Metalmorphosis: Mengubah Besi Bekas Menjadi Meja Komputer
Diusulkan oleh :
1. Andrian putra pratama [08]
2. Dafa rafiawan febrio [12]
3. Lutfi arridwan [17]
4. M risky syahputra [19]
5. M gilang Ramadhani [22]
6. Septian Aditya Ramadhani [31]
SMKN 2 BOJONEGORO BOJONEGORO
2024
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BPC 2024...ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 2
1.3 Tujuan Program...2
1.4 Luaran yang diharapkan...2
1.5 Kegunaan Program...2
BAB II. DESKRIPSI UMUM RENCANA USAHA...3
2.1 Deskripsi Produk...3
2.2 Analisis Pasar...3
2.3 Potensi Sumber Daya...3
2.4 Peluang Pasar... 3
2.5 Analisis Kelayakan Usaha...5
1. Cash Flow... 5
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)...6
3. Break Event Point (BEP)... 7
4. Return On Investment (ROI)... 8
5. Menghitung Laba Rugi... 8
2.6 Proyeksi Penjualan...9
BAB III. METODE PELAKSANAAN...10
3.1 Standarisasi SOP (Standard Operational Procedures)...10
3.2 Produksi...10
3.2 Riset dan Orientasi Pasar... 11
3.3 Pengemasan... 11
3.4 Pengujian Produk...11
3.5 Pemasaran dan Penjualan...12
BAB IV. SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN...13
4.1 Rancangan Anggaran Biaya... 13
4.2 Keberlanjutan Usaha...15
DAFTAR PUSTAKA...16
LAMPIRAN...17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Akumulasi limbah besi tua berkontribusi terhadap bahaya lingkungan karena logam seperti arsenik, kadmium, merkuri, dan timbal, sementara tidak beracun pada tingkat rendah, menjadi berbahaya pada konsentrasi yang lebih tinggi, merusak ekosistem dan kesehatan manusia karena sifatnya yang tidak dapat terurai secara hayati. (Surajudeen, 2024) Studi menunjukkan bahwa endapan logam bekas dapat menyebabkan peningkatan kadar unsur beracun di tanah sekitarnya, mempengaruhi vegetasi dan ekosistem local (Klára, 2019)
Pasar saat ini mencari furnitur yang unik, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Pergeseran ini didorong oleh keinginan konsumen untuk kekhasan dan keberlanjutan, yang mencerminkan perubahan dan nilai gaya hidup yang lebih luas. menunjukkan kebutuhan yang kuat akan keunikan, mempengaruhi keputusan pembelian mereka terhadap pilihan furnitur yang khas (Ruvio, 2010). Kustomisasi sangat dihargai, terutama di kalangan milenial, yang lebih memilih furnitur yang dapat disesuaikan dengan gaya pribadi dan kebutuhan fungsional mereka (Taylor, 2020) Ada preferensi yang berkembang untuk furnitur berkualitas tinggi yang tahan lebih lama, karena konsumen bersedia berinvestasi dalam produk yang menawarkan daya tahan dan dapat dimodifikasi dari waktu ke waktu(Johnson, 2020). Pasar condong ke bahan ramah lingkungan dan proses manufaktur, dengan inovasi dalam produksi furnitur kayu yang meminimalkan limbah dan mempromosikan keberlanjutan. (Chen, 2013) Menurut Ewasechko, harga furniture sangat tinggi hal ini disebabkan karena tingginya modal yang diperlukan untuk menghasilkan furniture. (A.C, 2005)
Pemanfaatan besi bekas menjadi meja computer menjadi salah satu cara untuk mengurangi limbah besi bekas di lingkungan. Keunggulan dari Metalmorphosis tidak hanya fungsionalnya sebagai meja computer namun juga memiliki desain yang menarik dan estetika yang tinggi. Metalmorphosis juga memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk serupa di pasaran hal ini disebabkan karena terbuat dari besi bekas yang didaur ulang.
Target pasar dari Metalmorphosis adalah kaum muda yang peduli lingkungan, pengusaha kecil dan menengah yang mencari furnitur kantor yang unik dan kolektor barang antik atau unik. Dalam beberapa tahun terakhir, tren pasar semakin menyukai bisnis yang memprioritaskan keberlanjutan, terutama melalui daur ulang dan penawaran produk lokal.
Pergeseran ini didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen mengenai masalah lingkungan dan preferensi yang berkembang untuk barang-barang yang bersumber secara lokal (Yayuk, 2022). Kami adalah siswa jurusan Teknik pengelasan yang telah mengikuti program PKL. Kami memiliki jaringan dengan beberapa bengkel las dan pengepul besi bekas di Sukorejo, Bojonegoro. Kualitas produk kami sangat tinggi dan tahan lama.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengoptimalkan potensi besi bekas sebagai meja computer di Kabupaten Bojonegoro?
1.3 Tujuan Program
Tujuan dari pelaksanaan program apabila melihat latar belakang permasalah diatas yaitu:
1. Memanfaatkan peluang sumberdaya besi bekas terutama besi produk gagal
2. Mengembangkan inovasi baru berupa meja komputer dari besi bekas serta mengurangi limbah dan mencegah pencemaran
3. Memasarkan meja komputer dari besi bekas 1.4 Luaran yang diharapkan
Produk meja komputer yang dipasarkan dapat menjadi peluang bisnis baru di Kabupaten Bojonegoro untuk menciptakan lapangan kerja baru, sebagai produk baru pada bidang pengelasan, dan mengenalkan kepada Masyarakat bahwa siswa SMK bisa berwirausaha.
1.5 Kegunaan Program
1. Bagi siswa :
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan juga mengotimalkan kreativitas 2. Bagi Masyarakat umum:
Peluang usaha baru dan mengurangi limbah dan mencegah pencemaran lingkungan.
BAB II. DESKRIPSI UMUM RENCANA USAHA
2.1 Deskripsi Produk
Produk “Metalmorphosis” merupakan salah satu inovasi produk dengan memanfaatkan SDM di Kabupaten Bojonegoro terutama siswa di SMKN 2 Bojonegoro jurusan Teknik pengelasan. Bentuk produk berupa meja computer dengan kaki meja terbuat dari besi hollow bekas yang telah didaur ulang, sedangan bagian atas terbuat dari jati Belanda. Berikut Gambaran produk kami dalam 3 D.
2.2 Analisis Pasar
Kami melakukan analisis pasar dengan metode STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Berikut ini merupakan analisis pasar produk “Metalmorphosis”.
a. Segmenting/Segmentasi
Segmen pasar yang dibidik adalah konsumen kaum muda yang peduli lingkungan, pengusaha kecil dan menengah yang mencari furnitur kantor yang unik dan kolektor barang antik atau unik.
b. Targeting/Target
1) Kaum muda yang peduli lingkungan
2) Masyarakat umum yang memiliki prinsip hidup furgal living
3) Pengusaha kecil dan menengah yang mencari furnitur kantor yang unik dan kolektor barang antik atau unik.
c. Positioning/Posisi
Posisi produk “Metalmorphosis” di pasaran adalah sebagai produk furnitur besi hollow bekas sebagai inovasi produk ramah terhadap lingkungan.
2.3 Potensi Sumber Daya
a. Sumber daya manusia tersedia, yaitu pelaku kegiatan sebagai pemilik sekaligus pelaksana usaha dan masyarakat sekitar lokasi sumber bahan baku.
b. Sumber daya alam bahan baku dapat dipenuhi secara berkelanjutan. Besi bekas diperoleh dari pengepul besi di Sukorejo, Bojonegoro.
2.4 Peluang Pasar
a. Analisis Pesaing
Pesaing produk “Metalmorphosis” adalah pengrajin rongsok besi Probolinggo, pengusaha besi tua dari Madura. Produk kami memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan produk pesaing, yaitu:
1) Memiliki desain yang estetik.
2) Memanfaatkan besi bekas yang kuat dan tahan lama b. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran untuk mengembangkan produk “Metalmorphosis”
menerapkan konsep 4P, yaitu Product, Price, Place, dan Promotion.
1) Product (Produk)
Metalmorphosis merupakan produk meja komputer dari besi hollow bekas.
Bagian atasnya terbuat dari kayu jati Belanda yang murah, kuat dan ringan yang memanfaatkan potensi local daerah di Sukorejo, Bojonegoro. Metalmorphosis memiliki ukuran Panjang = 73 cm, lebar = 50 cm. dan tinggi 70 cm.
Gambar 2. Logo Produk Metalmorphosis 2) Price (Harga)
Target yang dibidik dalam memulai usaha utamanya adalah anak muda yang peduli lingkungan, Masyarakat umum, dan Pengusaha kecil dan menengah yang mencari furnitur kantor. Harga yang ditawarkan oleh produk “ Metalmorphosis” yaitu Rp 208.000/produk sehingga masih terjangkau oleh konsumen dari semua kalangan baik anak muda maupun masyarakat umum.
3) Place (Penempatan)
Penjualan produk “Metalmorphosis” akan dilakukan saat CFD di Bojonegoro. Kami juga membuka outlet di SMKN 2 Bojonegoro.
4) Promotion (Promosi)
Strategi promosi produk “Metalmorphosis” akan kami lakukan secara:
• Daring:Promosi melalui sosial media yaitu WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
• Luring:Promosi melalui penyebaran brosur dan pamflet di tempatumum.
Promosi juga dilakukan dengan membagikan merchandise berupa stiker untuk setiap pembeli. Kegiatan promosi luring dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
2.5 Struktur Organisasi
2.5 Analisis Kelayakan Usaha 1. Cash Flow
Tabel 2.5.1 Cash Flow selama 1 Tahun (dalam satuan ribu rupiah) Komponen Jumlah
(Unit)
Umur (tahun)
Harga Satuan
Bulan
Biaya Tetap (Fixed Cost) 1 2 3 4 5 6
Penggaris plastic
1 5 3 3 3 3 3 3 3
Cutter 1 350 20 20 20 20 20 20 20
Lem tembak
1 15 50 50 50 50 50 50 50
Kuas 1 36 15 15 15 15 15 15 15
Gunting 1 15 20 20 20 20 20 20 20
Jumlah 108
Biaya Variabel (VC)
Kardus 20 20 20 20 20 20 20
Karyawan Produksi Karyawan Pemasaran Pimpinan dan Personalia
DAVID DWI IRFANSYAH
Keuangan dan Pemasaran REIFALDO FITRIANSAH
Produksi dan Sumber Daya RIYAN AGUNG MULYONO
Tutup botol 4 4 4 4 4 4 4
Lem 8 8 8 8 8 8 8
5 5 5 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4
1L 1 1 1 1 1 1 1
5 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 44 44 44 44 44 44
TOTAL BIAYA (TOTAL COST /TC)
732 732 732 732 732 732
2. Harga Pokok Penjualan (HPP) Produksi / bulan = 25 produk
% Mark Up = Ekspektasi laba+Biaya non produksi
Biaya produksi x100%
% Mark Up = 20.000+688.000
44.000x25 x100%
% Mark Up = 708.000
1.100 .000x100%
% Mark Up = 0,64x 100%= 64%
HPP= Biaya produksi+biaya pemasaran+biaya administrasi
jumlah produk + mark up biaya
total
HPP = 44.000x25+5000+5000
25 +64% biaya total HPP = 1.110 .000
25 +64%.44.400= 44.400+28.416=Rp. 72.618 atau Rp. 73.000 HPP= 73.000 atau harga jual
3. Break Event Point (BEP) Perhitungan BEP Unit:
BEP= FC/ (P-VC)
BEP= 688.000/(73.000-44.000) BEP= 688.000
29.000 = 24 unit Perhitungan BEP Rupiah BEP= FC/ (1-VC
P )=
688.000 1−44.000
73.000
= 688.000
1−0,6 =688.000
0,4 = 1.720.000 rupiah Dari analisis inilah, Perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya.
Adapaun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:
BEP-Laba = (FC+ Target Laba)/(P-VC)
Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, Perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp. 5 juta per bulan.
BEP - Laba = (FC + Target Laba)/(P – VC)
BEP – Laba = (688.000 + 5.000.000) / (73.000 –44.000 ) BEP – Laba = 5.688.000/29.000
BEP – Laba = 196 unit
BEP – Laba = Rp 14.308.000 (didapat dari: 196 unit x Rp 73.000)
Membuktikan laba yang diperoleh Untuk membuktikan bahwa dengan menjual unit bernilai Rp 14.308.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 5 juta, mari kita periksa berikut.
Penjualan Rp 14.308.000, FC Rp 688.000
Total VC (Rp 44.000x 196 unit) Rp 8.624.000
7
Total Biaya Rp 9.312.000
Laba= Penjualan – (FC+ Total VC)
= 14.308.000– (688.000 +8.624.000)= 14.308.000- 9.312.000= 4.996.000 Laba Rp 4.996.000 (Dihitung dengan cara: Penjualan – (FC + Total VC)) 4. Return On Investment (ROI)
Rasio Keuangan atau ROI investasi sebesar Rp 9.312.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp 14.308.000, berarti diperoleh laba sebesar Rp 4.996.000. Secara sederhana, perhitungan Return On Investment (ROI) dalam persentase menggunakan rumus atau formula berikut.
ROI = ((Pendapatan – Biaya Investasi) / Biaya Investasi) x 100%
ROI = ((14.308 .000−9.312.000))
9.312.000 x100%= 4.996 .000
9.312.000x100 %= 0,5 x100%= 50%
ROI = 50%
Dari perhitungan sesuai rumus atau formula di atas, dapat disimpulkan Tingkat return on investment (ROI) adalah sebesar 50%.
5. Menghitung Laba Rugi
Pendapatan Rp14.308.000
Biaya produksi tetap Rp.100.000 - Gross profit (laba kotor) Rp. 14.208.000 Biaya overhead Rp. 50.000-
EBITDA Rp. 14.158.000
Pajak 25% Rp. 3.539.500-
Laba bersih Rp.10.618.500
R/C Rasio = Total Penerimaan
Total Biaya =14.308 .000
9.312.000 = 1,5 (Layak)
8
2.6 Proyeksi Penjualan
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan Produk “Metalmorphosis” Selama Program (6 bulan)
Bulan Koperasi WAN AYU
AIR
LAND AFNAN Jumlah
Produk Total
1 416.000 416.000 624.000 624.000 10 2.080.000
2 416.000 416.000 624.000 624.000 10 2.080.000
3 624.000 624.000 624.000 624.000 12 2.496.000
4 624.000 624.000 644.000 1.040.000 14 2.912.000 5 624.000 624.000 1.040.000 1.040.000 16 3.328.000 6 624.000 1.040.000 1.040.000 1.040.000 20 4.160.000
9
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Standarisasi SOP (Standard Operational Procedures)
Proses standarisasi meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan seperangkat rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian-bagian dalam sebuah produk Teknik bidang pengelasan. Perencanaan dimulai dengan gambar Teknik yang dibuat menggunakan aplikasi Autodesk inventor, spesifikasi, bagian atau daftar bahan, dan ramalan permintaan.
3.2 Produksi
Produksi dilakukan satukali dalam seminggu. Kegiatan produksi dilakukan oleh dua orang karyawan produksi di bawah tanggungjawab manajer produksi. Kegiatan produksi memerlukan peralatan, bahan baku dan cara pembuatan. Berikut ini merupakan alat dan bahan serta cara pembuatan produk “Metalmorphosis”
3.2.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk memproduksi
“Metalmorphosis” Mesin las, Gerinda sudut, Bor, Obeng, pengukur, pelindung diri,spidol. Peralatan tersebut digunakan untuk mengolah bahan-bahan untuk memproduksi “Metalmorphosis”. Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi “Metalmorphosis” yaitu Besi hollow berbagai ukuran, Lembaran kayu jati Belanda untuk alas meja, Cat besi, Skrup, amplas, dempul, thinner B.
3.2.2 Cara Pembuatan
Cara pembuatan produk “Metalmorphosis” terdapat dua tahapan yang dilalui. Tahapan pertama yaitu pembersihan besi yang berkarat.
Bersihkan besi hollow yang berkarat dengan Indago anti karat. Caranya adalah masukkan kuas ke Indago anti karat kemudian dioleskan pada
10
bagian besi yang berkarat. Tahapan kedua yaitu pembuat produk
“Metalmorphosis”.
Lankah pertama adalah mendesain bentuk produk dengan mnggunakan aplikasi Autodesk inventor dengan ukuran 73 x 50x 70 cm.
Langkah kedua pilih material pendambing besi hollow. Bagian permukaan meja dibuat dari jati Belanda. Langkah ketiga, membuat rangka meja dari besi hollow. Potong besi hollow sesuai ukuran.
Sambung setiap potongan besi hollow menjadi rangka meja dengan Teknik las double miter corner joint menggunakan plat tipis. Gunakan penggaris siku agar rangka meja tidak miring. Memastikan material pendamping yang digunakan sudah sesuai dengan rangka yang dibuat.
Bila material lebih besar dapat dipotong menggunakan gerinda.
Langkah ke empat mengamplas rangka meja dengan amplas atau gerinda. Langkah terakhir pengecatan menggunakan kompresor.
Pengecatan dilakukan sebanyak dua lapis. . 3.2 Riset dan Orientasi Pasar
Riset dan orientasi pasar dilakukan dengan mengenalkan produk
“Metalmorphosis” di pasaran melalui penyebaran brosur, pamflet dan display product di lokasi penjualan. Pengenalan tersebut juga dilanjutkan dengan menanyakan tanggapan kosumen terhadap produk
“Metalmorphosis” yang dibandingkan dengan produk meja komputer lainnya.
3.3 Pengemasan
Pengemasan produk “Metalmorphosis” dibuat dengan menarik dan memperhatikan estetika dari produk. Kemasan produk terdiri dari kemasan primer yang terbuat dari bahan kardus. Pada kemasan primer terdapat stiker yang memberikan informasi mengenai produk dan logo produk.
3.4 Pengujian Produk Pengujian produk meliputi :
11
1. Pengujian Statis:
Uji Beban
Uji Tekuk 2. Pengujian Dinamis:
Uji Getaran
Uji Benturan
3. Pengujian Lingkungan:
Uji Korosi
Uji Suhu
4. Pengujian Fungsional:
Uji Kelancaran Gerak
Uji Kenyamanan 3.5 Pemasaran dan Penjualan
Pemasaran dan penjualan produk “Metalmorphosis” dilakukan sesuai dengan strategi pemasaran dan rencana penjualan yang diatur dan ditetapkan oleh manajer pemasaran. Strategi pemasaran dan penjualan yang dilakukan yaitu:
a. Konsinyasi dengan Koperasi SMKN 2 Bojonegoro b. Kemitraan, bermitra dengan siswa sebagai agen penjual.
c. Penjualan langsung, membuka gerai di area SMKN 2 Bojonegoro 3.7 Evaluasi Hasil Kegiatan
Evaluasi Hasil Kegiatan Evaluasi hasil kegiatan merupakan tahapan yang dilakukan untuk meninjau perkembangan produksi, pemasaran hingga penjualan produk “Metalmorphosis”. Evaluasi dilakukan setiap akhir bulan.
Evaluasi dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi di kemudian hari dan untuk memperbaiki sistem produksi, pemasaran maupun penjualan dari produk “Metalmorphosis”.
12
BAB IV. SUMBER DAYA DAN KEBERLANJUTAN 4.1 Rancangan Anggaran Biaya
Berikut ini adalah rincian kebutuhan awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pada awal produksi.
4.1.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) per tahun
No. Nama
Barang Justifikasi
Pemakaian Jumlah
barang Harga satuan (Rp)
Jumlah harga
(Rp)
Unsur Ekonomis
(Tahun)
Penyusutan /Tahun
1 Penggaris siku
Peralatan 1 10 5 2 2,5
2 Mesin Las Peralatan 1 350 350 2 175
3 Kabel las Peralatan 1 15 15 3 5
4 Pemegang
electrode
Peralatan 1 36 36 3 12
5 Palu las Peralatan 1 15 15 3 5
6 Sikat
kawat Peralatan 1 36 36 3 12
7 Klem
massa Peralatan 1 16 16 2 8
8 penjepit Peralatan 1 5 5 2 2,5
9 Alat safety Peralatan 1 10 10 2 5
10 Tembak
paku rivet Peralatan 1 30 30 3 10
11 Gerinda Peralatan 1 170 170 2 85
TOTAL 688 322
Biaya Variabel (Variabel Cost) per tahun No. Nama
Barang Justifikasi
Pemakaian Jumlah
barang Harga satuan (Rp)
Jumlah harga (Rp)
Total Harga Per Tahun
1 Besi
Hollow 4x4
Bahan 4 20 20 240
2 Cat Besi Bahan ½ kg 4 4 48
3 Thinner B Bahan ½ L 8 8 96
4 Dempul Bahan 0,05 kg 5 5 60
5 Kayu jati Belanda
Bahan 2 4 8 96
13
6 Indaco
anti karat Bahan 1L 1 1 12
7 Elektroda
Las Bahan 5 2 2 24
JUMLAH 44 576
*1 Tahun kerja = 330 hari / 12 bulan Rencana Biaya Operasional
No. Jenis Modal Kerja Biaya per bulan Biaya pertahun
1 Biaya Listrik 20 240
2 Biaya peralatan 35 420
3 Komunikasi dan informasi promosi
5 60
4 Tenaga kerja 5 60
Jumlah (Rp) 65 780
Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha “Metalmorphosis” adalah sebesar biaya peralatan+biaya bahan baku+biaya operasional= 688.000+44.000+65.000=
797.000 Total Biaya
Biaya Investasi =797.000/tahun Biaya Produksi =576.000/tahun Biaya Operasional = 780.000/tahun Biaya Penyusutan =322.000/tahun Harga Pokok Produksi (HPP)
- Biaya Tetap = Biaya penyusutan + Biaya operasional
= 322.000+780.000= 1.102.000/tahun - HPP= Biaya tetap + Biaya Produksi / jumlah produksi
= 1.102.000+576.000 / (1 x 12)
= 1.678.000/12= 139.833 Harga Jual Per Unit
Rp. 139.833 x 25% = 34.958
Jadi Rp. 139.833+ 34.958 = 174.791 atau harga jual 175.000 Analisis R/C
- Total Biaya Produksi = Biaya Produksi + Biaya Operasional
= Rp. 576.000/tahun + 780.000/tahun 14
= Rp. 1.356.000/ tahun
- Total Pendapatan = HPP (Harga jual per pcs) x Jumlah Produksi
= Rp. 175.000 x 100 per tahun
= Rp. 17.500.000/ tahun
= Rp. 1.458.333/bulan
- Keuntungan = Total Pendapatan – Total Biaya Produksi
= Rp. 17.500.000 / tahun – Rp. 1.356.000/tahun
= Rp.16.144.000/tahun
= Rp. 1.345.333/bulan R/C = Total Pendapatan : Total Biaya Produksi
= 17.500.000 : 1.356.000 = 12,9
4.2 Keberlanjutan Usaha
15 Bulan Kegiatan
1 Penjualan di koperasi SMKN 2 Bojonegoro dan CFD di Alun-alun kota
2 Menitipkan produk ke TOKO furniture Wan Ayu, Air Land 3 Menitipkan produk ke TOKO furniture Afnan
4 Membuka gerai Metalmorphosis
5 Membuka outlet “Metalmorphosis” di area SMKN 2 Bojonegoro 6 Membuka cabang produksi dan outlet penjualan di luar kab.
Bojonegoro
DAFTAR PUSTAKA
A.C, E. (2005). Upgrading the e Central Java Wood Furniture Industry: A. ILO.
Ayalla, R. (2015). Consumers' Need for Uniqueness.
doi:10.1002/9781444316568.WIEM03062
Chen, P. (2013). Unique wooden furniture accessory manufacturing technology.
Klára, T. J. (2019). Scrap Metal Deposits as Potential Sourcesof Enhanced Risk in Soil and Vegetation. doi:10.15244/PJOES/104356
Muhdany Yusuf Laksono, H. B. (2021). Industri Furnitur Indonesia Tumbuh 8,04 Persen. kompas.com.
Ratu, C. I. (2024). Hubungan Postur Kerja Pengguna Komputer Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Staf Logistik Jakarta Timur. Jurnal kesehatan holistic. doi:10.33377/jkh.v8i1.193
Surajudeen, A. A. (2024). mpact of Metals Scrap Yard on the Presence of some Heavy Metals Concentration within Gombe Metropolis, Gombe State, Nigeria, using Atomic Absorption Spectrometry. Deleted Journal.
Taylor, J. (2020). Customizable and adaptable furniture: Designing for millennial lifestyles and environmental concerns. doi:10.31274/ETD-20200624-220 Yayuk, S. S. (2022). Studi Empiris Hubungan Kesadaran Konsumen, Sikap
Konsumen Dan Kepuasan Konsumen terhadap Intensitas Pembelian Produk Handicraft Daur Ulang. Jurnal Manajemen dan Sains.
doi:10.33087/jmas.v7i2.764
16
LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan
Bulan Person
Penanggung Jawab
10 11 12 1
1 Pengadaan Bahan Baku dan Alat
David Dwi Irfansyah 2 Standarisasi
SOP
David Dwi Irfansyah 3 Pembuatan
Sampel Produk
Reifaldo Fitriansah
4 Riset Pasar Reifaldo
Fitriansah
5 Produksi Riyan Agung
Mulyono 6 Pemasaran
dan Penjualan
Riyan Agung Mulyono
7 Pengajuan Kerjasama Penjualan
David Dwi Irfansyah 8 Rekapitulasi
Hasil Pelaksanaan
David Dwi Irfansyah 9 Pembuatan
Laporan Akhir Proposal Business
Reifaldo Fitriansah
17
Plan
18