Nama: Muhammad Azmi Raihan Kelas: R
1. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasilproses pedogenesis (Bagus Wahyu Nugroho, 2008).
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
(Dr.Ir.Abdul Madjid,MS, 2009)
Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat.
Suatu kelas tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi pasir, debu, dan liat.Pembagian kelas tekstur tanah menurut USDA dibagi kedalam 12 tekstur. Pembagian ini didasrkan banyaknya susunan fraksi tanah. (Yulius dkk, 2001).
Menurut saya struktur tanah adalah tanah yang saling mengikat satu sama lain dan menjadi suatu susunan atau gumpalan, pengikatan ini disebabkan oleh bahan-bahan organic, oksida-oksida besi, dan lain-lain.
2. Kemantapan Agregat merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui tanah tersebut baik ataupun buruk bagi tanaman ini dikarenakan, Susunan agregat tanah memiliki pengaruh utama terhadap aerasi, ketersediaan air dan kekuatan tanah, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, dan mungkin pada akhirnya terhadap produksi tanaman (Dýaz-Zorita et al., 2005).
Butir (granular); partikel primer tanah bergabung dan membentuk struktur bulat/berbutir. Di antara butiran ini masih terdapat rongga. Struktur ini merupakan struktur yang sangat diinginkan oleh tanaman, sebab banyak terdapat ruang di antara satuan strukturnya. Di sini air dapat diikat oleh butiran tanah, sedangkan udara masih dapat bergerak di antara butiran tanah. Struktur butir biasa dijumpai pada horizon A. Struktur butir yang memiliki porositas sangat tinggi biasanya disebut dengan struktur remah. (Anonim, 2016)
Lempeng (platy); dicirikan oleh ukuran horizontalnya yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran vertikalnya. Struktur ini seringkali ditemukan di horizon E atau lapisan liat (Agregatnya mantap). Adanya struktur ini mengakibatkan pergerakan air yang horizontal. (Anonim, 2016)
Gumpal (blocky); dicirikan oleh ukuran vertikal dan horizontal yang hampir sama. Struktur ini dibedakan dengan struktur butir. Pada struktur gumpal ini setiap satuan strukturnya bergabung dan tidak membentuk rongga (agregatnya mantap) di antara satuan tersebut.
Prisma (blocky); struktur ini memiliki ukuran vertikal yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran horizontalnya. Sekalipun kadangkala dijumpai di horizon A, struktur ini lebih sering ditemukan di horizon B pada daerah tanah iklim kering. Struktur prisma pada horizon B pada tanah yang telah berkembang lanjut biasanya tidak lagi memiliki sudut yang tajam sebagai akibat tingginya proses eluviasi. Struktur yang demikian ini disebut dengan struktur tiang (columnar) yang biasanya ditemukan pada tanah tua atau tanah yang kaya akan natrium di dalam larutan tanahnya.
3. Bahan organik yang aktif dapat berpengaruh secara efektif dalam menaikan granulasi tanah. Keaktifan bahan organik dipengaruhi oleh aktivitas organisme tanah, terutama mikrobia yang terdapat banyak di dalam tanah. Agregat- agregat tanah terbentuk pada saat organisme sangat aktif menghancurkan dan mengubah asal bahan organik (Ratnasari 2005).
4. Kualitatif: Metode ini dilakukan dengan cara mencongkel tanah dengan kedalaman 10-20 cm menggunakan pisau lapang untuk mengambil agregat tanah, kemudian agregat tanah dibersihkan dari pengganggu sampai kebentuk aslinya.
Kuantitatif: Metode ini dilakukan dengan cara menghancurkan agregat tanah lalu mengukur besar tanah hasil hancuran agregat.
5. a.
Tabel 1
Ulangan Jumlah Tetesan Volume Air (cm3)
Volume Air per Tetes
(mm3)
Jari Jari Tetesan
(mm)
1. 10 3 300 4,2
2. 10 3,5 350 4,4
3. 10 3,8 380 4,5
4. 10 3 300 4,2
5. 10 4 400 4,6
Rata- rata
10 3,5 346 4,4
Tabel Tanah Dominan Debu
Ulangan Tetesan Memecahkan Tetesan
Menghancurkan
1. 6 20
2. 6 21
3. 8 25
4. 10 30
5. 9 28
∑ 39 124
Rata- rata
7,8 24,8
SD 1,85 4,3
CV% 44,7 108,1
Tabel Dominan Liat
Ulangan Tetesan Memecahkan Tetesan
Menghancurkan
1. 50 160
2. 45 155
3. 55 170
4. 50 150
5. 40 140
∑ 240 775
Rata- rata
48 155
SD 5,7 11,1
CV% 142,5 279,5
b
.
Karena tanah yang dominan debu kurang kuat, hal itu disebabkan tanah yang dominan debu terdapat pori-pori sedang, sedangkan tanah yang dominan liat terdapat pori-pori kecil, hal ini menyebabkan tanah dominan liat kemantapannya lebih tinggi dari tanah dominan debu. Penjelasan saya di dukung oleh: Tanah yang di dominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) di sebut lebih poreus, tanah yang di dominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan yang di dominasi liat akan banyak mempunyai poripori mikro (kecil) atau tidak poreus, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan tanah terhadap air, energi atau bahan lain, dan sebaliknya jika liat yang dominan (Hanafiah, 2005).DAFTAR PUSTAKA
Adjid Abdul. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. (online). www.google.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2020.
Wahyu Nugroho, B. 2008.Struktur Tanah.(online). www.google.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2020
Meli, V., Sagiman, S., & Gafur, S. Identifikasi Sifat Fisika Tanah Ultisols Pada Dua Tipe Penggunaan Lahan Di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Perkebunan dan Lahan Tropika, 8(2), 80-90.
digilib.unila.ac.id. Digital Library. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020, dari http://digilib.unila.ac.id/