• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES BELAJAR DALAM PENYULUHAN

N/A
N/A
salsabila helmy

Academic year: 2024

Membagikan "PROSES BELAJAR DALAM PENYULUHAN "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES BELAJAR DALAM

PENYULUHAN

(2)

Penyuluhan ditinjau dari teori pembelajaran (learning theory) merupakan pendidikan orang dewasa yang harus dibedakan dengan pendidikan formal lainnya

Sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan kegiatan penyuluhan dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh masyarakat sasaran.

Sehubungan dengan proses belajar didalam

pelaksanaan penyuluhan diperlukan

pemahaman lebih lanjut terhadap:

(3)

PENGERTIAN BELAJAR

Sebenarnya apa itu belajar?, apakah belajar hanya berpikir atau membaca buku? dan apakah arti belajar yang sesungguhnya?.

Menurut Thursan Hakim: belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

(4)

JENIS-JENIS BELAJAR

1. Multiple Discrimination, yaitu kemampuan untuk memberikan respon yang benar terhadap beragam stimulus yang berbeda

2. Belajar Konsep (Concept Learning), yaitu mengabstraksikan ide atau realita dalam pikirannya, dan berdasarkan konsep yang disusunnya tersebut yang bersangkutan akan memberi respon yang tepat menurut konsep yang dikuasainya

3. Belajar Prinsip (Principle Learning), yaitu mempelajari hubungan konsep-konsep yang memiliki arti tertentu menurut aturan tertentu

4. Belajar Memecahkan Masalah (Problem Solving Learning), yaitu mempejari cara-cara memecahkan masalah yang sedang dihadapai

(5)

CARA-CARA BELAJAR

1. Belajar Dengan Peniruan (Trimition Learning)

Belajar dengan peniruan merupakan proses belajar yang dilakukan melalui peniruan atas ide atau contoh-contoh (baik berupa obyek maupun kegiatan yang dapat diamati)

2. Belajar Dengan Kondisi/Kebiasaan (Condicionaring)

Pada proses belajar seperti ini, warga belajar dihadapakan pada kondisi-kondisi tertentu yang mendukung dan merangsang proses belajar

3. Belajar Dengan Mengartikan (Meaningfull Learning)

Pada proses belajar seperti ini, warga belajar diberikan sebanyak mungkin rangsangan untuk menggunakan pikirannya guna mengartikan segala sesuatu yang diajarkan

(6)

4. Belajar Dengan Kesadaran

BERHASIL

FRUSTASI

KESADARAN/USAHA ATIF UTK BELAJAR MOTIVASI BELAJAR

TUJUAN KEBUTUHAN

KEINGINAN KEMAUAN

GAGAL

(7)

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

1. Prinsip Latihan, yaitu proses belajar yang dibarengi dengan aktivitas fisik untuk lebih merangsang kegiatan anggota badan, melalui proses belajar atau belajar sambil melakukan kegiatan yang dialami oleh warga belajar

2. Prinsip Menghubung-hubungkan, yaitu proses belajar dengan cara menghubung- hubungkan perilaku lama dengan stimulus- stimulus baru

3. Prinsip Akibat, yaitu belajar dengan melihat/mempertimbangkan manfaat yang diperoleh dari suatu kegiatan penyuluhan

4. Prinsip Kesiapan, yaitu proses belajar dengan memperhatikan kesiapan fisik dan mental, baik bagi penyuluh maupun sasaran penyuluhan

(8)

CIRI-CIRI KEGIATAN BELAJAR

1. Belajar adalah proses aktiv dan tidak ada kegiatan “belajar” yang tanpa aktivitas

2. Belajar hanya dapat dilakukan untuk individu yang belajar

3. Kemampuan belajar setiap individu tidak sama

4. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman

5. Proses belajar melalui indera

6. Proses belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang dirasakan

7. Proses belajar dihambat atau didorong oleh hasil belajar yang pernah diraih

8. Proses belajar dipengaruhi oleh lingkungan belajar

(9)

FAKTOR-FAKTOR

PSIKOLOGIS YANG

MEMPENGARUHI BELAJAR

1.

Tujuan belajar

2.

Tingkat aspirasi atau cita-cita

3.

Pengertian tentang hal yang dipelajari

4.

Pengetahuan tentang keberhasilan dan kegagalan

5.

Umur

6.

Kapasitas Belajar

7.

Bakat

(10)

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Dalam kegiatan penyuluhan proses belajar/pendidikan yang dilakukan adalah (adult education/andragogie), yaitu:

Proses belajar mengajar yang berlangsung secara lateral/horizonta, sebagai proses belajar bersama yang partisipatip dimana semua pihak yang terlibat saling bertukar informasi, pengetahuan, dan pengalaman.

Kedudukan penyuluh tidak berada diatas atau lebih tinggi dibanding petaninya, melainkan dalam posisi sejajar.

Peran penyuluh bukan sebagai guru yang harus menggurui petani/masyarakat, melainkan sebatas sebagai fasilitator yang membantu proses belajar.

Dalam persiapan kegiatan penyuluhan perlu memperhatikan karakteristik orang dewasa yang pada umumnya telah mengalami “kemunduran” penglihatan, pendengaran, dan daya tangkap atau penalaran

(11)

Materi penyuluhan harus berangkat dari

“kebutuhan yang dirasakan”, terutama menyangkut:

1. Kegiatan yang sedang dan akan segera dilakukan

2. Masalah yang sedang dan akan dihadapi

3. Perubahan-perubahan yang diperlukan

Tempat dan waktu pelaksanaan penyuluhan sebaiknya disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat

Keberhasilan proses belajar tidak diukur dari

seberapa banyak terjadi transfer of

knowledge, tetapi lebih memperhatikan

seberapa jauh terjadi dialog/diskusi antar

peserta kegiatan

(12)

Berkaitan dengan proses belajar yang berlansung dalam kegiatan penyuluhan, perlu diperhatikan pentingnya:

1. Proses belajar yang tidak harus melalui sistem sekolah yang memungkinkan semua peserta dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan bersama

2. Tumbuh dan berkembangnya semangat belajar seumur hidup dalam arti pentingnya rangsangan, dorongan, dukungan, dan pendampingan terus menerus secara berkelanjutan

3. Tempat dan waktu penyuluhan harus disepakati dulu dengan peserta kegiatan dengan lebih mempertimbangkan kepentingan/kesediaan mereka

4. Tersedianya perlengkapan penyuluhan (alat bantu/alat peraga)

(13)

1. Materi ajaran tidak harus bersumber dari texbook tetapi dapat dari media massa seperti koran, majalah, radio, televisi, pertunjukan kesenian, dll.

2. Materi ajaran tidak harus baru (up to date), tetapi dapat juga berupa cerita kuno, atau praktek-praktek lama yang sebenarnya sudah pernah dilakukan tetapi telah lama ditinggalkan.

3. Sumber bahan ajar tidak harus berasal dari orang pintar, tokoh masyarakat atau pejabat tetapi dari siapa saja

4. Pengembangan kebiasaan untuk bersama-sama mengkaji atau mengkritisi setiap inovasi

5. Kehadiran fasilitator atau narasumber tidak selalu harus diterima sebagai penentu, tetapi cukup sebagai pertimbangan

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik Pembelajaran Orang Dewasa Pada Program Penyuluhan Pemanfaatan Lahan Kritis .... Prinsip Pembelajaran dan Konsep Empowering Proses (Proses

yang dipakai dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan asumsi orang dewasa. dalam pembelajaran, berikut asumsi pendidikan orang dewasa menurut

PENGAKUAN ATAS CAPAIAN PEMBELAJARAN SESEORANG YG DIPEROLEH DARI PENDIDIKAN FORMAL ATAU NONFORMAL ATAU INFORMAL, DAN/ATAU PENGALAMAN KERJA KE DALAM..

Teori pembelajaran sosial ( social learning theory ) biasa juga disebut pembelajaran observasional ( observational learning ), telah memberi penekanan tentang

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya

Dengan kata lain, pendidikan orang dewasa dapat efektif menghasilkan perubahan perilaku apabila isi dan cara atau metode belajar mengajarnya

Pendidikan Orang Dewasa: ADALAH PROSES PENDIDIKAN YANG DIORGANISASIKAN ISINYA, TINGKATANNYA, DAN METODENYA SECARA FORMAL MAUPUN NONFORMAL UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN YANG MELENGKAPI

Manajemen Penyuluhan Dalam pengertian Manjemen Penyuluhan, ada dua kata yang didefinisikan, yakni; Penyuluhan yang merupakan sebuah pendidikan non formal kepada masyarakat untuk