• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN RISKA NURASIH

N/A
N/A
call me :may

Academic year: 2025

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN RISKA NURASIH"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

DINI KELOMPOK B1 DI RA NURUL FAUZIYAH MEKARSARI CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar S1 Sarjana Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh Riska Nurasih NIM, 21245712

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-ITIHAD

CIANJUR

2025

(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riska Nurasih

NIM : 21245712

Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 20 Maret 1990

Alamat : Jln. Slamet Riyadi kp Loji RT 03/ RW 21 Kel.

Pamoyanan Kec. Cianjur

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal Penelitian Skripsi yang saya susun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ittihad Cianjur seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Proposal Penelitian Skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskannya sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Bila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dari Proposal Penelitian Skripsi ini bukan hasil dari karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku.

Cianjur, 16 April 2025 Penulis,

Riska Nurasih

i

(3)

Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap Pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur

Riska Nurasih NIM, 21245712

Menyetujui,

Ketua Progrram Studi

Neni Komalasari, M.Pd NIDN. 2111108102

Dosen Pembimbing Akademik

Ema Marhamah, M.Pd.

NIDN.

ii

(4)

Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap Pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur

Riska Nurasih NIM, 21245712

Lulus di Uji pada Tanggal 16 April 2025

Tim Penguji Penguji I

Neni Komalasari, M.Pd.

NIDN. 2111108102

Penguji II

Siti Rodiah, M.Pd.

NIDN.

Mengetahui, Ketua Program Studi

Neni Komalasari, M.Pd NIDN. 2111108102

iii

(5)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul " Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap Pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur". Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh civitas akademika yang telah memberikan ilmu, bimbingan, dan arahan selama masa studi.

2. Dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan arahan dan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Kepala RA Nurul Fauziyah beserta para guru yang telah memberikan kesempatan dan bantuan selama proses penelitian.

4. Suami tercinta yang selalu mensupport baik secara moril dan material.

5. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan moral, dan motivasi tanpa henti.

6. Teman-teman seperjuangan yang turut memberikan semangat dan berbagi pengalaman selama proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi kontribusi positif dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Cianjur, 16 April 2025

Penulis iv

(6)

LEMBAR PERNYATAAN... i

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI...ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SEMINAR PROPOSAL...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah...7

1.3. Tujuan Penelitian...7

1.4. Manfaat Hasil Penelitian...8

1.5. Kerangka Pemikiran...9

1.6. Hipotesis Penelitian...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...11

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu...11

2.2. Landasan Teoritis... 12

2.2.1. Media Flash Card...12

2.2.2. Pengenalan Kosakata...21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...32

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian...32

3.1.1. Pendekatan... 32

3.1.2. Metode Penelitian...32

3.2. Populasi dan Sample...33

3.2.1. Populasi... 33

3.2.2. Sampel...33

3.3. Instrumen Penelitian... 34

3.4. Teknik Pengumpulan Data...36

3.5. Teknik Analisis Data...43

3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...46

4.1. Hasil Penilitian... 46

v

(7)

vi

(8)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia dalam pandangan islam adalah makhluk yang istimewa. Ia tidak hanya diciptakan berbeda akan tetapi juga melebihi makhluk-makhluk lainnya. Al- Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dalam wujud sebaik- baiknya, sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

مٍۖ يْوِ يْ تَ وِ تَ يْ تَ يْيْٓ وِ تَ ا تَ يْ وِ يْ اتَ يْ تَ تَ يْ تَ تَ

۝٤  

Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS: At-Tin : 4)

Kelebihan manusia dibanding makhluk-makhluk lainnya terutama karena ia dilahirkan dengan keadaan fitrah yang dilengkapi oleh Allah SWT dengan potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat itu sendiri. Potensi-potensi itu ada pada organ-organ fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat penting untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun beragam alat fisio-psikis itu seperti apa yang tertuang dalam beberapa firman Allah SWT, adalah sebagai berikut:

1) Indra Penglihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual.

2) Indra Pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal.

3) Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang komplek untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi kembali item- item informasi dan pengetahuan.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional terutama dalam peningkatan keimanan kepada Allah SWT, kedudukan dan peranan pengembangan agama islam sangat kuat dan kokoh sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini yaitu membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan akhlak, sikap perilaku

1

(9)

pengetahuan, keterampilan dan daya yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang menghayati dan mengamalkan agama.

Pendidikan merupakan sarana yang sangat efektif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini merupakan salah satu wujud pelaksanaan tujuan negara Indonesia yang ketiga yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, maju dan tidaknya bangsa dipengaruhi oleh negara. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Anak usia dini adalah individu yang berada pada rentang usia 0-6 tahun.

Periode ini sering disebut sebagai "golden age" atau masa keemasan, karena pada masa inilah terjadi perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek.

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat).

Pendidikan anak usia dini adalah agen pertumbuhan yang berfungsi untuk membantu anak mengaktualisasikan potensi-potensi yang tersembunyi. Oleh karena itu dalam pendidikan harus mampu memfasilitasi anak dalam melakukan proses sosialisasi sehinga dapat menjadi warga masyarakat yang di harapkan (Susanto, 2017).

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat). Pendidikan anak usia dini adalah agen pertumbuhan yang berfungsi untuk membantu anak mengaktualisasikan potensi-potensi yang tersembunyi. Oleh karena itu dalam pendidikan harus mampu memfasilitasi anak dalam melakukan proses sosialisasi sehinga dapat menjadi warga masyarakat yang di harapkan (Susanto, 2017).

Pendidikan anak usia dini sangat lah penting untuk mendidik anak-anak dalam belajar dengan baik dan mempunyai kretivitas-kreativitas anak yang bagus di dalam pendidikan anak-anak. Kosakata merupakan hal yang sangat penting dan

(10)

mendasar dalam pembelajaran bahasa. Tanpa kosakata yang memadai, seseorang tidak dapat berkomuniikasi dengan efektif atau mngekspresikan ide-idenya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. (Ni Putu Lindawati, 2018).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap krusial dalam perkembangan anak. Pada usia ini, anak mengalami perkembangan pesat dalam berbagai aspek, termasuk bahasa. Pengenalan kosakata menjadi pondasi penting bagi kemampuan berbahasa, membaca, dan menulis di masa depan. Pentingnya pendidikan pada usia dini juga telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, salah satunya dalam surat Luqman ayat 12:

دٌ ي وِتَ !دٌ وِ "تَ #تَ!تَ !تَ ا$وِتَ %تَ&تَ'تَ يْ (تَ)تَ *مٍۖ#وِوِ &يْتَوِ %رُ,رُ-يْتَ ا تَ!تَ ا$وِتَ %يْ,رُ-يْتَ يْ (تَ)تَ * ۚ#وِ!تَوِ %يْ,رُ/يْ وِ 0تَ 1تَ تَ,يْ2وِيْ تَ ا تَيْ رُ اتَييْتَيْٓ يْ تَ تَ)تَ

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

(QS. Luqman: 12)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa hikmah atau ilmu pengetahuan perlu ditanamkan sejak dini. Selain itu, dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menekankan peran penting orang tua dan pendidik dalam membentuk karakter dan kemampuan anak sejak usia dini.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “Perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut (Briggs, 1977) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi pelajar supaya proses belajar terjadi. Menurut Association of Education Comunication Technology (AECT) sebagaimana dikutip Arief S. Sadiman (2006: 6) menyatakan bahwa

(11)

media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi. Dalam lingkup pendidikan media adalah salah satu benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat dan didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan pendidikan. Media pembelajaran adalah suatu benda atau sarana yang dapat digunakan untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran yang dapat dilihat, didengar maupun dibaca oleh pendidik, maupun peserta didik agar tercapai tujuan dari pembelajaran yang diantaranya adalah terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudirman dilihat dari jenisnya dibagi kedalam:

1) Media Auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder.

2) Media Visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam ataupun gambar bergerak.

3) Media Audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar.

Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi jenis media pertama dan kedua.

Setiap anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya, namun pertumbuhan dan perkembangan setiap anak sesuai dengan tingkat perkembangan otak anak itu sendiri, Setiap anak juga memiliki karakter yang berbeda dan setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda pula, ada banyak cara yang dapat digunakan dalam proses belajar sambil bermain salah satunya dengan cara menghadirkan media Flash Card.

Media flash card merupakan media kartu yang memiliki gambar serta keterangan berupa kosakata pada gambar tersebut yang saling berkaitan, media ini dipakai untuk mempermudahkan anak dalam mengenali suatu objek, menggunakan Media Flash Card dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi anak karenakartu dibuat dengan kreativitas yang membuat media Flash Card tampak lebih menarik, Flash Card juga mampu merangsang minat anak dalam mempelajari sesuatu sehingga anak-anak akan merasa senang dalam mengikuti kegiatan bermain sambil

(12)

belajar di sekolah. Media Flash Card juga mampu mengenalkan kosakata pada anak usia dini.

Media Flash Card merupakan kartu bolak-balik yang efektif untuk digunakan dalam mengingat dan kaji ulang dalam proses belajar media flash Card membuat gambar dan kata yang saling berhubungan dan adalah kartu yang disertai kata yang berhubungan dengan kata tersebut dapat dibuat dengan memanfaatkan gambar. Flash Card merupakan salah satu media pembelajaran yang biasanya memiliki gambar, simbol ataupun gambar yang ditempel pada sisi depan serta sisi belakang yang memiliki keterangan berupa kata atau kalimat dari media Flash Card.

Menurut Dwi Haryanti & Dhiarti Tejaningrum (2020:63) menyatakan bahwa Media flash card adalah kartu belajar yang efektif yang berisi gambar, teks atau benda simbol yang digunakan untuk membantu mengingatkan atau mengarahkam siswa kepada sesuatu yang yang berhubungan dengan gambar, teks, atau tanda simbol yang ada pada kartu serta meransang pikiran dan minat siswa sehingga proses belajar terjadi.

Kata secara fonologis merupakan satuan terkecil yang tersusun dari susunan fonem (bunyi dari kata yang diucapkan) berbeda harus dianggap sebagai kata berbeda, beda, seperti kata harum, rumah, murah yang merupakan satuan-satuan kata berbeda karena memiliki urutan fonem berbeda sekalipun jenis fonem pendukungnya sama. Dimana kata merupakan susunakan kata yang akan menjadi sebuah kalimat yang memiliki maksud tertentu, kata juga merupakan salah satu bentuk atau cara individu dalam mengkomunikasi sesuatu baik dalam bentuk perkataan maupun tulisan.

Menurut Kushartanti (2005:151) menyatakan bahwa kata merupakan satuan bebas yang paling kecil, dengan kata lain setiap satuan bebas disebut kata. Dalam berkomunikasi anak usia dini akan menggunakan kata yang dimilikinya untuk menyatakan apa yang anak rasa, semakin banyak kata yang dimiliki anak akan membuat perkembangan linguistik anak semakin meningkat. Kemampuan anak dalam berbahasa, seperti yang diketahui anak usia dini merupakan individu yang

(13)

belum memiliki banyak kata. pentingnya baginya untuk mengenal lebih banyak kata agar anak mampu berkembang sesuai dengan tahapan usianya.

Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Pengenalan kosakata adalah proses memahami dan menguasai makna serta penggunaan kata-kata dalam suatu bahasa.

Pengenalan kosakata sangat penting dalam perkembangan bahasa, terutama pada anak usia dini. Semakin banyak kosakata yang dikuasai, semakin baik kemampuan anak dalam berkomunikasi, memahami bacaan, dan mengekspresikan diri.

Adapun pengenalan kosakata pada penelitian merupakan suatu upaya dalam mengenalkan kata pada anak usia 5-6 tahun dengan menggunakan media flash card, gambar yang ada pada media flash card merupakan sebuah objek (benda) yang dekat dengan kehidupan anak.

Kemampuan mengenal kosakata merupakan keamampuan anak dalam mengetahui atau mengenal tanda-tanda aksara. Pengenalan kosakata merupakan suatu upaya dalam mengenalkan kata, Sebelum anak memasuki lembaga PAUD tentunya anak telah memiliki kata-kata yang diperolehnya ketika berada di luar sekolah kata pertama anak didapatkan dari komunikasi verbal yang didengar oleh anak dari sekelilingnya. Manfaaat mengenal kosakata pada anak usia dini merupakan tonggak kurikulum taman kanak-kanak lewat penyingkapan berulang dan makna kepada peristiwa-peristiwa baca tulis, sehingga anak menjadi tahu akan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata. Apabila anak memiliki yang lebih banyak kosakata maka akan memudahkan anak dalam berkomunikasi dan mengungkapkan perasaannya, serta menyampaikan pendapatnya, penguasaan anak tentang kosakata akan membuat perkembangan bahasa anak berkembang dengan maksimal semakin banyak kosakata yang dimiliki anak akan meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara yang akan memudahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.

(14)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di RA Nurul Fauziyah diketahui bahwa ada beberapa anak yang masih belum mampu mengenal kosakata seperti kata benda, kata ganti/kata yang berbeda dan membaca kosakata hal ini disebabkan karena kurangnya media pembelajaran atau media yang tepat dalam pengenalan kosakata pada anak serta kurangnya bimbingan dari orang tua di rumah. Peneliti juga mengamati bahwa anak kurang memiliki minat dalam mengenal kosakata dan merasa pembelajaran kurang menarik karena anak hanya memperhatikan dan mendengarkan guru dalam memberikan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Flash Card Terhadap Pengenalan Kosakata Pada Anak Usia Dini Kelompok B Di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, berikut merupakan rumusan masalah yang menjadi acuan penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur sebelum dan sesudah digunakan?

3. Apa sajakah faktor penghambat dan pendukung penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur.

(15)

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur sebelum dan sesudah digunakan.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur.

1.4. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

1) Sebagai pendorong untuk pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi orangtua dan guru.

2) Sebagai informasi pengetahuan untuk mengetahui pengaruh media flash card dalam pembelajaran pengenalan kata.

2. Manfaat Praktis 1) Bagi Anak Didik

a. Meningkatkan kemampuan pengenalan kata melalui media pembelajaran yang menarik dan interaktif

b. Menanamkan kecintaan pada ilmu pengetahuan sejak dini.

2) Bagi Guru

a. Memberikan informasi mengenai efektivitas penggunaan media flash card dalam meningkatkan pengenalan kata pada anak usia dini

b. Memberikan inspirasi dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif dan islami

3) Bagi Sekolah

Menambah referensi metode pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini, yang sejalan dengan visi dan misi sekolah.

4) Bagi Peneliti Lain

Menambah referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai pengembangan media pembelajaran untuk anak usia dini, khususnya konteks pendidikan islam.

(16)

1.5. Kerangka Pemikiran

Proses penggunaan media flash card

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Bagian atas kerangka menunjukkan fokus utama penelitian, yaitu kurangnya Pengenalan Kosakata Pada Anak Usia Dini Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah mekarsari cianjur. Media flash card pada anak usia dini, menurut Piaget (dalam.

Syah, 2009) adalah media visual yang membantu anak membangun pemahaman kognitif dan bahasa mereka melalui pengenalan gambar dan simbol. Sebagai variabel bebas, media flash card digunakan sebagai alat bantu visual untuk memfasilitasi proses belajar anak, khususnya dalam mengenal kata-kata baru.

Pengenalan Kosakata Anak Usia Dini menurut teori Piaget (dalam Chaer, 2009:54) Pengenalan kosakata anak sangat terkait dengan perkembangan kognitifnya dan

Kurangnya pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur

Media flash card pada anak usia dini, menurut teori Piaget,

adalah media visual yang membantu anak

membangun pemahaman kognitif

dan bahasa mereka melalui pengenalan gambar dan simbol.

Pengenalan Kosakata Anak Usia Dini menurut teori Piaget Pengenalan kosakata anak sangat

terkait dengan perkembangan kognitifnya dan kosakata dipelajari seiring pemahaman anak tentang konsep dan objek

melalui interaksi aktif dengan lingkungannya, tidak terpisah dari

pemahaman konseptual.

 Visualisasi

 Konsentrasi

 Interaksi

(17)

kosakata dipelajari seiring pemahaman anak tentang konsep dan objek melalui interaksi aktif dengan lingkungannya, tidak terpisah dari pemahaman konseptual.

Sebagai variabel terikat.

Kerangka ini juga menjelaskan bahwa setelah anak-anak memperoleh pembelajaran menggunakan media flash card, akan terjadi peningkatan dalam beberapa aspek penting, yaitu:

a. Visualisasi: Anak dapat lebih mudah menghubungkan kata dengan gambar yang mereka lihat.

b. Konsentrasi: Media yang menarik membuat anak lebih fokus saat belajar.

c. Interaksi: Anak menjadi lebih aktif berkomunikasi, baik dengan guru maupun teman, karena media bersifat partisipatif.

Media flash card digunakan sebagai alat bantu visual yang efektif dalam mengenalkan kosakata pada anak usia dini. Dengan penggunaan yang tepat, media ini dapat meningkatkan proses visualisasi, daya konsentrasi, dan interaksi anak, yang semuanya berkontribusi terhadap penguasaan kosakata yang lebih baik.

1.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja: Terdapat pengaruh penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur.

2. Hipotesis Nihil: Tidak terdapat penggunaan media flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi untuk menunjukkan bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian, namun tidak memiliki pada penelitian yang sudah dilakukan, sehingga dapat menambah pembahasan mengenai pengaruh media pembelajaran flash card terhadap pengenalan kosakata pada anak usia dini. Penelitian yang relevan dilakukan oleh:

No Judul Penelitian

Nama Peneliti Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Pengaruh media

Flash Card

terhadap kemampuan

mengenal kosakata anak usia 3-4 tahun di Paud Muthia Islamic School Kayu Agung

Nina Kholifah, Amir Hamzah dan Kurnia Dewi, (2024)

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis yaitu rtabel dapat diketahui bahwa karena t0 telah diperoleh=9,161 sedangkan tt = 2,07387. Maka t0 adalah lebih besar dari pada tt, baik pada taraf signifikansi 5 % dengan rincian 9,161>2,07387 kemudian secara signifikansi 0,02<0,05= signifikan dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh signifikan antara media flash card terhadap

kemampuan mengenal

kosakata pada anak usia 3-4 tahun di PAUD Muthia Islamic School Kayuagung.

- Variabel X -Variabel Y -Teknik Analisi Data -Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

-Jumlah Sample -Tempat Penelitian -Waktu Penelitian

2 Pengaruh Media Pembelajaran

Flash Card

Terhadap Kemampuan

Bahasa Anak Di Taman Kanak- Kanak Negeri Kartini Bantaeng Reskyah Latifha Ilhamy, Herman,

Hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa

kemampuan bahasa anak yang diberi perlakuan media flashcard pada kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Media flashcard memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan bahasa anak kelompok B di TK Negeri Kartini Bantaeng.

- Variabel X -Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

-Variabel Y -Jumlah Sample -Tempat Penelitian -Waktu Penelitian -Teknik Analisis Data

11

(19)

Muhammad Akil Musi, (2023)

3

Pengaruh Media

Flash Card

terhadap kemampuan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini di PAUD Annisa Yogyakarta.

Annis Sholikha Putri dan Ibrahim, (2022)

Teknik analisis data menggunakan uji Paired sampel T test dengan hasil penelitian nilai rata-rata sebesar 32,00 % setelah diberikan perlakuan dengan penggunaan media Flashcard maka ada perbedaan yang signifikan dan nilai pretest23,95 % sebelum diberikan perlakuan pemberian reward. Dan

Berdasarkan tabel

menunjukan hasil 8.050.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukan perubahan signifikan. Angka tersebut menunjukan nilai sig (2 tailed) sebesar 0,00. Nilai sig (2- tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada perbedaan antara nilai pretest dan nilai posttest dengan arti bahwa ada pengaruh media flashcard terhadap perkembangan bahasa anak usia dini.

- Variabel X -Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

-Variabel Y -Jumlah Sample -Tempat Penelitian -Waktu Penelitian -Teknik Analisis Data

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat persamaan dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu dari variabel independen (Variabel X) dimana sama- sama menggunakan Media Flash Card. Tidak hanya itu dari segi jenis penelitian dan desaian penelitian pun terdapat persamaan. Jenis penelitian yang digunakan menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian teknik eksperimen.

2.2. Landasan Teoritis 2.2.1. Media Flash Card

2.2.1.1. Pengertian Media Flash Card

(20)

Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

medium”, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. NEA (National Education Association) sebagaimana dikutip Arief S. Sadiman (2006: 6) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibicarakan atau dibaca beserta instrument yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.

Media pembelajaran atau alat bantu dalam menyampaikan informasi dalam dunia pendidikan di dimana informannya ialah pendidik dan penerima innformasinya ialah pendidik dan penerima informasinya ialah peserta didik yang dapat mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran.

Sedangkan Sutarti menjelaskan pengertian media pembelajaran yang dipakai saat pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

2. Sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran.

3. Sarana komunikasai dalam bentuk cetak maupun pandang dengar beserta perangkat kerasnya.

4. Alat untuk memberi peransang bagi anak supaya terjadi belajar.

5. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk belajar.

6. Alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajara dari guru kepada murid sehingga murid menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang.

Serta media merupakan sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat menarik perhatian, minat pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar agar tercapai tujuan pembelajaran tertentu.

Media flash card pertama kali dikenalkan oleh Gleen Doman tahun 1964 Glenn Doman yang merupakan dokter ahli bedah otak dari Philadelpia (2010).

Gleen Doman yang merupakan pendiri The Institutes For The Achievement Of

(21)

Human Potential merasa terusik oleh hasil penelitian yang dilakukannya bersama timnya yang terdiri dari dokter, spesialis membaca, ahli bedah otak dan psikolog adapun penelitian yang mereka lakukan tentang “Bagaimana otak anak-anak berkembang?” hasil dari penelitian yang mereka lakukan adalah anak yang cedera otak dapat membaca dengan baik pada usia tiga ataupun lebih muda lagi, tentu akan menjadi suatu permasalahan apabila anak yang berusia 3 tahun belum mampu membaca, oleh karena itu Glenn Doman melakukan penelitian dengan media flash card yang dibuatnya.

Berdasarkan definisi yang tertera maka dapat disimpulkan bahwa media Flash Card merupakan media kartu yang memiliki dua sisi serta gambar yang dilengkapi keterangan saling berkaitan, hadirnya media flash card karena adanya suatu masalah dimana anak usia dini yang belum mampu membaca oleh karena itu media flash card dibuat untuk memudahkan anak dalam membaca serta mampu mengetahui maknanya dipakai untuk mempermudahkan anak dalam mengenali suatu objek serta mampu menambah perbendaharaan kata anak.

2.2.1.2.Teori Flash Card

1) Teori Pembelajaran Kognitif dikembangkan oleh Ulric Neisser (1976), teori ini menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses pengolahan informasi yang diterima oleh individu. Flash card dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan memperkuat memori dan meningkatkan pengenalan.

2) Teori Memori Atkinson-Shiffrin yang dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968), teori ini menyatakan bahwa memori terdiri dari tiga tahap: sensory memory, short-term memory, dan long-term memory.

Flash card dapat membantu meningkatkan kemampuan memori anak dengan memperkuat informasi dalam memori jangka pendek dan memindahkannya ke memori jangka panjang.

3) Teori Pembelajaran Behavioristik dikembangkan oleh B.F. Skinner, teori ini menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Flash card dapat digunakan sebagai alat untuk

(22)

mengubah perilaku anak dengan memberikan stimulus dan respons yang tepat.

2.2.1.3.Ciri – Ciri Media Flash Card

Menyampaikan pembelajaran yang maksimal dengan menggunakan media tentunya banyak hal yang harus diperhatikan sebelum memilih suatu media Flash Card yang dipakai dalam pembelajaran. Kriteria pemilihan media pembelajaran yang harus diperhatikan yaitu kualitas isi dan juga tujuan serta kualitas memotivasi tampilan yang menarik dan mudah digunakan dan juga sesuai dengan kondisi anak.

Media flash card berbeda dengan media pembelajaran lainnya adapun ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh media Flash Card antara lain:

a. Flash card berupa kartu bergambar yang efektif.

b. Kartu dengan dua sisi depan belakang, sisi depan berisi gambar atau simbol.

c. Sisi belakang yang berisikan definisi, keterangan, gambar ataupun uraian.

d. Media Flash Card dibuat dengan sederhana.

Maka dapat disimpulkan bahwa Flash Card ialah media yang dapat digunakan pada sebuah proses penyampaian informasi pada saat pembelajaran yang bercirikan, memiliki gambar atau simbol pada kedua sisinya memiliki keterangan tentang objek yang ada pada media flash card, serta media flash card dapat dibuat dengan cara yang sederhana dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitar.

2.2.1.4.Fungsi Media Flash Card

Fungsi umum media pembelajaran adalah sebagai pembawa pesan dari guru ke anak dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. adapun fungsi khusus media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Untuk menarik perhatian murid.

b. Untuk memperjelas peyampaian pesan.

c. Untuk mengapa keterbatasan ruang, waktu, dan biaya.

d. Untuk menghindari adanya verbalisme dan salah tafsir.

e. Untuk mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan belajar anak.

(23)

Proses pembelajar akan lebih mudah apabila guru menyertakan media yang mampu membantu anak dalam mengenal serta memahami materi yangingin disampaikan. Menyertakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mampu membangkitkan motivasi dan rasa ingin belajar bahkan membawa pengaruh psikologi terhadap anak. Pemilihan gambar yang akan digunakan pada media Flash Card dalam pembelajaran harus memperhatikan saran yang harus disesuaikan dengan karakteristik dan pertumbuhan serta perkembangan setiap anak.

Kartu bergambar pada umumnya dapat menimbulkan daya tarik bagi anak karena kartu dibuat dengan kreativitas serta mampu merangsang minat anak sehingga anak-anak akan merasa senang dalam mengikuti kegiatan bermain sambil belajar di sekolah.

Guna Menyampaikan pembelajaran yang maksimal dengan menggunakan media tentunya banyak hal yang harus diperhatikan sebelum memilih suatu media yang dipakai dalam pembelajaran. Pemilihan media yang digunakan untuk pembelajaran harus memperhatikan kualitas dari media yang akan dipakai dan mampu memotivasi tampilan yang menarik dan mudah digunakan dan juga sesuai dengan kondisi anak.

Tujuan dari media Flash Card dalam mengenalkan kata pada anak akan memudahan bagi anak dalam mengenal kata-kata yang baru, media Flash Card akan memberikan gambaran untuk memperjelas maksud dari kata yang tertera pada Flash Card itu sendiri, penyampaian informasi melalui media Flash Card berupa kata akan menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, bila Flash Card dibuat dengan sangat menarik.

2.2.1.5.Manfaat Flash Card Bagi Anak Usia Dini

Media flash card mampu memberikan manfaat pada pada saat pembelajaran.

Menurut Kemp dan Dayton (1988) menyatakan bahwa media pembelajaran mampu memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

Awalnya setiap pembuatan media yang dipakai dalam proses pembelajaran tentunya untuk memudahkan guru dan peserta didik dalam penyampain informasi menghadirkan media pada saat proses pembelajaran tentunya akan memudahkan

(24)

anak dalam mempelajari sesuatu, anak akan lebih bersemangat pada saat pembelajaran karena penghadiran media yang menarik, serta jam belajar yang tidak terlalu lama yang membuat anak tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung kombinasi antara gambar dan keterangan gambar diharapkan dapat memudahkan anak untuk mengenali kata benda yang ada pada gambar.

Sedangkan secara khusus manfaat dari media Flash Card juga dipaparkan oleh Sudjana dan Rivai adapun manfaat flash card menurut mereka menurut antara lain yaitu:

a. Memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada anak

b. Metode mengajar yang akan bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga anak tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

c. Anak dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan demonstrasi memerankan dan lain-lain.

d. Sebagai petunjuk dan rancangan bagi anak untuk memberikan respon yang diinginkan

Sedangkan manfaat lain dari media flash card juga dipaparkan oleh Dwi &

Dhiarti (2020:64) dalam buku yang dikarang oleh mereka, adapun manfaat media f lash card menurut mereka antara lain sebagai berikut:

a. Anak akan dapat membaca pada usia sedini mungkin

b. Anak juga mampu mengembangkan daya ingat otak kanan anak c. Mampu melatih kemampuan konsentrasi anak

d. Dapat memperbanyak perbendaharaan kata (vocabulary) anak.

Manfaat yang dapat diberikan oleh penggunaan media flash card dalam mengenalkan kosakata pada anak usia dini yaitu mampu untuk mengambarkan hal yang ingin disampaikan oleh guru pada murid serta memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk anak.

2.2.1.6.Cara Pembuatan Media Flash Card

(25)

Pembuatan media Flash Card pada penelitian ini dengan menggunakan bantuan percetakan agar media yang dibuat lebih maksimal dan juga sesuai dengan rancangan. Alat dan bahan yang digunakan dalam media yang dipakai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siapkan kertas yang memiliki ketebalan sesuai dengan yang diinginkan, kertas ini akan difungsikan untuk menempelkan gambar-gambar yang sesuai dengan materi.

2. Mengukur dan memberikan tanda pada kertas tersebut untuk menyesuaikan dengan ukuran yang diinginkan

3. Potong-potong kertas tersebut lalu buat gambar atau materi yang ingin ditempelkan pada kertas.

4. Selanjutnya apabila objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar seperti kertyas HVS.

5. Kemudian mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas cat air, spidol, pensil warna, apabila membuat design dengan komputer maka sesuaikan dengan lalu tempelkan pada kertas tebal tersebut.

6. Jika gambar yang ditempel memanfaatkan gambar yang sudah ada maka gambar dipotong sesuai dengan ukuran laku ditempelkan menggunkan perekat atau lem.

7. Pada bagian akhir memberi tulisan pada kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek yang ada di nama-nama ini biasanya dapa ditulis dengan menggunakan beberapa bahasa seperti bahasa indonesia atau bahasa inggris.

Kesimpulannya ialah media flash card dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan yang ada disekitar seperti memanfaatkan gambar yang sudah ada serta dapat dibuat dengan cara sederhana pula tentu akan menghemat biaya pembuatan, media flash card juga dapat disesuaikan dengan keinginan.

2.2.1.7.Kelebihan dan Kekurangan Media Flash Card

(26)

Setiap media pembelajaran yang dibuat tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat dimiliki oleh media flash card dalam proses pembelajaran antara lain:

1) Kelebihan Media Flash Card

Adapun kelebihan yang dimiliki media flash card yang dapat dirasakan oleh penggunanya, baik guru ataupun murid sekaligus adalah sebagai berikut diantaranya.

a. Kelebihan Media Flash Card yang dapat dirasakan oleh Guru.

Ketika proses pembelajaran berlangsung tentunya guru juga membutuhkan media atau alat yang dapat mempermudah penyampaian informasi pada peserta didik, guru dapat menggunakan media flash card dalam pembelajaran karena media flash card memiliki kelebihan yang dapat dirasalkan oleh guru yaitu:

1. Memudahkan dalam menyampaikam materi, pesan atau informasi pembelajaran.

2. Ukuran yang tidak terlalui besar dan ringan sehingga memungkinkan untuk dibawa kemana-mana.

3. Media flash card dapat memvariasikan metode pembelajaran guru

4. Dapat menghemat waktu dalam menjelaskan materi serta kosakata pada anak.

b. Kelebihan Media Flash Card yang dapat dirasakan oleh Peserta Didik Kelebihan media flash card tak hanya dapat dirasakan oleh guru namun juga dapat dirasakan oleh peserta didik, adapun kelebihan media flash card yang dapat dirasakan oleh peserta didik yaitu:

1. Dapat membantu anak dalam mengingat kosakata yang disampaikan oleh guru

2. Menampilkan teks bacaan yang seseuia dengan gambar yang tertera pada media

3. Dapat digunakan sebagai media permainan hal ini sesuai dengan pembelajaran anak usia dini yaitu bermain sambil belajar.

Bintang Rosda juga berpendapat dalam buku yang dikarangnya yang menjelaskan tentang kelebihan media flash card antara lain sebagai berikut:

(27)

1. Mudah dibawa kemana-mana dengan ukuran yang kecil

2. Praktis, dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya media ini tidak perlu memiliki keahlian khusus dalam membuatnya

3. Menyenangkan dalam penggunaannya media ini bisa melalui bermain mudah diingat karakter media ini anda adalah menyajikan pesan pendek ide pada kartu yang disajikan.

Dapat disimpulkan bahwa setiap media yang dibuat memiliki kekurangan dan kelebihan seperti media flash card yang memiliki kelebihan seperti: Memudahkan dalam menyampaikam materi, mudah dibawa kemana-mana, ukuran yang dapat disesuaikan, dan dapat digunkana sebagai media atau alat permainan.

2) Kekurangan Media Flash Card.

Kelemahan dari media flash card yang dapat dirasakan oleh peserta didik ialah hanya memahami kata dan gambar yang ada pada flash card. Seperti Akbar yang juga berpendapat bahwa kekurangan media flash card: hanya menekankan persepsi penglihatan, kurang efektif jika ukuran kelompok besar kurang efektif jika menerangkan gambar yang kompeleks.

Noviana juga menjelaskan bahwa media flash card memiliki kelemahan sebagai berikut:

a. Menekankan peserta didik dpat melihat media flash card tersebut di depan kelas

b. Kurang efektif jika memakai media flash card di kelas dengan jumlah melebihi 30 peserta didik karena akan tidak efektif.

c. Dengan ukuran media yang sebesar HVS sangat sulit untuk di kelompok besar.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki media flash card tidak hanya dirasakan oleh guru, namun dapat dapat dirasakan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam pemberian dan penerimaan informasi atau pesan yaitu: manfaat yang dapat dirasakan oleh guru yaitu memudahkan penyampaian materi, ukuran media flash card yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta media Flash Card dapat dengan mudah dibawa kemanapun serta lebih praktis dapat dibuat dengan mudah oleh guru. Adapun

(28)

manfaat yang dapat dirasakan oleh anak ialah dapat mengingat kosakata media flash card dapat digunakan denga cara dimainkan. Sedangkan kekurangan dari media flash card hanya menekankan pada gambar dan kata yang ada flash card, serta tidak efektif digunakan pada kelas yang memiliki jumlah peserta didik lebih dari 30 peserta didik.

2.2.2. Pengenalan Kosakata

2.2.2.1. Pengertian Pengenalan Kosakata

Pengenalan kosakata adalah proses memahami, mengingat, dan menggunakan kata-kata yang memiliki makna tertentu dalam berkomunikasi.

Pengenalan kosakata penting karena merupakan fondasi dari kemampuan berbahasa seseorang, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Dengan memiliki kosakata yang kaya, seseorang dapat memahami teks dengan lebih baik, berbicara dengan lancar, dan menulis secara efektif.

Kosakata sendiri terdiri atas dua jenis utama:

1) Kosakata Produktif (Aktif): Kata-kata yang digunakan oleh seseorang dalam berbicara dan menulis.

2) Kosakata Reseptif (Pasif): Kata-kata yang dikenali dan dipahami oleh seseorang saat mendengar atau membaca, meskipun belum tentu digunakan dalam berbicara dan menulis.

Menurut Richards dan Renandya (2002) mereka mendefinisikan pengenalan kosakata sebagai proses penambahan kata baru ke dalam sistem bahasa seseorang.

Proses ini meliputi tidak hanya mengenali makna kata, tetapi juga memahami konteks penggunaannya.

Pengenalan kosakata pada anak usia dini merupakan proses memperkenalkan dan mengembangkan kemampuan anak untuk memahami dan menggunakan kata- kata baru dalam berkomunikasi. Pada usia dini (5-6 tahun), penguasaan kosakata menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan bahasa, yang mencakup kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

Pada tahap ini, anak mulai memahami banyak kata baru melalui interaksi sosial, permainan, cerita, dan pengalaman sehari-hari. Pengenalan kosakata pada

(29)

usia dini bertujuan untuk membangun fondasi kuat bagi kemampuan berbahasa dan keterampilan literasi anak di masa mendatang.

2.2.2.2. Teori Pengenalan Kosakata

1) Teori Pembelajaran Kosakata Nation: Dikembangkan oleh Paul Nation, teori ini menyatakan bahwa pembelajaran kosakata melibatkan empat aspek, yaitu: bentuk, makna, penggunaan, dan penguasaan.

2) Teori Pembelajaran Kosakata Laufer: Dikembangkan oleh Batia Laufer, teori ini menyatakan bahwa pembelajaran kosakata melibatkan tiga tahap, yaitu: pengenalan, pemahaman, dan penggunaan.

2.2.2.3.Faktor Penghambat Pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini

Beberapa hal dapat menjadi penghambat bagi anak usia dini dalam memperkaya kosakatanya:

1) Kurangnya Interaksi Dua Arah:

a. Minimnya Komunikasi dengan Orang Tua atau Lingkungan: Anak membutuhkan stimulasi bahasa yang konsisten dan interaktif. Jika orang tua atau pengasuh jarang mengajak anak berbicara, bertanya, atau merespons celotehan anak, maka kesempatan anak untuk mendengar dan menggunakan kata-kata baru menjadi terbatas. Ini termasuk kurangnya atensi yang diberikan saat berkomunikasi.

b. Kesibukan Orang Tua: Orang tua yang sibuk bekerja mungkin memiliki waktu terbatas untuk berinteraksi verbal dengan anak, sehingga anak kekurangan model bahasa yang baik dan kesempatan untuk menambah kosakata.

2) Penggunaan Gadget yang Berlebihan:

a. Kurangnya Interaksi Sosial: Gadget dapat membuat anak terpaku pada layar, mengurangi interaksi tatap muka yang krusial untuk perkembangan bahasa. Anak mungkin pasif menerima informasi tanpa ada kesempatan untuk merespons atau berinteraksi secara verbal.

b. Paparan Bahasa yang Tidak Ideal: Konten pada gadget mungkin tidak selalu menyediakan variasi kosakata yang kaya atau interaksi yang bermakna.

(30)

3) Lingkungan Bahasa yang Tidak Mendukung:

a. Keterbatasan Rangsangan Bahasa: Lingkungan di mana anak tidak sering terpapar kata-kata baru atau percakapan yang beragam dapat menghambat pengenalan kosakata. Misalnya, jika orang tua hanya menggunakan bahasa daerah yang kurang variatif atau tidak mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

b. Kualitas Kosakata yang Kurang Baik: Jika orang-orang terdekat anak menggunakan kosakata yang terbatas atau kurang benar, anak akan cenderung meniru hal yang sama.

4) Memperkenalkan Bahasa Asing Terlalu Dini:

Kebingungan Bahasa meskipun bilingualisme memiliki manfaat, memperkenalkan bahasa asing terlalu dini tanpa fondasi yang kuat pada bahasa ibu dapat menyebabkan kebingungan pada anak. Anak mungkin kesulitan membedakan antara dua bahasa, menghambat penguasaan kosakata di kedua bahasa.

5) Masalah Kesehatan dan Perkembangan:

a. Gangguan Pendengaran: Anak yang memiliki masalah pendengaran akan kesulitan menangkap bunyi kata-kata, sehingga menghambat proses pengenalan dan penguasaan kosakata.

b. Gangguan Bicara dan Bahasa Tertentu: Kondisi seperti keterlambatan bicara (speech delay), Developmental Language Disorder (DLD), atau gangguan bicara dan bahasa spesifik dapat menyebabkan anak kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, memahami instruksi, atau mengungkapkan pikiran.

c. Keterbatasan Kemampuan Memahami Kosakata: Anak usia dini mungkin belum memiliki kosakata yang cukup untuk memahami teks atau percakapan yang lebih kompleks.

6) Faktor Keluarga:

a. Pola Asuh Orang Tua: Pola asuh yang kurang responsif atau tidak mendukung eksplorasi bahasa anak dapat menghambat perkembangan kosakata.

(31)

b. Urutan atau Jumlah Anak: Dalam beberapa kasus, urutan lahir atau jumlah anak dalam keluarga dapat memengaruhi jumlah interaksi verbal yang diterima anak.

2.2.2.4. Faktor Pendukung Pengenalan Kosakata pada Anak Usia Dini

1) Interaksi Verbal yang Aktif dan Berkualitas:

a. Mengajak Anak Mengobrol: Sering mengajak anak berbicara tentang berbagai hal, bahkan sejak bayi (usia 18 minggu dalam kandungan sudah mulai mendengar suara), adalah cara paling efektif. Gunakan bahasa sehari-hari yang baik dan benar.

b. Mendorong Anak Berbicara: Berikan kesempatan anak untuk berbicara, meskipun susunan kalimat atau pengucapannya belum sempurna. Berikan apresiasi dan koreksi yang lembut.

c. Bertanya dan Merespons: Tanyakan pertanyaan terbuka (misalnya,

"Apa yang kamu lihat?" daripada "Apakah itu kucing?") dan responsilah setiap celotehan atau pertanyaan anak dengan antusias. Ini melatih pemahaman dan penggunaan bahasa mereka.

2) Stimulasi Bahasa Melalui Berbagai Media dan Aktivitas:

a. Membacakan Cerita atau Dongeng: Membacakan buku dengan gambar menarik dan cerita sesuai usia memperkenalkan kosakata baru, melatih pemahaman, dan merangsang daya ingat. Diskusikan isi buku dan tanyakan pendapat anak.

b. Bernyanyi: Lagu anak-anak memperkenalkan kata-kata baru dalam konteks yang menyenangkan dan berirama. Jelaskan arti lirik lagu agar anak memahami maknanya. Bernyanyi juga membantu anak membedakan bunyi huruf dan mengingat kata.

c. Bermain Peran (Role Playing): Melibatkan anak dalam bermain peran, seperti berpura-pura menjadi karakter favorit, mendorong mereka berbicara, berimajinasi, dan berinteraksi.

d. Menggunakan Permainan Edukatif: Permainan seperti puzzle kata, flashcards, atau aplikasi edukatif yang dirancang untuk belajar bahasa dapat membuat proses belajar lebih interaktif dan menarik. Flashcard

(32)

khususnya efektif karena menarik perhatian anak, memotivasi, dan fokus pada pembelajaran kosakata.

e. Mengenalkan Objek Nyata: Asosiasikan kata-kata dengan benda-benda nyata di sekitar anak, melalui melihat, menyentuh, mencium, atau merasakannya. Ini membantu anak memahami makna kata secara konkret.

3) Lingkungan yang Mendukung:

a. Lingkungan Belajar yang Kondusif: Lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dengan lancar dan tanpa kesulitan dalam berkomunikasi akan memfasilitasi penguasaan kosakata.

b. Dukungan Orang Tua: Dukungan dan perhatian yang memadai dari orang tua sangat penting untuk memastikan perkembangan bahasa anak berjalan optimal. Kualitas kosakata yang digunakan oleh orang tua dan orang terdekat sangat memengaruhi kosakata anak.

4) Faktor Kognitif dan Perkembangan:

a. Rasa Ingin Tahu Anak: Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan kosakata baru.

b. Kemampuan Belajar dari Pengalaman: Anak belajar kosakata melalui pengalaman mereka sehari-hari dan model bahasa yang tersedia.

2.2.2.5. Manfaat Pengenalan Kosakata Pada Anak Usia 5- 6 Tahun

1. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi

Dengan mengenal lebih banyak kosakata, anak mampu menyampaikan ide, perasaan, dan keinginannya dengan lebih jelas dan tepat. Kemampuan berbicara mereka menjadi lebih lancar, sehingga komunikasi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya lebih efektif.

2. Mendukung Keterampilan Membaca dan Menulis

Kosakata yang kaya berkontribusi besar pada kemampuan literasi anak. Anak dengan penguasaan kosakata yang baik lebih mudah memahami cerita yang mereka baca dan lebih mampu menulis dengan kalimat yang variatif.

3. Meningkatkan Daya Pikir dan Kognitif

(33)

Pengenalan kosakata mendorong perkembangan kognitif anak, termasuk kemampuan berpikir kritis, logis, dan analitis. Dengan kosakata yang lebih luas, anak dapat memahami konsep yang lebih abstrak dan memecahkan masalah dengan lebih baik.

4. Memperluas Pemahaman tentang Dunia Sekitar

Kosakata yang luas membantu anak memahami lingkungan sekitarnya dengan lebih baik. Mereka mampu mengenali nama-nama benda, peristiwa, atau emosi yang dialami sehari-hari.

5. Meningkatkan Kepercayaan Diri

Ketika anak mampu menggunakan kosakata dengan baik, mereka cenderung lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka tidak merasa takut atau cemas saat berbicara karena mampu menyampaikan pendapat mereka dengan jelas.

6. Memperkuat Hubungan Sosial

Anak dengan penguasaan kosakata yang baik lebih mampu menjalin hubungan sosial yang positif. Mereka dapat berinteraksi dengan teman sebaya, mengungkapkan perasaan mereka, dan memahami perasaan orang lain.

7. Membantu Mengelola Emosi

Kosakata yang baik juga membantu anak mengenali dan mengekspresikan emosi mereka. Ini penting untuk perkembangan kecerdasan emosional (emotional intelligence).

8. Memfasilitasi Pembelajaran di Sekolah

Anak usia 5-6 tahun biasanya sudah memasuki tahap pra-sekolah atau taman kanak-kanak (TK). Kosakata yang baik akan mempermudah anak memahami pelajaran di sekolah, seperti instruksi dari guru, cerita dalam buku, atau pelajaran matematika sederhana.

9. Membantu dalam Pembentukan Pola Kalimat yang Baik

Dengan mengenal banyak kosakata, anak juga akan belajar menyusun kalimat yang lebih lengkap dan kompleks. Ini membantu mereka dalam berbicara maupun menulis dengan struktur kalimat yang lebih baik.

10. Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi

(34)

Kosakata yang luas membuka peluang bagi anak untuk berimajinasi dan berpikir kreatif. Mereka bisa menciptakan cerita, menggambarkan sesuatu secara detail, dan mengeksplorasi ide-ide baru.

2.2.2.6. Perkembangan Pengenalan Kosakata pada Anak Usia 5-6 Tahun

Pada usia 5-6 tahun, perkembangan bahasa anak, terutama dalam pengenalan kosakata, meningkat pesat. Anak mulai memahami, mengenal, dan menggunakan lebih banyak kata secara aktif. Hal ini berkaitan erat dengan perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka.

Beberapa karakteristik perkembangan kosakata pada anak usia 5-6 tahun meliputi:

1) Peningkatan Kuantitas Kosakata

a. Anak usia 5 tahun diperkirakan telah memiliki 2.000 hingga 2.500 kata dalam perbendaharaan mereka, dan pada usia 6 tahun jumlah tersebut meningkat hingga 5.000 hingga 6.000 kata.

b. Kosakata yang dikenali oleh anak (kosakata pasif) cenderung lebih besar dibandingkan kosakata yang mereka gunakan secara aktif.

2) Pemahaman tentang Makna Kata yang Lebih Kompleks

Anak mulai memahami kata-kata yang berkaitan dengan emosi, waktu (kemarin, besok), tempat, dan hubungan sosial. Mereka juga memahami perbedaan antara sinonim, antonim, serta kata-kata yang memiliki makna jamak.

3) Penggunaan Kalimat yang Lebih Kompleks

Pada usia ini, anak tidak hanya mengenal kata-kata tunggal, tetapi juga mulai mampu menggunakan kata dalam kalimat majemuk yang lebih kompleks.

4) Pengenalan dan Penggunaan Kata-Kata Abstrak

Anak mulai mengenal kata-kata yang tidak hanya bersifat konkret (misalnya benda yang bisa dilihat dan dipegang), tetapi juga kata-kata abstrak seperti perasaan (bahagia, marah), konsep waktu (kemarin, sekarang, besok), dan istilah moral sederhana (baik, buruk).

5) Pengembangan Kosakata melalui Aktivitas Sosial dan Literasi

Interaksi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya berperan besar dalam memperkaya kosakata anak. Selain itu, kegiatan membaca buku cerita, menonton

(35)

acara edukatif, dan bermain permainan kata juga mempercepat perkembangan kosakata mereka.

Para ahli bahasa dan psikologi perkembangan juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya pengembangan kosakata pada anak usia ini. Menurut Jean Piaget, anak usia 5-6 tahun berada pada tahap praoperasional akhir di mana mereka mulai mampu menggunakan simbol (kata-kata) untuk mewakili benda atau peristiwa yang ada di sekitar mereka. Pengembangan kosakata pada usia ini mendukung kemampuan anak untuk berpikir secara simbolis, memahami konsep- konsep baru, dan membangun komunikasi yang lebih baik.

2.2.2.7. Pengaruh Media Flash Card dalam

Perkembangan Pengenalan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun

Pengenalan kosakata pada anak usia 5-6 tahun merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan bahasa mereka. Pada usia ini, anak berada pada tahap perkembangan kognitif yang pesat, sehingga mereka mulai mampu mengenali, memahami, dan menggunakan kata-kata dalam kalimat yang lebih kompleks.

Untuk mendukung perkembangan tersebut, diperlukan media pembelajaran yang mampu membantu anak mengenal kosakata dengan cara yang efektif dan menyenangkan. Salah satu media yang banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa anak usia dini adalah flash card.

Flash card adalah kartu bergambar yang biasanya memuat kata, gambar, atau simbol tertentu yang dirancang untuk memberikan rangsangan visual kepada anak.

Media ini sering digunakan dalam aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah karena sifatnya yang sederhana, interaktif, dan mudah digunakan. Penggunaan flash card dalam pembelajaran kosakata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun.

Pengaruh pertama dari penggunaan flash card adalah kemampuan media ini dalam membantu mempercepat pengenalan kosakata baru. Pada usia 5-6 tahun, anak mulai memperkaya perbendaharaan kata mereka, dan flash card berfungsi sebagai alat bantu visual yang efektif. Dengan melihat gambar pada kartu dan mendengar kata yang diucapkan oleh guru atau orang tua, anak dapat dengan mudah menghubungkan visual tersebut dengan kata yang diwakilinya. Hal ini sejalan

(36)

dengan pendapat Doman (1994), yang menyatakan bahwa flash card memanfaatkan memori visual anak, sehingga kata-kata yang dipelajari melalui media ini lebih mudah diingat.

Selain membantu mempercepat pengenalan kosakata, flash card juga berperan dalam meningkatkan kemampuan visual dan verbal anak. Saat anak melihat gambar pada kartu, mereka tidak hanya belajar mengenali bentuk visual dari benda tersebut, tetapi juga mendengar pengucapan kata yang sesuai. Dengan cara ini, anak dapat mengembangkan kemampuan mendengar (listening skills) dan berbicara (speaking skills) secara bersamaan. Otto (2010) dalam bukunya Language Development in Early Childhood Education menjelaskan bahwa media flash card mampu memperkuat kemampuan verbal anak karena proses pembelajaran ini mengintegrasikan aspek visual, pendengaran, dan artikulasi.

Selanjutnya, penggunaan flash card juga berpengaruh pada peningkatan daya ingat dan konsentrasi anak. Anak usia dini cenderung memiliki rentang perhatian yang pendek, sehingga media pembelajaran yang menarik secara visual dapat membantu mereka tetap fokus. Flash card yang penuh warna dan dilengkapi gambar menarik mampu mempertahankan perhatian anak lebih lama dan membantu mereka mengingat kosakata yang dipelajari. Selain itu, permainan yang melibatkan flash card, seperti tebak kata atau memory game, juga berperan dalam meningkatkan daya ingat anak terhadap kata-kata baru.

Pengaruh positif lain dari penggunaan flash card adalah kemampuan media ini dalam melatih pelafalan kata atau artikulasi anak. Pada usia 5-6 tahun, anak mulai belajar mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas. Melalui flash card, anak dapat mendengar pengucapan kata dari guru atau orang tua dan mencoba menirunya. Proses ini membantu anak melatih pelafalan kata dengan lebih baik dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berbicara.

Tidak hanya itu, flash card juga membantu anak mengenal kata-kata dalam konteks tertentu. Biasanya, flash card dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, seperti binatang, buah-buahan, atau alat transportasi. Dengan cara ini, anak tidak hanya belajar kata-kata secara acak, tetapi juga memahami hubungan antar kata dalam suatu tema. Sebagai contoh, anak yang menggunakan flash card bertema

(37)

binatang tidak hanya belajar kata "gajah", tetapi juga memahami bahwa gajah adalah bagian dari kategori binatang. Hal ini memperkaya pemahaman anak tentang konsep-konsep dasar yang ada di sekitar mereka.

Penggunaan flash card juga mendorong anak untuk berpikir kritis dan kreatif.

Guru atau orang tua dapat menggunakan flash card untuk mengajukan pertanyaan yang merangsang pemikiran anak, seperti “Apa nama benda ini?”, “Warna apa yang ada pada gambar ini?”, atau “Binatang ini hidup di mana?”. Pertanyaan semacam ini membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis sambil mengenal kosakata baru.

Selain itu, flash card juga mendukung pembelajaran berbasis permainan (game-based learning). Kegiatan belajar menggunakan flash card sering dikombinasikan dengan berbagai permainan edukatif, seperti mencocokkan kartu bergambar dengan kata yang sesuai, bermain tebak kata, atau menyusun kalimat sederhana menggunakan kartu kata. Pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan membuat proses belajar lebih menyenangkan dan mengurangi kebosanan anak.

Pendapat para ahli juga mendukung efektivitas flash card dalam pengenalan kosakata anak usia dini. Bruner (1966) dalam teorinya tentang belajar kognitif menyatakan bahwa media visual, seperti flash card, dapat membantu anak membangun representasi mental tentang kata-kata yang mereka pelajari. Piaget (1969) juga menekankan bahwa anak usia 5-6 tahun berada pada tahap praoperasional, di mana mereka belajar melalui simbol-simbol visual. Flash card berfungsi sebagai alat bantu visual yang membantu anak memahami hubungan antara gambar dan kata.

Dengan semua pengaruh positif ini, dapat disimpulkan bahwa flash card merupakan media yang sangat efektif dalam mendukung perkembangan kosakata anak usia 5-6 tahun. Flash card membantu anak mengenal kata-kata baru, meningkatkan kemampuan verbal, melatih pelafalan, serta memperkuat daya ingat dan konsentrasi. Selain itu, media ini juga mendorong interaksi sosial, terutama ketika digunakan dalam kelompok kecil di kelas. Dengan penggunaan yang tepat,

(38)

flash card dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif untuk membantu anak usia dini mengembangkan kemampuan bahasa mereka secara optimal.

(39)

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian 3.1.1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan secara objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.Serta yang menggunakan angka-angka yang diperoleh dari sebuah tes yang dilakukan.

Metode Penelitian Kuantitatif, menurut Sugiyono (2017:8) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.

3.1.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Sugiyono (2017:72) berpendapat bahwa metode Eksperimen ialah metode yang digunakan dalam penelitian untuk mecari pengaruh perlakuan terhadap kondisi yang terkendali dengan (Quasi Eksperimental Design) yang memiliki kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, metode eksperimen dengan desain (Quasi Eksperimental Design) menggunakan dua kelas, kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok sample, kelompok pertama (K1) sebagai kelas eksperimen dan kelompok kedua (K2) sebagai kelas kontrol, kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dan yang akan mendapatkan perlakuan adalah kelas eksperimen. Tujuan yang hendak di capai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan media flash card dalam

32

(40)

mengenalkan kosakata pada anak usia dini kelompok B di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur. Rancangan yang digunakan pada pada penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Subjek Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Kelas Eksperimen Y1 X Y2

Kelas Kontrol Y1 Y Y2

Keterangan:

Y1 = Tes awal Y2 = Tes akhir

X = Perlakuan (mengenalkan kata dengan media flash card) Y = Tidak mendapat perlakuan

3.2. Populasi dan Sample

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subjek yang akan diteliti, yang meliputi seluruh karakteristik yang ada.

Menurut Dr. Ratna Wijayanti, dkk (2021:59) menyatakan bahwa populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian.

Menurut (Ibid, h:80) Populasi juga dapat diartikan keseluruhan individu atau objek tertentu atau ukuran yang diperoleh dari semua individu atau objek tertentu. Populasi bukan hanya orang tetapi benda-benda alam, jumlah, karakter sifat yang dimiliki oleh subjek dan objek itu.

Populasi merupakan sebuah rangkaian kegiatan penelitian. Sugiyono (2019:126) Populasi sebagai wilayah generalisasi terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga suatu objek atau suatu benda alam yang lain.

Dalam penelitian ini, populasinya mencangkup seluruh siswa Kelompok B1 di RA Nurul Fauziyah Mekarsari Cianjur sebanyak 20 orang yang terdiri dari 12 orang Perempuan dan 8 orang Laki-Laki

3.2.2. Sampel

(41)

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan subjek penelitian yang dianggap mewakili populasi, dan biasanya disebut sebagai responden penelitian. Sampel didefinisikan juga sebagai bagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu, sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.

Sampel adalah bagian kecil atau wakil dari suatu populasi yang dipilih untuk diteliti. Menurut Sugiyono (2019:131) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam suatu penelitian bilamana populasinya kurang dari 100 maka sebaiknya diambil seluruhnya dan bilamana populasinya lebih dari 100 maka dapat diambil sebagian dari populasi yang ada.

Dalam penelitian ini, melihat jumlah populasi sebanyak 20 orang maka, semua anggota dijadikan sampel penelitian, karena menggunakan sampling jenuh

3.3. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:199) menyatakan bahwa instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pada saat melakukan pengumpulan data penelitian, penyusunan instrument merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian. Instumen berfungsi sebagai alat yang akan membantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk instrument berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal metode wawancara, yang instrumennya pedoman wawancara, metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner. Adapun pada penelitian ini menggunakan pemberian skor pada kategori Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sampai Berkembang Sangat Baik (BSB). Dengan indikator observasi sebagai berikut.

Tabel 3.2. Indikator Pencapaian Perkembangan Pengenalan Kosakata Usia 5- 6 Tahun

No Indikator Sub Indikator

1 Pengenalan

Kosakata - Menyebutkan huruf-huruf dengan benar - Memiliki perbendaharaan kata yang banyak

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.3. Kategori Tingkat Pencapaian Keberhasilan Anak
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang Digunakan .... Kisi-kisi Instrumen Pre Test dan Post

antara variabel yang diteliti dengan sumber data, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.. • Dua jenis kisi-kisi instrumen: 1)

TABEL 3.2 INSTRUMEN PENELITIAN No Variabel/Unit Analisis Purposive Sampling (berdasarkan tema/edisi desain) Sub Variabel Indikator Teknik Pengumpulan Data Item 1 Urban

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: (1) menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, seperti kisi-kisi

Matriks Teknik Pengumpulan Data No Tahap Kegiatan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data Teknik Analisis Data 1 Penelitian dan pengumpu

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari indikator – indikator yang berkaitan dengan kemampuan mengenal huruf, yaitu kemampuan anak dalam menyebutkan

Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, dalam kisi-kisi instrumen terdapat variabel yang diteliti, indikator

Lampiran 3 INSTRUMEN PENELITIAN MATRIKS PENGUMPULAN DATA PENELITIAN Tujuan Penelitian Indikator Data yang Diperlukan Sumber Data Instrumen yang Digunakan Gambaran