Menurut United Nation Development Programme (UNDP), prinsip-prinsip tata kelola atau good governance yang harus dipegang dalam menjalankan pemerintahan yang baik adalah:
1. Akuntabilitas: Pengambil keputusan bertanggung jawab kepada masyarakat umum 2. Transparansi: Informasi dan proses kelembagaan dapat diakses secara bebas 3. Aturan hukum: Hukum harus adil, ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh 4. Partisipasi: Masyarakat memiliki hak suara yang sama
5. Daya tanggap: Setiap institusi diarahkan untuk melayani pihak yang membutuhkan 6. Berorientasi konsensus: Bertindak sebagai penengah dalam kepentingan berbeda 7. Berkeadilan: Kesempatan yang sama baik terhadap perempuan maupun laki-laki 8. Efektivitas dan efisiensi: Hasil kegiataan kelembagaan harus sesuai kebutuhan 9. Bervisi strategis: Sudut pandang yang luas dan berkelanjutan
Whistleblowing System (WBS)
WBS adalah mekanisme penyampaian pengaduan dugaan tindak pidana tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan orang lain yang yang dilakukan dalam organisasi tempatnya bekerja, dimana pelapor bukan merupakan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya.
Kriteria Pengaduan : dugaan Tindak Pidana Korupsi atau bentuk pelanggaran lainnya.
Unsur Pengaduan
WHAT yaitu apa perbuatan berindikasi Tindak Pidana Korupsi/pelanggaran yang diketahui.
WHO yaitu siapa yang bertanggungjawab/terlibat dan terkait dalam perbuatan tersebut.
WHERE yaitu dimana tempat terjadinya perbuatan tersebut dilakukan.
WHEN yaitu kapan waktu perbuatan tersebut dilakukan.
HOW yaitu Bagaimana cara perbuatan tersebut dilakukan (modus, cara, dan sebagainya).
EVIDENCE (jika ada) yaitu Dilengkapi dengan bukti permulaan (data, dokumen, gambar dan rekaman) yang mendukung.
Jaminan Kerahasiaan dan Komitmen
PRINSIP “GOOD GOVERNANCE’ VERSI BAPPENAS 1. Wawasan ke Depan (visionary);
2. Keterbukaan dan Transparansi (openness and transparency);
3. Partisipasi Masyarakat (participation);
4. Tanggung Gugat (accountability);
5. Supremasi Hukum (rul of law);
6. Demokrasi (democracy);
7. Profesionalisme dan Kompetensi (profesionalism and competency);
8. Daya Tanggap (responsiveness);
9. Keefisienan dan Keefektifan (efficiency and effectiveness);
10. Desentralisasi (decentralization);
11. Kemitraan dengan Dunia Usaha Swasta dan Masyarakat (private sector and civil society partnership);
12. Komitmen pada Pengurangan Kesenjangan (commitment to reduce inequality);
13. Komitmen pada Lingkungan Hidup (commitment to environmental protection);
14. Komitmen pasar yang fair (commitment to fair market)
Bukti dapat digolongkan
Bukti fisik (pengamatan)
1. Inventarisasi/opname : mnghitung fisik barang n mnilai fisik (rusak atau baik 2. Inspeksi (lgsng k lokasi)
Bukti dokumen
Umumnya trbuat dri kertas.
1. Verifikasi 2. Cek 3. Uji/tes
4. Footing (atas ke bawah/vertikal, prhitungan) 5. Cross footing (kiri ke kanan, prhitungan)
6. Voucing, pencatatan menuju bukti pendukung (laporn ke bukti2)
7. Tracing/telusur, bukti penelusuran ke penyajian informasi, kbalikan voucing (bukti2 ke laporn) 8. Scanning, penelaahan scara cepat
9. Rekonsiliasi, mncocokan 2 data trpisah mngenai hal yg sma yg dkrjakan oleh institusi/unit/bgian yg brbeda
Bukti analisis
Mengolah lbh lanjut spt bukti analisis, bukti perhitungan 1. Analisis : memecah, mngurai informasi k unsur2 yg lbh kecil
2. Evaluasi : mmperoleh simpulan dgn mncari pola/hubungn/merakit informasi yg dperoleh
3. Prbandingn, mmbndngkn unit krja 1 dgn lainnya atas hal n periode yg sma atau hal sma n periode brbeda utk mnarik ksimpulan.
Bukti keterangan
Dperoleh dri pihak ketiga spt saksi, bukti lisan, dan bukti spesialis (ahli) 1. Konfirmasi
Positif : hrs djawab scra trtulis mngenai data yg dminta
Negatif : mminta jawabn trtulis apbl data salah. Tdk prlu djawab apbl data benar 2. Prmintaan konfirmasi
Menggali informasi trtentu kpd pihak yg kompeten