i
DAFTAR ISI ... i
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
2.1 Tujuan Kegiatan ... 2
3.1 Luaran Kegiatan ... 2
4.1 Manfaat Kegiatan ... 2
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ... 3
2.1 Konsep dan Spesifikasi Produk ... 3
2.2 Analisis SWOT ... 4
2.3 Analisis Pasar ... 4
2.4 Analisis Ekonomi (Potensi Profit) ... 6
2.5 Analisis Kompetitor ... 7
2.6 Potensi Keberlanjutan Usaha ... 8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ... 9
3.1 Perencanaan dan Persiapan Produksi ... 9
3.2 Produki ... 9
3.3 Pengemasan ... 10
3.4 Pemasaran Produk ... 11
3.5 Monitoring dan Evaluasi ... 11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 12
4.1. Anggaran Biaya ... 12
4.2. Jadwal Kegiatan ... 12
DAFTAR PUSTAKA ... 13
LAMPIRAN ... 14
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping ... 14
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ... 20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ... 22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ... 23
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jerawat (acne) merupakan suatu kondisi yang sangat dikeluhkan oleh semua orang baik laki laki dan perempuan pada usia remaja hingga dewasa. Jerawat tentunya menyebabkan ketidaknyamanan serta mengganggu penampilan wajah yang merupakan suatu simbol identitas. Suatu hasil survey menyebutkan bahwa terdapat 40-80% kasus jerawat, pada wanita sebanyak 83-85% di umur 14-17 tahun sedangkan pada pria sebanyak 95-100% di umur 16-19 tahun.
Jerawat pada umumnya muncul ketika seseorang telah menginjak usia remaja dimana produksi hormon androgen meningkat sehingga berdampak pada peningkatan sekresi sebum (kelenjar minyak di kulit). Benjolan yang kadang timbul pada jerawat terbentuk ketika sebum melebihi kemampuan kulit dalam mengeluarkannya melalui pori-pori. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat seperti faktor genetik, cuaca, polusi, kebersihan wajah serta pemakaian produk kosmetik dan kondisi stress. Tak heran jika sekarang ini trend kecantikan merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan.
Hal yang dapat dilakukan guna mengurangi timbulnya jerawat adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat pada kulit wajah, namun hal itu tidak cukup mengingat banyak factor pemicu lain yang tidak cukup dengan penerapan gaya hidup sehat. Dibutuhkan suatu perawatan tambahan guna menunjang proses penyembuhan dari jerawat.
Berdasarkan riset Asosiasi Digital Marketing Indonesia tahun 2021, produk perawatan dan kecantikan menduduki peringkat pertama kategori produk terlaris dan paling banyak dicari dengan total penjualan hingga mencapai 586 juta. Hal ini tentunya dilatar belakangi adanya berbagai permasalahan wajah yang tentunya semua orang menginginkan untuk bisa sembuh dan tampil lebih percaya diri. Oleh karena itu seiring dengan menjulangnya trend kecantikan, banyak bermunculan produk-produk kecantikan dan perawatan yang tentunya menghasilkan omset penjualan yang begitu tinggi. Disamping itu, tentunya banyak produk yang beredar memiliki harga yang bervariasi bahkan terkadang belum tentu aman bagi para penggunanya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, menunjukan suatu peluang untuk menciptakan suatu produk perawatan kulit dengan harga yang terjangkau serta tidak memiliki kandungan bahan kimia yang tinggi yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan banyak orang. Menurus hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kelor memiliki kandungan yang dapat digunakan sebagai perawatan kesehatan dan kecantikan kulit. Daun kelor memiliki kandungan antioksidan dan fenolat yang dapat mengurangi peradangan jerawat serta mengurangi flek hitam pada wajah.
Pemanfaatan daun kelor di Indoesia juga masih terbilang terbatas hanya pada makanan dan bahan herbal. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki daun kelor, kami termotivasi untuk mengubahnya menjadi suatu sediaan clay mask yang memiliki nilai jual lebih tinggi yang tentunya memiliki konsep yang lebih modern,
praktis dan tentunya mudah digunakan serta tentunya mampu bersaing dengan produk lain.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan produk perawatan wajah guna mengatasi permasalahan jerawat bagi banyak orang dengan memanfaatkan bahan alam berupa daun kelor sebagai salah satu produk kecantikan alami berupa clay mask yang aman digunakan dan memiliki manfaat yang baik dalam perawatan kulit berjerawat. Kegiatan menciptakan jenis masker perawatan wajah dengan sediaan baru berupa clay mask daun kelor yang belum ada dan memperkenalkan kepada masyarakat secara luas akan khasiat dari daun kelor yang kaya akan manfaat sebagai anti-acne.
1.3 Luaran Kegiatan
Luaran yang dari kegiatan ini adalah dalam bentuk laporan kemajuan, laporan akhir, serta produk dari wirausaha ini. Segala hal mengenai perkembangan dari produksi hingga penjualan akan didokumentasikan dalam laporan kemajuan serta seluruh proses kegiatan akan tercantum dalam laporan akhir yang dibuat. Produk ini pada nantinya akan didaftarkan pada BPOM agar memiliki izin yang resmi dan dapat dipatenkan.
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini diharapkan clay mask yang diformulasi dari daun kelor ini dapat berguna bagi perawatan kulit wajah berjerawat dengan harga yang terjangkau, alami, dan aman digunakan. Dengan adanya kegiatan ini dapat memaksimalkan pemanfaatan dari daun kelor itu sendiri sehingga dapat meningkatkan nilai guna dari daun kelor serta dapat meningkatkan produksi dari para petani daun kelor.
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Konsep dan Spesifikasi Produk
Gambar 1 : Logo Produk
Ettraderm adalah merek brand perawatan kulit wajah yang berasal dari kata ettra (ratu kecantikan) dan derm (kulit). Merek brand ini diciptakan dengan harapan dapat mewujudkan kulit yang indah bak ratu kecantikan yang membantu mengatasi permasalahan umum pada kulit wajah. Jerawat adalah permasalahan umum yang dialami lebih dari 80% manusia. Pada umumnya, jerawat muncul ketika menginjak usia remaja dimana produksi hormon meningkat yang berdampak pada peningkatan kelenjar minyak. Adanya permasalahan tersebut dibutuhkan perawatan kulit yang dapat membantu proses penyembuhan. Pembuatan produk ini dikonsepkan untuk membantu mengurangi permasalahan jerawat dengan menggunakan formulasi alami dari daun kelor. Kandungan daun kelor kaya akan antioksidan dan fenolat yang dapat mengurangi peradangan jerawat serta mengurangi flek hitam pada wajah.
Gambar 2. Kemasan Produk
Produk ini dibuat dalam bentuk clay mask yang berkhasiat dalam proses penyembuhan jerawat pada wajah. Clay mask itu sendiri adalah bentuk sediaan masker wajah berbahan dasar tanah liat yang biasanya mengandung kaolin atau bentonit. Bahan ini mampu menyerap minyak berlebih pada wajah sehingga cocok digunakan pada kulit berminyak. Perpaduan bahan ini dengan daun kelor merupakan inovasi yang kami buat untuk menghasilkan produk yang praktis,
modern dan mudah digunakan. Kesehatan wajah merupakan harapan semua orang, sehingga pembuatan produk ini memiliki peluang yang besar dalam perkembangannya.
2.2 Analisis SWOT
Strength (S) Weakness (W)
● Modern, praktis dan mudah digunakan
● Bahan baku yang mudah didapat
● Desain kemasan yang menarik dan mudah dibawa
● Produk yang berbeda dari yang lain dan belum ada di pasaran
● Khasiat mengatasi jerawat yang menjadi daya tarik untuk membeli
● Masyarakat belum banyak yang tahu bahwa daun kelor
berkhasiat dalam mengatasi jerawat sehingga masyarakat mungkin akan meragukannya
● Bau khas daun kelor yang agak kurang sedap
Opportunity (O) Threat (T)
● Sedikitnya pesaing yang membuat produk yang sama dari daun kelor
● Memperkenalkan daun kelor sebagai anti jerawat kepada masyarakat dan memanfaatkan daun kelor menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat memaksimalkan
penggunaan daun kelor
● Munculnya pesaing yang sama
● Pengajuan BPOM
● Kuatnya persaingan dengan brand merek yang sudah terkenal
● Menaklukan konsumen yang sudah sangat mempercayai dan berlangganan dengan brand lain
2.3 Analisis Pasar
Kesehatan dan kecantikan kulit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh semua orang. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, muncul beragam produk kecantikan dan perawatan kulit. Oleh sebab itu produk kesehatan dan kecantikan kulit memiliki peluang bisnis yang besar. Hal ini terbukti dari survey yang telah dilakukan oleh Digital Marketing Indonesia bahwa produk perawatan dan kecantikan paling banyak dicari dan selalu menduduki peringkat teratas bahkan pertama dengan penjualan paling laku di marketplace besar seperti
shopee dan tokopedia. Berikut ini adalah contoh data survey yang dilakukan oleh Digital Marketing Indonesia pada periode Januari - Oktober 2021:
Gambar 3. Data survey Digital Marketing Indonesia Januari - Oktober 2021
Analisis STP yang meliputi segmentasi, target, dan posisi digunakan dalam menganalisis pasar pada produk ini sebagai berikut :
Segmentasi Target Posisi
Geografis :
Semua wilayah Indonesia
Sasaran produk ini adalah usia remaja hingga dewasa agar dapat mengatasi permasalahan jerawat pada wajah. Sasaran distribusi dan marketing dilakukan melalui media sosial seperti instagram dan tiktok serta marketplace agar dapat menjangkau semua wilayah Indonesia melalui pengenalan dan sosialisasi produk dari promosi
Produk ini
memposisikan sebagai produk perawatan kulit wajah berbahan dasar alami yang praktis, modern dan mudah digunakan dalam mengatasi
permasalahan umum pada kulit wajah Demografis :
Usia remaja hingga dewasa, baik laki-laki maupun perempuan di semua kalangan Psikografis :
Pilihan produk yang tepat bagi mereka yang
mengatasi permasalahan jerawat
Perilaku :
Manfaat dan khasiat produk yang dicari
2.4 Analisis Ekonomi (Potensi Profit)
Berikut ini perhitungan untuk mendapatkan keuntungan serta pengembalian modal produk ettraderm moringa clay mask :
Tabel 1. Perhitungan Biaya Produksi
Biaya Tetap (BT) Rp 4.540.000,00 / produksi
Biaya Tidak Tetap (BTT) Rp 3.375.000,00 / 100 pcs
Rp 33.750,00/pcs
Jumlah Produksi (PB) 100 pcs
Biaya Produksi (BP) Rp 7.915.000,00 /produksi
Harga Pokok Produksi (HPP) Rp 79.150/pcs
Harga Jual (HJ) Rp 125.000/pcs
Hasil Usaha (HU) Rp 12.500.000,00/produksi
Keuntungan (K) Rp 4.585.000,00/produksi
Tabel 2. Ekonomi Teknik Perhitungan
BP
Perhitungan HPP
Perhitungan HU
Perhitungan K BT + BTT
= Rp 7.915.000
BP : PB
= Rp 79.150
PB x HJ
= Rp 12.500.000,00
HU – BP
= Rp 4.585.000,00 Dalam menganalisis kelayakan usaha, dapat digunakan perhitungan BEP (Break Event Point) serta perhitungan nilai B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) berikut ini :
BEP (Break Event Point) a. BEP Produksi
BEP Produksi = BP/HJ
= Rp 7.915.000,00/Rp125.000,00
= 63,32 pcs = 63 pcs
Usaha akan mengalami titik impas ketika produksi masker sebanyak 63 pcs.
b. BEP Harga
BEP Harga = BP/PB
= Rp 7.915.000,00/100 pcs
= Rp 79.150,00
Usaha akan mengalami titik impas jika harga jualnya sebesar Rp 79.150,00/pcs
Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio = HU/BP
= Rp 12.500.000,00/Rp 7.915.000,00
= 1,57
Nilai B/C Ratio sebesar 1,57 (lebih dari 1) yang berarti usaha ini layak untuk dijalankan dan menunjukkan bahwa setiap jumlah 1 rupiah yang digunakan untuk produksi, menghasilkan penerimaan sebesar 1,57 rupiah.
Cash Flow Keuangan
Cash flow digunakan untuk menggambarkan keuangan yang masuk dan keluar.
Berikut adalah proyeksi keuangan selama 2 tahun :
Gambar 4. Cash Flow Keuangan Selama 2 Tahun
Hasil penjualan terbilang rendah pada bulan pertama karena masih pada tahap marketing dan pengenalan. Pada bulan berikutnya terbilang mengalami peningkatan sehingga usaha ini memiliki potensi untuk dikembangkan.
2.5 Analisis Kompetitor
Ettraderm moringa clay mask ini adalah inovasi masker wajah dengan menggunakan daun kelor sebagai formulasinya. Pemanfaatan daun kelor di Indonesia masih terbatas pada penggunaan makanan atau pengobatan tradisional.
Sekarang ini memang banyak kompetitor yang telah mengeluarkan berbagai jenis produk masker wajah seperti dalam bentuk bubuk, krim ataupun gel. Oleh sebab itu kami membut produk dengan variasi yang berbeda. Produk kami buat dalam bentuk clay mask dengan formulasi daun kelor yang ternyata belum ada yang beredar di pasaran. Beberapa jenis masker dari daun kelor yang dibuat kompetitor lain masih dalam bentuk sederhana yaitu bubuk yang harus dicampurkan air sebelum digunakan. Berbeda dengan produk yang kami buat dalam bentuk clay mask
-30000000 -20000000 -10000000 0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Cash Flow
IN FLOW OUT FLOW NET CASH
tentunya jauh lebih praktis dan langsung diaplikasikan pada wajah tanpa harus repot mencampurkannya dengan air. Sehingga dengan begitu dapat menarik perhatian orang untuk mencoba memakai produk ini.
2.6 Potensi Keberlanjutan Usaha
Ettraderm moringa clay mask ini memiliki peluang keberlanjutan usaha yang besar seiring dengan majunya gaya hidup manusia dan trend kecantikan serta semboyan ‘good looking’. Sekarang ini manusia berlomba-lomba untuk memiliki penampilan bagus terutama wajah yang merupakan simbol identitas. Dengan adanya aktivitas diluar dan pengaruh lain yang memunculkan permasalahan kulit seperti jerawat, maka orang-orang akan mencari suatu produk guna mengatasi permasalahan wajahnya. Hal ini terbukti berdasarkan survey dari Digital Marketing Indonesia bahwa produk kecantikan dan kesehatan kulit merupakan produk yang paling banyak dicari dengan penjualan tertinggi. Selain itu produk ini memiliki formulasi dengan kandungan dan manfaat yang baik dalam mengatasi permasalahan jerawat. Produk ini pada nantinya juga dapat dikembangkan dengan penambahan formulasi bahan lain maupun bentuk sediaan lain yang tentunya dapat mengatasi permasalahan kulit wajah lainnya.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Gambar 5. Diagram Alir Pelaksanaan 3.1 Perencanaan dan Persiapan Produksi
Perencanaan dilakukan dengan melihat apa yang menjadi minat yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen target pasar. Pada tahap perencanaan meliputi segala hal yang diperlukan untuk proses produksi seperti pengadaan peralatan dan bahan baku, bagaimana perencanaan pemasaran produknya, desain dan konsep produk. Dalam memperoleh bahan baku dan peralatan yang diperlukan melalui pencarian di situs online dan survey pasar. Pada proses pemilihan bahan baku perlu diperhatikan kualitas dan harganya.
3.2 Produksi
Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan dalam proses produksi :
Alat Bahan
Gelas Takar Timbangan Pengaduk Kompor Panci
Wadah kemasan jar Pipet
Bubuk daun kelor Kaolin clay Safflower oil
Emulsifying Wax NF Cethyl Alcohol
Pembuatan Moringa Clay Mask : Lelehkan Emulsifying Wax NF Bersama dengan safflower oil didalam panic
Masukkan Kaolin Clay kedalam lelehan emulsifying wax dan
safflower oil sedikit demi sedikit lalu aduk hingga merata
Lanjut masukkan bubuk daun kelor sedikit demi sedikit, aduk merata
Tambahkan Cethyl Alkohol yang sudah dilelehkan, aduk merata
Masukkan kedalam wadah jar kemasan dan tunggu hingga
konsistensinya berubah menjadi semi padat
3.3 Pengemasan
Ettraderm moringa claymask ini dikemas dalam bentuk jar ukuran 100 gram
yang dilengkapi dengan spatula masker. Ketika akan menggunakannya lebih praktik dan langsung diaplikasikan pada wajah. Penambahan box kemasan juga menambah nilai dari produk ini serta dapat mencantumkan segala informasi pada box kemasan tersebut seperti petunjuk pemakaian dan ingredients.
3.4 Pemasaran
Tahap pemasaran produk dilakukan dengan memaksimalkan peluang besar dari
promosi marketing di sosial media seperti instagram, tiktok, dan penempatan pada toko onlinr seperti shopee ataupun tokopedia. Promosi online akan dilakukan melalui pemasangan iklan dan endorsment kepada para influencer. Produk yang dibuat akan kami dikenalkan terlebih dahulu kepada wanita yang mengalami problem di wajahnya, seperti jerawat serta ada flek hitam. Pemasaran produk akan dibuat menjadi alternatif perawatan wajah secara alami, simpel, serta murah. ketika banyaknya peminat akibat produk ini, selanjutnya akan dikembangkan lagi jangkauan pemasaran produk ini. Media sosial merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran produk karena dapat menampilkan produk secara visual dan dapat menjangkau masyarakat luas sehingga mendapatkan informasi produk dan menciptakan kedekatan antara pemilik produk dan pelanggan.
3.5 Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini dilakukan secara berkala dan terus- menerus agar tercipta produk
yang dapat mencapai kepuasan konsumen. Kegiatan ini dilakukan melalui pengamatan terhadap produk dalam 6 bulan dan analisa lanjutan mengenai kondisi pasar. Salah satu bentuk evaluasi dapat dilakukan melalui penyusunan laporan keuangan untuk mengetahui keuntungan penjualan. Dengan begitu evaluasi tersebut dapat memberikan gambaran perihal kekurangan dan apa saja yang perlu diperbaiki dari usaha ini guna keberlanjutan kedepannya dalam mengatur strategi yang lebih baik.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1.Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Perlengkapan yang Diperlukan Rp 2.625.000
2. Bahan Habis Pakai Rp 2.190.000
3. Transport Lokal Rp 500.000
4. Lain-lain : Iklan Online Endorsment Uji BPOM
Rp 2.600.000
Jumlah Rp 7.915.000
4.2. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan No Jenis Kegiatan Bulan
Person Penanggung jawab 1 2 3 4 5
1 Pembagian Kerja
Sifa Amelia Rahayu 2 Survey Bahan
dan Peralatan
Falah Wili Soeyadhi 3 Pembelian
Bahan dan Peralatan
Falah Wili Soeyadhi
4 Produksi Produk
Vivi Febrianti 5 Promosi
dan Pemasaran
Sifa Amelia Rahayu 6 Penyusunan
Laporan Keuangan
Nury Mutiara Firdaus
7 Monitoring Dan Evaluasi
Nury Mutiara Firdaus
DAFTAR PUSTAKA
Elfine, M., 2020. Pengaruh Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Pemulihan Jerawat (Acne) Pada Remaja Usia 13-19 Tahun (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang).
Hapsari, N.K., Aktivitas antioksidan dan antibakteri sediaan masker yang diperkaya ekstrak daun kelor (moringa oleifera) (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Hardiyanthi, F., 2015. Pemanfaatan aktivitas antioksidan ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dalam sediaan hand and body cream.
Indrayani, A.W., Artini, I.G.A., Suriani, N.L., Satriyasa, B.K., Jawi, I.M., Aman, I.G.M., Widhiartini, I.A.A., Sumardika, I.W., Trapika, I.G.M.S.C., Dewi, N.W.S.
and Ernawati, D.K., PELATIHAN PEMBUATAN SKIN CARE BERBAHAN DASAR DAUN KELOR PADA IBU-IBU PKK DESA MAMBANG SELEMADEG TIMUR TABANAN.
Toripah, S.S., 2014. 4. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KANDUNGAN TOTAL FENOLIK EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera LAM).
Pharmacon, 3(4).
Triana, L., Wulandari, R.S., Zusvita, E., Rohmatika, D., Prameswari, A. and Rahardjo, R., 2020. PENGARUH STABILITAS FISIK KRIM EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera, Lamk.) TERHADAP VARIASI VASELIN ALBUM SEBAGAI OBAT JERAWAT. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, pp.227-223.