EXPORT BUSINESS PLAN BE A DIGITAL EXPORTER
“Rencana Usaha Ekpor Produk Pempek Krispi Mak Ona 823”
Di susun oleh :
Nama : Yudha Surya Dharmawan
ID SEN : 244266
Studi Independen : Sekolah Ekspor Nasional Perguruan Tinggi : Universitas Gunadarma
SEKOLAH EKSPOR NASIONAL CYCLE 7 STUDI INDEPENDEN
2024
ii
HALAMAN PENGESAHAN EXPORT BUSINESS PLAN
STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT BE A DIGITAL EXPORTER
“Rencana Usaha Ekpor Produk Pempek Krispi Mak Ona 823”
Disusun oleh:
Telah disetujui oleh Mentor Sekolah Ekspor dan diketahui oleh Pihak Perguruan Tinggi Asal Mahasiswa pada tanggal:
Disetujui oleh Sekolah Ekspor: Diketahui oleh Pihak Peguruan Tinggi Asal Mahasiswa:
Dr. Handito Hadi Joewono Tia Chisca Anggraeni, SE., MM NIDN : 0307089001
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Export Business Plan ini ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup menerima hukuman /sanksi apapun sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
Tangerang, 5 Desember 2024 Penulis
Yudha Surya Dharmawan (ID SEN 244266)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum ini dengan baik. Penulisan laporan ini tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak yang sukarela membantu penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Handito Hadi Joewono selaku Kepala Sekolah Ekspor 2. Ibu Tia Chisca Anggraeni, SE., MM. selaku PIC Universitas Gunadarma
3. Kak Fajrul Ikhsan selaku Mentor yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dengan tulus dan penuh kesabaran dalam bentuk pengarahan dan bimbingan bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan export business plan.
4. Seluruh mentor Sekolah Ekspor Nasional dan Sekolah Ekspor Lacorre yang telah membekali ilmu kepada penulis selama mengikuti program Studi Independen Cycle 7.
5. Seluruh teman-teman Sekolah Ekspor Nasional yang telah membantu dan memberikan dukungan selama proses hingga penyelesaian penulisan export business plan.
Penulis menyadari bahwa penulisan export business plan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati oleh penulis. Penulis juga menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, doa, dan bimbingan dari berbagai pihak selama proses penulisan export business plan ini.
Tangerang, 5 Desember 2024 Penulis
Yudha Surya Dharmawan
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN EXPORT BUSINESS PLAN ... ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I ... 1
Export Research and Strategy ... 1
1.1 Pendahuluan ... 1
1.1.1 Latar Belakang Export Business Plan... 1
1.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Export Business Plan ... 1
1.2 Analisis Pasar Ekspor ... 1
1.2.1 Identifikasi Potensi Pasar ... 1
1.2.2 Analisis Tren dan Proyeksi ... 1
1.2.3 Analisis Pesaing ... 2
1.3 Strategi Ekspor ... 2
1.3.1 Penetapan Tujuan Ekspor ... 2
1.3.2 Penetapan Strategi Pemasaran ... 2
1.3.3 Penetapan Strategi Distribusi ... 2
BAB II ... 3
Product Development ... 3
2.1 Pendahuluan ... 3
2.1.1 Deskripsi Produk Ekspor ... 3
2.2.2 Alasan Pemilihan Produk ... 3
2.2 Pengembangan Produk ... 3
2.2.1 Riset dan Pengembangan Produk ... 3
2.2.2 Pengembangan Kemasan Produk Ekspor ... 3
2.3 Pengendalian dan Sertifikasi ... 4
2.3.1 Pengembangan Inovasi Produk ... 4
2.3.2 Standar Kualitas dan Proses Sertifikasi ... 4
BAB III ... 5
Digital Business Branding and Marketing ... 5
ix
3.1 Pendahuluan ... 5
3.1.1 Peran Branding Dalam Ekspor... 5
3.1.2 Pentingnya Pemasaran Digital Dalam Ekspor ... 5
3.2 Pembangunan Brand... 5
3.2.1 Identitas Merek ... 5
3.2.2 Strategi Komunikasi Merek ... 6
3.3 Pemasaran Digital ... 6
3.3.1 Website dan E-commerce ... 6
3.3.2 Media Sosial dan Kampanye Digital ... 6
BAB IV ... 7
Export Business Matching ... 7
4.1 Pendahuluan ... 7
4.1.1 Definisi Export Business Matching ... 7
4.1.2 Pentingnya kolaborasi Kolaborasi Dalam Ekspor ... 7
4.2 Pemilihan Partner Business ... 7
4.2.1 Penilaian Potensial Partner Bisnis ... 7
4.2.2 Proses Negosiasi Kontrak ... 8
4.3 Manajemen Hubungan Bisnis ... 8
4.3.1 Membangun dan Mempertahankan Hubungan Bisnis ... 8
4.3.2 Penyelesaian Konflik ... 9
BAB V ... 10
Export Payment and Documentation ... 10
5.1 Pendahuluan ... 10
5.1.1 Jenis-jenis Pembayaran International ... 10
5.1.2 Pentingnya Dokumentasi Dalam Ekspor ... 10
5.2 Proses Pembayaran ... 10
5.2.1 Letter of Credit ... 10
5.2.2 Wire Transfer dan Metode Pembayaran Lainnya. ... 11
5.3 Dokumentasi Ekspor ... 11
5.3.1 Persyaratan Dokumen Ekspor ... 11
5.3.2 Proses Penyusunan Dokumen Ekspor ... 11
BAB VI ... 13
Export Logistic ... 13
6.1 Pendahuluan ... 13
6.1.1 Peran Logistik Dalam Proses Ekspor ... 13
6.1.2 Penentuan Rute dan Moda Transportasi ... 13
x
6.2 Manajemen Persediaan ... 13
6.2.1 Pengelolaan Persediaan Barang ... 13
6.2.2 Pemilihan dan Manajemen Pihak Ketiga ... 14
6.3 Pengendalian Biaya Logistik ... 15
6.3.1 Evaluasi Biaya Transportasi dan Penyimpanan ... 15
6.3.2 Strategi Penghematan Biaya ... 17
BAB VII ... 18
Cross Border Customs ... 18
7.1 Pendahuluan ... 18
7.1.1 Peran Bea Cukai Dalam Export ... 18
7.1.2 Proses Pabean Pada Pengiriman Internasional... 18
7.2 Prosedur Bea Cukai ... 19
7.2.1 Persyaratan Dokumen Pabean ... 19
7.2.2 Pengisian dan Pemrosesan Dokumen Pabean ... 19
7.3 Kepatuhan Regulasi ... 20
7.3.1 Kebijakan Peraturan Pabean ... 20
7.3.2 Risiko Kepatuhan dan Kepatuhan Hukum... 20
BAB VIII ... 22
Continuous Improvement ... 22
8.1 Pendahuluan ... 22
8.1.1 Konsep Kontinuitas Perbaikan dalam Konteks Ekspor ... 22
8.2.2 Pentingnya Adaptasi dan Inovasi dalam Lingkungan Bisnis Global ... 22
8.2 Pengembangan Strategi Pengembangan ... 23
8.2.1 Memonitor dan Mengevaluasi Kinerja Ekspor ... 23
8.2.2 Identifikasi Peluang Perbaikan dan Inovasi ... 23
8.3 Implementasi Perbaikan Berkelanjutan ... 24
8.3.1 Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut ... 24
8.3.2 Kolaborasi dengan Mitra Bisnis dan Pemasok untuk Inovasi ... 25
BAB IX ... 27
Penutup ... 27
9.1 Saran ... 27
9.2 Simpulan ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
LAMPIRAN ... 30
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 7.1 Flowchart Proses Pabean ... 18
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.1 Logo Lama ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 1.2 Logo Baru ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 2.1 Depo Ekspor ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3.1 Packaging Product Depan ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3.2 Packaging Product Belakang ... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 4.1 Social Media ... Error! Bookmark not defined.
1 BAB I
Export Research and Strategy
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang Export Business Plan
Era revolusi industri 5.0 perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia sudah menjangkau berbagai kalangan, mulai dari kalangan muda hingga orang tua. Perkembangan teknologi dan informasi juga membuat keadaan pasar semakin dinamis, mengharuskan para pelaku bisnis untuk terus-menerus melakukan improvisasi dalam mempertahankan keberlanjutan usahanya. Peluang bisnis mulai terbuka lebar, didukung dengan iklim usaha yang kondusif, serta mendapat dukungan dari pemerintah. Dalam menjalani bisnis kita sebagai pelaku usaha harus memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah dengan perjalanan yang akan dilalui.
1.1.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Export Business Plan
Export Business Plan merupakan alat penting yang akan digunakan oleh eksportir dalam menjalankan usaha diperdagangan internasional, guna memastikan keberlangsungan usahanya. Export Business Plan adalah dokumen komprehensif yang menguraikan tujuan, strategi, dan taktik eksportir untuk mengekspor barang atau jasa ke pasar internasional.
Dalam export business plan eksportir harus menentukan tujuannya dalam industri ini mulai dari penentuan basis pelanggan, tingkat penjualan, hingga perluasan pasar ekspor. Hal itu dapat dicapai dengan explore pasar potensial dan pelanggan potensial.
1.2 Analisis Pasar Ekspor 1.2.1 Identifikasi Potensi Pasar
Potensi pasar pada produk kami adalah remaja yang berusia 18 tahun sampair orang dewasa yang berusia 45 tahun. Pada dasarnya remaja dengan gaya hidup yang ingin serba praktis dalam mencari makanan yang cepat saji. Pekerja yang sibuk, namun ingin mencari makanan khas daerah yang cepat saji. Pempek krispi ini dibuat untuk memudahkan para remaja-orang tua yang ingin menyantap makanan daerah yang memiliki cita rasa yang khas, tetapi cepat saji.
1.2.2 Analisis Tren dan Proyeksi
Tren diera sekarang ini banyak orang yang mencari camilan yang siap saji dan praktis.
Maka dari itu kami menginovasikan Pempek krispi yang dimana memiliki cita rasa yang khas, praktis dan tahan lama. Bagi sebagian orang yang ingin makanan daerah, namun yang praktis
2
dan mudah dihidangkan dapat menjadi alternatif yang tepat. Dalam proses pengemasannya pun didesign sedemikian rupa agar tidak terlihat biasa saja, sehingga memiliki daya tarik tersendiri.
1.2.3 Analisis Pesaing
Dalam usaha pempek kali ini yang merupakan pesaing utama adalah pusat oleh-oleh di Palembang itu sendiri. Pada dasarnya mereka sudah menjadi salah satu ikon oleh-oleh disana. Dengan menjadinya mereka ikon oleh-oleh di Palembang, mereka sudah memiliki brand image yang kuat terutama bagi mereka yang berwisata ke Palembang. Sehingga Produk Pempek sudah memiliki image tersendiri. Namun disini kami sudah menghadirkan inovasi pada pempek, yang pada biasanya pempek memiliki tekstur yang kenyal dan tebal, disini kami menghadirkan pempek yang bertekstur krispi dan lebih tipis.
1.3 Strategi Ekspor
1.3.1 Penetapan Tujuan Ekspor
Target produk kami yaitu meliputi kalangan menengah sampai keatas yang tinggal di kota-kota besar, komunitas diaspora yang tinggal diluar negeri. Dalam penetapan tujuan kami pun menyelipkan pesan secara psikografis, dengan merancang produk untuk mereka yang menyukai makanan ringan dengan bahan alami dengan inovasi dan tetap
mempertahankan cita rasa.
1.3.2 Penetapan Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran, kami telah menentukan strategi-strategi yang digunakan guna mendongkrak pemasaran produk kami, strategi yang kami terapkan diantaranya :
1. Branding dan Identitas Produk 2. Kerja sama dengan UMKM 3. Platform Digital
4. Pengalaman Pelanggan 1.3.3 Penetapan Strategi Distribusi
Proses distribusi sangat penting karena mempengaruhi seberapa mudah dan cepat konsumen bisa mendapatkan produk. Pendistribusian produk kami dilakukan secara online ataupun konvensional. Jika online kami akan menggunakan platform e-commerce, media sosial, dan web dalam penjualan produk kepada konsumen. Penjualan secara online memungkinkan kami menjual produk ke khalayak luas serta dapat menjangkau produk kami ke berbagai lokasi baik secara lokal ataupun internasional. Adapun pemasaran secara konvensional.
3 BAB II
Product Development
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Deskripsi Produk Ekspor
Pempek kulit adalah salah satu jenis pempek Palembang, yang membedakan pempek kulit dari jenis pempek lainnya yaitu dari jumlah perbandingan ikan dengan tepung tapioca yang digunakan dan penggunaan ikannya tidak hanya pada dagin filletnya saja, tetapi digunakan juga dengan kulitnya, itulah kenapa pempek kulit biasanya berwarna lebih gelap kehitaman dibanding dengan pempek lainnya, di pempek kulit biasanya menambahkan potongan daun bawang, bawang merah didalam adonannya, yang dimana berbeda dengan adonan pempek jenis lainnya, serta pempek kulit memiliki tekstur yang lebih tipis dan garing.
2.2.2 Alasan Pemilihan Produk
Alasan mengapa memilih Pempek Kulit Krispi Karena merupakan salah satu jenis makanan khas Palembang. Dalam hal ini kami menginovasikan Pempek yang bertekstur tebal dan kenyal, kami ubah menjadi tipis dan garing. Pempek Kulit Krispi memiliki kepraktisan dalam penyajiannya serta cita rasa yang khas dari Pempek itu sendiri. Pempek Kulit Krispi memiliki daya tahan yang lama, sehingga aman untuk disimpan dalam waktu yang lama.
Selain itu Pempek Krispi juga bisa dijadikan stok untuk makanan karena tidak mudah basi.
2.2 Pengembangan Produk
2.2.1 Riset dan Pengembangan Produk
Pempek kulit krispi merupakan inovasi dari salah satu jenis pempek Palembang, pempek kulit pada umumnya bert ekstur tebal dan kenyal, tapi kali ini kita menghadirkan inovasi dengan menjadikan pempek menjadi pempek kulit krispi dengan bentuk yang lebih tipis dan bertekstur garing. Maka dari itu menjadi kelebihan tersendiri dari inovasi yang kita buat, karena konsumen dapat merasakan sensasi berbeda ketika memakan pempek kulit dari yang pernah mereka temui. Selain itu pempek kulit krispi menjadi bertahan lebih lama dari pempek biasanya karena sudah diproses lebih lama.
2.2.2 Pengembangan Kemasan Produk Ekspor
Packaging merupakan salah satu aspek penting dalam suatu produk. Packaging dalam suatu produk sebagai penjamin barang sampai ke tangan konsumen dengan aman dan juga sebagai daya tarik tambahan untuk suatu produk. Packaging yang kami gunakan adalah pouch, pouch merupakan salah satu produk yang sedang tren saat ini. Packaging pouch memiliki penampilan yang sangat praktis dan mudah untuk ditutup lagi jika sudah dibuka, hal
4
tersebut menjadikan packaging pouch menjadi efektif. Dalam kemasan produk kami menonjolkan identitas dari produk itu sendiri serta pemilihan colour palette yang digunakan yaitu warna alam seperti hijau, kuning, coklat, dan merah (sebagai lambang kota Palembang).
2.3 Pengendalian dan Sertifikasi 2.3.1 Pengembangan Inovasi Produk
Pempek kulit krispi merupakan inovasi dari salah satu jenis pempek kulit, yang dimana pempek kulit pada umumnya mempunyai tekstur kenyal dengan bentuk yang tebal, namun pada produk kami membuat inovasi dengan membuat pempek tersebut menjadi lebih tipis dan memiliki tekstur krispi dari pempek biasanya, dengan ini diharapkan konsumen dapat merasakan sensasi yang berbeda dari pempek kulit biasanya yang pernah mereka temui.
2.3.2 Standar Kualitas dan Proses Sertifikasi
Penentuan kualitas dan proses sertifikasi produk tentunya menjadi hal yang sangat penting. Dengan menentukan kualitas kita telah menjamin produk yang sampai ke tangan pelanggan dengan kualitas terbaik, sehingga pelanggan dapat merasakan kualitas dari produk kita. Proses sertifikasi produk juga tentu menjadi hal yang sangat penting, dengan kita menerapkan proses sertifikasi, kita telah menjamin pelanggan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti keracunan, produk yang tidak halal dan lain-lain.
Dalam produk yang kami kembangkan tentunya kami menerapkan standar kualitas, seperti pemilihan bahan-bahan yang berkualitas, ikan yang segar, dan alat-alat yang higenis.
Tentunya pelanggan bisa merasakan kualitas produk yang kami sajikan, tanpa ada kekhawatiran sedikitpun, karena kami telah menjamin semua itu. Dalam proses sertifikasi kami menaruh sertifikasi halal MUI yang dimana kami menjamin mulai dari bahan, hingga peralatan yang digunakan terjamin halal. Dengan kami terapkan standar kualitas pelanggan tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang ditakuti, seperti bahannya tidak berkualitas, ikannya tidak segar, alat-alatnya tidak higenis, bahan-han tidak halal, karena kami menerapkan hal itu sehingga pelanggan lebih terjaga dan dapat menikmati kualitas dari produk kami.
5 BAB III
Digital Business Branding and Marketing
3.1 Pendahuluan
3.1.1 Peran Branding Dalam Ekspor
Dunia bisnis sekarang sudah mulai kompleks dan semakin ketat. Dengan persaingan yang makin ketat, tentunya perlu strategi branding yang tepat guna bisnis yang kita jalani dapat bertahan. Branding sendiri memiliki peran penting dalam kesuksesan jangka panjang perusahaan. Branding juga memiliki manfaat yang dimana dapat mengubah bisnis dan menjadikannya terkenal ke seluruh penjuru dunia. Berikut beberapa manfaat dari branding, diantaranya :
1. Membangun basis pelanggan setia 2. Meningkatkan penjualan
3. Mempromosikan perusahaan
4. Dapat menonjolkan identitas bisnis yang unik.
3.1.2 Pentingnya Pemasaran Digital Dalam Ekspor
Dengan memanfaatkan sosial media, yang dimana penggunanya dari berbagai kalangan. Terdapat beberapa faktor pendukung dalam pemanfaatan platform sosial media dalam strategi bisnis seperti analisis lingkungan eksternal, penetapan tujuan, penggunaan data dan analitik, pemilihan platform digital, konter, serta pemasaran yang berbayar. Analisis strategi melalui platform digital melibatkan evaluasi dan pengembangan rencana yang efektif untuk memanfaatkan sosial media.
Dalam bisnis baik didalam negeri ataupun perdagangan internasional sangat penting pemasaran digital. Pemasaran digital lebih efektif daripada pemasaran konvensional, karena kita tidak perlu menyambangi negara tujuan, hanya dengan membuat konten dan sebagainya, calon pembeli kita bisa melihat produk kita. Maka sebab itu pemasaran digital dalam ekspor sangat penting.
3.2 Pembangunan Brand 3.2.1 Identitas Merek
Pempek krispi merupakan salah satu jenis makanan pempek yang berasal dari kota Palembang. Pempek kulit memiliki perbedaan dari pempek biasanya yang bertekstur padat dan krispi, produk yang kami buat memiliki inovasi, yaitu mengubah tekstur menjadi krispi atau renyah, sehinga memberikan sensasi yang berbeda dengan cita rasa khas dan menggugah selera. Nama “Pempek Mak Ona 823” diambil karena pihak kami melakukan
6
kolaborasi dengan UMKM Pempek Mak Ona. Dalam kolborasi ini kami berperan sebagai kolaborator dan perantara UMKM, sehingga produk makanan khas dari salah satu daerah di Indonesia dengan inovasi yang dibuat diharapkan dapat menarik minat calon pembeli potensial baik dipasar lokal ataupun internasional.
3.2.2 Strategi Komunikasi Merek
Dalam komunikasi merek kami menyampaikan beberapa point mulai dari nama brand sampai merek. Dalam merek kami menyampaikan bahwa produk yang kami ciptakan merupakan hasil kolaborasi dengan UMKM Pempek Mak Ona. Disini kami mengangkat produk yang berasal dari Palembang dan menggandeng salah satu UMKM makanan khas Palembang yaitu Pempek. Dalam logo kami menyampaikan beberapa pesan mulai dari warna logo, sampai font. Mulai dari logo pempek merupakan simbolis main product yang akan dijual.
Warna Merah merupakan representasi dari Kota Palembang. Warna Putih memiliki makna bahwa produk ini merupakan produk yang authenthic dan minimalis. Warna Hitam bermakna bahwa produk ini eklusif. Pada font terdapat dua jenis font yaitu tegas dan latin yang bermakna memiliki tekad yang kuat dan produk yang orisinil dari Palembang.
3.3 Pemasaran Digital
3.3.1 Website dan E-commerce
Pada pemasaran digital kami menggunakan website dan E-commerce. Adapun website lain yang kami gunakan yaitu marketekspor.com. Hal tersebut kami pilih agar calon pembeli dari berbagai penjuru daerah bisa melihat produk kami. Pemasaran digital kami gunakan untuk mendongkrak penjualan, serta distribusi produk kami dapat menyebar baik ke daerah-daerah di Indonesia ataupun luar negeri. Dengan pemasaran media digital yang kami pilih diharapkan produk yang kami buat dapat dilihat oleh banyak orang dari berbagai daerah, dengan dilihatnya produk kami oleh banyak orang diharapkan meningkatnya jumlah penjualan kami.
3.3.2 Media Sosial dan Kampanye Digital
Dalam proses pemasaran digital kami menggunakan media sosial Instagram, Tiktok, dan Youtube. Dalam media sosial yang digunakan kami mengisi konten dengan filosofi logo, design packaging, serta menampilan icon dari daerah Palembang yaitu jembatan Ampera.
Tidak hanya itu kami juga menampilkan colour palette, serta font yang memiliki makna tersendiri. Mulai dari warna kami menampilkan merah yang merepresentasikan daerah Palembang. Pada font kita menggunakan dua model font, yang dimana font pertama memiliki sifat tegas yang melambangkan niat yang kuat, sedangkan font latin melambangkan bahwa produk yang kami buat original dan khas Palembang.
7 BAB IV
Export Business Matching
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Definisi Export Business Matching
Dalam dunia perdagangan internasional yang semakin dinamis, menemukan mitra bisnis yang baik dan tepat merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang bagi pelaku ekspor. Export Business Matching merupakan sebuah program yang dirancang untuk mempertemukan antara eksportir dengan importir/mitra bisnis guna membuka peluang perdagangan/kolaborasi yang menguntungkan.
Export business matching bukan sekedar pertemuan bisnis biasa. Program ini merupakan jembatan yang menghubungkan antara yang menawarkan produk/jasa dengan pembeli/importir yang mencari solusi sesuai kebutuhan dinegaranya. Dalam program ini eksportir dapat memperkenalkan produknya secara langsung kepada pembeli potensial, memahami kebutuhan calon pembeli potensial, serta adaptasi dengan tren pasar internasional. Export business matching dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti pameran, pertemuan dengan media virtual, dan masih banyak lagi.
4.1.2 Pentingnya kolaborasi Kolaborasi Dalam Ekspor
Dunia perdagangan internasional yang semakin terintegrasi, keberhasilan ekspor tidak lagi menjadi tanggungan yang harus dipikul secara individu. Kita perlu yang namanya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mempermudah proses ekspor. Kolaborasi ekspor tidak hanya antar pelaku usaha, teapi bisa dengan pihak pemerintahan, lembaga keuangan, asosiasi perdagangan, serta mitra logistic.
Ditingkat perdagangan internasional kolaborasi dapat menghasilkan peluang yang baru. Kolaborasi juga dapat mendorong inovasi dalam produk, dengan berkolaborasi dengan instansi pemerintah yang berjalan dibidang riset atau institusi pendidikan. Dengan inoviasi ini penting untuk mempertahankan daya saing dipasar internasional yang semakin ketat.
Kolaborasi pada akhirnya menjadi salah satu faktor keberhasilan pada industry ekspor.
4.2 Pemilihan Partner Business
4.2.1 Penilaian Potensial Partner Bisnis
Dalam membangun kerja sama dalam dunia bisnis baik di pasar dalam negeri ataupun pasar internasional. Pemilihan mitra bisnis yang tepat merupakan langkah yang harus diperhatikan karena sangat krusial. Memiliki kriteria penilaian terhadap calon mitra merupakan hal yang penting. Dalam penilaian terhadap calon mitra kita dapat memastikan
8
bahwa dengan bekerja sama dapat memberikan manfaat baik jangka waktu pendek ataupun panjang serta meminimalkan resiko yang tidak diinginkan.
4.2.2 Proses Negosiasi Kontrak
Dalam bekerja sama dengan calon mitra ada tahapan penting yang tidak bisa dilewatkan dalam kerja sama bisnis ekspor dan perdagangan internasional. Dalam hal ini diharapkan mencapai kesepatkatan yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Negoisasi kontrak harus dilakukan dengan hati-hati, karena dalam kontrak berisi hukum yang mengatur hak, kewajiban, serta tanggung jawab para pihak yang terlibat.
Berikut terdapat beberapa langkah dalam proses negosiasi secara umum :
1. Sebelum memulai negosiasi, kedua belah pihak harus mempersiapkan diri dengan baik, seperti mempelajari latar belakang mitra bisnis, kebutuhan, serta tujuan utama dari kontrak tersebut.
2. Ditahap ini kedua belah pihak melakukan pertemuan awal untuk membangun hubungan dengan cara memaparkan kebutuhan, mendengarkan pandangan dari mitra bisnis, serta memaparkan harapan terhadap dari kontrak tersebut.
3. Ditahap ketiga ini mulai fokus pada diskusi isu kunci seperti penjelasan detail produk/layanan, diskusi Harga, metode pembayaran, hingga aspek garansi.
4. Ditahap ini dilakukan peninjauan dan finalisasi kontrak, dengan meninjau kembali pasal-pasal dalam kontrak, konsultasi dengan pakar hukum terkait pasal kontrak, serta memastikan kedua belah pihak setuju dengan kontrak tersebut.
4.3 Manajemen Hubungan Bisnis
4.3.1 Membangun dan Mempertahankan Hubungan Bisnis
Membangun hubungan bisnis tentu saja menjadi hal penting untuk dijaga guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Mendapat klien baru tentu menjadi hal yang penting demi keberlangsungan proyek. Membangun hubungan bisnis tentu saja memiliki tujuan, berikut beberapa tujuan membangun hubungan bisnis, diantaranya :
1. Meningkatkan kredibilitas dihadapan klien, dengan kita memiliki kredibilitas bisnis dihadapan klien tentunya menjadi hal yang baik karena kita selalu bisa menjadi rekomendasi dalam bisnis.
2. Peningkatan finansisal atas keberhasilan negosiasi yang telah direncanakan.
3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam membangun negosiasi serta hubungan sosial yang baik.
4. Membangun value perusahaan yang strategis dengan menjaga hubungan jangka panjang dengan berbagai pihak yang terlibat dalam bisnis.
9
Setelah melihat tujuan dari membangun hubungan bisnis, tentu saja tidak mudah bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Berikut ada beberapa cara dalam membangun hubungan bisnis :
1. Komunikasi yang efisien
Komunikasi yang efisien tentu saja menjadi salah satu faktor pendorong membangun hubungan jangka panjang. Komunikasi yang efisien serta membangun komitmen yang dalam hubungan bisnis tentu saja dapat menimbulkan ke harmonisan serta kenyamanan dalam bisnis, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dalam berbisnis.
2. Selalu tampil positif
Berpikiran positif dan open minded ketika sedang melakukan negosiasi bisnis dengan klien dapat menimbulkan energi positif, sehingga klien yakin dengan kerja sama yang diajukan tanpa adanya keraguan.
3. Rendah hati
Dalam negosiasi bisnis, rendah hati merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam negosiasi dengan klien.
Setelah melihat cara-cara membangun hubungan dalam bisnis, tentu saja kita harus menjaga hubungan bisnis agar bisnis yang dijalani tidak hanya berhenti disatu project saja, namun berlanjut ke projek berikutnya. Tentunya menjaga hubungan bisnis merupakan bagian yang penting dalam berbisnis. Dalam menjaga hubungan bisnis dengan klien tentu saja akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas dari klien. Berikut terdapat beberapa cara untuk mempertahankan hubungan baik dengan klien, diantaranya :
1. Memahami karakteristik dan kebutuhannya 2. Meningkatkan pengakuan terhadap produk 3. Meningkatkan kredibilitas bisnis
4.3.2 Penyelesaian Konflik
Dalam berjalannya bisnis tentunya banyak hal-hal yang mungkin saja terjadi. Mulai dari kejadian diinternal ataupun eksternal. Dengan adanya segala kejadian tentunya ada solusi atau jalan keluarnya. Dengan contoh terjadi konflik dalam bisnis, tentunya kita jangan salah ambil langkah, berikut langkah-langkah dalam penyelesaian konflik dalam bisnis :
1. Identifikasi konflik 2. Pendekatan kolaboratif 3. Penyelesaian proaktif 4. Evaluasi dan tindak lanjut.
10 BAB V
Export Payment and Documentation
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Jenis-jenis Pembayaran International
Dalam kegiatan ekspor tentunya memiliki metode pembayaran yang berbeda.
Penentuan metode pembayaran untuk kegiatan ekspor perlu dipertimbangkan terlebih dahulu agar kelancaran bisnis dalam industri ekspor tetap berlangsung. Agar terhindar dari berbagai macam hal yang tidak diinginkan dan berakibat menyulitkan bisnis, tentunya kita harus terlebih dahulu memahami beberapa jenis pembayaran, berikut macam-macam jenis pembayaran diantaranya :
1. Cash in Advance
Dalam metode pembayaran ini pembeli/importir memberikan uang terlebih dahulu sebelum barang dikirim dengan jumlah sebagian atau sepenuuhnya kepada penjual/eksportir.
2. Letter of Credit
Metode pembayaran ini importir memberikan jaminan pembayaran kepada pihak eksportir tanpa menunggu berita luar negeri setelah penjual/eksportir mengirim barang ke negara pemesan/importir.
3. Open Account
Metode pembayaran ini eksportir mengirim barangnya terlebih dahulu kepada importir tanpa menerima uang dimuka, pembayarannya dilakukan setelah waktu yang ditentukan (30 sampai 60 hari setelah pengiriman barang).
5.1.2 Pentingnya Dokumentasi Dalam Ekspor
Dalam dunia perdagangan internasional, dokumentasi perdagangan merupakan fondasi utama yang menjamin kelancaran dalam proses ekspor. Dokumentas bukan hanya sekedar kumpulan kertas formalitas, tapi merupakan elemen vital yang melindungi kepentingan diperdagangan internasional. Dokumentasi dalam ekspor juga berperan penting karena dapat memastikan bahwa proses pengiriman barang berjalan dengan lancar, sesuai dengan hukum, dan mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.
5.2 Proses Pembayaran 5.2.1 Letter of Credit
Letter of Credit merupakan metode pembayaran pada transaksi perdagangan internasional sebagai bentuk jaminan pembayaran dari importir kepada eksportir. Dengan letter of credit (LC), eksportir bisa langsung menerima pembayaran dari importir memperoleh
11
kepastian atas pengiriman barang. Letter of Credit diterbitkan oleh bank devisa atas permintaan importir untuk melakukan pembayaran kepada eksportir. Pihak bank akan menerbitkan letter of credit jika nasabahnya selaku penerima surat memberikan dokumen perihal ekspor-impor. Ketika eksportir menyerahkan barang, maka eksportir akan menerima bill of lading sebagai bukti pengiriman barang, kemudia diberikan kepada pihak bank untuk memperoleh pembayaran dari pihak importir.
5.2.2 Wire Transfer dan Metode Pembayaran Lainnya.
Wire Transfer merupakan transfer dana berbasis elektronik melaui jejaring yang dikelola oleh bank dan agent layanan transfer, metode ini disebut juga foreign wire. Proses wire transfer tidak melibatkan pertukaran mata uang, tapi diselesaikan secara elektronik.
Dalam pengiriman uang ke luar negeri, kita tidak perlu menukarkan uang ke money changer.
Dengan hanya datang ke bank dan bank yang akan melakukan konversi mata uang secara otomatis sesuai dengan nilai tukar pada mata uang yang berlaku.
5.3 Dokumentasi Ekspor
5.3.1 Persyaratan Dokumen Ekspor
Dalam pelaksanaan ekspor tidak sembarangan dalam menjalankan praktiknya. Ada beberapa tahapan untuk sampai bisa ekspor. Dalam praktiknya tentu kita membutuhkan beberapa dokumen, agar komoditas yang akan diekspor bisa terlaksana, berikut beberapa dokumen-domen yang diperlukan dalam pelaksanaan ekspor, diantaranya:
1. Sale Contract 2. Commercial Invoice 3. Letter of Credit
4. Pemberitahuan Ekspor Barang 5. Bill of Lading/Air Way Bill 6. Polis Asuransi
7. Packing List
8. Certificate of Origin 9. Quality Statement 10. Bill of Exchange
5.3.2 Proses Penyusunan Dokumen Ekspor
Dalam prosess penyusunan dokumen ekspor tentu aja ada beberapa proses dalam penyusunan dokumen ekspor. Berikut proses penyusunan dokumen ekspor, diantaranya :
1. Data perusahaan eksportir 2. Data penerima barang
3. Data Customs Broker (bila menggunakan)
12
4. Jasa pengangkut 5. Negara tujuan
6. Detail barang, seperti jumlah barang, jenis barang, serta dokumen barang yang menyertai nomer container yang dipakai.
13 BAB VI Export Logistic
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Peran Logistik Dalam Proses Ekspor
Proses pengiriman barang baik lintas daerah atau lintas negara bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang perlu diurus agar barang yang akan dikirim sampai kepada pemesannya. Oleh sebab itu kita perlu bantuan perusahaan logistik, Perusahaan Logistik adalah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan layanan jasa yang mencakup aktivitas fisik pada proses distribusi. Dalam hal ini peran manajemen logistik harus diterapkan agar perusahaan dapat melayani konsumen dengan baik dan tingkat efisien yang optimal.
6.1.2 Penentuan Rute dan Moda Transportasi
Sebelum terjadinya pengiriman barang, tentunya kita sebagai eksportir kita harus dapat mengidentifikasi produk yang akan dikirim, missal produk tersebut memiliki urgensi yang mendesak, barang tersebut memiliki nilai ekslusifitas yang tinggi, atau barang tersebut tidak memiliki daya tahan yang lama. Berikut langkah-langkah yang saya ambil dalam penentuan rute dan moda transportasi :
1. Pempek krispi memiliki ketahanan yang lama
2. Rute yang akan kami gunakan merupakan rute yang terdekat anatara pelabuhan penjual dan pembeli.
3. Moda transportasi yang akan digunakan yaitu moda transportasi laut, karena memiliki Harga yang lebih ekonomis dan dapat memuat jumlah barang dengan jumlah yang banyak.
4. Memastikan barang yang akan dikirim memiliki dokumen yang dibutuhkan seperti bill of lading, packing list, commercial invoice, cerficate of origin, serta mematuhi regulasi negara tujuan ekspor.
6.2 Manajemen Persediaan
6.2.1 Pengelolaan Persediaan Barang
Proses penting dan tidak boleh terlewat untuk memastikan kelancaran operasional merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan. Pengelolaan persediaan barang yang baik tentunya menjadi faktor keberhasilan dalam perdagangan internasional. Berbagai aspek dalam pengelolaan yang tidak boleh dilewatkan diantaranya :
1. Perencanaan Persediaan
Dalam merencanakan persediaan barang tentunya kita perlu metode khusus agar
14
proses yang dijalani tidak memiliki kendala yang berarti, metode yang dibutuhkan diantaranya forecasting dan lead time. Metode forecasting merupakan proses dimana kita memperkirakan permintaan barang di pasar internasional untuk memastikan barang cukup, tidak kurang dan lebih. Lead Time merupakan metode dimana kita memperhitungkan waktu yang diperlukan dalam proses produksi dan mengirim barang kepada importir.
2. Pengendalian Stok
Dalam pengendalian stok tentunya kita memerlukan metode khusus, guna barang yang kita simpan tidak kekurangan atau kelebihan, metode yang dibutuhkan diantaranta just in time dan safety stock. Just In Time merupakan metode yang mengelola persediaan agar barang yang tersedia tidak terjadi kelebihan barang. Safety stock merupakan metode yang menyediakan cadangan stok untuk meminimalisir keterlambatan atau fluktuasi permintaan.
3. Sistem Manajemen Persediaan
Dalam metode ini kita perlu menerapkan sistem yang dapat membantu dan memudahkan kerja kita. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang dapat memudahkan kita karena menggunakan teknologi untuk memantau dan mengelola stock secara real time. Barcode dan RFID merupakan sistem pelacakan barang dan mempercepat proses manajemen persediaan, sistem ini dapat memudahkan kita dalam pencarian barang.
6.2.2 Pemilihan dan Manajemen Pihak Ketiga
Dalam logistik ekspor, pemilihan manajemen dan pihak ketiga yang tepat merupakan hal yang penting guna memastikan kelancaran barang sampai ke tangan importir. Dalam penentuan manajemen dan pihak ketiga tentunya terdapat hal-hal penting yang tidak boleh terlewat, diantaranya :
1. Pemilihan manajemen logistik ekspor
Manajemen logistik mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proses logistik. tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan :
a) Dalam tugasnya manajemen logistik bertugas sebagai memilih moda transportasi, rute yang efisien serta berkoordinasi dengan pihak eksternal seperti pihak pelabuhan, bea cuka, distributor lokal, serta pengelolaan dokumen ekspor.
b) Dalam sistem manajemen logistic tentunya dibutuhkan sistem guna mempermudah kerja. Sistem TMS (Transportation Management System) merupakan sistem untuk mengelola pengiriman, pelacakan, dan dokumentasi. WMS (Warehouse
Management System) merupakan sistem untuk mengelola penyimpanan dan pergerakan barang di gudang.
15
2. Keterlibatan pihak ketiga
Pihak ketiga dalam logistic merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa tertentu dalam rantai pasok. Mereka dapat menyediakan jasa layanan dalam berbagai aspek logistik ekspor. Berikut terdapat benefit dalam menggunakan jasa pihak ketiga, diantaranya :
a) Efisiensi operasional
Menggurani beban operasional dengan cara menyerahkan semua keperluan logistik kepada pihak ketiga.
b) Jaringan yang luas
Dengan memanfaatkan jaringan global yang dimiliki oleh pihak ketiga tentunya dapat memudahkan proses pengiriman barang.
c) Keahlian khusus
Pihak ketiga biasanya memiliki keahlian dalam pengurusan dokumen, kepatuhan Bea Cukai, dan pengelolaan resiko.
Selain memiliki benefit tersebut pihak ketiga juga memiliki layanan lain seperti : 1. Freight Forwarder
Mengatur pengangkutan barang lintas negara baik melalui rute darat, laut, dan udara.
Selain itu pihak ketiga dapat membantu pengurusan dokumen ekspor dan kepabeanan.
2. Custom Broker
Menangani semua aspek terkait kepabeanan, termasuk deklarasi Bea Cukai serta perizinan.
3. Transportasi
Menyediakan layanan transportasi dari gudang ke pelabuhan, bandara, negara tujuan.
4. Penyimpanan dan Distribusi
Mengelola penyimpanan barant di gudang pada perdagangan internasional dan distribusi barang ke negara tujuan.
6.3 Pengendalian Biaya Logistik
6.3.1 Evaluasi Biaya Transportasi dan Penyimpanan
Evaluasi biaya transportasi dan penyimpanan merupakan bagian penting dari pengelolaan rantai pasok dalam perdagangan internasional. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa barang dapat dikirimkan kepada pelanggan dengan efisien dan biaya yang terkontrol, tanpa mengurangi kualitas layananKedua aspek ini sangat memengaruhi harga akhir produk, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas perusahaan. Dengan mengevaluasi secara berkala, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan daya saing. Evaluasi yang efektif membutuhkan data akurat, teknologi yang tepat, serta koordinasi antar pihak yang terlibat. Dengan langkah- langkah ini, perusahaan dapat menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pasar internasional.
16
Biaya transportasi mencakup pengeluaran yang timbul dari pengangkutan barang dari satu titik ke titik lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi biaya transportasi meliputi:
1. Jarak Pengiriman
Semakin jauh jarak, semakin besar biaya yang diperlukan, baik untuk bahan bakar, perawatan kendaraan, maupun upah tenaga kerja.
2. Jenis Transportasi
Moda transportasi seperti darat, laut, atau udara memiliki struktur biaya yang berbeda. Pengangkutan udara, misalnya, biasanya lebih mahal tetapi lebih cepat dibandingkan dengan laut.
3. Volume dan Berat Barang
Tarif transportasi sering kali dihitung berdasarkan berat atau volume barang. Barang yang lebih berat atau memakan banyak ruang akan menambah biaya.
4. Kondisi Rute dan Infrastruktur
Jalan yang buruk atau infrastruktur yang kurang memadai dapat menambah waktu dan biaya pengiriman.
Berikut terdapat beberapa strategi dalam evaluasi biaya transportasi diantaranya : 1. Menganalisis opsi moda transportasi yang paling ekonomis.
2. Mengoptimalkan rute pengiriman untuk mengurangi jarak tempuh.
3. Menggunakan teknologi seperti sistem manajemen transportasi (TMS) untuk memantau dan meningkatkan efisiensi.
Biaya penyimpanan melibatkan pengeluaran yang berkaitan dengan penyimpanan barang di gudang. Biaya ini mencakup:
1. Sewa atau Investasi Gudang
Penggunaan ruang fisik untuk menyimpan barang.
2. Tenaga Kerja Upah
Pekerja gudang yang bertugas mengelola barang masuk, penyimpanan, dan pengeluaran.
3. Peralatan Gudang
Biaya peralatan seperti forklift, rak penyimpanan, atau teknologi pelacakan barang.
4. Biaya Tidak Terduga
Seperti kerusakan barang, pencurian, atau kadaluarsa.
Berikut terdapat beberapa strategi dalam evaluasi biaya penyimpanan diantaranya : 1. Menggunakan pendekatan just-in-time (JIT) untuk meminimalkan stok berlebih.
2. Mengimplementasikan sistem manajemen gudang (WMS) untuk meningkatkan efisiensi operasional.
17
3. Menganalisis pola permintaan untuk menentukan kebutuhan ruang penyimpanan yang ideal.
6.3.2 Strategi Penghematan Biaya
Berikut terdapat beberapa strategi penghematan dari biaya transportasi dalam industri ekspor, diantaranta :
1. Pilih metode pengiriman yang tepat 2. Optimalkan pengemasan barang 3. Kirim dimusim yang tepat
4. Pertimbangkan Asuransi pengiriman 5. Menggunakan partner logistic yang tepat.
18 BAB VII
Cross Border Customs
7.1 Pendahuluan
7.1.1 Peran Bea Cukai Dalam Export
Bea Cukai merupakan sebuah instansi pemerintah yang memiliki tugas berkaitan dengan perdagangan internasional baik dalam perannya mengawasi dan memungut Bea masuk, Bea keluar, dan pajak impornya. Bea Cukai memiliki kaitan erat dengan perdagangan internasional sebagai instansi pemerintah yang mengawasi lalu lintas dan pemungutan Bea masuk dan Bea keluar. Sebagai Instansi Pemerintah yang memfasilitasi transaksi perdagangan internasional lewat pemberian fasilitas kepabeanan dan cukai juga membantu menciptakan iklim usaha yang sehat bagi pertumbuhan industri melalui pencegahan unfair trading. Bea Cukai juga memiliki peran sebagai penjaga dan pemegang kebijakan untuk melindungi dengan kebijakan penegakan hukum yang adil dan tepat maka Bea Cukai melarang serta pembasan terharap barang-barang ilegal dan berbahaya, sehingga sebagai negara penerima tidak mendapatkan dampak buruk dari penerimaan barang.
7.1.2 Proses Pabean Pada Pengiriman Internasional
Proses pengiriman pada perdagangan internasional tentunya bukan hal yang mudah.
Ada tahapan-tahapan yang harus dilewati sesuai prosedur. Berikut prosedur yang harus dilewati :
Gambar 7.1 Flowchart Proses Pabean
19
Berdasarkan gambar 7.1 dapat kita lihat bahwa proses pengiriman barang harus melewati tahapan-tahapan yang sudah ditetapkan dan kita harus mematuhi tahapan- tahapan tersebut.
7.2 Prosedur Bea Cukai
7.2.1 Persyaratan Dokumen Pabean
Dalam perdagangan internasional penjual harus melengkapi dokumen-dokumen sebelum melakukan ekspor, berikut adalah dokumen pabean yang harus dilengkapi :
1. Invoice 2. Packing List 3. Bill of Lading
4. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 5. Shipping Instruction (SI)
6. Certificate of Origin (Sertifikat Keaslian) 7. Phytosanitary Certificate (sertifikat fitosari) 8. Fumigation Certificate (Sertifikat Fumigasi) 7.2.2 Pengisian dan Pemrosesan Dokumen Pabean
1. Eksportir wajib memberi tahukan barang yang akan diekspor kepada kantor Bea dan Cukai tempat pemuatan dengan menggunakan PEB (BC3.0).
2. PEB dibuat oleh eksportir berdasarkan dokumen pelengkap pabean berupa invoice, packing list, dokumen lain yang wajib diserahkan.
3. Eksportir wajib memenuhi ketententuan larangan atau pembatasan ekspor yang ditetapkan instansi teknis.
4. Penghitungan besaran Bea Keluar dilakukan sendiri oleh eksportir secara self assessment.
5. PEB disampaikan ke Kantor Bea Cukai pemuatan paling cepat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor memasuki kawasan PABEAN tempat pemuatan.
6. Atas ekspor barang curah eksportir PPJK dapat menyampaikan PEB sebelum keberangkatan sarana pengangkut.
7. Pengurusan PEB dapat dilakukan sendiri atau dikuasakan kepada pihak ketiga atau PPJK.
8. Pada kantor Pabean yang sudah menerapkan sistem pertukaran data elektronik (PDE) Kepabeanan, eksportir/PPJK wajib menyampaikan PEB dengan menggunakan sistem PDE Kepabeanan.
20
7.3 Kepatuhan Regulasi
7.3.1 Kebijakan Peraturan Pabean
Pada PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/PMK.04/2022 TENTANG KETENTUAN PABEAN DI BIDANG EKSPOR BAB X tentang WEWENANG KEPABEANAN Pasal 30 “Dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap kegiatan ekspor, pejabat Bea dan Cukai berwewenang mengambil tindakan yang diperlukan terhadap Barang Ekspor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI tenang KETENTUAN LAIN-LAIN “ Eksportir wajib menyimpan data Pemberitahuan Pabean Ekspor yang telah didaftarkan dalam media elektronik atau hasil cetak Pemberitahuan Pabean Ekspor serta lembar asli dokumen pelengkap Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Ayat (4), selama jangka waktu 10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya di Indonesia.
7.3.2 Risiko Kepatuhan dan Kepatuhan Hukum
Dalam konteks perdagangan internasional, kepatuhan terhadap regulasi ekspor adalah aspek kritis yang mem astikan kegiatan ekspor berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di negara asal maupun tujuan. Berikut adalah beberapa risiko dan tantangan utama yang terkait dengan kepatuhan dan kepatuhan hukum dalam regulasi ekspor:
1. Risiko Kepatuhan
A. Perubahan Regulasi: Regulasi ekspor sering berubah, baik di tingkat domestik maupun internasional. Perubahan ini dapat meliputi tarif, larangan ekspor, atau persyaratan sertifikasi baru.
B. Kurangnya Pemahaman Hukum: Perusahaan mungkin tidak sepenuhnya memahami persyaratan hukum di negara tujuan, yang dapat mengakibatkan pelanggaran.
C. Ketidakpatuhan Administratif: Kesalahan dalam dokumentasi, seperti faktur, sertifikat asal, atau lisensi ekspor, dapat menyebabkan penundaan atau penolakan barang di perbatasan.
2. Risiko Hukum
A. Sanksi dan Denda: Pelanggaran regulasi ekspor dapat mengakibatkan denda administratif atau sanksi hukum, termasuk larangan sementara atau permanen untuk mengekspor.
B. Tuntutan Hukum: Kegagalan mematuhi aturan hukum dapat menyebabkan tuntutan hukum baik di tingkat nasional maupun internasional.
C. Pembekuan Aset: Dalam kasus yang lebih serius, seperti pelanggaran sanksi internasional, aset perusahaan dapat dibekukan.
3. Kepatuhan Hukum
A. Peraturan Perdagangan Internasional: Kepatuhan terhadap aturan seperti yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atau aturan sanksi internasional.
21
B. Lisensi dan Izin: Beberapa barang membutuhkan lisensi khusus untuk diekspor, terutama produk strategis seperti senjata, bahan kimia tertentu, atau teknologi canggih.
C. Kepatuhan terhadap Sanksi Ekonomi: Perusahaan harus memastikan bahwa mereka tidak mengekspor barang atau teknologi ke negara atau individu yang terkena sanksi internasional.
22 BAB VIII
Continuous Improvement
8.1 Pendahuluan
8.1.1 Konsep Kontinuitas Perbaikan dalam Konteks Ekspor
Memasuki pasar internasional yang semakin kompleks ini tentunya bukan hal yang mudah, namun terdapat banyak peluang. Konsep kontinuitas perbaikan merupakan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan daya saing produk di pasar internasional. Prinsip ini bertujuan untuk memastikan agar eksportir dapat mempertahankan dan meningkatkan posisinya dipasar global. Terdapat beberapa aspek utama dalam kontinuitas dalam konteks ekspor, diantaranya :
1. Peningkatan kualitas produk dengan cara meningkatkan kualitas bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan. Penyesuaian produk dengan standar internasional pun diperlukan seperti ISO, HACCP, serta standar khusus negara tujuan.
2. Efisiensi operasional dengan mengadopsi teknologi baru, memperbaiki rantai pasok, dan logistic guna memastikan pengiriman yang tepat serta mengurangi resiko kerugian.
3. Inovasi produk dengan cara mengembangkan produk baru dengan tren yang memanfaatkan riset pasar untuk memahami preferensi konsumen di pasar internasional.
4. Perbaikan kompetensi SDM dengan melatih karyawan dalam mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan standar globar serta mendorong budaya kerja yang berorientasi pada perbaikan berkelanjutan.
8.2.2 Pentingnya Adaptasi dan Inovasi dalam Lingkungan Bisnis Global
Dalam lingkup bisnis global yang semakin dinamis, adaptasi dan inovasi merupakan fondasi utama dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis. Persaingan yang semakin ketat, perubahan teknologi yang semakin masif, serta cepatnya pergeseran preferensi konsumen menuntut pelaku bisnis untuk beradaptasi dan inovasi. Adaptasi merupakan hal yang penting dalam usaha demi keberlangsungan bisnis. Lingkup bisnis global dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari kebijakan pemerintah, perubahan ekonomi, serta dinamika pasar internasional. Oleh sebab itu pelaku bisnis harus bisa adaptasi guna mempertahankan usahanya.
Dilain sisi inovasi merupakan motor penggerak dalam pertumbuhan bisnis. Di dalam lingkup bisnis yang dinamis, perusahaan harus berinovasi untuk menciptakan peluang baru, meningkatkan efisiensi, serta memenuhi demand dari konsumen. Inovasi yang dimaksud
23
tidak hanya sebatas dari produk atau pelayanan, melainkan proses yang mencakup bisnis, pemasaran, hingga strategi distribusi.
8.2 Pengembangan Strategi Pengembangan 8.2.1 Memonitor dan Mengevaluasi Kinerja Ekspor
Memonitor dan mengevaluasi kinerja ekspor merupakan proses penting dalam memastikan keberhasilan dan keberlanjutan bisnis di pasar internasional. Di era globalisasi, kemampuan suatu perusahaan atau negara untuk bersaing di pasar global sangat bergantung pada seberapa baik mereka mengelola dan mengevaluasi kegiatan mereka di pasar internasional. Memonitor kinerja ekspor melibatkan pengumpulan data secara rutin mengenai volume, nilai, dan jenis barang yang diekspor. Ini juga mencakup analisis terhadap pasar tujuan ekspor, tren permintaan, serta persaingan di pasar global. Pemantauan yang efektif memungkinkan perusahaan atau pemerintah untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan meminimalisir risiko, seperti perubahan kebijakan perdagangan internasional atau fluktuasi nilai tukar.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam memantau kinerja ekspor adalah dengan memantau laporan bulanan atau kuartalan yang mencakup indikator utama seperti pertumbuhan ekspor, kontribusi sektor tertentu, serta komparasi dengan target yang telah ditetapkan. Dengan data ini, stakeholder dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan tepat waktu. Evaluasi kinerja ekspor dilakukan untuk menilai apakah strategi yang diterapkan telah mencapai tujuan yang diinginkan. Evaluasi ini melibatkan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan ekspor. Seperti :
1. Efektivitas strategi pemasaran internasional.
2. Kepatuhan terhadap regulasi internasional.
3. Efisiensi logistik dan distribusi.
4. Kinerja mitra dagang di pasar tujuan
8.2.2 Identifikasi Peluang Perbaikan dan Inovasi
Identifikasi peluang perbaikan dan inovasi adalah langkah penting dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan daya saing di pasar internasional. Namun terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk melakukan identifikasi peluang perbaikan dan inovasi, diantaranya :
1. Analisis kinerja dengan mengidentifikasi proses, produk, serta layanan yang ada. Cari tahu masalah yang menunjukan kelemahan kinerja perusahaan.
2. Benchmarking dengan cara membandingkan kinerja pesaing atau standarisasi yang diterapkan di pasar internasional untuk mengidentifikasi kesenjangan dengan menggantikan hal tersebut dengan inovasi.
3. Pemanfaatan teknologi dengan cara mengotomatisasi yang dapat meningkatkan efisiensi. Gunakan teknologi berbasis digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan serta pengefisiensi operasional.
24
4. Mengidentifikasi tren dan inovasi di pasar internasional dengan cara mengamati perubahan tren dan perkembangan teknologi untuk menemukan inovasi yang relevan.
5. Evaluasi dampak dengan cara melihat efek dari kinerja yang diterapkan dan kepuasan pelanggan.
8.3 Implementasi Perbaikan Berkelanjutan
8.3.1 Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Ekspor adalah salah satu langkah strategis untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing perusahaan di tingkat global. Untuk mencapai keberhasilan dalam ekspor, diperlukan proses yang terstruktur, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga tindak lanjut.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan harus menyiapkan fondasi yang kuat. Perencanaan merupakan tahap awal yang menentukan arah keberhasilan ekspor. Langkah pertama adalah melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi negara tujuan yang memiliki potensi tinggi. Dalam riset ini, perusahaan menganalisis permintaan, persaingan, serta regulasi di pasar sasaran. Misalnya, standar produk, persyaratan kemasan, dan kebutuhan sertifikasi khusus seperti Certificate of Origin atau sertifikat halal. Selain itu, perusahaan perlu menyesuaikan produk agar sesuai dengan preferensi konsumen di negara tujuan. Ini bisa melibatkan perubahan dalam desain, bahan, atau fitur produk. Perencanaan logistik juga tidak kalah penting; perusahaan harus menentukan metode pengiriman yang efisien dan aman. Semua aspek ini harus diperhitungkan dalam rencana keuangan, termasuk perhitungan harga ekspor yang kompetitif namun tetap menguntungkan.
2. Pelaksanaan
Setelah rencana matang, tahap pelaksanaan dimulai dengan mempersiapkan dokumen ekspor yang lengkap dan akurat, seperti faktur komersial, daftar kemasan, serta dokumen pengangkutan seperti Bill of Lading. Proses ini melibatkan banyak pihak, termasuk agen pengiriman dan otoritas bea cukai. Barang kemudian dikirim sesuai jadwal, dengan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas tetap terjaga selama pengangkutan. Kepatuhan terhadap regulasi di negara asal dan tujuan sangat penting untuk menghindari hambatan seperti penahanan barang di pelabuhan atau denda bea cukai. Selama proses ini, komunikasi yang baik dengan mitra di negara tujuan juga harus dijaga untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana.
3. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan dan mengidentifikasi peluang setelah ekspor selesai, evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilannya. Perusahaan membandingkan hasil penjualan dengan target yang telah ditetapkan. Selain itu, efisiensi proses logistik dan kepuasan pelanggan di pasar tujuan menjadi fokus utama evaluasi. Masalah seperti keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, atau keluhan pelanggan diidentifikasi untuk
25
perbaikan di masa mendatang. Analisis finansial juga penting untuk memastikan bahwa ekspor memberikan kontribusi positif terhadap laba perusahaan. Evaluasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengukur keberhasilan, tetapi juga untuk menemukan peluang pengembangan lebih lanjut.
4. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi, perusahaan melakukan tindak lanjut untuk meningkatkan proses ekspor dan melangkah kedepan dengan penuh keyakinan. Jika ditemukan kelemahan, misalnya dalam aspek logistik, perusahaan dapat mencari mitra pengiriman yang lebih andal atau mengoptimalkan proses pengemasan. Di sisi lain, jika produk mendapatkan respon positif, perusahaan dapat memperluas portofolio produk atau menambah jumlah ekspor.
Hubungan dengan mitra di pasar tujuan diperkuat untuk memastikan kerjasama jangka panjang. Selain itu, perusahaan juga dapat menjajaki pasar baru dengan karakteristik serupa.
Inovasi menjadi bagian penting dalam tindak lanjut, baik dalam pengembangan produk maupun strategi pemasaran untuk mempertahankan daya saing di pasar global.
8.3.2 Kolaborasi dengan Mitra Bisnis dan Pemasok untuk Inovasi
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, inovasi menjadi kunci untuk mempertahankan daya saing dan menciptakan nilai tambah. Namun, inovasi jarang terjadi dalam isolasi. Kolaborasi dengan mitra bisnis dan pemasok memainkan peran penting dalam mendorong ide-ide baru dan mewujudkannya menjadi solusi nyata.
Kolaborasi dimulai dengan membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan mitra bisnis dan pemasok. Kepercayaan adalah elemen kunci dalam hubungan ini. Perusahaan harus terbuka dalam berbagi informasi, visi, dan tantangan yang dihadapi. Dengan adanya komunikasi yang transparan, mitra dan pemasok dapat memahami kebutuhan perusahaan dan berkontribusi dengan solusi inovatif.
Sebagai contoh, pemasok yang memahami proses produksi perusahaan dapat menawarkan bahan baku baru atau teknologi yang lebih efisien. Sementara itu, mitra bisnis seperti distributor atau agen pemasaran dapat memberikan wawasan tentang tren pasar dan preferensi konsumen yang sedang berkembang. Kolaborasi dengan mitra bisnis dan pemasok dapat berlangsung dalam berbagai tahap inovasi, mulai dari ideasi hingga peluncuran produk atau layanan baru:
1. Ideasi Bersama
Melibatkan mitra dan pemasok dalam sesi brainstorming dapat memperluas perspektif. Misalnya, pemasok dapat memberikan ide tentang material yang ramah lingkungan atau teknologi baru yang dapat meningkatkan kualitas produk. Mitra bisnis, di sisi lain, dapat memberikan masukan tentang fitur produk yang lebih diminati oleh pelanggan.
2. Pengembangan Produk
Dalam tahap ini, mitra dan pemasok dapat berperan aktif dalam pengujian prototipe.
Mereka dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dan memberikan solusi teknis.
Sebagai contoh, pemasok teknologi dapat menyediakan perangkat uji coba untuk memastikan produk baru memenuhi standar kualitas dan efisiensi.
26
3. Optimalisasi Proses
Kolaborasi juga dapat difokuskan pada peningkatan efisiensi operasional. Pemasok dapat mengusulkan metode produksi baru atau bahan baku alternatif yang lebih murah dan berkualitas tinggi. Mitra logistik, misalnya, dapat bekerja sama untuk mengembangkan rantai pasok yang lebih cepat dan hemat biaya.
4. Pemasaran dan Distribusi
Mitra bisnis seperti distributor atau agen penjualan dapat membantu memperluas jangkauan pasar. Mereka dapat bekerja sama dalam merancang strategi pemasaran atau kampanye promosi yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
27 BAB IX Penutup
9.1 Saran
Berdasarkan analisis yang telah disusun, terdapat beberapa saran strategis yang dapat memperkuat pelaksanaan rencana ekspor diantaranya :
1. Diversifikasi Pasar Tujuan
Untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar dan memitigasi risiko geopolitik atau ekonomi, disarankan agar perusahaan menjajaki pasar-pasar baru yang memiliki potensi permintaan tinggi terhadap produk yang ditawarkan.
2. Penguatan Jaringan Distribusi Lokal
Menjalin kemitraan dengan distributor lokal di negara tujuan akan mempercepat penetrasi pasar serta memastikan efisiensi dalam pengiriman dan pendistribusian produk.
3. Optimalisasi Digital Marketing
Mengingat tren globalisasi dan peningkatan transaksi online, perusahaan disarankan untuk memanfaatkan platform digital guna mempromosikan produk secara luas.
Strategi ini meliputi penggunaan media sosial, e-commerce, serta iklan digital yang ditargetkan.
4. Peningkatan Kapasitas Produksi dan Standar Kualitas
Untuk memenuhi permintaan ekspor yang terus meningkat, perusahaan perlu meningkatkan kapasitas produksi sambil memastikan bahwa standar kualitas tetap terjaga sesuai regulasi internasional.
5. Manajemen Risiko dan Kepatuhan Regulasi
Perusahaan perlu memprioritaskan kepatuhan terhadap regulasi ekspor-impor di negara tujuan, seperti sertifikasi produk dan persyaratan dokumen. Selain itu, penting untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang dan fluktuasi biaya logistik.
28
9.2 Simpulan
Di era sekarang perdagangan internasional semakin dinamis. Tentunya semua pelaku usaha dituntut untuk menjadi yang terdepan. Export business plan merupakan rangkuman dari semua elemen penting dalam ekspor. Export business plan bertujuan untuk untuk memberikan gambaran tentang prospek, potensi keuntungan, dan langkah-langkah yang harus diambil dalam menjalankan praktik ekspor. Adapun tujuan lain untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pendapatan perusahaan melalui penetrasi pasar internasional. Berdasarkan analisis pasar, produk kami memiliki daya saing yang kuat dengan keunggulan kualitas, harga, dan keberlanjutan. Strategi pemasaran yang disusun, mulai dari pemilihan mitra dagang hingga penggunaan platform digital, guna mendukung keberhasilan ekspor di negara tujuan.
Selain itu manajemen risiko juga diperlukan, guna pertimbangan yang matang termasuk fluktuasi nilai tukar, regulasi perdagangan, serta potensi tantangan logistik. Dengan sumber daya yang dimiliki, baik finansial maupun manusia, kami yakin rencana ekspor ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan bisnis. Kesuksesan ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan reputasi perusahaan di pasar global dan menciptakan peluang baru untuk pengembangan produk di masa mendatang. Kesimpulan ini memberikan keyakinan kepada para pemangku kepentingan bahwa bisnis ekspor layak dijalankan dan memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Narasi tersebut menutup rencana bisnis dengan optimisme, memberikan kepercayaan kepada investor atau mitra bahwa bisnis memiliki fondasi kuat untuk ekspansi internasional.
29
DAFTAR PUSTAKA
Joewono, D. H. (2022). The 5n1 Arrows of Management Cara Mudah Ekspor. Jakarta: ARRBEY.
Joewono, H. H. (2006). 7n1 Toward Strategy Toward Global Competitiveness. Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia.
Joewono, H. H. (2012). The 5 Arrows of Strategy Management. Jakarta : Arrbey Indonesia Inovation and Competitiveness Center.
Nyoman Pujawan, N. K. (2009). Supply Chain Management for Disaster Relief Operations : Principles and case studies. Supply Chain Management, 679.
https://klc2.kemenkeu.go.id www.beacukai.go.id
https://www.online-pajak.com
30 LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Logo Lama Lampiran 3.1 Packaging Product Depan
Lampiran 1.2 Logo Baru Lampiran 3.1 Packaging Product Belakang
Lampiran 2.1 Depo Ekspor Lampiran 4.1 Social Media