PROFIL TINGKAT KEMATANGAN EMOSI ANAK USIA DINI DI KAMPUANG TERANDAM KABUPATEN
SOLOK SELATAN
JURNAL
Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
YORI ANGGRAINI NPM: 12060042
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
PROFIL TINGAK KEMATANGAN EMOSI
ANAK USIA DINI DI KAMPUNG TERANDAM KABUPATEN SOLOK SELATAN By:
Yori Anggraini
*Student
Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
This study is based on the difficulty of early childhood emotions. The purpose of this study is to describe: 1) Profile of emotional maturity stage of early childhood seen from 3-4 year age range. 2) Early age emotional maturity profile is seen from the 5-6 year range. 3) Early childhood emotional maturity profile is seen from 7-8 year age range.
This research is a quantitative descriptive study. Samples in this study are parents who have early childhood at Kampung Terandam district of Solok Selatan which is 80 parents. Sampling technique used is total sampling. The instrument used in this study is questionnaire and data analysis is processed with percentage formula. The findings reveal that in general the profile of early childhood emotional maturity level is quite high, with the indicator: 1) Early age emotional maturity profile seen from the 3-4 year range is in high enough category. 2) Early maturity stage profile seen from 5-6 years old range is in high enough category. 3) Early age emotional maturity profile seen from 7-8 years old range is in high enough category. Based on the results of this study, parents are encouraged to increase attention and supervision as well as spend time with children, and instill good religious values as well as internal and external environments for early childhood emotional development.
Keywords: Early childhood emotional maturity Pendahuluan
Setiap individu merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi dengan individu satu dengan individu yang lainnya karena individu tidak mampu hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Selama berinteraksi tersebut individu tidak pernah terlepas dari masalah, dimana masalah menyebabkan emosi seseorang timbul dan dari masalah tersebut terlihat emosi yang dimunculkan dari dalam diri individu.
Menurut Goleman (Ali dan Asrori, 1996:62) “emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Sedangkan Surya (2003:89) mengemukakan,
“Emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap perilaku individu, yang berupa perasaan-perasaan tertentu yang
dialami pada saat menghadapi situasi tertentu”.
Mulyasa(2014:28-29)mengemukakan, emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak dalam diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakkan, yang berfungsi sebagai inneradjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.
Perkembangan emosi anak usia dini berlangsung lebih terperinci, menyangkut seluruh aspek perkembangan, dan mereka cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas.
Pada masa ini anak telah dapat berpartipasi dan mengambil inisiatif dalam kegiatan fisik, tetapi banyak kegiatan yang dilarang oleh guru dan diterapkan oleh orang tua kepada anaknya dalam upaya pemeliharaan seorang anak, yakni bagaimana orang tua
1
memperlakukan, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak, orangtua sehingga mereka sering ragu untuk memilih antara apa yang dikerjakan dengan apa yang harus dikerjakan.
Surna (2014: 126-127) menyatakan, bahwa proses perkembangan emosi anak usia dini mulai usia 3-8 tahun, usia 3-4 tahun Papalia dan Olds mengemukakan bahwa anak usia 3-4 tahun telah memiliki perasaan takut terhadap topeng, gelap, binatang, terpisah dari orang tua dan suara-suara pada malam hari, usia 5-6 tahun Papalia dan kawan-kawan mengemukakan pendapat Harter (1996: 88) tentang perkembangan emosi anak pada anak usia 5-6 tahun, perkembangan emosinya telah berada pada tahap dimana anak berada pada tahap awal persiapan memasuki sekolah formal.
Selanjutnya surna (2014: 126-127) menyatakan, bahwa perkembangan emosi anak usia 5-6 telah mulai tumbuh anak mulai mampu mengekspresikan perasaanya dalam kaitanya dengan kehidupan sosial nya. Usia 7-8 tahun tidak hanya di tentukan kehidupan keluarga, tetapi ditentukan oleh banyak faktor. anak telah bergaul dengan teman sebaya dengan berbagai aturan di luar rumah, yang akan turut mempengaruhi perkembangan emosi anak. Rasa atau kemampuan membuat humor pada anak usia 7-8 tahun telah mulai tumbuh. Anak-anak sudah mulaimembuat lelucuanpengadaiyan dari satu objek, sehingga diantara mereka tumbuhlah pergaulan yang lebih akrab.Anak sudah dapat menentukan tujuan tertentu dari perkerjaan yang dilaksanakannya.
Hurlock (1980: 146) mengemukakan, bahwa permukaan akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Sementara menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kebanyakkan anak berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami keadaan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan berkerja sama.
Faktor kematangan belajar memiliki peran penting dalam perkembangan emosi, akan tetapi pembelajaran merupakan faktor yang dapat dikendalikan, sebagai tindakan positif. Awal masa kanak-kanak merupakan periode kritis bagi perkembangan emosi anak, mereka memiliki emosi yang kuat, sering kali tampak, bersifat sementara, mencerminkan individualitas, berubah
kekuatanya, dan dapat diketahui melalui perilakunya.Ekspresi emosi yang baik pada anak dapat menimbulkan penilaian sosial yang menyenangkan, sedangkan ekspresi emosi yang kurang baik, seperti cemas, cemburu, marah, atau takut dapat menimbulkan penilaian sosial yang tidak menyenangkan.
Santrock (2007:7) menyatakan, emosi adalah perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalamsuatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya.Emosi diwakili oleh perilaku yang mewakili (mengekspresikan) kenyamanan atau ketidak nyamannan dari keadaan atau interaksi yang sedang dialami.Menurut Santrock (2007: 16-17), bahwa emosi yang membutuhkan kesadaran diri anak bahwa mereka berbeda dengan orang lain.
Chaplin (2011: 165) mengungkapkan bahwa kematangan emosi adalah satu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosi yang pantas bagi anak-anak. Menurut santrock, (1996:
40) kematangan (maturation) adalah urutan perubahan teratur yang ditentukan oleh genetik yang kita punyai.
Beberapa prilaku umum yang menampakkan ketidak matangan emosi: a) pemalu/penyendiri, b) takut untuk melakukan hal-hal baru, c) emosi meledak- ledak karena hal-hal sepele, d) mudah menyerah, e) tidak sensitif dan tidak mempertimbangkan kemungkinan- kemuangkinan, f) mudah merajuk dan mengeluh, g) terlalu mengkhawatirkan kesehatan, h) moody, mudah berubah pikiran, i) mudah marah, j) sering mencari- cari alasan, k) selalu ingin menang sendiri, l) selalu berdebat, tidak menghargai orang lain, m) tidak sabaran, semua harus selesai sekarang, n) tidak bisa menganggap serius sesuatu, o) tidak bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan suatu perkerjaan..
Penyebab ketidakmatangan emosi umumnya sejak masa kecil.Beberapa diantaranya adalahkondisi lingkungan, misalnya ada budaya yang menganggap wajar bila anak perempuan merengek dan anak lelaki marah-marah dan memukul.Anak perempuan dilarang melakukan ini itu, khawatir luka atau
sakit.Anak lelaki dianggap pemimpin kalau berhasil memaksakan kehendak kepada teman-temannya.Penyebab lain adalah modeling, anak meniru contoh pengelolaan emosi orangtua, guru,atau orang dewasa di sekitarnya. Selain itu, seorang anak juga bisa belajar sendiri untukmemanipulasi, dan melanjutkannya sampai dewasa, misalnya apabila saat masih kecil keinginannya akan sesuatu dapat terpenuhi dengan baik.
Menurut Yusuf
(2009:116),karakteristik emosi anak: a) berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba, b) terlihat lebih hebat/kuat, c) bersifat sementara/dangkal, d) lebih sering terjadi, e) dapat diketahui lebih jelas dari tingkah lakunya. Anak usia dini mempunyai ciri yang sangat khas, ciri ini tentu saja berbeda dengan fase anak pada usia lainnya. Berikut beberapa karakteristik anak usia dini: a) memiliki rasa keingintahuan yang besar, b) pribadi yang unik, c) Suka berimajinasi dan berfantasi, d) masa yang sangat potensial untuk belajar, e) memiliki sikap egosentris, f) daya konsentasi yang rendah, g) bagian dari makhluk sosial. National Association for the Education of Young Children (NAEYC), yang menjelaskan bahwa kategori anak usia dini adalah mereka yang usianya antara 0-8 tahun.
Menurut Aditya (2013: 22), bahwa emosi yang terdapat yang dalam diri manusia terbagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Hal-hal positif dan negatif memang selalu datang dalam kehidupan kita.Terkadang kita terlalu egois dalam menyikapi kondisi yang dialami, karena ingin semua hal yang terjadi berjalan positif, atau mungkin juga kita tidakmampu bersabar menunggu waktu datangnya hal positif setelah terjebak sekian lama dalam kondisi yang negatif.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan pada tanggal 5 Desember 2015 peneliti mendapatkan gambaran tingkat kematangan emosi anak usia dini di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan. Peneliti menemukan adanya emosi anak usia dini yang sulit dikontrol, adanya emosi takut yang berkelebihan, adanya ketidak percayaan diri anak usia dini dalam bersosialisasi ketika merasa tidak mampu mencapai suatu keinginan,adanya emosi anak usia dini mudah menyerah ketika gagal dalam belajar, adanya emosi
anak usia dini yang mudah cemas, adanya anak yang suka berkelahi ketika emosinya meledak-ledak.Adanya anak yang cemburu dengan saudaranya, adanya anak yang sangat manja, adanya anak melawan ketika berbuat salah ditegur, dan adanya anak berkata kasar ketika marah atau kecewa tetapi orangtuanyatidak menegur anak.
Metode Penelitian
Arikunto (2010: 8) “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi/sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis bersifat kuantitatif/statistik”.Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya tanpa bermaksud mengkomparasikan.
penelitian dilakukan pada bulan September 2016. Adapun lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 80 orang, maka untuk pengambilan sampel digunakan teknik total sampling, yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan atau semua populasi dijadikan sampel. Orangtua utuh akan dijadikan sampel dengan teknik total samplingyaitu orangtua utuh yang berada di Kampung Terandam yang berjumlah 80 orang.
Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval, menurut Riduwan (2012: 85), data interval adalah skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah data tentang profil tingkat kematangan emosi anak usia dini di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan.
Menurut Arikunto (2010: 114), sumber data dalam penelitian adalah
“Subjek dari mana data diperoleh”.
Berdasarkan hal tersebut, sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer yaitu data yang langsung dari orangtua utuh yang mempunyai anak usia dini yang menjadi subjek penelitian yaitu sebanyak 80 orang yang berasal dari Kampung Terandam yang berupa data hasil angket, sedangkan sumber
data sekunder yaitu data yang didapatkan dari jorong Kampung Terandam.
Menganalisis data diperlukan teknik analisis yang sesuai dengan bentuk data yang terkumpul. Dalam data ini karena data yang terkumpul berupa angka-angka, maka penulis menggunakan analisis statistik.
Arikunto (2002: 236) menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Anas Sudijono (2007:43) untuk menetapkan persentase, digunakan rumus :
Keterangan:
P = Persentase yang dicari F = Frekuensi atau jumlah skor N = Jumlah sampel/responden Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa profil tingkat kematangan emosi anak usia dini di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan dapat diungkapkan sebagai berikut:
1. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumr 3-4 Tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 3-4 tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan.
dapat diketahui bahwa profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 3-4 tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, tergolong ke dalam kategori cukup tinggi.
a. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 3-4 Tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Anak Menunjukkan Ekspresi Emosinya Melalui Bahasa Verbal Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat
kematangan emosi anak usia diniyang berumur 3-4 tahun dilihat dari anak menunjukkan emosinya melalui bahasa verbal di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yangdominan tinggi yaitu, sebesar 36,25%, dari 80 responden.
Berkaitan dengan hal di atas sesuai dengan pendapatSurna dan Pandeirot (2014: 126-128), anak usia 3-4 tahun telah memiliki perasaan takut terhadap topeng, gelap, binatang, terpisah dari orangtua, dan suara-suara pada malam hari.
b. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 3-4 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Anak Menunjukkan Ekspresi Emosinya Melalui Bahasa Non Verbal.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyang berumur 3-4 tahun dilihat dari anak menunjukkan emosinya melalui bahasa non verbal diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yangdominan sangattinggi yaitu, sebesar 40,00%, dari 80 responden.
Berkaitan dengan hal di atas sesuai dengan pendapatSurna dan
Pandeirot (2014: 126-
128),perkembangan emosi anak usia 3-4 tahun tampaknya lebih bersifat permukaan, ekspresi emosinya ditampakkan melalui tertawa, atau berlari dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya ataupun dari satu orang ke orang lain.
c. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 3-4 Tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Anak Telah Bisa Mengungkapkan Emosinya dengan Bersosialisasi dengan Orang Lain.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyang berumur 3-4 tahun dilihat dari anak telah bisa mengungkapkan emosinya dengan bersosialisasi dengan orang lain diKampung P = x 100%
Terandam Kabupaten Solok Selatanyangdominan cukup tinggi yaitu, sebesar 45,00%, dari 80 responden.
Berkaitan dengan hal di atas sesuai dengan pendapatSurna dan Pandeirot (2014: 126-128), bahwa anak usia dini yang berumur 3-4 tahunperkembangan emosi anak ditandai oleh tumbuhnya kesadaran anak pada suatu realitas bahwa dirinya memiliki perasaan dan sekaligus dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
2. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 5-6 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 5-6 tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan dapat diketahui bahwa profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 5-6 tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, tergolong ke dalam kategori cukup tinggi.
a. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 5-6 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Anak Telah Mampu Meekspresikan Emosi Dalam Kehidupan Sosialnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 5-6 tahun dilihat dari anak telah mampu meekspresikan emosi dalam kehidupan sosialnya diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan sangat tinggi yaitu, sebesar 42,50%, dari 80 responden.
Berkaitan dengan hal di atas sesuai dengan pendapatSurna dan Pandeirot (2014: 126-128), bahwa perkembangan emosi anak usia 5-6 tahun telah mulai tumbuh, anak
mulai mampu untuk
mengekspresikan perasaannya dalam kaitannya dengan kehidupan sosialnya.
b. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 5-6 Tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Pemahaman Terhadap Emosinya Telah Mulai Tumbuh Ia Berupaya Meekspresikan Emosinya dengan Baik Sesuai dengan Situasi Lingkungan Anak Itu Berada.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 5-6 tahun dilihat dari pemahaman terhadap emosinya telah mulai tumbuh ia berupaya meekspresikan emosinya dengan baik sesuai dengan situasi lingkungan anak itu brada diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan rendah yaitu, sebesar 38,75%,dari 80 responden.
Sehubungan dengan penjelasan di atas maka Surna dan Pandeirot (2014: 126-128) mengemukakan, bahwaAnak usia dini yang berumur 5-6 tahun dapat
membedakan apa yang
dimaksudkan dengan bahagia dan gembira atau muram dan sedih.
c. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 5-6 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan,Berupa Perasaan Anak Telah Mulai Sensitif atau Mudah Tersinggung.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 5-6 tahun dilihat dari perasaan anak telah mulai sensitif atau mudah tersinggung diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan tinggi yaitu, sebesar 47, 50%,dari 80 responden.
Sehubungan dengan penjelasan di atas maka Surna dan Pandeirot (2014: 126-128)
mengemukakan, bahwa anak usia dini yang berumur 5-6 tahun telah mampu menempatkan secara terintegrasi emosi negatif dan positif pada suatu objek.
d. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 5-6 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan,Berupa Anak Akan Mengalami Kejadian yang di Luar Kontrol Keinginannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 5-6 tahun dilihat dari anak akan mengalami kejadian yang di luar kontrol keinginannya diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan tinggi yaitu, sebesar 6, 25%,dari 80 responden.
3. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 7-8 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan
Berdasarkan data yang dikumpulkan profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 7-8 tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan dapat diketahui bahwa profil tingkat kematangan emosi anak usia dini dilihat dari tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 7-8 tahun di Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan, tergolong ke dalam kategori cukup tinggi.
a. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 7-8 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan,Berupa
Perkembangan Emosi Anak Tidak Hanya Dalam Lingkungan Keluarga Tetapi Banyak Faktor.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 7-8 tahun dilihat dari perkembangan emosi yang dominan cukup tinggi yaitu, sebesar 27, 50%,dari 80 responden. Anak tidak hanya dalam lingkungan
keluarga tetapi banyak faktor dikampung terandam kabupaten solokselatan.
Sehubungan dengan penjelasan di atas maka Surna dan Pandeirot (2014: 126-128) mengemukakan, bahwa perkemban gan emosi pada anak usia 7-8 tahun tidak hanya ditentukan oleh kehidupan keluarga, tetapi ditentukan oleh banyak faktor.
b. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 7-8 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan,Berupa Anak Telah Mulai Bergaul Dengan Teman Sebaya.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyang berumur 7-8 tahun dilihat dari anak telah mulai bergaul dengan teman sebaya diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan cukup tinggi yaitu, sebesar 50, 00%,dari 80 responden.Hal itu dikarenakan adanya anak yang tidak percaya diri dalam bergaul dengan temannya, ia merasa banyak kekurangan dan ia merasa rendah diri karena temannya banyak yang berprestasi, dan adanya anak usia dini yang selalu ingin mendapat pujian jika ia berbuat baik.
Berkaitan dengan penjelasan di atas Aditya (2013:29-33) mengemukakan, bahwa emosi memang berfungsi untuk meningkatkan ikatan sosial.
Dengan adanya emosi positif, seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan, dan kedamaian.
c. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 7-8 Tahundi Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan,Berupa Anak Telah Bisa Membedakan Kejadian yang Baik dan Buruk.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia
diniyag berumur 7-8 tahun dilihat dari anak telah bisa membedakan kejadian yang baik dan buruk diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yang dominan sangat tinggi, tinggi, sangat rendah yaitu, sebesar 30, 00%,dari 80 responden.
berkaitan dengan penjelasan di atas menurut (Gottman dan De Claire, 1998), bahwa orangtua memberikan kasihsayang afirmatif, yaitu bentuk kasihsayang yang menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan emosi anak dan mendukung melalui cara yang dengan jelas dikenali oleh anak.
d. Profil Tingkat Kematangan Emosi Anak Usia Dini yang Berumur 7-8 Tahun di Kampung Terandam Kabupaten SolokSelatan, Berupa Anak Telah Mulai Bertanggung Jawab Terhadap Perbuatannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa tingkat kematangan emosi anak usia diniyag berumur 7-8 tahun dilihat dari anak telah mulai bertanggung jawab terhadap perbuatannya diKampung Terandam Kabupaten SolokSelatan yangdominan cukup tinggi yaitu, sebesar 35, 00%,dari 80 responden.
Berkaitan dengan penjelasan di atas menurut, Piaget (Suryana 2013: 31-33),rasa ingin tahu ini sangat baik untuk dikembangkan untuk memberikan pengetahuan yang baru bagi anak dalam mengembangkan kognitifnya.
Semakin banyak pengetahuan yang didapat berdasarkan rasa ingin tahu anak yang tinggi maka daya pikir anak akan semakin kaya.
Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa profil tingkat kematangan emosi anak usia dini di Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan secara keseluruhan sudah cukup tinggi. Dengan uraian sebagai berikut :
Profil tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 3-4 tahun di
Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi, Profil tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 5-6 tahun di Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi, dan profil tingkat kematangan emosi anak usia dini yang berumur 7-8 tahun di Kampung Terandam Kabupaten Solok Selatan secara keseluruhan berada pada kategori cukup tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, saran peneliti adalah kepada:
1. Orangtua, agar dapat memperhatikan dan memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anak usia dini karena berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak di usia emas ini.
2. Masyarakat, masyarakat agar memperhatikan perkembangan anak usia dini khususnya dari perkembangan emosi karena memahami anak usia dini yang memiliki karakter yang unik penting agar masyarakat tahu bagaimana cara bersosialisasi dengan anak usia dini dan masyarakat bisa berkerjasama menciptakan lingkungan yang positif bagi perkembangan emosi anak usia dini.
3. Guru TK, sebagai bahan masukkan kerja sama dengan guru BK dalam membimbing emosi anak usia dini agar bisa mengontrol emosinya dan dalam proses belajar mengajar guru memahami kekurangan dan kelebihan anak usia dini.
4. Kepala sekolah, sebagai bahan masukkan dalam menyusun program dan kebijakkan sekolah dengan cara ikut serta dalam kegiatan bimbingan dan konseling mengenai anak usia dini.
5. Peneliti selanjutnya, dapat sebagai sumber informasi dan bisa melakukan penelitian mengenai masalah ini dari variabel yang
berbeda mengenai perkembangan anak usia dini.
6. Pengelola program studi, Sebagai tambahan bacaan di perpustakaan STKIP PGRI Sumatra Barat dan sebagai tambahan literatur dalam makalah emosi anak usia dini dan menambah pengetahuan baru yang mendukung dalam penanganan anak usia dini.
KEPUSTAKAAN
Aditya, Z Coky. (2013). Terapi Beragam Masalah Emosi Harian. Jogjakarta:
Sabil.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Presedur Penelitian. Jakarta: BumiAksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Goleman, Daniel. (1996). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. .
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Erlangga.
Mulyasa.(2014). Manajemen
PAUD.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadianti, Dini Dia. (2013). Kematangan Emosi Anak Usia Dini.
(online).ww.yai.ac.id/karya ilmiah-upi-42. Diaksestanggal
13Juli 2016.
Riduwan.(2006). Belajar Muda untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula..
Bandung: Alfabeta...
Roger F. & Daniel S. (2008). Keajaiban Emosi Manusia. Jogjakarta: Diva Press Group.
Rossanahutari. (2012). Perkembangan
Sosial Emosional Anak Usia Dini.
(Online). Blogspot, com, pdf.
Diakses tanggal 5 Mei 2016.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak: Gelora Aksara Pratama.
Suryana, Dadan. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Padang: UNP Press Padang.
Surna, I Nyoman.,&Pandeirot Olga D.
(2014). Psikologi Pendidikan.
Erlangga.
Yusuf, LN. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.