PROGRAMA PENYULUHAN
DESA BATURSARI
TAHUN 2024
Oleh:
TIM PENYUSUN
POSLUHDES DESA BATURSARI KECAMATAN KLEDUNG
KABUPATEN TEMANGGUNG
2023
TIM PENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN DESA BATURSARI
KECAMATAN KLEDUNG
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN
Programa Penyuluhan Desa Batursari Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung tahun 2024 telah disahkan pada tanggal Januari 2023 bertempat di Balai Desa Batursari
Kecamatan Kledung Kab.Temanggung.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan Programa Penyuluhan Pertanian Desa Batursari Tahun 2024
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pembuatan Programa Penyuluhan Pertanian ini. Dalam Programa ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun masih kami harapkan demi lebih baiknya Programa ini.
Kledung, Januari 2023 Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
TIM PENYUSUN PROGRAMA...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR ISI...v
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Maksud dan Tujuan...1
C. Manfaat 1 BAB II Keadaan Umum A. Kondisi Geograf...2
1 Lokasi dan Batas - batas...2
2 Karakteristik Tanah...2
B. Iklim...3
1 Curah Hujan...3
2 Suhu dan Kelembaban...3
C. Data Penduduk Kecamatan Kledung tahun 2020...4
D. Keadaan Sumber Daya Penyuluhan...4
1 Lembaga Ekonomi Pertanian...5
E. Tinjauan Tentang Sektor Pertanian Perikanan dan Perkebunan...5
BAB III TUJUAN ...10
A. Tujuan 10 1 Tujuan Umum ...10
2 Tujuan Khusus ...10
B. Sasaran 12 1. Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura...12
2. Sektor Peternakan...16
3. Sektor Perikanan...17
4. Sektor Bidang Perkebunan...18
6. Aspek Sosial dan Aspek Ekonomi ...18
C. Kebijakan Penyuluhan ...19
D. Strategi Penyuluhan...19
BAB IV MASALAH...22
A. Masalah Sumber Daya Manusia ( SDM )...22
B. Masalah Sumber Daya Alam ( SDA )...22
C. Masalah Sumber Daya Ekonomi ( SDE )...22
D. Masalah Sumber Daya Sosial ( SDS ) ...23
E. Masalah Teknis. ...23
1.Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura...23
2.Sub Sektor Peternakan...26
3.Sub Sektor Perikanan...27
4.Sub Sektor Perkebunan...28
5.Program Khusus...28
BAB V RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN...30
A. Aspek Sumber Daya Manusia...30
B. Aspek Sumber Daya Alam...30
C. Aspek Sumber Daya Ekonomi...30
D. Aspek Sumber Daya Sosial...31
E. Aspek Teknis...31
BAB VI PENUTUP...37
Lampiran I. Matrik Programa Penyuluhan Pertanian...38
Lampiran II. Matrik Programa Penyuluhan Perkebunan...43
Lampiran IV. Rencana Kegiatan Untuk Mengikhtiarkan Kemudahan...55 Lampiran V. Peta Wilayah Desa Batursari Kecamatan Kledung...56
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Programa Penyuluhan Desa adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah, pedoman dan sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Programa Penyuluhan Desa sekaligus sebagai pedoman masyarakat tani atau kelompok tani guna menentukan berbagai kegiatannya di desa Batursari.
Programa Penyuluhan Desa ini disusun berdasarkan kesepakatan masyarakat petani denagn pihak terkait sesuai dengan kebutuhan petani desa Batursari guna pelaksanaan program penyuluhan Tahun 2024.
Permasalahan pertanian Desa Batursari pada umumnya adalah masih rendahnya penerapan teknologi anjuran di tingkat petani sehingga diperlukan informasi teknologi pertanian guna meningkatkan SDM agar dapat berdaya guna dan meningkatkan produksi yang optimal, dan masih kurangnya kesadaran masyakat akan pentingnya Penyuluhan Pertanian bagi dirinya sendiri.
B.Maksud dan Tujuan
Agar penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan dapat diselenggarakan dengan berdaya guna dan berhasil guna perlu disusun suatu rencana kegiatan penyuluhan yang memadukan aspirasi petani dan masyarakat. Dengan potensi wilayah dan program pembangunan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang dicapai, masalah-masalah dan alternatif pembahasan serta cara untuk mencapai tujuan dalam suatu programa penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan.
C. Manfaat
Dengan tersusunnya Program Penyuluhan ini diharapkan dapat
mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ada di wilayah Desa Batursari
Kecamatan Kledung agar proses penyuluhan pertanian dapat diselenggarakan dengan
baik dan terarah.
BAB II
KEADAAN UMUM
A. Kondisi Geograf 1. Lokasi dan Batas - Batas
Lokasi Desa Batursari terletak di lereng gunung Sumbing tepatnya di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Wilayah desa Kledung
- Sebelah Timur : Wilayah desa Tlahab dan Jambu - Sebelah Selatan : Kehutanan gunung Sumbing - Sebelah Barat : Kab Wonosobo
Luas Wilayah Desa Batursari Kecamatan Kledung adalah 131, Ha terdiri dari 2 RW yaitu;
- Batursari - Tedeng
2. Karakteristik Tanah A. Keadaan Tanah
Desa Batursari terletak di lereng gunung Sindoro dengan tinggi tempat berkisar 1200 s/d 1400 m/dpl.Topograf tanah Desa Batursari merupakan desa yang mempunyai jenis lahan yaitu lahan tegalan, merupakan lahan tadah hujan dalam pengairan nya.
B. Iklim 1. Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan di Kecamatan Kledung selama lima tahun terakhir (2017-2021).
No Bulan
2018 2019 2020 2021 2022
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
454 485 409 470 106 73
1 5 2 1 192 413
24 23 23 27 8 4 1 2 1 1 13 20
497 692 484 168 98 10 0 0 0 7 262 362
26 26 22 15 11 2 0 0 0 1 12 21
636 414 622 332 147 0 0 2 0 60 102 407
26 25 28 23 12 0 0 2 0 7 14 18
445 675 580 513 364 33 41 78 52 229 384 33
24 25 27 27 19 5 2 4 8 23 25 5
711 485 554 136.6
79.5 252.1
15.7 5 120.5 106.8 588.4 394.3
28 28 25 16 12 5 3 3 13 12 28
27
JUMLAH 2611 147 2580 136 2716 155 3.427 194 3448.9 200
RATA-RATA 217 12 215 11 226 12.9 285.5 16.2 287.40 16.6
Sumber data : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kledung tahun 2021 2. Suhu dan Kelembaban
Wilayah Desa Batursari merupakan daerah bergelombang dengan ketinggian 1200- 2000 m dpl. Suhu rata-rata 25 0C. kelebaban yaitu antara 66,3 % - 69,43 % atau rata-rata 68,69% (Laboratorium tanaman Kedu).
Dengan keadaan suhu dan kelembaban yang demikian sangat mendukung perkebangan usaha pertanian di wilayah ini. Sumber daya alam yang ada harus dimanfaatkan secara optimal serta harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan teknologi usaha tani.
C. Data Penduduk Desa Batursari
Jumlah Penduduk Desa Batursari berjumlah 1.994 jiwa dengan jumlah Laki-laki : 1.049 Orang dan Perempuan : 945 orang.
Penduduk Berdasar Mata Pencaharian
a. Petani / Pekebun : 754 jiwa.
b. Karyawan Swasta : 70 jiwa
c. Wiraswasta : 22 jiwa.
d. Pelajar / Mahasiswa : 168 jiwa.
e. Mengurus Rumah Tangga : 255 jiwa f. Belum / tidak bekerja : 553 jiwa.
Penduduk Berdasarkan pendidikan :
a. Tamat SLTP : 168 Orang
b. Tamat SLTA : 69 Orang
c. Akademi D3/D2 : 5 Orang d. Tamat S1/S2/S3 : 6 Orang
e.Tamat SD : 390 Orang f. Tidak /belum tamat SD : 327 Orang g. Belum / Tidak Sekolah : 1029 Orang
Dalam rangka meningkatkan SDM pertanian maka diperlukan pendidikan di luar sekolah (non formal) atau biasa disebut dengan penyuluhan pertanian. Kenyataan di lapangan sebagian besar yang bekerja sebagai petani pada umumnya berpendidikan rendah (SD) dan dengan modal yang kecil sehingga inovasi yang dimiliki sangat lambat.
Dalam rangka meningkatkan SDM pertanian maka diperlukan pendidikan di luar sekolah (non formal) atau biasa disebut dengan penyuluhan pertanian. Kenyataan di lapangan sebagian besar yang bekerja sebagai petani pada umumnya berpendidikan rendah (SD) dan dengan modal yang kecil sehingga inovasi yang dimiliki sangat lambat.
D. Keadaan Sumber Daya Penyuluhan
Keadaan sumber daya penyuluhan pertanian di desa Batursari sangat didukung dari berbagai instansi / lembaga dan dukungan masyarakat tani yang tergabung dalam kelompok tani. Adapun lembaga / kelompok tersebut adalah
Tabel 3 Data Kelompok Tani Yang Ada di Desa Batursari
No Kelompok Tani Pengurus Jumlah
Anggota
Ketua Sekretaris Bendahara
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumbing II
Menara Sumbing I Bina Martani
Bumi Sumbing Subur Mitra Sumbing Sumbing Makmur Maju Jaya
Bina Tani Makmur Sabar Subur
Sukirman Sonny Slamet Tyo Slamet Surahman Kirmanto Sukono Tukiyo Manijo Parno
Hermawan Susanto
Didik Suherman Setiyono Slamet Tumari
Ngateno
Sugeng Haryono Arif Mandon Tito
Bakri Sunardi Irwanto Rudy Sugiono Sodikin Suparman Wahdi
28 31 15 22 21 27 23 22 18
Tabel:4 Instansi pemerintah yang terkait dengan bidang pertanian
No Instansi Jumlah personil
1 2 3
BPP Kecamatan Kledung Penyuluh Kehutanan Petugas PHP
6 orang 1 orang 1 Orang Sumber data : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kledung tahun 2023
Sarana dan prasarana pertanian Cultovator: 4
E. Tinjauan Tentang Sektor Pertanian Perikanan dan Perkebunan
Lahan pertanian yang ada adalah lahan kering. lahan kering / tegalan ditanami jagung, sayuran, tembakau, tanaman keras dan lain – lain.
a. Tanaman tembakau sebagai tanaman perkebuan.
b. Tanaman jagung dengan intensifkasi
c. Peternakan : sapi, domba, ayam buras, ayam broiler, entok, itik, marmot.
Tabel 5 . Areal panen, produktivitas dan jumlah produksi (tanaman pangan) tahun 2023
No Komoditas
Luas panen (Ha) Produksi Ton/Ha I Pertanian
1 Jagung 10 3,4
2 Bawang merah 40 8,6
3 Bawang Putih 86 7,2
4 Kubis 50 45
5 Koro merah 50 17,5
6 Cabe 25 23,75
7 Kentang 5 36
8 Tomat 6 150
II Peternakan Ekor Jumlah Peternak
1 Sapi 24 6
2 Domba 563 28
3 Ayam Buras 508 210
4 Itik 349 14
5 Ayam Ras Pedaging - -
Sumber data : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kledung tahun 2023
Tabel 6 . Luas panen tanaman perkebunan
No Komoditi Luas panen
(Ha)
Produktivitas kw/ha
Jumlah produksi (ton)
Sumber data : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kledung tahun 2023
Tabel 10 . Rencana produktiftas dan produksi perkebunan tahun 2021
No Komoditas Luas
(Ha)
Produktifitas (Kw/Ha)
Produksi (Ton)
1 Tembakau 102 7,5 76,5
Sumber data : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kledung tahun 2023
BAB III TUJUAN
Programa penyuluh Desa Batursari Kecamatan Kledung tahun 2024 mengacu pada rencana strategis dinas –dinas sub sektor pertanian kabupaten dan hasil rangkuman faktor penentu teknis sosial, ekonomi dan spesifkasi wilayah kecamatan Kledung atau bahasan
program. Dan program disusun dari sumber kebijakan pemerintah desa, aspirasi masyarakat, spesifkasi lokasi yang bisa dikembangkan dari komoditi yang ada.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Terwujudnya ketahanan pangan merupakan penyediaan pangan serta distribusi pangan secara adil dan berkelanjutan.
b. Terwujudnya pertanian yang tangguh dengan memanfaatkan potensi yang ada serta memberdayakan kelompok tani, kelompok wanita tani, gapoktan dan kelembagaan kelompok tani yang mendukung pertanian.
c. Terwujudnya pertanian yang berwawasan lingkungan dengan kaidah- kaidah konservasi yang benar.
d. Memberdayakan tanaman industri.
e. Meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat melalui usaha tani yang dilakukan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan penyuluhan pertanian adalah adanya perubahan perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap petani untuk melaksanakan program pembangunan pertanian dengan memanfaatkan sumber daya manusia, sumber daya alam, modal, dan ilmu pengetahuan serta tehnologi. Sehingga akan terwujud masyarakat pesat yang maju dan meningkat kesejahteraannya.
Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Batursari tahun 2023, adalah sebagai berikut:
2.1 Sektor / Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani yang berorientasi agribisnis melalui pertemuan kelompok, kursus, demplotusaha tani, demonstrasi cara, studi banding, dan sebagainya.
b. Terciptanya sistem penyuluhan pertanian yang efektif dan efsien.
c. Meningkatkan peran-serta lembaga pelayanan petani dalam memberikan kelancaran memperoleh sarana produksi pertanian
d. Meningkatkan pengetahuan ketrampilan dan sikap petani sehingga dapat tercipta petani yang tangguh dan mandiri dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki.
e. Pembinaan kelompok tani secara terpadu kearah kemandirian.
2.2 Sektor / Bidang Peternakan
a. Memfasilitasi proses informasi sampai ke petani ternak / kelompok peternak yang membutuhkan.
b. Mendorong meningkatnya usaha kelompok dalam agribisnis peternakan.
a. Meningkatkan kewaspadaan/pengendalian terhadap penyakit temak.
a. Meningkatkan pengetahuan/teknologi serta ketrampilan bagi pengurus kelompok tani.
2.3 Bidang Kelembagaan
a. Memperdayakan kelompok tani, wanita tani, dan Gapoktan menjadi kelompok tani mandiri.
a. Menumbuhkan lembaga keuangan mikro di desa (koperasi dan semacamnya).
b. Menumbuhkan kader-kader muda untuk ikut berperan dalam kegiatan kelompok tani.
d. Menumbuhkan pemupukan modal.
e. Menumbuhkan kelompok-kelompok usaha di bidang pertanian.
f. Menumbuhkan asosiasi pedagang sayuran
g. Memperdayakan petani, kelompok tani, wanita tani, Gapoktan, dan pelaku usaha pertanian untuk mendukung agropolitan di Kecamatan Kledung.
h. Menumbuhkan asosiasi komoditi pertanian
2.5 Bidang Perkebunan
a. Meningkatkan ketrampilan pengetahuan dan sikap petani perkebuanan untuk menuju agribisnis yang mandiri.
b. Meningkatkan kemampuan petani kopi untuk menjadi skala ekonomi yang memadai.
c. Meningkatkan mutu dan produktivitas petani tembakau.
B. SASARAN
1. Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura a. Jagung
- Peningkatan produktivitas jagung dari 34 Kw/Ha menjadi 36 Kw/Ha, dengan penekanan:
- Agar 70-80% petani mau melaksanakan pemupukan berimbang.
- Agar 70-80% petani mau menggunakan varietas unggul lokal.
- Agar 70-80% petani mau melaksanakan penangana pascapanen.
- Agar petani mau melaksanakan tindak lanjut pengelolaan hasil jagung.
b. Cabe
Peningkatan produktivitas Cabe baru 23,75 Kw/Ha menjadi 35 Kw/Ha,dengan penekanan:
- A ga r 7 0- 8 5 % petani m am p u m e n g g u n a kan b ib it u n g g u l da n melaksanakan pemupukan berimbang dan menggunakan pupu k organik atau pupuk kandang.
- Agar 70-90% petani mampu mengendalikan hama dan penyakit secara teratur dan terpadu.
- Agar 80 -90 % mau menggunakan agensia hayati, pestisida nabati, perangkap dan tanaman Refujia.
c. Koro Merah
- Peningkatan produktivitas koro merah dari 11 Kw/Ha menjadi 12 Kw/Ha, dengan penekanan:
- Agar 80-85% petani melaksanakan pemupukan berimbang.
- Agar 70-85% petani melakukan jarak tanam yang benar.
- Agar 70-85% petani melakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat.
- Agar petani mau melakukan koro merah menjadi komoditi unggulan olahan.
d. Kobis
- Peningkatan produktivitas kobis dari 450 Kw/Ha menjadi 460 Kw/Ha, dengan penekanan:
- Agar 70-80% petani mau melakukan pembibitan sendiri.
- Agar 70-80% petani mau menggunakan jarak tanam yang benar dan bedengan yang tepat.
- Agar 70-80% petani mau melakukan pemupukan dan penggunaan pupuk kandang yang sudah matang.
- Agar 70-80% petani mau melakukan pengendalian hama dan penyakit yang tepat.
e. Tomat
- Peningkatan produktivitas tomat dari 150 Kw/Ha menjadi 250 Kw/Ha, dengan penekanan:
- Agar petani mau membuat pembibitan sendiri untuk ditanam sendiri.
- Agar petani mau melakukan pemeliharaan yang benar.
- Agar petani mau melakukan pengendalian hama dan penyakit yang benar.
- Melakukan tindak lanjut pengolahan hasil tomat.
2. Sektor Peternakan
a. Sapi potong ( kereman ) dan sapi untuk anakan
-
Agar 70-80% petani mau melakukan tata laksana pemeliharaan sapi yang benar (kandang, kebersihan kandang dan sebagainya ).
-
Agar 70-80% petani mau dan mampu mamberikan pakan ternak sapi yang berkualitas utamanya memberikan konsentrat.
-
Agar petani sadar untuk mengetahui tntang penyakit ternak sapi secara benar.
-
Agar petani ( untuk sapi anakan ) mau mengatur jarak beranak yang benar.
b. Ternak domba
-
Agar 60-70% petani mau menempatkan ternaknya pada kandang yang sesuai dengan teknologi anjuran dsan menggunakan kandang panggung.
-
Agar 70-80% petani mau dan mampu melakukian pengaturan kelahiran ternak dengan pejantan unggul.
-
Agar 60 - 70% petani mencegah terjadinya perkawinan saudara pada domba.
-
Agar 70-80% petani mau dan mampu memberikan pakan ternak domba secara berkulaitas dan pemberian konsentrat.
-
Agar 70-80% petani mau dan mampu melaksakan pengolahan hijauan pakan ternak ( penghijauan dan penanaman ).
-
Agar 50 -60 % melaksanakan pemberian pakan tambahan.
3. Sektor Bidang Perkebunan a. Tanaman Tembakau
- Peningkatan produktiftas tembakau dari 6,4 kw kering rajang menjadi 7,5 kw kering rajang, dengan penekanan:
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melaksanakan intensifikasi tanaman secara terpadu.
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melaksanakan pemupukan berimbang.
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melakukan pola tanam dengan jarak tanam yang tepat.
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melakukan panen dan pasca panen yang
tepat.
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melakukan kopnservasi lahan dalam pelaksanaan penanaman tembakau.
-
Agar 75-85% petani mau dan mampu melakukan pemasaran secara bermitra/pemasaran secara berkelompok.
4. Aspek Sosial dan Aspek Ekonomi a. Aspek Sosial
Meningkatakan pembagian tugas pengurus dan anggota kelompok tani sesuai harapan.
Agar waktu penjualan hasil usaha tani tidak ditentukan oleh kebutuhan
Meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam bidang administrasi, organisasi dan swadaya kelompok.
Mengaktifkan dan menggiatkan anggota kelompok dalam pertemuan kelompok Mendorong pengurus kelompok dalam penyusunan perencanaan usaha tani secara tertulis.
b.Aspek ekonomi
Mendorong kelompok tani dalam rangka permodalan baik berupa iuran, tabungan maupun kredit dari pihak luar.
Mendorong kelompok tani menjual hasil usaha taninya melalui musyawarah kelompok, dengan harapan mendapatkan nilai tawar yang optimal
Mendorong pola kemitraan antara kelompok tani dan pengusaha atau pihak lain yang terkait dalam menampung hasil usaha tani para petani.
C .Strategi Penyuluhan
Agar dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhanpertanian perikanan dan kehutanan dapat tercapai sesuai dengan perencanaan maka dalam pelaksanaanya ditempuh melalui beberapa strategi penyuluhan sebagai berikut :
melalui anjangsana/kunjungan/pertemuan perorangan maupun missal yang berkesinambungan.
2. Melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang ( SL ) bagi petani untuk tanaman pangan , hortikultura, dan perkebunan baik secara swadaya maupun biaya pemerintah.
3. Mengembangkan kegiatan demplot usaha tani dan alat bantu penyuluhan lainnya dalam penyelenggaraan penyuluhan.
4. Melaksanakan pelatihan bagi petani,kelompok tani,wanita tani dan pemuda tani serta asosiasi dalam rangka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan agribisnis dari hulu sampai hilir.
5. Menjalin kerjasama dengan lembaga peneliti/instansi terkait dalam upaya peningkatan kwalitas SDM penyuluh dan petani untuk menghadapi pertanian global.
6. Memanfaatkan dan bekerjasama dengan penyedia modal ( Perbankan, LKM, Koperasi ) dan penyedia sarana produksi untuk mendukung kegiatan pelaku usaha dan pelaku utama dari hulu sampai hilir.
7. Memanfaatkan sarana informasi teknologi dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian,perikanan dan kehutanan.
8. Menumbuhkembangkan lembaga petani ( KUB,KWT,Kelompok tani,Asosiasi petani,koperasi petani,dll ) untuk mengembangkan agribisnis pedesaan.
9. Mengembangkan system penyuluhan dengan metoda dan materi penyuluhan sesuai kebutuhan petani saat ini.
BAB IV
MASALAH
A. Masalah Sumber Daya Manusia ( SDM )
- Masih lemahnya kemampuan pengurus Gapoktan dan kelompok tani dalam pengelolaan kelembagaan petani, kelompok wanita tani
- Masih rendahnya kemampuan petani dalam mengakses informasi teknologi dan peluang pasar.
- Masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penyuluh swadaya dalam menyampaikan informasi teknologi dan peluang pasar pada petani.
B. Masalah Sumber Daya Alam ( SDA )
- Pemanfaatan pekarangan dan lahan usaha sebagai investasi produksi belum optimal.
- Usaha pelestarian lahan dan konservasi belum dilaksanakan secara secara swadaya masyarakat, adanya ketergantungan pada bantuan pemerintah.
- Pelestarian dan pemanfaatan sumber air/mata air yang ada belum optimal.
- Meningkatnya kerusakan lahan/tanah sebagai akibat dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
- Tingginya tingkat erosi tanah dengan membawa bahan organic tanah dan belum diimbangi dengan usaha pemulihan kesuburan tanah.
C. Masalah Sumber Daya Ekonomi ( SDE )
- Peran gapoktan/poktan dalam pengembangan modal usaha tani belum optimal.
- Terbatasnya modal pinjaman usaha tani yang dikelola LKM,Koperasi yang ada sehingga pinjaman anggota belum sepenuhnya tercukupi.
- Peran KUB yang ada sebagai upaya pengembangan ekonomi belum berjalan lancer.
- Masih adanya tunggakan kredit massal dan kredit perorangan pada masyarakat pedesaan. Seperti KUT,SPP/PNPM,dll.
- Pada umumnya untuk pengadaan modal usaha tani, masih mengandalkan pinjaman dari pihak ketiga walaupun dengan bunga yang tinggi.
- Petani belum mampu menetapkan harga jual produksi pertanian yaitu diatur oleh kebutuhan pasar dan pelaku usaha.
D. Masalah Sumber Daya Sosial ( SDS )
- Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran petani/wanita tani untuk menjadi anggota kelompok tani.
- Peran gapoktan dan poktan dalam kegiatan pengembangan agribinis baik on farm maupun off farm belum optimal.
- Baru sebagian kecil dari jumlah kepala keluarga tani yang menjadi anggota kelompok tani.
- Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
- Fungsi Balai Penyuluhan sebagai terpenuhinya sarana dan prasara pembelajaran petani seperti alat bantu penyuluhan dan lahan percontohan usaha tani masih kurang.
- Belum terpenuhinya jaminan keamanan pada produk usaha tani di lahan.
( Pencurian produk pertanian : kopi merah, bawang merah,ternak, dll ).
- Dukungan aparat desa pada kelompok tani masih perlu ditingkatkan.
- Kaderisasi kelompok tani belum optimal
- Masih rendahnya hubungan untuk saling tukar pengalaman petani tentang teknologi usaha tani .
- Terbatasnya alat bantu penyuluhan pada kelompok tani ( demplot usaha tani,alat peraga lainnya ).
E. Masalah Teknis
Permasalahan kegiatan produksi usaha tani/teknis meliputi beberapa sub sector pertanian sebagai berikut :
1. Subsektor Tanaman Pangan
a. Jagung
Produktivitas Jagung baru mencapai 34 kw/Ha, hal ini karena :
Baru 35% petani yang menggunakan benih varietas unggul jagung kuning local kuning komposit, maupun hibrida.
Baru 65% petani yang menggunakan pemupukan berimbang.
Baru 45% petani yang serius dalam menanggulangui hama dan penyakit bila dibandingkan tanaman lain.
b. Cabe
Produktivitas Cabe baru mencapai 23,75 kw/Ha, produktivitas cabe rawit baru 66 kw/ha hal ini karena :
Baru 70 % petani menggunakan bibit bersertifkat
Baru 70 % petani yang melaksanakan pembibitan sendiri.
Baru 70% petani cabe melakukan pemupukan berimbang sesuai anjuran.
Baru 75% petani belum serius dalam menanggulangi hama dan penyakit bila dibandingkan tanaman lain.
c. Koro Merah
Produktivitas Koro Merah baru mencapai 11 kw/Ha, hal ini karena :
Baru 55 % petani yang melaksanakan budidaya dengan jarak tanam yang benar.
Baru 15 % yang melakukan pengolahan hasil untuk dijadikan olahan unggulan.
Baru 60% petani yang melaksanakan penaganan hama dan penyakit.
Baru 55% petani melaksanakan pemupukan berimbang.
d. Kobis
Produktivitas Kobis baru mencapai 450 kw/Ha, hal ini karena :
Baru 60 % petani yang melaksanakan pembibitan sendiri.
Baru 75 % petani melaksanakan jarak tanam yang tepat.
Baru 75% petani yang serius dalam menanggulangi hama dan penyakit bila dibandingkan tanaman lain.
Baru 60% petani yang melaksanakan pemupukan berimbang.
Baru 60% petani mengaplikasikan pupuk kandang yang matang atau difermentasi terlebih dahulu.
e. Tomat
Produktivitas Tomat baru mencapai 150 kw/Ha, hal ini karena :
Baru 75 % petani yang melaksanakan pembibitan sendiri.
Baru 75 % petani melaksanakan jarak tanam yang tepat.
Baru 75% petani yang serius dalam menanggulangi hama dan penyakit bila dibandingkan tanaman lain.
Baru 80% petani yang melaksanakan pemupukan berimbang.
Baru 60% petani mengaplikasikan pupuk kandang yang matang atau difermentasi terlebih dahulu.
2. Sub Sektor Peternakan
a. Sapi potong (Kereman dan anakan)
Baru 65% petani yang melaksanakan tata laksana pemeliharaan yang benar (kandang dan kebersihan kandang).
Baru 65% petani memberikan pakan ternak yang berkualitas utamanya konsentrat.
Baru 50 % petaniyang mampu mengidentifkasi untuk mengetahui tentang penyakit ternaknya dan melakukan penanganganan lebih lanjut.
Baru 35% petani yang mampu mengatur jarak kelahiran ternaknya.
b. Domba
Baru 45% petani yang melaksanakan tata laksana pemeliharaan yang benar (kandang dan kebersihan kandang).
Baru 50 % petani yang mampu mengidentifkasi untuk mengetahui tentang penyakit ternaknya dan melakukan penanganganan lebih lanjut.
Baru 50% petani yang mampu mengelola kebutuhan pakan ternaknya.
4. Subsektor Perkebunan a. Tembakau
Produktivitas tembakau baru mencapai 5,3 Kw kering rajang, hal ini dikarenakan:
- Baru 65% petani melakukan intensifkasi tanaman tembakau secara benar - Baru 70% petani menggunakan bibit unggul
- Baru 70% petani melakukan pemupukan berimbang - Baru 70% petani melakukan jarak tanam yang tepat
- Baru 70% petani melakukan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu - Baru 70% petani melakukan panen dan pasca panen yang tepat
- Baru 65% petani melakukan konservasi tanah dalam penanaman tembakau.
BAB V
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
Mengacu pada beberapa permasalahan yang ada di lapangan,dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian secara luas,maka perlu disusun rencana kegiatan penyuluhan yang dituangkan dalam bentuk matriks.
A. Aspek Sumber daya Manusia ( SDM ).
1. Meningkatkan kemampuan gapoktan dan kelompok tani dalam pengelolaan kelembagaan petani di pedesaan.
2. Melakukan pendekatan petani agar mau bergabung dalam kelompok tani
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengakses informasi teknologi dan peluang pasar melalu konsultasi pertanian.
pertemuan kelompok tani,kunungan,SL,demplot dll..
4. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penyuluh dan penyuluh swadaya dalam kegiatan pelayanan petani.
B. Aspek Sumber Daya Alam ( SDA )
1. Mengoptimalkan fungsi lahan dan pekarangan untuk usaha produktif.
( perikanan.ternak,hortikultura dan palawija ).
2. Meningkatkan swadaya masyarakat upaya pelestarian lingkungan.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat petani untuk menanam hutan rakyat melaksanakan konservasi..
4. Meningkatkan kesadaran petani untuk mengembalikan kesuburan lahan.
C. Aspek Sumber Daya Ekonomi ( SDE )
1. Meningkatkan modal LKM/Koperasi gapoktan untuk mencukupi kebutuhan modal anggota.
2. Meningkatkan peran KUB yang ada untuk pengembangan usaha pendapatan.
3. Pengembangan komoditas hortikultura sebagai komoditas unggulan.
4. Membangun kemitraan yang saling menguntungkan antara petani dan pedagang.
Aspek Sumber Daya Sosial ( SDS )
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tani dalam pelestarian lingkungan.
3. Meningkatkan peran dan fungsi Balai Penyuluhan sebagai sarana pelayanan konsultasi dan pembelajaran penyuluh,kelompok tani,kelompok wanita tani,KUB dan masyarakat tani.
4. Meningkatkan pendapatan dan tarap hidup petani untuk mengurangi gejolak social.
5. Pendekatan pada aparat desa untuk mendukung kegiatan kelembagaan petani.
6. Melakukan pelatihan petani untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
D. Aspek Teknis
1. Subsektor Tanaman Pangan a. Jagung
-
Agar petani menggunakan benih unggul jagung kuning lokal kuning komposit, maupun hibrida.
-
Agar petani melaksanakan pemupukan berimbang
-
Agar petani serius dalam menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman jagung.
-
Agar petani melaksanakan pasca panen ( penanganan ) secara benar, b. Cabe
-
Agar petani menggunakan benih unggul dan melakukan pembibitan sendiri .
-
Agar petani melaksanakan pemupukan sesuai anjuran
-
Agar petani melaksanakan pengendalian hama dan penyakit dengan baik dan teratur.
-
Agar petani melakukan pemeliharaan yang intensif.
-
Agar petani menggunakan pupuk organik terutama pupuk kandang yang sudah matang / telah difermentasi.
c. Koro merah
-
Agar petani menggunakan pemupukan berimbang
-Agar petani melaksanakan jarak tanam yang benar.
-
Agar petani serius dalam pengendalian hama dan penyakit secara
benar dan teratur.
-
Agar petani masih belum melakukan pengolahan hasil untuk dijadikan olahan unggulan.
d. Kobis
-
Agar petani menggunakan pemupukan berimbang
-Agar petani melaksanakan jarak tanam yang tepat.
-
Agar petani lebih intensif dalam pengendalian hama dan penyakit secara benar dan teratur..
e. Tomat
-
Agar petani menggunakan pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk kandang yang matang
-
Agar petani lebih intensif dalam pengendalian hama dan penyakit secara benar dan teratur
2. Subsektor Peternakan
a. Sapi Potong ( kereman dan anakan )
-
Agar petani melakukan tata laksana pemeliharaan yang benar (ventilasi kandang dan kebersihan kandang ).
-
Agar petani memberikan pakan ternak yang berkualitas, utamanya konsentrat.
-
Agar petani menyadari untuk mengetahui tentang penyakit ternaknya.
-
Agar petani mengatur jarak kelahiran ternaknya.
b. Domba
-
Agar petani menempatkan ternaknya pada kandang yang sesuaii anjuran ( kandang panggung ).
-
Agar petani memberikan pakan ternak yang berkualitas, utamanya konsentrat.
-
Agar petani tidak melakukan perkawinan ternaknya secara saudara ( sedarah ).
-
Agar petani mengelola hijauan pakan ternaknya ( penanaman yang
benar dan pengawetannya ).
-
Agar petani mau memberikan makanan tambahan.
-
Petani belum melakukan pengolahan ternak secara serius.
3. Subsektor Perkebunan a. Tembakau
-
Agar petani melakukan intensifikasi tanaman tembakau secara benar
-
Agar petani menggunakan bibit unggul
-
Agar petani melakukan pemupukan berimbang
-Agar petani melakukan jarak tanam yang tepat
-
Agar petani melakukan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
-Agar petani melakukan panen dan pasca panen yang tepat.
-
Agar petani melakukan konservasi tanah dalam penanaman tembakau.
BAB VI
PENUTUP
Demikian Programa Penyuluhan Pertanian ini dibuat sebagai dasar dan acuan dalam kegiatan Penyuluh Pertanian Tahun 2024, besar harapan kami agar kegiatan tersebut bisa berjalan dengan baik, atas perhatian dan segenap bantuan yang diberikan kami ucapkan teima kasih.
Segala kritik dan saran kami harapkan demi terlaksananya kegiatan ini.