematika kepada DPR,
Pemerintah, BRTI dan KPI dalam beberapa topik yang relevan, termasuk untuk RUU, RPP, RKM, dll
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Mengupayakan pembentukan Badan Regulasi yang Independen, mengingat BRTI yang sekarang adalah BRTI untuk masa transisi
• Memperjuangkan perumusan kembali Cetak Biru Telematika serta perubahan UU Telekomunikasi
• Memperjuangkan terbitnya Cyberlaws di
Indonesia
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Memberikan masukan tentang:
– pengaturan spektrum frekuensi di Indonesia
– pengaturan soal satelit (bekerjasama dengan ASSI) – program USO tahap 2
– pengaturan interkoneksi dan SKTT – next generation network
– pengaturan kompetisi
– Telekomunikasi generasi ke-3 (3G) – Rancangan PP Penyiaran
– Fungsi dan wewenang tugas KPI dan KPI-D beserta struktur organisasinya
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Merumuskan masukan MASTEL tentang Green Paper di bidang penyiaran.
Aktivitas ini akan melibatkan 2 lokakarya untuk melakukan konsultasi publik yang dilakukan secara terbatas.
• Berusaha menjadikan MASTEL sebagai Lembaga Mandiri sesuai dengan UU no.
36/99 pasal 5
• Mengusahakan terbentuknya Self Industry
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Berusaha mensosialisasikan perlunya
konsultasi publik dalam rangka melibatkan peran serta masyarakat dan menampung aspirasi masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan dan regulasi
• Berkontribusi kepada Delegasi RI dalam aktivitas/pertemuan regional dan
internasional yang relevan seperti
APECTEL, WTO, ITU, dll.
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Menyelenggarakan Breakfast Forum secara berkala
• Menyelenggarakan acara sosialisasi peraturan dan perundang-undangan, maupun topik lain baik kepada anggota MASTEL maupun pihak lain
• Meningkatkan layanan informasi kepada anggota MASTEL:
– Perbaikan website MASTEL – Penerbitan MASTELNews – Penerbitan Laporan tahunan
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Sosialisasi tentang pembentukan Balai Informasi Masyarakat (BIM) agar semakin banyak pihak
berinisiatif untuk mendirikannya sehingga
Indonesia bisa memperkecil digital divide dan mencapai target WSIS
• Bekerjasama dengan universitas atau pihak- pihak yang berminat untuk memberikan
pembinaan terhadap proyek percontohan BIM
Rencana Program Kerja MASTEL 2004
• Menyelenggarakan beberapa seminar atau lokakarya dengan topik-topik:
– Wireless Telecommunication in Indonesia – CEO Conference on Strategic IT
– Community Access Point in Indonesia, Formulating a Viable Business Model
• Menyelenggarakan training-training dengan topik yang berbeda bekerja sama dengan institusi pendidikan atau pihak lain.
Laporan Keuangan MASTEL Tahun 2003 &
Rencana Anggaran MASTEL Tahun 2004
Laporan Keuangan MASTEL 2003
Kondisi keuangan MASTEL per 31
Desember 2003 adalah sebagai berikut:
• Kas dan bank Rp. 1.587.900.857
• Jumlah pendapatan Rp. 820.536.713
• Jumlah Biaya Rp. 751.430.865
• Selisih operasi tahun 2003 Rp. 69.105.848
Laporan Keuangan MASTEL 2003
• Realisasi pendapatan dari uang pangkal
menurun sebesar 30%, donatur turun sebesar 40% dan sponsorship menurun sebesar 43%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Realisasi penerimaan iuran anggota meningkat sebesar 4%.
• Hal ini dikarenakan pada tahun 2003 aktivitas
MASTEL menurun, dan tidak menyelenggarakan acara seminar-seminar, dimana biasanya ada
sisa hasil kegiatan yang cukup besar.
Rencana Keuangan MASTEL
• Rencana penerimaan tahun 2004 adalah sebesar Rp. 912.000.000,- dan rencana pengeluaran
tahun 2004 adalah sebesar Rp. 912.000.000,-
• Pengurus berencana untuk meningkatkan iuran anggota MASTEL menjadi :
– Anggota individual Rp. 50.000/bulan
– Anggota perusahaan Rp. 100.000/bulan – Anggota asosiasi Rp. 75.000/bulan
– Anggota nirlaba Rp. 50.000/bulan
• Sebagian dana MASTEL, Rp. 600.000.000,- akan ditempatkan ke instrumen Reksa Dana.
Terima Kasih
www.mastel.or.id
CETAK BIRU
TELEKOMUNIKASI
Disampaikan oleh:
Subagio Wirjoatmojo
Kepadatan Telepon Tetap (Fixed Lines) di Negara-negara Asia tertentu
[ per 100 penduduk ]
5 10 15 20 25
Indonesia China Malaysia Philipines Thailand Vietnam
Kepadatan Telepon Total (Sambungan Tetap + Seluler) di Negara-negara Asia tertentu
(per 100 penduduk)
Indikator ITU
Komitmen Internasional (WSIS)
• Mengurangi kesenjangan Informasi (Digital Divide)
• Separuh populasi Indonesia (125 juta orang) harus dapat mengakses Teknologi Infokom (ICT) melalui Community Access Point pada tahun 2015.
• Konsekwensinya?
– Pembangunan infrastruktur dasar dan pendukung hingga mencapai Kabupaten dan Desa
– Penyiapan Sistim pembinaan SDM yang tepat guna dan tepat waktu
– Penyiapan Sistim pendidikan yang komprehensif
– Penyiapan Sistim pemerintahan yang mendukung e-government – Penyiapan aplikasi-aplikasi pendukung
Perubahan Paradigma dalam Telekomunikasi
Paradigma Lama Paradigma Baru
Pasar Monopolistik
Regulasi Sangat Ketat
Infrastrukur Telekomunikasi
Jasa Dasar dan Non-Dasar
Informasi dengan format terpisah untuk Suara, Data, Teks, Gambar
Hybrid Analog/ Digital
Circuit-Switched
Dominasi Saluran Kawat/ Kabel
Pentaripan sesuai jumlah ‘menit’
Tergantung Jarak
Dominasi Badan Usaha milik Negara
‘Industrial Economy’
Pasar Kompetetif
Hampir Tanpa Regulasi
Infrastruktur Informasi
Jaringan dan Jasa
Informasi dalam format Multimedia (konvergensi)
Seluruhnya Digital
IP (Packet-Switched)
Dominasi oleh Nir-Kabel dan Bergerak (mobile)
Pentaripan sesuai jumlah ‘byte’
Tidak Tergantung Jarak
Dominasi oleh Perush. Swasta dan Perush. Publik
Target Industri Telekomunikasi 2015
• Iklim usaha yang kompetitif sehingga mengundang investor
• Tersedianya jaringan telematika Indonesia yang berkemampuan tinggi, menunjang tersedianya layanan telematika yang konvergen dan
terintegrasi dengan jaringan telematika dunia
• Indonesia menjadi pemain internasional yang diperhitungkan serta menjadi hub telematika di Asia Pasifik
• Dalam 10 tahun penetrasi akses jaringan telematika mencapai 25% (50 juta akses)
Target Industri Telekomunikasi 2015
• Target 10 tahun ke depan, 25% penetrasi infrastruktur telematika (kira-kira 50 juta KK)
• Perkiraan volume aggregate bisnis apabila
penetrasi infrastruktur telematika mencapi 25%
jumlah penduduk akan mencapai $30 milyar/thn.
Dengan investasi sekitar $100 milyar
sedapatnya masuk kedalam perusahaan dalam negeri
• Buka kesempatan untuk investor/masyarakat membangun infrastruktur telekomunikasi.
Perkiraan Kebutuhan Infrastruktur Telematika
Akhir
Tahun Sambungan Tetap STB Internet Multimedia*
Kapasitas Penetrasi Pelanggan (Kapasitas Terpakai)
Penetrasi Pelanggan
(juta) Pelanggan
(juta)
2003 8.074.630 3,7 17.349.354 7,92 1,511 1,281
2004 8.726.066 3,9 22.667.678 10,20 2,228 1,914
2005 9.508.520 4,2 27.985.809 12,43 3,171 2,648
2006 10.454.115 4,6 33.303.941 14,59 4,371 3,637
2007 11.594.976 5,0 38.622.073 16,70 5,863 4,866
2008 12.963.259 5,5 43.940.204 18,76 7,680 6,363
2009 14.591.029 6,1 49.258.336 20,76 9,853 8,153
2010 16.510.494 6,9 54.576.467 22,71 12,417 10,265
2011 18.753.716 7,7 59.894.599 24,62 15,403 12,725
2012 21.352.879 8,7 65.212.730 26,48 18,847 15,562
2013 24.340.042 9,8 70.530.862 28,29 22,779 18,801
2014 27.747.373 11,0 75.848.993 30,06 27,233 22,471
2015 31.607.041 12,4 81.167.125 31,79 32,243 26,598
Usulan Strategis
• Perlu Restrukturisasi industri telekomunikasi
• Duopoli saja tidak cukup. Komitmen
pembangunan PT. Telkom dan PT. Indosat hanya 1,8 juta sst hingga tahun 2005 dan 2,1 juta tahun 2006
• Relaksasi perijinan telekomunikasi, disertai pengelolaan industri telekomunikasi yang efisien, ekonomis dan transparan
• Tambah beberapa pemain baru di bidang telekomunikasi paling lambat 2006
Struktur Industri Telematika
Ilustrasi Usulan Pembagian Lisensi Telematika
No. Segmentasi industri LIX LI KL TL
1 Network Facilities
Providers (NFP) Semua yang membutuhkan:
Frekuensi (kecuali unlicensed band)
Penomoran Landing rights Int’l gateway Contoh:
Jaringan Lokal Jaringan SLJJ
Jaringan International STBSMicrowave link Satelit-station Tracking Station Satellite
Menara SBKVSAT
Jaringan Kabel Laut Jaringan Fiber Optic NAP
Pemakai unlicensed band
PABX
2. Network Services
Providers (NSP) Semua yang membutuhkan:
Frekuensi (kecuali unlicensed band)
Penomoran Landing rights Int’l gateway
Telepon Umum Pemakai
unlicensed band WLAN IIX
LAN
3. Applications Service
Providers (ASP) STBS
ISP SMS
MMS e-transaksi
SERVICES RP/MIN RP/DAY/
2HRS RP/MONTH USD INTL
8,500.000
ISP (0809) 150 18,000 540,000 63.529 30.000 1059%
(24x7)
INTL ACCESS / Mbps 17,000.000 3,000.000 567%
E1 ACCESS OR TERM 10,000.000 2,000.000 500%
TELEPHONY/local 65 0.008 0.002 413%
(6hrs/day- 24x7)
TELEPHONY/Intl/min 0.200 0.020 1000%
CELLULAR 537 0.063 0.040 158%
CELLULAR/prepaid 900 0.106 0.070 151%
TRANSPONDER-36MHZ 1,300,000.000 900,000.000 144%
Perbandingan Harga
Indonesia vs Internasional
Cetak Biru
Teknologi Informasi
Disampaikan oleh:
Richard Kartawijaya
CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI
– The key drivers of the Information Age in the 21st century
– Enabling people to access information and services anywhere and anytime
Tantangan : Peningkatan laju pertumbuhan industri TI harus didukung oleh peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia secara luas tentang pentingnya informasi.
Menyadari Industri Teknologi Informasi yang sangat luas, Masyarakat Indonesia belum sadar value dari “informasi”, Indonesia tidak memiliki leadership TI maka Cetak Biru harus
Specific, Measurable, Achievable, Relevant & Timely (SMART).
Objective : Lebih banyak Masyarakat Indonesia dapat memperoleh manfaat TI
Time Frame : 5 tahun dan dapat diperbaharui sesuai pekembangan Approach : Disosialisasikan secara Geografis
Dijalankan oleh Pihak Swasta secara Independen
Diimplementasikan kepada beberapa Segmen Strategis (etc. Sektor UKM (SME) & Pendidikan)
Cetak Biru adalah “white paper” berisikan “to do list” (program aksi)
Cetak Biru akan ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti target audensi berlatar-belakang Non-TI
PARADIGMA CETAK BIRU TI (1/2)
Agar dapat benar-benar dijalankan oleh Pihak Swasta, Asosiasi-asosiasi yang tergabung dalam MASTEL diharapkan dapat berpartisipasi sepenuhnya/
memberdayakan anggota 2 nya.
.
Tujuan dari Cetak Biru adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Disepakati bahwa segmen SME (tidak termasuk home industry) dan pendidikan adalah prioritas Utama.
CETAK BIRU JUGA AKAN MEMPERTIMBANGKAN HAL2 BERIKUT:
1. Inventarisasi potensi nasional: SDM Indonesia, mampu tapi mahal 2. Trend Outsourcing
3. Potensi Bisnis TI: margin akan semakin kecil 4. Model Bisnis
5. Tujuan Pemanfaatan TI
- Untuk Meningkatkan kualitas hidup - Meningkatkan kebutuhan informasi
- Menumbuhkan kebutuhan informasi akan secara bertahap
PARADIGMA CETAK BIRU TI (2/2)
FRAMEWORK CETAK BIRU TI
CETAK BIRU TI CETAK BIRU TI
Result Oriented Timeframe: 5 yrs Market/user Owner
Pre-requisite on every step (Whitepaper & to-do list) Framework
Result Oriented Timeframe: 5 yrs Market/user Owner
Pre-requisite on every step (Whitepaper & to-do list) Framework
SEGMEN PENGGUNA:
IT PLAYER
ENTERPRISE/CORPORATE GOVERNMENT
SME
EDUCATION
HOME INDUSTRY HOME
PEOPLE
Pada Musim Haji 1998 s/d 2002. Jumlah Rakyat Indonesia pergi Haji stabil 200.000 orang/year.
Biaya Haji ONH biasa = USD2,500.00
Pada Musim Haji 1998 s/d 2002. Jumlah Rakyat Indonesia pergi Haji stabil 200.000 orang/year.
Biaya Haji ONH biasa = USD2,500.00
TKI per bulan
Saudi 15.000
Timur Tengah 10.000 Malaysia 5.000
Taiwan 5.000
Singapore 5.000
1 tahun = 480.000 orang TKI per bulan
Saudi 15.000
Timur Tengah 10.000 Malaysia 5.000
Taiwan 5.000
Singapore 5.000
1 tahun = 480.000 orang
Milestone CETAK BIRU TI fokus : UKM dan Pendidikan
2003 2004 2005 2006 2007
Increasing
Teachers ability in IT
Availability of information access increasing Change the
teaching methode
Network has been established at Levels:
University High School Junior high school Elementary
Integrated study module
Reach non formal education
2008
Using IT to acquire information and enhance delivery
Few SME start to use IT
as thei business tool (ex: accounting system)
A lot of Warnet & ISP Few ASP
No Business Model No Linkage between industry and
academician
Find Local player as leader of movement Creating business model
Piloting in the
industry and local geo area
Involving association from the beginning
Get Sponsorship (Local government, associations, prominet local person)
Sharpening business model – creating standard
Recruiting SME – in each local
geographical area
Promote ASPs Generate Group of SME as node of big infrastructure Business Model refinement
Using IT for competitive tools and get to market ISP and ASP is available to help SME (ex: RICE &
BIM)
Business Model is available
Using IT for
competitive tools &
get to market
ISP & ASP is available to help SME (ex: RICE
& BIM)
Business Model is available
Integrated SME network in vertical industry
Increasing
teachers ability ini IT
Availability of information access increasing Develop
networking to form the communitiy begins
Find Local Player as leader of movement Involving
association f/ the beginning
Information access available through:
library
study module
Develop networking to form the community Get sponsorship from
local government
Ministry of Education
Associations
Piloting
Balancing 3 Components in 5 Years
Aplikasi Aplikasi
System Software System Software
Computer (Hardware) Computer (Hardware)
Infrastructure (Telecommunication) Infrastructure (Telecommunication) Technology
Technology ProcessProcess PeoplePeople 2003 2004 2005 2006 2007 2008
BIDANG PENYIARAN
Disampaikan oleh:
Ari Maricar
Cetak Biru Penyiaran
• UU Penyiaran disusun tanpa didasari
penyusunan Cetak Biru Penyiaran Indonesia, dan kurang mempertimbangkan konvergensi teknologi telematika
• Masih ada beberapa kekurangan dari UU Penyiaran no. 32/2002 yang perlu
disempurnakan
• MASTEL sedang menyusun masukan tentang Green Paper Penyiaran yang akan diserahkan kepada Pemerintah dan KPI
Masalah-masalah Penyiaran
• Beberapa topik penting di bidang penyiaran yang sedang dikaji antara lain:
– Pola Dasar Sistem Penyiaran Yang Demokratis – Struktur Industri Penyiaran Nasional
– Kelembagaan (lembaga regulasi, lembaga penyiaran) – Perijinan
– Fungsi Penyiaran Sebagai Public Service – Teknologi dan Infrastruktur
– Konvergensi dan Regulasi
Proses Konsultasi Publik
• Tim Cetak Biru Penyiaran MASTEL akan melakukan konsultasi publik dengan cara
menyebarkan dokumen Green Paper kepada anggota MASTEL, perwakilan masyarakat dan institusi terkait untuk diminta masukannya
tentang dokumen Green Paper.
• Proses konsultasi publik akan dilaksanakan melalui :
– Website MASTEL