• Tidak ada hasil yang ditemukan

problematika pembelajaran akidah akhlak pada masa

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "problematika pembelajaran akidah akhlak pada masa"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MTS AL IJTIHAD DANGER

Oleh Sirojul Wardio NIM 170101172

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020/2021

(2)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MTS AL IJTIHAD DANGER

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh Sirojul Wardio NIM 170101172

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2020/2021

(3)
(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh : Sirojul Wardio, NIM. 170101172 dengan judul “Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MTs Al Ijtihad Danger” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : ……….

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd Dr. Emawati, M.Ag

NIP. 1997705192006042002 NIP. 199002202019031007

(5)

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, ………..

Hal : Ujian Skripsi Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram

Assalaamualaikum, Wr, Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa : Sirojul Wardio

NIM : 170101172

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MTs Al Ijtihad Danger.

Telah memenuhi Syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd Dr. Emawati, M.Ag

NIP.1997705192006042002 NIP.199002202019031007

(6)

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Sirojul Wardio, NIM: 170101172 dengan judul “Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MTs Al Ijtihad Danger”, telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal ………..

Dewan Penguji

Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. __________________________

(Ketua Sidang/Pemb.I)

Dr. Emawati, M.Ag. __________________________

(Sekretaris Sidang/Pemb.II)

Drs. Mustain, M.Ag. __________________________

(Penguji I)

Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd. __________________________

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Hj. Lubna, M.Pd.

NIP. 196812311993032008

(7)

MOTTO

Artinya : “Sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan, sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan”. (QS. Al- Insyirah [94]: 5-6).1

1 QS al-Insyirah [95]: 5-6.

(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Suwarni dan Bapakku Hizbullah, almamaterku, semua guru dan dosenku.”

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, segala puji kepada Allah swt senantiasa dihaturkan atas berbagai macam nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan proposal ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bapak Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan Ibu Dr.

Emawati, M.Ag. sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terusmenerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya sehingga menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Drs. Mustain, M.Ag. dan Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd. sebagai penguji yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Saparudin, M.Ag. sebagai ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

(10)

6. Bapak H. Hirpan, S.Pd. selaku kepala MTs Al Ijtihad Danger yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di madrasah yang dipimpinnya.

7. Ibu saya Suwarni serta bapak saya Hizbullah yang selalu memberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini secepatnya.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mataram, ………

Penulis,

Sirojul Wardio

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

F. Setting Penelitian ... 9

G. Telaah Pustaka ... 10

H. Kajian Teori ... 20

I. Metode Penelitian ... 33

J. Sistematika Pembahasan ... 46

(12)

BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 48

A. Deskripsi MTs Al Ijtihad Danger ... 48

B. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ... 58

C. Problematika Guru Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ... 61

D. Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Al Ijtihad Danger ... 72

BAB III : PEMBAHASAN ... 77

A. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ... 77

B. Problematika Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ... 79

C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Masa Pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ... 93

BAB IV : PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 108

(13)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Struktur Organisasi MTs Al Ijtihad Danger ... 53

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Posisi Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya ... 16

Tabel 1.2 : Prasarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger ... 54

Tabel 1.3 : Sarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger ... 55

Tabel 1.4 : Guru dan Staff Tata Usaha MTs Al Ijtihad Danger ... 56

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto Dokumentasi ... 108 Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 111 Lampiran 3 : RPP Akidah Akhlak Kelas 7 Semester Ganjil ... 112 Lampiran 4 : Jadwal Pelajaran MTs Al Ijtihad Danger Pada Masa Pandemi

Covid-19 ... 130 Lampiran 5 : Kartu Konsultasi Peneliti Dengan Pembimbing Peneliti ... 131

(16)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI MTS AL IJTIHAD DANGER

Oleh:

Sirojul Wardio NIM 170101172

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada problematika yang dialami oleh lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Al Ijtihad Danger khususnya di mata pelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemi Covid-19.

Problematika pembelajaran Akidah Akhlak yang dialami dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi guru Akidah Akhlak dan dari sisi peserta didik. Selain itu penulis juga ingin mengetahui bagaimana kendala guru Akidah Akhlak dalam mengatasi problematika tersebut dan bagaimana upaya yang dilakukan agar problematika tersebut dapat teratasi.

Jenis penelian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, sebab data yang diperoleh oleh peneliti selaku penulis adalah data berupa narasi atau kata-kata dan bukan angka. Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan yaitu metode wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisis menurut Miles dan Huberman yang dimulai dari tahap reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan, (1) problematika guru Akidah Akhlak dalam menjalankan proses pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 yaitu kurangnya kompetensi guru Akidah Akhlak dalam bidang teknologi, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, problematika dalam mengatasi peserta didik yang bermasalah baik di dalam maupun di luar kelas, problematika dalam menyelesaikan materi pelajaran dan problematika dalam mengidentifikasi peserta didik yang paham dan tidak paham dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. (2) problematika peserta didik dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemi Covid-19 yaitu peserta didik belum siap dalam mengikuti proses pembelajaran, problematika dalam memanajemen waktu belajar, kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam belajar. (3) kendala guru Akidah Akhlak dalam mengatasi problematika tersebut yaitu tidak tersedai ruangan khusus bimbingan konseling, tidak memiliki Ponsel Smart Phone, kurangnya kompetensi guru dalam membuat RPP, kondisi ekonomi peserta didik dan kondisi keluarga peserta didik. (4) upaya guru untuk mengatasi problematika tersebut yaitu melaksanakan pembelajaran Luring (luar jaringan), mengunduh RPP dari situs internet, mendatangi rumah peserta didik yang bermasalah, mengajar sesuai dengan karakter peserta didik dalam kelas, memberikan motivasi serta tugas yang tidak terlalu sulit bagi peserta didik.

Kata Kunci: Problematika Pembelajaran, Akidah Akhlak, Pandemi Covid-19.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problematika atau permasalahan dalam menjalankan proses pembelajaran merupakan hal yang umum dialami oleh setiap pendidik ataupun peserta didik. Problematika yang dialami oleh guru disetiap sekolah ataupun madrasah tentu saja ada yang sama dan ada yang berbeda.

Problematika yang sering dialami oleh guru dalam proses pembelajaran umumnya berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluai pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suyanto dan Asep Jihad, bahwasanya permasalahan umum yang dihadapi oleh seorang guru yaitu biasanya berkaitan dengan tugas pokoknya sebagai pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.2 Pada tahun 2020, adanya pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus jenis baru yaitu Corona Virus Desease 19, menjadi pemicu munculnya problem baru bagi seorang guru dalam mengajar seperti permasalahan dalam menggunakan media pembelajaran daring, beberapa aspek dari RPP yang tidak dapat terlaksana dan lain sebagainya.

2 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Esensi, 2013), hlm. 10.

(18)

Yuliana dalam jurnal Wellnes and Healthy Magazine yang berjudul

“Corona virus diseases (Covid-19); sebuah tinjauan literature”, menjelaskan bahwa, virus Covid-19 berasal dari Wuhan, Tiongkok dan ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. hingga saat ini terdapat 65 Negara yang terjangkit virus Covid-19 ini.3 Menurut World Health Organitation (WHO) dalam artikel Kartini dan Lia Istianah, virus corona ini merupakan jenis virus yang menyebabkan flu biasa hingga dapat mengakibatkan penyakit yang lebih parah lagi seperti sindrom pernafasan Timur Tengah (Sar-cov). Selain itu terdapat dugaan bahwa virus corona ini adalah penularan dari hewan ke manusia namun kenyataannya bahwa virus corona juga menular dari manusia ke manusia.4

Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut dapat disimpulkan melalui pendapat Abdul Haris Nasution dan Flores Tanjung, yaitu tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.5 Namun, Dampak dari pandemi Covid- 19 tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, melainkan juga berdampak pada sektor pendidikan di Indonesia yang terlihat jelas pada Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan Nomor 4 tahun 2020 tentang

3 Yuliana, “Corona virus diseases (Covid-19); Sebuah tinjauan literature”, Wellness and Healthy Magazine Vol. 2, No. 1, 2020, hlm. 187.

4Kartini dan Lia Istiana, “Reformasi Madrasah Pada Era Disrupsi: Peran Pandemik Covid-19 Dalam Pendidikan Teknologi”, Paedagoria:Jurnal Kaijian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan, Vol. 11, No. 2, 2020, hlm. 209.

5 Abdul Haris Nasution dan Flores Tanjung, Kurikulum dan Pembelajaran Sejarah, (Medan:

Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 92.

(19)

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19). Lalu gede Muhammad Zainuddin Atsani menjelaskan, bahwa solusi untuk untuk mengatasi permasalahan pendidikan masa pandemi ini adalah guru harus mendesain media pembelajaran yang inovatif dengan menggunakan media daring (online), sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19).6 Rizqon Halal Syah dalam artikelnya menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk belajar di rumah pada institusi pendidikan menyebabkan gangguan besar, seperti gangguan pada pembelajaran siswa dan gangguan dalam penilaian.7

Permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut dialami oleh MTs Al Ijtihad Danger, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Ijtihad Danger, Hirpan, S.Pd, yaitu proses pembelajaran tidak akan dapat dilakukan secara maksimal terutama apabila dilakukan secara daring. Berdasarkan pendapat beliau dapat diperoleh keterangan bahwa Pada masa pandemi ini, kegiatan belajar mengajar tidak akan bisa maksimal apabila dilakukan secara daring, sebab banyak peserta didik yang masih belum memiliki HP Android untuk belajar, kalaupun memiliki HP Android, yang

6Lalu gede Muhammad Zainuddin Atsani, “Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19”, Al Hikmah: Jurnal Studi Islam, Vol. 1, No. 1, 2020, hlm. 82.

7 Rizqon Halal Syah, “Dampak Covid-19 Pada Pendidikan di Indonesia: Skolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran”, Salam Jurnaal: Sosial & Budaya Syar’I, Vol. 7, No. 5, 2020, hlm. 440.

(20)

akan menjadi keluhan berikutnya adalah kuota internet.8 Keterangan lain terkait dengan masalah pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Akidah Akhlak disampaikan oleh Sabirin, S.Pd.I yaitu, masalah baru yang kami hadapi sekarang pada masa pandemi ini adalah kurangnya penguasaan dalam bidang teknologi Smart Phone untuk memanfaatkan aplikasi pembelajaran daring sebagai media untuk mengajar9.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, diperoleh fakta bahwa MTs Al Ijtihad Danger tetap masuk sekolah dari hari senin hingga sabtu, dari jam 8.00 wita hinngga 10.00 wita dengan menerapkan jadwal bergilir setiap minggunya bagi guru pengampu mata pelajaran umum dan agama untuk mengajar. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi ketidak mampuan guru untuk menggunakan teknologi daring sebagai media untuk mengajar.

Meskipun tetap masuk sekolah dan menerapkan jadwal bergilir, akan tetapi para pengajar di MTs Al Ijtihad Danger masih memiliki permasalahan lain dalam proses pembelajaran terutama masalah terkait dengan waktu mengajar yang sangat singkat. Tidak terkecuali guru mata pelajaran Akidah Akhlak juga mengalami hal tersebut. Mata pelajaran Akidah Akhlak hanya ada 3 kali dalam 2 minggu bagi seluruh kelas 1, 2 dan 3. Dengan kata lain, setiap kelas mendapatkan jadwal tatap muka 1 kali dalam 2 minggu dengan durasi jam mata pelajaran 15 menit setiap pertemuan. Durasi pertemuan 15 menit bagi

8 Hirpan, Wawancara, MTs Al Ijtihad Danger, 21 September 2020

9 Sabirin, Wawancara, MTs Al Ijtihad Danger, 6 Oktober 2020

(21)

mata pelajara Akidah Akhlak tentu saja sangatlah sedikit, sebab materi pembelajaran Akidah Akhlak membutuhkan pembahasan yang lebih lama agar peserta didik dapat mengerti dan memahami secara mendalam terkait materi Akidah Akhlak yang bersifat abstrak.10

Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh guru mata pelajaran Akidah Akhlak tersebut, peneliti menjadi sangat tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam terkait dengan proses pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak, problematika pembelajarannya, serta bagaimanakah cara guru mengatasi problem tersbeut. Sebab sebagaimana diketahui bahwasanya disetiap permasalahan pasti terdapat solusi atau kemudahan dalam mengerjakannya, sebagaimana firman Allah swt, dalam Qs. Al-Insyirah ayat 5-6.

Artinya : “Sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan, sesungguhnya disamping kesukaran ada kemudahan”. (QS. Al- Insyirah [94]:

5-6).11

10 Jadwal Pelajaran, Dokumentasi, MTs Al Ijtihad Danger, 8 Desember 2020

11 Qs. Al-Insyirah [95]: 5-6.

(22)

Dengan spirit ayat tersebut menjadi pedorong utuk menyakini bahwa setiap kesulitan dalam pembelajaran pasti ada solusinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang judul, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemic Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ?

2. Bagaimanakah problematika pembelajaran yang dialami guru mata pelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ?

3. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai beriku :

1. Mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemi Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger.

2. Mengetahui problematika apa saja yang dialami oleh guru mata pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemic Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger.

(23)

3. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru dalam mengatasi problematika pembelajaran Akidah Akhlak pada masa pandemic Covid-19 di MTs Al Ijtihad Danger.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari segi teoritis dan praktis yaitu sebagai berikut :

1. Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan khususnya bagi peneliti tentang problematika pembelajaran Akidah Akhlak yang dialami oleh guru pada masa pandemic Covid-19 ini di MTs Al Ijtihad Danger, kecamatan Masbagik, kabupaten Lombok Timur.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya dalam mengatasi problem-problem pembelajaran Akidah Akhlak di masa pandemic Covid-19 ini.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti ketika menjadi seorang pendidik kedepannya dan mampu menerapkan solusi yang didapatkan pada problem-problem yang ada pada pembelajaran tersebut, baik di lingkungan formal, informal

(24)

maupun nonformal. Dari penelitian ini pula diharapkan peneliti dapat menyadari betapa pentingnya untuk mengetahui problematika yang terdapat ketika mengajar, dengan itu tujuan mengajar dapat tercapai dengan maksimal dengan cara mencari solusi terbaik untuk problem- problem yang ada.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para guru Akidah Akhlak dalam mengatasi problematika serupa yang terjadi dengan menerapkan solusi yang yang telah diberikan pada penelitian ini, baik itu terjadi di ruang lingkup sekolah/madrasah maupun dalam ruang lingkup masyarakatumum. Hasil penelitian ini juga dapat disimpan oleh guru dengan tujuan untuk mengantisipasi dan mengatasi mengatasi permasalahan yang serupa terjadi kedepannya.

c. Bagi Lembaga Pendidikan

Manfaat hasil penelitian ini bagi lembaga pendidikan adalah dapat menjadi tambahan informasi bagi lembaga pendidikan untuk dapat mengatasi permasalahan dalam mengajar pada masa pandemic ini. Hasil dari penelitian ini tentunya juga dapat menjadi acuan bagi mata pelajaran yang lain, sehingga diharapkan akan dapat meringankan beban permasalahan yang dialami oleh lembaga

(25)

pendidikan dalam mengajar, serta dapat mencegah permasalahan yang serupa dapat terjadi lagi kedepannya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencegah terjadinya perluasan pembahasan yang tidak diperlukan pada penelitian ini, maka peneliti mengadakan pembatasan dalam penelitian ini agar penelitian ini dapat terfokus pada pokok-pokok pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah saja. Adapun ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini adalah berfokus pada problematika pembelajaran yang dialami oleh guru dan siswa MTs Al Ijtihad Danger pada mata pelajaran Akidah Akhlak serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi problem tersebut.

F. Setting Penelitian

Setting penelitian dibagi menjadi dua, yaitu setting waktu dan tempat penelitian:

1. Setting waktu penelitian

Berdasarkan surat izin penelitian yang diajukan, penelti melaksanakan penelitian pada bulan Desember 2020.

2. Setting tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Al Ijtihad Danger, kecamatan Masbagik, kabupaten Lombok Timur, provinsi Nusa Tenggara Barat.

(26)

G. Telaah Pustaka

Pertama, Skripsi Anas Misbakhudin yang berjudul “Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Kelas VIII-B MTs Nurul Huda Mangkang Tahun Ajaran 2010/2011”, diterbitkan oleh IAIN Walisongo Semarang. Fokus penelitian Anas Misbakhudin dalam penelitiannya adalah problematika pembelajaran akidah akhlak di kelas VIII-B Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Mangkang dan solusinya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, interview dan dokumentasi.

Keismpulan hasil penelitian Anas Misbakhudin yaitu, problematika pembelajaran Akidah Akhlak yang terdapat di MTs Nurul Huda yaitu problematika yang berkaitan dengan metode guru dalam mengaar, sikap siswa serta sarana prasarana. Untuk mengatasi problem pada metode guru dalam mengajar maka upaya yang dilakukan yaitu memodifikasi metode mengajar yang tepat dan disesuaikan dengan gaya belajar siswa, kemudian membentuk kelompok belajar dan diskusi. Upaya untuk mengatasi problem perilaku atau sikap siswa yaitu dengan memberikan sangsi, mensosialisasikan arti disiplin serta pentingnya mematuhi peraturan sekolah. Dan untu problem dalam sarana prasarana dilakukan rapat koordinasi dengan kepala madrasah. Dengan upaya tersebut maka para guru beserta warga masyarakat tetap berupaya untuk meningkatkan serta mengembangkan pendidikan akhlak terhadap peserta didiknya, menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pendidikan, dan

(27)

tanggap terhadap problematika yang ada serta berupaya untuk mencari solusinya dengan cara mengikutsertakan peserta didik ke dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, para peserta didik seharusnya menyadari akan pentingnya akhlak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta orang tua juga harus mendukung dalam mendidik akhlak anaknya sebagai peserta didik di madrasah, karena orang tua berperan sebagai pengajar dan pendidik pertama dalam keluarga. 12 Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh Anas Misbakhudin dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu, problematika yang akan diteliti oleh peneliti sekarang adalah problematika pembelajaran Akidah Akhlak pada masa Covid-19.

Kedua, penelitian Winarto Eka Wahyudi dalam artikel yang berjudul

“Mengurai Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak (Integrasi Cooperative Learning dengan Epistimologi Abid Al-Jabiri)”, diterbitkan oleh KUTTAB Volume 1, nomor 2, tahun 2017. Fokus pembahasan artikel tersebut adalah permasalahan dalam pembelajaran agama serta pendekatan dan model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi problematika tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian Winarto Eka Wahyudi dapat diketahui bahwa pokok permasalahan dalam pendidikan agama di sekolah adalah adanya ketimpangan orientasi dalam pembelajaran yang lebih mengedepankan aspek kognitif doktrinal, tanpa mementingkan bagaimana

12 Anas Misbakhudin, “Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlak di Kelas VIII-B MTs Nurul Huda Mangkang Tahun Ajaran 2010/2011”, (Skripsi, IAIN Walisongo, Semarang, 2011), hlm.

64-65.

(28)

peserta didik dapat mengaktualisasikan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan nyata. Hal tersebut menyebabkan pelajaran agama menjadi pelajaran teoritis, bukan pelajaran tentang pengamalan dan penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri.13

Perbedaan penelitian Winarto Eka Wahyudi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu, penelitian Winarto Eka Wahyudi meneliti problematika pembelajaran Akidah di Madrasah secara umum, sedangkan peneliti saat ini akan meneliti problematika pembelajaran Akidah Akhlak secara khusus di MTs Al Ijtihad Danger sedangkan.

Ketiga, Achmad Zuhri dalam artikel yang berjudul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Ranah Afektif di SMAN 1 Bae Kudus Tahun 2017”, diterbitkan oleh jurnal Quality Volume 5, Nomor 2, tahun 2017. Artikel tersebut berfokus membahas tentang problematika pembelajaran yang muncul dalam pembelajaran PAI ranah afektif serta upaya guru dalam mengatasi problematika tersebut.

Hasil penelitian Achmad Zuhri yaitu, problematika PAI pada ranah afektif yang dialami SMAN 1 Bae Kudus tahun 2017 yaitu cukup kompleks, seperti siswa yang belum sadar bahwa proses pembelajaran telah dimulai, kurang perhatian, kurang aktif dalam merespon dan lain-lain. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinyapun cukup signifikan, dibuktikan dengan

13 Winarto Eka Wahyudi, “Mengurai Problematika Pembelajaran Akidah (Intergrasi Cooperative Learning dengan Epistemologi Abid Al-Jabiri” , KUTTAB, Vol.1, No.2, 2017, hlm. 150.

(29)

adanya langkah-langkah yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah- masalah pada setiap kategorisasi pembelajaran afektif, seperti dengan cara bedo’a setiap awal pelajaran, memberikan teguran dan sindiran, memberikan rangsangan dengan bercerita, menjalin kedekatan dengan peserta didik dan lain sebagainya.14

Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Zuhri ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, namun perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya dimana Achmad Zuhri yang berfokus untuk meneliti problematika dari sisi ranah afektif sedangkan penelitian ini akan berfokus untuk meneliti problematika yang dialami subyek pembelajarannya yaitu pengajar dan peserta didik.

Keempat, yaitu artikel Susiana yang berjudul “Problematika Pembalajaran PAI di SMKN 1 Turen”, diterbitkan oleh jurnal Al Thariqah Volume 2, Nomor 1, tahun 2017. Artikel Susiana berfokus membahas tentang berbagai macam problematika pembelajaran PAI, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Hasil penelitian Susiana tentang problematika pembelajaran pendidian agama Islam di SMKN 1 Turen terbagi menjadi 3 bagian, yaitu problem yang dialami peserta didik yang meliputi kurangnya minat siswa, siswa masih banyak yang tidak bisa baca tulis Al Qur’an serta orang tua kurang

14Achmand Zuhri, “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Problematika PEmbelajaran Ranah Afektif di SMAN 1 Bae Kudus Tahun 2017”, Quality, Vol. 5, No. 2, 2017, hlm. 267-268.

(30)

memberikan pendidikan agama. Selanjutnya problem yanhg dialami oleh guru dalam pembelajaran, meliputi minimnya kompetensi, jumlah guru agama terbatas, wawasan materi guru yang tidak luas serta guru yang tidak memiliki kualifikasi akademik. Terakhir yaitu problem pada media, meliputi media pembelajaran yang terbatas dan perbedaan media yang digunakan guru. 15

Perbedaan penelitian Susiana dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada mata pelajarannya, Susiana meneliti pada mata pelajaran PAI di Sekolah yang di dalamnya juga termuat Akidah Akhlak, sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini meneliti pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah. Selain itu, perbedaan yang lain juga terdapat pada ranah pembahasannya mengenai upaya untuk mengatasi problematika tersebut.

Kelima, Fina Nurhanieatur Rohmah dalam skripsi yang berjudul

“Problematika Pembelajaran Akidah Akhak dan Implikasinya Terhadap Perilaku Peserta Didik di SMP Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo”. Skripsi tersebut diterbitkan oleh IAIN Ponorogo tahun 2020.

Fokus penelitian berfokus pada problematika pembelajaran Akidah Akhlak dan Implikasinya terhadap peserta didik di SMP 5 Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, teknik observasi, teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian Fina

15 Susiana, “Problematika Pembelajarqan PAI di SMKN 1 Turen”, Jurnal At-Thariqah, Vol.

2, No.1, 2017, hlm. 86-87.

(31)

Nurhanieatur menunjukkan bahwa faktor problematika pembejalajaran yang muncul dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan tingkat intelegensi peserta didik, minat yang naik turun, motivasi yang rendah, kurang perhatian dari guru, konsentrasi peserta didik yang kurang, keadaan kelas yang gaduh serta kondisi fisik yang kurang sehat.

Adapun faktor eksternalnya yaitu berupa kurangnya bimbingan dari orang tua serta faktor non sosial seperti kurangnya referensi buku yang digunakan dan perekonomian keluarga yang kurang mencukupi.16

Perbedaan penelitian Fina Nurhanieatur Rohmah dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, Fina Nurhanieatur Rohmah berfokus meneliti problem pembelajaran Akidah Akhlak serta Implementasinya terhadap prilaku peserta didik, sedangkan peneliti saat ini berfokus untuk meneliti problematika pembelajaran Akidah Akhlak dan upaya untuk mengatasi problematika tersebut.

16 Fina Nurhanieatur,“Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak dan Implikasinya Terhadap Perilaku Peserta Didik di SMP Ma’arif 5 Ngrupit Jenangan Ponorogo”, (Skripsi, IAIN Ponorogo, Ponorongo, 2020), hlm. 122.

(32)

Tabel 1.1 Posisi Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya.

No

Identitas Penelitian Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan, Perbedaan dan Posisi Peneliti

1 a. Nama : Anas Misbakhudin

b. Judul : Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Di Kelas VIII B MTs Nurul Huda Mangkung Tahun Ajaram 2010/2011.

c. Tahun : 2010 d. Penerbit : IAIN

Walisongo

problematika pembelajaran Akidah Akhlak yang terdapat di MTs Nurul Huda yaitu problematika yang berkaitan dengan metode guru dalam mengaar, sikap siswa serta sarana prasarana. Untuk mengatasi problem pada metode guru dalam mengajar maka upaya yang dilakukan yaitu memodifikasi metode mengajar yang tepat dan disesuaikan dengan gaya belajar siswa, kemudian membentuk kelompok belajar dan diskusi. Upaya untuk mengatasi problem perilaku atau sikap siswa yaitu dengan

a. Persamaan : Sama-sama meneliti tentang

problematika pembelajaran, mata pelajaran yang diteliti sama (Akidah Akhlak), jenjang madrasah yang diteliti sama (Madrasah tsanawiyah), metode pengumpulan data sama (observasi,

interview/wawancara dan dokumentasi).

b. Perbedaan : lokasi

penelitian, waktu penelitian serta pada masa pandemic Covid-19.

c. Posisi : penelitian saat ini memperluas pengetahuan

(33)

memberikan sangsi, mensosialisasikan arti disiplin serta pentingnya mematuhi peraturan sekolah. Dan untu problem dalam sarana prasarana dilakukan rapat koordinasi dengan kepala madrasah.

serta wawasan tentang problematika pembelajaran Akidah Akhlak pada jenjang MTs.

2 a. Nama : Winarto Eka Wahyudi

b. Judul : Mengurai Problematika

Pembelajaran Akidah Akhlak (Integraasi Cooperative Learning Dengan Epistemologi Abid Al-Jabiri) c. Tahun : 2017.

d. Penerbit : KUTTAB

Permasalahan dalam dunia

pendidikan adalah

ketimpangan orientasi yanh lebih mengedepankan aspek kognitif doktirnal tanpa mementingkan bagaimana peserta didik dapat mengaktualisasikan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan nyata.

a. Persamaan : sama-sama membahas tentang

problematika pembelajaran, persamaan mata pelajaran (Akidah Akhlak).

b. Perbedaan : waktu

penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian serta jenjang sekolah.

c. Posisi : penelitian saat ini memperluas pengetahuan dan wawasan tentag

problematika pembelajaran

(34)

Akidah Akhlak.

3 a. Nama : Achmad Zuhri b. Judul : Upaya Guru PAI

Dalam Mengatasi Problematika

Pembelajaran Ranah Afektif di SMAN 1 Bae Kudus Tahun 2017.

c. Tahun : 2017.

d. Penerbit : Quality

Permasalahan yang ditemui yaitu berupa kurangnya kesiapan, perhatian serta keaktifan siswa dalam

mengikuti proses

pembelajaran. Upaya yang

dilakukan untuk

mengantisipasinya yaitu dengan cara menegur, memberikan sindiran, memberikan rangsangan dengan bercerita dan menjalin kedekatan dengan siswa.

a. Persamaan : sama-sama meneliti tentang upaya guru dalam mengatasi

problematika pembelajaran.

b. Perbedaan : Lokasi

penelitian, waktu penelitian, masa pandemi Covid-19, mata pelajaran serta jenjang sekolah.

c. Posisi : penelitian ini memperluas pengetahuan tentang upaya dalam mengatasi problematika pembelajaran.

4 a. Nama : Susiana b. Judul : Problematika

Pembelajaran PAI di SMKN 1 Turen c. Tahun : 2017

d. Penerbit : Al Thariqah

Problem yang dialami peserta didik yaitu meliputi kurangnya minat siswa, banyak siswa yang masih belum bisa baca tulis Al Qur’an serta orangbtua yang kurang memberikan

a. Persamaan : sama-sama membahas tentang problematika guru dalam pembelajaran.

b. Perbedaan : lokasi

penelitian,, waktu penelitian,

(35)

pendidikan agama. Adapun problem guru meliputi minimnya kompetensi guru, jumlah guru agama yang tidak sesuai dengan rasio siswa, wawasan guru masih sempit dan belum memliki kualifikasi akademik.

masa pandemi Covid-19, mata pelajaran serta ruang lingkup penelitian.

c. Posisi : penelitian saat ini memperluas temuan tentang problematika pembeljaran PAI khususnya pada bidang Akidah Akhlak.

5 d. Nama : Fina Nurhanieatur Rohmah

e. Judul : Problematika Pembelajaran Akidah Akhlak Serta Implikasinya Terhadap Peserta Didik Di SMP Ma’arif Ngrupit jenangan Ponorogo.

f. Tahun : 2020

g. Penerbit : IAIN Ponorogo

Faktor problematika yang muncul dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan tingkat intelegensi siswa, minat yang naik turun, motivasi yag rendah, kurang perhatian dari guru, konsentrasi peserta didik yang kurang, keadaan kelas yang gaduh serta kondisi fisik yang kurang sehat. Sedangkat faktor ekstrnalnya yaitu berupa

a. Persamaan : sama-sama membahas tentang

problematika pembelajaran, sama dalam mata pelajaran (Akidah Akhlak), jenjang sekolah setara serta metode pencarian data (wawancara, dokumentasi dan observasi).

b. Perbedaan : lokasi

penelitian, waktu penelitian, masa pandemic Covid-19.

c. Posisi : penelitian saat ini memperluas temuan

(36)

kurangnya bimbingan dari orang tua dan kurangnya referensi buku yang digunakan dan ekonomi yang kurang mencukupi.

problematika pembelajaran Akidah Akhlak.

H. Kajian Teori 1. Problematika

Problematika merupakan kosakata yang berasal dari bahasa Inggris problem yang artinya adalah masalah. Artinya problematika dapat diartikan sebagai sebuah permasalahan. Dalam buku karangan Abdul Mukti Ro’uf dijelaskan,

Problematika merupakan jaringan hubungan dalam sistem pemikiran tertentu yang mencakup berbagai persoalan dan berinteraksi dengan sedemikian rupa sehingga pada level teoritis tidak mungkin memecahkan dalam pola isolasi. dengan kata lain, problematika adalah sebuah teori yang berbagai syarat penciptaannya belum saling di pertemukan. dan merupakan sebuah teori yang sedang dalam Proses penciptaan sekaligus sebuah kecenderungan menuju stabilitas pemikiran.17

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwasanya sebuah problematika akan melibatkan proses berfikir, yaitu berfikir untuk memecahkan sebuah permasalahan sehingga dapat tercipta sebuah solusi

17Abdul Mukti Ro’uf, Kritikal Nalar Arab Muhammad Abid Al-Jabiri, (Yogyakarta: LKiS, 2018), hlm.210.

(37)

untuk kestabilan dalam pemikiran dalam memcahkan masalah yang ada.

Syaikh Iyad Kamil Ibrahim Az-Zibari dalam bukunya menuturkan bahwa problematika mempunyai pengaruh besar dalam menghambat perubahan18.

2. Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar. Toeti Soekamto dalam buku Winastawan Gora dan Sunarto menjelaskan bahwa hakekat belajar adalah suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman- pengalaman sebelumnya.19 Sedangkan pembelajaran menurut Winastawan Gora dan Sunarto, yaitu membuat orang menjadi belajar. Tugas guru adalah membantu orang belajar dengan memanipulasi lingkungan agar siswa dapat belajar dengan mudah.20 Artinya adalah yang dimaksud dengan pembelajaran yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk membuat suatu individu atau kelompok menjadi belajar.

Dalam buku Pengembangan Media Pembelajaran: Konse& Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran di Sekolah dan Masyarakat, Sadiman dalam buku Cecep Kustandi dan Daddy Darmawan menegaskan,

18 Iyad Kamil Ibrahim Az Zibari, Fikh Tadarruj: Tahapan-tahapan dalam membumikan syari’at Islam, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2017), hlm. 479.

19 Winastawan Gora dan Sunarto, Pakematik: Strategi pembelajaran inovatif berbasis TIK, (Jakarta : Gramedia, 2010), hlm. 1.

20 Ibid.

(38)

Hakikatnya pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai kebutuhan dan minatnya. dengan kata lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa merupakan subyek yang belajar dan guru merupakan subyek yang mengajar.

Mengajar dapat pula diartika proses membantu seseorang atau kelompok melakukan kegiatan belajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif.21

Adapun beberapa aspek terkait dengan pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Komponen pembelajaran

Dalam buku Rusman dijelaskan bahwasanya terdapat 5 komponen pembelajaran. Adapun 5 komponen tersebut yaitu tujuan, sumber belajar, strategi pembelajaran media pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. keterangannya adalah sebagai berikut:

Penjelasan mengenai komponen-komponen pembelajaran di atas sebagai berikut:

1) Tujuan

Tujuan pendidikan sendiri adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketentraman untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2) Sumber belajar

Diartikan segala bentuk atau segala sesuatu yang ada di luar seseorang yang bisa digunakan untuk membuat atau memudahkan terjadinya proses belajar pada diri

21 Cecep Kustandi dan Cecep Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran: Media &

Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:

Kencana, 2020), hlm. 1.

(39)

sendiri atau peserta didik, apapun bentuknya, apapun bendanya, asal bisa digunakan untuk memudahkan proses belajar.

3) Strategi pembelajaran

Adalah type pendekatan yang spesifik untuk menyampaikan informasi, dan keguatan yang menduung penyelesaian tujuan khusus.

4) Media pembelajaran

Merupakan salah satu alat untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interasi siswa dengan lingkungan dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang enggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar.

5) Evaluasi pembelajaran

Merupakan alat indiator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhaan.22

Keterangan lain terkait komponen pembelajaran juga disampaikan oleh Slameto, yaitu komponen-komponen dalam pembelajaran sekurang-kurangnya harus memuat tujuan, bahan atau materi pengajaran yang perlu diberikan, metode dan alat perlengkapan serta alat dan prosedur evaluasi.23

b. Desain pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan rancangan pembelajaran yang berisikan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam mengajar, desain pembelajarah merupakan hal yang urgent dimiliki oleh seorang guru agar dapat mengorganisisr proses proses pembelajaran dengan baik dan maksimal. Hal ini dapat diketahui berdasarkan penjelasan

22 Rusman, Belajar & Pembelajaran: Berorientasi Staandar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2017), hlm. 89-90.

23 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), hlm. 2.

(40)

yang diberikan oleh Radno Harsanto dalam bukunya yaitu sebagai berikut,

desain pembelajaran adalah format yang berisi langkah- langkah yang harus dikerjakan oleh guru dalam merancang proses pembelajaran. Desain pembelajaran sekurang- kurangnya memuat: 1) judul atau tema yang mau dipelajari, 2) mata pelajaran, 3) kompetensi yang akan dicapai, 4) kelas dan semester, 5) alokasi waktu, 6) peralatan/bahan/sumber belajar, 7) langkah pembelajaran, 8) penilaian24

Urgensi dari adanya desain/rancangan pembelajaran ini adalah untuk menciptaan suasana dalam proses pembelajaran yang dapat menstimulus peserta didik untuk dapat belajar dengan aktif. Hal tersebut dijelaskan oleh Susilahudin Putrawangsa dalam bukunya:

yang menjadi urgensi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana menghadirkan pembelajaran (proses dan kegiatan) sedemikian sehingga dapat menstimulus peserta didik secara aktif untuk belajar guna menguasai pengetahuan, keterampilan, atau sikap tertentu. Untuk dapat menyelesaikan masalah di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan pengembangan rancangan pembelajaran guna menemukan proses, kegiatan atau bentuk pembelajaran yang berkualitas (efektif, efisien, dan praktis) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.25

c. Kegiatan belajar mengajar

Halim Simatupang menjelaskan bahwasanya kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dalam pengajaran. segala sesuatu yang telah

24 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis:Paradigma baru pembelajaran menuju kompetensi siswa, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm. 136.

25 Susilahudin Putrawangsa, Desain Pembelajaran: Desain Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran, (Mataram: CV. Reka KArya Amerta, 2018), hlm. 18-19.

(41)

dirancang untuk kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan melaui proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dan peserta didik akan terlibat dalam sebuah interaksi dimana bahan pelajaran menjadi mediumnya dan seluruh komponen pembelajaran akan dilibatkan dan dari kegiatan belajar mengajar tersebut akan dapat diketahui sejauh mana indicator pencapaian kompetensi dapat tercapai.26

Selain untuk mendapatkan nilai yang baik, tujuan dari belajar tentunya yaitu untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk dapat diajarka pada orang lain, Rasulullah saw bersabda.

Artinya : Malik bin Al Huwairits mengatakan bahwa Nabi saw bersabda kepada kami, “Kembalilah kepada kaum kalian dan ajarilah mereka”.(H.R Bukhari).27

3. Pembelajaran Akidah Akhlak

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 369 Tahun 1993 Pada pasal 19, BAB IX tentang Kurikulum Madrasah dijelaskan

26 Halim Simatupang, strategi Belajar Mengajar Abad-21, (Surabaya: CV. Cipta Media Edukasi, 2019), hlm. 13.

27Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Bukhari, terj. Abdul Hayyie al- Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), hlm. 73.

(42)

bahwasanya isi dari kurikulum Madrasah Tsanawiyah secara nasional sekurang-kurangnya yaitu membuat beberapa bahan kajian dan pelajaran, dan yang termasuk diantaranya yaitu mata pelajaran Akidah Akhlak yang termasuk dalam kategori Pendidikan Agama.28

Kemudian, dalam Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, dijelaskan bahwasanya standar kompetensi lulusan bagi mata pelajaran Akidah Akhlak pada jenjang MTs yaitu sebagai berikut:

Mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada Allah sampai dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma’ al-husna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari.29

Dari peraturan menteri tentang SKL mata pelajaran Akidah Akhlak maka dapat dipahami bahwa Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama yang mempelajari tentang keimanan. Konsep iman tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dengan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengucapkan kalimat yang baik serta memiliki perilaku yang baik pula sehingga dengan hal itu, peserta didik

28 Kemenag, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 369 Tahun 1993 tentang Madrasah Tsanawiyah, hlm. 7.

29 Kemenag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 4.

(43)

juga diharapkan dapat memiliki akhlak yang terpuji. Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat muslim menjelaskan tentang kebaikan Rasululah sebagai suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia dalam surat Al Ahzab ayat 21.

Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasuullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (Qs Al- Ahzab [33]: 21).30

4. Problematika Guru dalam Pembelajaran

Problematika yang sering dialami oleh guru dalam proses pembelajaran umumnya berkaitan dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluai pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suyanto dan Asep Jihad, bahwasanya permasalahan umum yang dihadapi oleh seorang guru yaitu biasanya berkaitan dengan tugas pokoknya sebagai pendidik dalam melaksanakan proses belajar

30 QS. Al-Ahzab [33]: 21.

(44)

mengajar.31 Sedangkan dalam artikel Miftahur Rohman disebutkan, bahwa problem yang sering menimpa pendidikan di Indonesia adalah minimnya kesejahteraan guru, terutama para guru honorer. Ketua umum PGRI, Sulistyo menilai status kepegawaian para guru honorer tidak jelas dan bahkan gaji yang diterima oleh guru honorer menurutnya tidak pantas.32

Problematika guru khususnya guru PAI menurut Muslimin dalam artikelnya dibagi menjadi beberapa problem, yaitu,

1). Problematika yang berhubungan dengan perumusan tujuan pembelajaran.

2). Problema yang berhubungan dengan materi pembelajaran serta penguasaan serta penguasaan.

3). Problema yang berhubungan dengan pemilihan metode yang sesuai.

4). Problema yang berhubungan dengan penggunaan media.

5). Problema yang berhubungan dengan evaluasi.33

Berdasarkan pendapat Muslimin di atas, maka diketahui bahwa problematika yang dialami oleh seorang guru meliputi tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu untuk menjadi seorang guru yang professional maka seorang guru dituntut untuk dapat mengatasi problem tersebut dengan sebaik mungkin sebab suatu problem

31 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Esensi, 2013), hlm. 10.

32Miftahur Rohman, “Problematika Guru dan Dosen Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, Cendekia, Vol. 14 ,No. 1, 2016, hlm. 61.

33Muslimin, “Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Upaya Solusi Guru Agama dalam Pembinaannya di Sekolah”, Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2017, hlm. 216-217.

(45)

tidak mungkin muncul apabila tidak dapat diatasi sebagaimana Allah swt tidak akan menguji hambanya melewati batas kemampuannya.



⬧



 ⧫



...

➔

Artinya :”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”. (QS. Al-Baqarah [2]: 286).34

5. Problem Peserta Didik dalam Pembelajaran

Masalah umum yang dialami oleh peserta didik adalah berupa kesulitan belajar yang disebabkan oleh berbagai faktor. Thursan Hakim menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar dalam bukunya, yaitu sebagai berikut,

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang. hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan atau setidak- tidaknya kurang berhasil dalam mencapai tujuan belajar. dari pengertian kesulitan belajar di atas jelaslah bahwa salah satu hal yang bisa dijadikan kriteria untuk menentukan apakah seseorang mengalami kesulitan belajar adalah sampai sejauh mana ia terhambat dalam mencapai tujuan belajar. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku, aku tujuan belajar mempunyai tingkat tingkat tertentu yang harus dicapai dalam periode tertentu pula.

karena itu untuk menentukan apakah seorang siswa atau mahasiswa mengalami kesulitan belajar atau tidak, diperlukan suatu tindakan khusus yang disebut diagnosis kesulitan belajar.

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menentukan Apakah seorang siswa mengalami kesulitan

34 QS al-Baqarah [286]: 286.

(46)

belajar atau tidak dengan cara melihat indikasi-indikasi sebagai berikut:

1) Nilai mata pelajaran di bawah sedang

2) Nilai yang diperoleh siswa atau mahasiswa sering dibawa nilai rata-rata kelas.

3) Prestasi yang dicapai tidak seimbang dengan tingkat intelegensi yang dimiliki.

4) Perasaan siswa atau mahasiswa yang bersangkutan

5) Kondisi kepribadian siswa atau mahasiswa yang bersangkutan.35

Dalam buku Rahmat yang berjudul Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dijelaskan :

Beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar peserta didik adalah:

1) Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2) Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah disbanding dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok.

3) Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

4) Peserta didi tidak dapat menunjukkan kepribadian baik, seperti kurang sopan membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.36

Untuk menemukan solusi kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, maka faktor terkait kesulitan belajar peserta didik tersebut harus diketahui terlebih dahulu. M. Andi Setiawan menerangkan, bahwa faktor penyebab kesulitan belajar dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berkaitan dengan kondisi dalam diri peserta didik dan faktor eksternal yang berasal dari luar pribadi peserta didik seperti lingkungan, guru, sarana prasarana, dan lain-

35 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), hlm. 8.

36 Rahmat, Evaluasi Pembelajaran Penddidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Bening Pustaka, 2019), hlm. 201.

(47)

lainnya. Adapun faktor internal peserta didik mencapkup kondisi fisiologik dan psikologis. Kondisi psikologis erat kaitannya dengan bakat, minat, motivasi dalam diri peserta didik, sedangkan kondisi fisiologis berkaitan dengan fisik dari peserta didik seperti kekrusakan syaraf, keturunan, bakat dan minat serta motivasi siswa. Sedangkan faktor eksternal mencakup ranah yang sangat luas yiatu mencakup faktor linkungan sekolah dan faktor lingkungan rumah.37

Untuk mengatasi problematika pembelajaran diperlukan suatu upaya untuk mengatasinya. Muntari menerangkan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematika kesulitan belajar peserta didik dibagi menjadi 2, yaitu upaya dari pihak siswa sendiri (intern) dan upaya dari luar (ekstern).

Upaya dari pihak siswa sendiri dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang dimiki dengan jalan belajar, dan menumbuhkan keinginan untuk mencapai cita-cita, serta berusaha untuk menerapkan pendidikan PAI dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan untuk upaya ekstern dapat berupa upaya yang dilakukan dari pihak sekolah dengan cara memenuh sarana dan prasarana pendidikan agama Islam, dari pihak guru dengan cara meningkatkan pengetahuan dan memberi jam pelajaran tambahan (kurikuler), dan dari pihak keluarga

37 M. Andi Setiawan, Belajar dan Pembelajaran, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), hlm. 152-155.

(48)

dengan cara menciptakan situasi keluarga yang harmonis, berusaha lebih memperhatikan anak dan memperbaiki kondisi perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan belajar anak.38

Dari keterangan tersebut maka dapat diketahui bahwa upaya untuk dapat mengatasi problematika dalam pembelajaran tentunya tidak hanya dilakukan oleh peserta didik senidiri, melankan juga harus ada usaha dari pihak sekolah dan keluarga untuk dapat mengatasinya. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mempermudah peserta didik dalam belajar dan tidak mempersulit. Sebagaimana anjuran dari Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari.

Artinya : Dari Anas bin Malik, dari nabi saw bersabda, “Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersilit, berilah berita gembira dan janganlah kalian memberi berita yang membuat mereka pergi”. (H.R. Bukhari).39

Berdasarkan hadits tersebut, maka mempermudah seseorang dalam suatu urusannya sangatlah dianjurkan, terutama mempermudah peserta didik untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik melalui sebuah kegiatan

38Muntari, “Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SD Mujahidin 2 Surabaya”, Tadarus: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2015, hlm. 11- 12.

39Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Bukhari, terj. Abdul Hayyie al- Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), hlm. 63.

(49)

pembelajaran yang maksimal. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut tentunya dibutuhkan suatu upaya dan kesungguhan dalam mewujudkannya.

Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al Insyirah ayat 7.

Artinya : “Maka apabila kamu telah selesai (dengan suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (QS Al Insyirah [94]: 7). 40

I. Metode Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, yaitu berupa pendekatan dan jenis penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, karena data yang diperoleh dalam bentuk kata- kata/narasi, bukan data yang berupa angka-angka.

Pendapat tersebut sesuai dengan keterangan Suharsini Arikunto yaitu, penelitian yang tidak menggunakan angka dalam pengumpulannya

40 QS al-Insyirah [94]: 7.

(50)

dan penafsirannya, disebut dengan penelitian kualitatif.41 Sedangkan menurut Denzim & Licoln dalam Albi Agito & Johan Setiawan menerangkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.42 Keterangan lain juga diperoleh dari Musdalifah Dachrud yaitu, Kriteria penelitian kualitatif yaitu data yang rinci serta penjelasan yang mendalam dari suatu fenomena.43 Salah satu corak dari data penelitian kualitatif adalah deskriptif, menurut J.R. Raco, data deskriptif mengandaikan data berupa teks, sebab untuk mengetahui arti yang terdalam tidak mungkin didapatkan hanya dalam bentuk angka, karena angka itu hanyalah symbol, dan simbol tidak memiliki arti pada dirinya sendiri.44

Sedangkan diilihat berdasarkan tempat penelitiannya, penelitian ini juga termasuk ke dalam jenis penelitian penelitian lapangan atau Field Reaserch. Ahmad Tohardi, menjelaskan bahwa penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di lapangan, misalnya di masyarakat seperto penelitian konflik sosial, kemiskinan, pengangguran, kelaparan, pelacur,

41 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 10.

42 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), hlm. 7.

43 Musdalifah Dachrud, “Mempertimbangkan kualitas data kualitatif wawancara pada partisipan yang mengalami kesulitan dalam menjelaskan pengalaman secara detail”, Potret Pemikiran, Vol. 19, No. 1, 2015, hlm. 19-20.

44 .J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indoneisa, 2010), hlm. 60.

(51)

Human Trafficking, keterlibatan berlalu lintas, narkoba, judi, pengemis, begal dan lain-lain.45

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti di MTs Al Ijtihad Danger adalah sebagai instrument kunci. Peneliti melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan dokumentasi secara langsung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti akan terjun secara langsung ke lapangan untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran dan kegiatan madrasah lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan data melalui berbagai metode yang telah direncanakan tanpa melalui perantara siapapun.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, kehadiran peneliti di MTs Al Ijtihad Danger telah mendapatkan izin dari pihak madrasah, sehingga peneliti dapat meneliti dan mencari data terkait dengan objek kajian secara lebih leluasa. Selain itu, peneliti juga berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan seluruh guru mapun staff yang ada di MTs Al Ijtihad Danger agar kehadiran peneliti tidak dirasa menjadi pengganggu bagi semua pihak.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di MTs Al Ijtihad Danger, yaitu salah satu madrasah yang bernaung dibawah Yayasan Al Ijtihad Al Mahsuni,

45 Ahmad Tohardi, Pengantar metodologi Penelitian Sosial + Plus, (Bandung: Tanjung Pura University Press, 2019), hlm. 371.

(52)

dan beralamat di Jalan Lintas Laskar 45 Desa Danger, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. MTs AL Ijtihad Danger merupakan salah satu madrasah favorit yang terdapat di kecamatan Masbagik, dilihat dari berbagai prestasi yang didapatkannya dari berbagai macam lomba seperti juara lomba cerdas cermat, gerak jalan, atletik tingkat kecamatan, basket, dan lain-lain.46

4. Sumber data

Sumber data merupakan tempat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam melakukan sebuah penelitian. Keberadaan sumber data serta skill untuk medapatkan data yang akurat dan faktual merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh seorang peneliti agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancer dan sesuai keinginan. Ansori & Sri Iswati, menerangkan,

Sumber data dalam penelitian adalah suatu subyek darimana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa kuosioner, maka sebagai sumber data adalah responden, yakni orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan secara lisan. Apabila peneliti mengguakan teknik observasi,maka sebagai sumber datanya bisa berupa benda, atau proses tentang sesuatu.47

Adapun data yang diperoleh peneliti terbagi menjadi dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. R.A. Supriono, menerangkan bahwa data primer merupakan sumber data penelitian yang didapat

46 Ruang kantor, Observasi, MTs Al Ijtihad Danger, 6 Oktober 2020.

47 Muslich Anshori dan Sri Iswati, metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi 1, (Surabaya : Airlangga University Press, 2009), hlm. 91.

(53)

langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Sedangkan data sekunder yaitu sumber data yang didapat secara tidak langsung, dari media perantara.48

Data primer yaitu data utama yang diperoleh dari narasumber langsung ,yaitu dari:

1) Guru mata pelajaran Akidah Akhlak MTs Al Ijtihad Danger, Ust.

Sabirin, S.Pd.I.

2) Siswa kelas 1, 2 dan 3 MTs Al Ijtihad Danger.

Sedangkan untuk data sekunder atau data pendukung, akan diperoleh dari narasumber selain guru mata pelajaran bersangkutan dan siswa, dokumen-dokumen terkait dengan pembelajaran serta hasil observasi suasana belajar dalam kelas dan di luar kelas, yaitu :

1) Kepala Madrasah MTs Al Ijtihad Danger.

2) Guru-guru MTs Al Ijtihad Danger 3) RPP dan jadwal mata pelajaran 5. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara atau teknik-teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi dari sumber data. Dalam penelitian ini, beberapa teknik/cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:

48 R.A. Supriono, Akuntansi Keperilakuan, (Yogyakarta : Gadjah mada Uniiversity Press, 2018), hlm. 48.

Gambar

Tabel 1.1 Posisi Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya.
Tabel 1.1 : Prasarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger. 70 Prasarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger
Tabel 1.2 : Sarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger. 71 Sarana Pendidikan MTs Al Ijtihad Danger
Tabel 1.3 : Guru dan Staff Tata Usaha MTs Al Ijtihad Danger. 72

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student teams Achievement Division) dengan pendekatan kontekstual

Solusi Problematika Pembelajaran Daring Kelas XI Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MA NU Miftahul Ulum .... Analisis Data Penelitian