• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PROGRAM PASCASARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PROGRAM PASCASARJANA "

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Kegiatan pengenalan angka sebagian besar masih menggunakan LKA (Lembar Anak), buku catatan, papan dan jarang menggunakan APE (Alat Permainan Edukasi) seperti kartu angka pelangi.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas penggunaan permainan edukatif kartu bilangan pelangi untuk memotivasi kemampuan mengenal simbol bilangan pada anak kelompok A di RA As Shaffah Kota Bengkulu.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran di sekolah dalam mengenal lambang bilangan 1-10.

Tinjauan Pustaka

Alat bantu bermain edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau perlengkapan bermain, mempunyai nilai edukatif dan dapat merangsang pertumbuhan otak anak untuk mengembangkan seluruh aspek kemampuan (potensi) anak. Dalam penelitian dan pengembangan ini peneliti akan mengembangkan media pembelajaran berupa alat permainan edukatif dengan kartu bilangan pelangi untuk memotivasi kemampuan mengenal simbol bilangan pada anak usia dini.

KERANGKA TEORI

Manfaat Alat Permainan Edukatif

Bahan dan peralatan yang dapat digunakan untuk pengembangan kemampuan berbahasa adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan gambaran mental terhadap apa yang didengar, seperti suara angin, suara mobil dan suara-suara lain yang langsung dapat didengar oleh anak. Bahan dan peralatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial adalah buku cerita, buku bergambar, bahan puzzle, kuda-kudaan dan telepon mainan.

Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif untuk Anak Usia Dini

Jenis APE anak usia dini yang dikembangkan terinspirasi dari alat permainan para ahli pendidikan anak seperti Maria Montessori, George Cuisenaire, Peabody dan Frobel. Berikut akan dijelaskan secara singkat jenis-jenis alat permainan edukatif yang diciptakan oleh para ahli tersebut. Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan guru ketika membuat alat peraga adalah mengkaji program kegiatan anak dan tujuan pembelajaran.

Ketersediaan alat dan bahan tersebut akan sangat menunjang terciptanya alat permainan edukatif yang dibutuhkan oleh lembaga PAUD. Kejelian dan kreatifitas guru akan sangat menunjang terciptanya alat-alat permainan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan lembaga PAUD. Setelah guru menciptakan sumber daya permainan edukatif tertentu, guru masih harus memeriksa apakah sumber daya permainan edukatif yang dibuat sudah sesuai dengan APE yang diharapkan dalam arti memenuhi persyaratan pendidikan, teknis, dan estetika.

Hal ini patut menjadi bahan pertimbangan karena tidak jarang guru yang memproduksi alat permainan edukatif, setelah dilakukan pengkajian, belum menghasilkan alat permainan edukatif yang sesuai dengan persyaratan (standar) yang ada.

Gambar 1 Boneka Tangan yang dikembangkan di Indonesia
Gambar 1 Boneka Tangan yang dikembangkan di Indonesia

Pengertian Bilangan

Nombor yang berbeza ialah nombor kardinal, nombor ordinal, nombor asli, nombor komposit, nombor sempurna, nombor pengiraan, nombor bulat dan nombor pecahan.

Ruang Lingkup Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan dan

Bagi tahap pencapaian perkembangan kanak-kanak dalam konsep mengenal nombor dan simbol berangka, kanak-kanak mestilah boleh membilang banyak perkara dari 1 hingga 10, mengetahui konsep nombor dan mengetahui simbol berangka. Perkembangan penunjuk aktiviti pada tahap pencapaian perkembangan khususnya dalam pengecaman simbol berangka dalam kalangan kanak-kanak kumpulan A ialah: a) menunjuk kepada simbol berangka 1-10; b) meniru simbol nombor 1-10; dan c) menyambung/menggabungkan simbol nombor dengan objek hingga 10 (kanak-kanak tidak disuruh menulis). Aktiviti memperkenalkan konsep nombor dan simbol nombor kepada kanak-kanak boleh dilakukan dengan menulis simbol nombor/nombor 1-10.

Aspek perkembangan kognitif yang harus dimiliki anak khususnya matematika adalah: menyebutkan deret bilangan dari 1-10, berhitung (mempelajari konsep bilangan dan benda) dan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak disuruh). menulis), mengenal konsep bilangan genap dan ganjil, lebih dan kurang, banyak dan sedikit, menyebutkan nama benda geometri, mengenal panjang, berat dan isi, mengenal alat ukur, mengenal penjumlahan dan pengurangan dengan benda 1 -10, mengurutkan benda 1- 10 berdasarkan urutan tinggi-rendah, besar-kecil, berat-ringan, tebal-tipis, prediksi urutan selanjutnya setelah melihat 2-3 pola berurutan, “kumpulkan potongan puzzle menjadi satu bentuk utuh dan kerjakan mencari petunjuk (labirin)" . Dari uraian pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka perkembangan kognitif pada anak usia 4-5 tahun, salah satu hal yang harus dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran adalah pengenalan konsep bilangan dan bilangan. simbol. 33 Sudaryanti, Pengantar Matematika Anak Usia Dini..h. 34 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Pembelajaran pada Anak TK.

Kemampuan pengenalan lambang bilangan pada penelitian ini adalah kemampuan anak dalam melabeli lambang bilangan 1-10, meniru lambang bilangan 1-10, dan mengasosiasikan atau menggabungkan lambang bilangan dengan benda sampai dengan 10 (anak tidak disuruh menulis).

Langkah-langkah Pembelajaran Mengenal Lambang Bilangan

Untuk bilangan 12-19 prinsipnya sama yaitu bilangan tersebut ditambah dengan “dua belas”, seperti “dua belas”, “tiga belas”, dan seterusnya. Namun, untuk "sebelas" pengecualiannya bukanlah "satu sebelas". Kata satu diganti dengan se yang artinya satu. Slamet Suyanto menyatakan bahwa ‘melatih anak mengenal bilangan dapat dilakukan dengan cara berhitung jari, bermain domino, berhitung sambil menyanyi dan berlatih, berhitung benda, berhitung diatas 10, berhitung kelipatan sepuluh, mengetahui operasi bilangan, mengukur panjang, hingga mengukur volume, mengukur berat, mengetahui waktu, dan mengetahui mata uang.”

Anda juga bisa mengenalkan anak pada simbol bilangan dengan mengukur panjang, misalnya menggunakan pita pengukur dan mengukur volume. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa anak dapat dikenalkan dengan angka melalui berbagai cara. Diantaranya berhitung dengan jari, berhitung sambil bernyanyi dan berolahraga, berhitung dengan benda dan berhitung dengan kartu seperti kartu domino.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pengenalan lambang bilangan pada penelitian ini dilakukan dengan cara bermain kartu bilangan.

Bermain Kartu Angka

  • Bermain Kartu Angka
  • Manfaat Bermain Kartu Angka Pelangi

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pengenalan lambang bilangan pada penelitian ini dilakukan dengan cara bermain kartu bilangan. seperti permainan pura-pura, sosiodrama, dan permainan tertib. APE dirancang untuk mengembangkan aspek kognitif pembelajaran mengenal lambang bilangan melalui kegiatan bermain kartu bilangan yaitu kartu bilangan. Kartu angka merupakan kartu berbentuk persegi yang berisi angka 1 sampai dengan 10 disertai gambar benda berwarna-warni dan bervariasi yang nomornya sesuai dengan lambang angka.

Berdasarkan berbagai uraian pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain kartu angka merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, mempunyai aturan, dilakukan secara individu atau kelompok, memerlukan partisipasi aktif baik lahir maupun batin dari individu anak, dan menggunakan permainan edukatif. alat berupa kartu angka yaitu kartu berbentuk persegi dengan angka 1 sampai dengan 10 bertuliskan gambar benda berwarna-warni dan bervariasi yang nomornya sesuai dengan lambang angka. Alat bermain yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan di TK untuk anak kelompok A adalah kartu bilangan. Kartu angka berfungsi untuk mengenalkan lambang bilangan, mengenalkan konsep bilangan dengan benda, berhitung dengan benda, membantu menyebutkan urutan bilangan, mempelajari bentuk, warna, bilangan, melatih daya ingat dan kemampuan mengenal anak.

Manfaat bermain kartu angka pada penelitian ini adalah anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan perkembangan khususnya keterampilan kognitif yaitu kemampuan anak dalam mengenal simbol-simbol bilangan.

METODE PENELITIAN

  • Prosedur Pengembangan
  • Validasi Produk
  • Jenis Data
  • Subyek Penelitian
  • Instrumen Pengumpulan Data
  • Hasil penelitian
  • Teknik Analisis Data

Ada beberapa prinsip yang dijadikan media permainan edukasi kartu bilangan pelangi, yaitu penyajian. Setelah semua bahan siap, langkah selanjutnya adalah membuat media permainan edukasi kartu angka pelangi. Ahli juga menyimpulkan bahwa media ajar kartu bilangan pelangi siap digunakan dengan menambahkan lebih banyak saran.

Metode ini dilakukan dengan memberikan soal-soal pre-test sebelum mengaplikasikan media permainan edukasi kartu bilangan pelangi. Proses observasi dilakukan sebanyak dua kali sebelum dan sesudah penggunaan media permainan edukasi kartu angka pelangi. Hal ini dapat diartikan bahwa media permainan edukasi kartu bilangan pelangi dengan syarat pengenalan simbol bilangan termasuk dalam kategori sesuai.

Dengan demikian hasil belajar meningkat setelah siswa menggunakan permainan edukatif media kartu bilangan pelangi pada RA.

Tabel 4  Angket Ahli Materi
Tabel 4 Angket Ahli Materi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Berdirinya RA As Shaffah

Pada tanggal 15 Mei 2008 RA ini hanya mengadakan TPQ pada malam hari yaitu setelah magrib bersama siswa dari anak-anak RT setempat yaitu RT 18 sebelum RT tersebut mengalami pemekaran menjadi 3 RT, RA As Shaffah berada di RT 49 saat ini. Seiring berjalannya waktu TPQ berkembang dengan baik namun ada permintaan dari orang tua untuk mengubah waktu menjadi sore bagi anak kecilnya sehingga pada tahun 2009 perkuliahan dilaksanakan pada sore hari. Setelah beberapa tahun beroperasi, pengurus mencari informasi kepada teman-teman yang telah membuka RA terlebih dahulu dan juga berkonsultasi langsung dengan Departemen Agama Kota Bengkulu, dan akhirnya pada tahun ajaran 2010/2011, Ra As Shaffah mulai melaksanakan pengajaran dan proses pembelajaran besok di bawah Yayasan Riyadhus Salihin, sebuah yayasan milik saudara, setelah berjalan selama dua tahun, Ra As Shaffah mulai berdiri sendiri dengan membuat akta notaris sendiri yang diberi nama Lembaga Pendidikan As Shaffah, sejak saat itu Ra As Shaffah berpisah dari yayasan lama yang didampingi berdasarkan berita acara dan surat pengantar untuk pemberitahuan kepada Kementerian Agama Kota Bengkulu yaitu pada tahun 2013.

Pada tahun 2016, sesuai dengan persyaratan Kantor Kementerian Agama Kota Bengkulu agar RA berada di bawah yayasan bersama Menteri Koordinator Hak Asasi Manusia, Ra As Shaffah mendirikan yayasan baru pada tanggal 6 September 2016 yang diberi nama Yayasan As Shaffah Bengkulu dengan Nomor 28 Alhamdulillah sudah berjalan hingga saat ini di bawah kepemimpinan ketua yayasan yaitu Dasri, S, Ag, M.HI.

Letak Geografis Ra As Shaffah

Visi dan Misi RA As Shaffah Kota Bengkulu

Menanamkan pemahaman awal tentang nilai-nilai Islam dan hubungan dengan Sang Pencipta yaitu Allah SWT.

Penggunaan Sarana dan Pemeliharaan Fasilitas RA

Data Guru

Data Siswa RA As Shaffah Kota Bengkulu

Siswa RA melaksanakan proses pembelajaran setiap hari Senin hingga Kamis pukul 07.30 hingga 13.00 WIB, serta hari Jumat dan Sabtu pukul 07.30 hingga 11.00 WIB.

Penyajian Data

  • Pengembangan Alat Permainan Edukatif Kartu Angka Pelangi Untuk

Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai postes dimana siswa menggunakan media permainan edukatif dengan kartu bilangan pelangi. Berdasarkan hasil pengembangan terlihat bahwa produk media permainan edukatif seperti kartu bilangan pelangi untuk merangsang kemampuan mengenal simbol bilangan pada anak usia dini telah dikembangkan sesuai model R&D. Selain itu, berdasarkan penilaian ahli media, permainan edukasi kartu angka pelangi mempunyai kategori sangat baik dari segi media sebesar 92,85%.

Responden setuju bahwa media permainan edukasi kartu bilangan pelangi mengenal lambang bilangan menarik, tidak membosankan, tidak membuat pembelajaran matematika menakutkan dan mudah digunakan. Dan setelah menggunakan media permainan edukasi kartu bilangan pelangi, aspek perkembangan kognitif mengenal simbol bilangan melalui Posttest di RA dengan jumlah sampel sebanyak 10 anak. Observasi dalam pembelajaran dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon siswa sebagai objek dalam pembelajaran media permainan edukasi kartu bilangan pelangi aspek perkembangan kognitif mengenal simbol bilangan.

Hal ini dapat diartikan ahli materi menyatakan bahwa materi pada permainan edukasi kartu bilangan pelangi aspek perkembangan kognitif mengenal lambang bilangan berada pada kategori layak. Ahli media menyampaikan dari aspek media permainan edukasi kartu angka pelangi mempunyai kategori sangat baik dengan persentase 92,85%. Anak usia dini setelah penggunaan media permainan edukasi kartu bilangan pelangi aspek perkembangan kognitif mengenal simbol bilangan melalui Posttest di RA dengan jumlah sampel sebanyak 10 anak.

Gambar 12 Hasil pengembangan media
Gambar 12 Hasil pengembangan media

Gambar

Gambar 1 Boneka Tangan yang dikembangkan di Indonesia
Gambar 2 Panggung Boneka  b.  APE ciptaan Montessori
Gambar 3 Puzzle Geometri
Gambar 4 Silinder yang berukuran dengan ukuran serial
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang mengacu pada prosedur pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2015:409). Uji coba dilaksanakan setelah melalui uji validitas oleh ahli media dan ahli

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. yang dilakukan

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan

Jenis penelitian merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang termodifikasi dari Gall, Borg and Gall (2003) melalui tahapan-tahapan: penelitian dan

Pengembangan kurikulum harus memperhatikan fakta empiris yang terjadi, sehingga kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak, dapat dipahami guru dan

• Anak mempraktekkan pemadaman api dengan 3 cara (yang dapat dipilih oleh masing-masing kelompok) : dengan air, dengan pasir dan dengan kain basah secara bergiliran. b)

Alat permainan edukatif itu sendiri mempunyai arti sebagai sarana atau peralatan yang dapat dipergunakan untuk bermain anak yang mengandung nilai pendidikan edukatif dan dapat