• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH "

Copied!
95
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

  • Teori Kepribadian Dollar dan Miller
  • Teori Behavior
  • Layanan Konseling Individu
  • Layanan Konseling Kelompok

Teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan konseling apa yang digunakan oleh guru Bimbingan Konseling (GC) dalam penanganan perilaku merokok pada siswa. Pelayanan ini dilakukan terhadap segala permasalahan individu mahasiswa (klien) (dalam berbagai bidang yaitu dalam bidang personal, sosial, studi dan karir). layanan bimbingan dan konseling. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis menggunakan layanan konseling individual, karena dilihat dari fungsinya yaitu fungsi penguatan atau kuratif.

Oleh karena itu, penulis meyakini guru bimbingan konseling (BK) dapat menggunakan layanan konseling individual dalam menyikapi perilaku merokok siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan konseling apa yang diberikan oleh konselor (GB) ketika menghadapi perilaku merokok siswa. Perkembangan dan kemajuan konseling yang terus menerus pada akhirnya melahirkan konsep-konsep baru yang inovatif,19 salah satunya adalah berkembangnya bentuk konseling kelompok.

Konseling kelompok merupakan suatu proses konseling yang dilakukan dalam situasi kelompok, dimana konselor berkomunikasi dengan klien dalam format kelompok yang dinamis untuk memfasilitasi perkembangan individu atau membantu individu mengatasi permasalahan yang dihadapinya bersama-sama.20 Dari literatur lain, konseling kelompok merupakan suatu metode yang umum digunakan. untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui kegiatan kelompok.21 Masalah yang dipecahkan dapat bersifat kelompok, yaitu masalah yang dibagikan oleh kelompok (beberapa orang). Bimbingan kelompok ini mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi kuratif merupakan layanan yang ditujukan untuk mengatasi dan mengurangi permasalahan yang dialami individu, dan fungsi preventif merupakan layanan konseling yang bertujuan untuk mencegah terjadinya permasalahan pada individu. 22. Dengan demikian, penulis berpendapat layanan konseling kelompok dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Bimbingan (BK) dalam mengatasi kecenderungan perilaku menyimpang pada siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare.

Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang baik dan sehat. Tahapan-tahapan konseling kelompok antara lain sebagai berikut24: 1. Pada tahap ini konselor menanamkan harapan kepada anggota kelompok agar saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama sehingga proses konseling menjadi efektif. Konselor juga harus menekankan bahwa dalam konseling kelompok yang terpenting adalah keterlibatan klien dalam berpartisipasi dalam keanggotaannya dan bukan sekedar menghadiri pertemuan kelompok.

Tahap permulaan, tahap ini ditandai dengan terbentuknya struktur kelmpok ini adalah agar anggota kelompok dapat memahami aturan yang ada dalam kelompok. Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. e. Oleh karena itu, tahap akhir ini dianggap sebagai tahap melatih diri klien untuk melakukan perubahan. f.. Pasca-Konseling, jika proses konseling telah berakhir, sebaiknya komselor menetapkan adanya evaluasi sebagai bentuk tindak lanjt dari konseling kelompok.

Tinjauan Konseptual

  • Pengertian Layanan Bimbingan Konseling Islam
  • Perilku Menyimpang
  • Perilaku Merokok
  • Rokok
  • Perilaku Konsumsi Merokok
  • Pandanga Agama Islam Tentang Hukum Merokok
  • Dasar Hukum Penetapan Fatwa MUI Tentang
  • Urgensi Bimbingan Konseling Islam dalam Mengatasi

Penelitian ini akan membahas tentang urgensi konseling Islami untuk mengatasi perilaku merokok siswa di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare. Kedua teori ini digunakan untuk mengetahui apakah konseling Islami dapat mengatasi perilaku merokok siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare. Selanjutnya penulis akan melakukan wawancara kepada guru bimbingan dan konseling (GC) yang melakukan layanan konseling di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare untuk mengatasi perilaku merokok.

Penulis ingin mengetahui apa saja penyebab perilaku merokok siswa dan layanan bimbingan apa saja yang diberikan oleh guru bimbingan dan bimbingan (BK) dalam menangani perilaku merokok pada siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare. Seperti yang diungkapkan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare, Bapak Muh. Berdasarkan hasil wawancara diatas menurut peneliti terdapat siswa yang kedapatan merokok oleh guru Bimbingan Konseling (BK).

Layanan bimbingan individu guru Bimbingan Konseling (BK) sudah sesuai dengan teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Jadi proses bimbingan konseling (BK) biasanya dimulai dengan pemanggilan siswa perokok ke ruang bimbingan konseling (BK). Setelah siswa yang merokok dipanggil ke ruang Bimbingan Belajar (BK), tahap selanjutnya yang dilakukan oleh guru Bimbingan Belajar (BK) adalah tahap pembukaan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas terlihat jelas bahwa Pembina Konseling (BK) mengajarkan konseling sesuai dengan konseling Islam. Berdasarkan hasil wawancara diatas, bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru bimbingan (BK) bertujuan untuk mencegah siswa merokok. Proses konseling kelompok ini biasa dilakukan oleh Guru Bimbingan (BK) sebagai berikut.

Layanan konseling kelompok yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) tidak pernah lepas dari unsur keagamaan. Kedua layanan konseling yang diberikan guru Bimbingan Konseling (BK) Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare sudah sesuai dengan pedoman konseling Islami. Judul Penelitian : Urgensi Bimbingan Islam Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Siswa Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare.

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Lokasi Penelitian
  • Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data

  • Jenis Data
  • Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data penulis adalah siswa dan guru BK di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare. Terkait permasalahan rokok, ada beberapa metode yang digunakan oleh para guru Pusat Konseling Negeri (BK) Madrasah Tsnawiyah. MTSN) Persiapkan dirimu untuk bisa mengalahkannya. Tingkatan layanan konseling individu yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) adalah pemanggilan siswa yang merokok, tingkat pengenalan, konseling, peringatan dan sanksi.

Menurut peneliti, berdasarkan hasil wawancara diatas, guru Bimbingan Belajar (BK) berusaha menciptakan hubungan yang baik antara konselor dan siswa pada fase ini. Guru Bimbingan Konseling (BK) membimbing siswanya untuk berkata jujur ​​dan mengakui siswanya merokok. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka nasehat yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) kepada siswa perokok menurut peneliti terdiri dari nasehat tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan bahaya rokok bagi masyarakat. lingkungan, seperti yang penulis jelaskan tentang dampak buruk rokok.

Selain tips di atas, tips lain yang diberikan guru Bimbingan Konseling (GB) kepada siswa yang merokok adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil wawancara diatas, menurut peneliti, saran lain yang diberikan oleh guru Pemandu Konseling (BK) Madresah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare ketika menerima siswa yang merokok adalah tentang bagaimana cara mencegah siswa yang merokok menjadi kecanduan. rokok. Nasehat yang diberikan guru Bimbingan Konseling (GB) kepada siswa yang merokok juga tidak terlepas dari unsur agama.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, menurut peneliti sanksi ini diberikan kepada siswa yang merokok. Sanksi ini merupakan tindak lanjut yang dilakukan guru Bimbingan Belajar (BK) terhadap siswa yang ketahuan merokok dan tidak mendengarkan teguran yang diberikan sebelumnya. Pada tahap ini terlihat jelas bahwa guru Bimbingan Konseling (BK) Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTSN) Parepare dalam melakukan proses konseling sangat sabar terhadap siswa yang berperilaku sambil merokok.

Dalam konteks teori yang digunakan peneliti, maka bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru Vejledningslæreren (BK) dilaksanakan sesuai dengan fungsi preventif. Setiap kali diberikan penyuluhan, Pemandu Konseling (BK) tidak pernah melupakan unsur keagamaan. Setiap kali diberikan layanan konseling oleh seorang guru Bimbingan Konseling (BK), ia tidak pernah melupakan unsur keagamaan.

Dengan sarana dan prasarana yang memadai, guru bimbingan konseling (BK) dan siswa lebih nyaman dalam menjalani proses layanan konseling. Upaya Guru Bimbingan Konseling Mengatasi Perilaku Pacaran Menyimpang Pada Siswa SMK Negeri 1 Depok Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian konseling dalam pengertian ini merupakan profesi bantuan ang diberikan oleh konselor kepada klien baik perorangan maupun kelompok dengan menggunakan

Keluarga merupakan peran penting dalam kehidupan. Stres dapat terjadi akibat kurangnya interaksi antara anggota keluarga, perbedaan pendapat juga sering kali menjadi. Faktor

Cara seseorang, kelompok, konsep, atau sudut pandang direpresentasikan dalam sebuah pesan media, baik dalam bentuk berita atau wacana media lainnya, disebut sebagai

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa terjadi keberhasilan pada kondisi pengkondisian klasik, dimana stimulus alami yang merupakan suara adzan tidak

Gambaran penyebab kecemasan dalam menyelesaikan tugas akhir pada mahasiswa bimbingan dan konseling islam fakultas ushuluddin adab dan dakwah Iain Parepare

hambatan yang dialami Dinas Pariwisata Kota Medan dalam mempromosikan pariwisata Kota Medan, dalam penelitiannya menggunakan teori uses and gratification hingga diketahui keberhasilan

Konsep informasi yang menjadi acuan pemahaman mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah juga disampaikan oleh SR dalam wawancaranya, ia menyatakan bahwa: “orang tua banyak kasi

Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh bahwa remaja dalam aktifitasnya menggunakan media facebook juga memberi dampak positif yaitu pengetahuan bertambah, seperti yang dikemukakan