• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Dasar Pengelolaan Limbah

N/A
N/A
Diva Nur Safitri

Academic year: 2024

Membagikan " Proses Dasar Pengelolaan Limbah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

https://youtu.be/R9R9jYUvgSI (Teknik Lumpur Aktif) DISKUSI 5

Diskusikan proses dasar penanganan limbah dengan teknik lumpur aktif.

Teknik lumpur aktif adalah proses biologis aerobic yang umum diterapkan untuk menangani berbagai jenis limbah pangan maupun pertanian.

Proses dasar Teknik lumpur aktif terdiri dari dua unit yaitu unit aerasi di mana penanganan aerobic berlangsung dan tangki sedimentasi di mana padatan dipisahkan dari cairan.

(2)

Diagram diatas memperlihatkan beberapa diagram alir modifikasi Teknik lumpur aktif, di mana padatan limbah yang terendapkan dikembalikan dan dikombinasi dengan beberapa cara aerasi seperti unit aerasi yang terpisah dengan unit kontak, pemberian pengadukan lengkap, dan aerasi yang diperpanjang. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam proses

penanganan limbah dengan teknik lumpur aktif:

Proses Dasar Lumpur Aktif

1. Pengendapan Awal (Primary Sedimentation): Limbah cair masuk ke dalam tangki pengendapan awal, di mana partikel-partikel besar dan bahan padat mengendap ke dasar tangki, menghasilkan air limbah yang lebih jernih untuk proses selanjutnya.

2. Aerasi (Aeration): Air limbah yang sudah jernih dipompa ke dalam tangki aerasi, di mana udara (oksigen) dipompakan ke dalam air limbah. Oksigen ini mendukung pertumbuhan mikroorganisme (bakteri) yang ada dalam lumpur aktif.

Mikroorganisme ini memecah bahan organik dalam limbah, mengubahnya menjadi sel mikroba, air, dan gas (seperti karbon dioksida).

3. Pengendapan Sekunder (Secondary Sedimentation): Setelah proses aerasi, campuran air dan lumpur aktif (yang mengandung mikroorganisme) dialirkan ke tangki pengendapan sekunder. Di sini, lumpur aktif mengendap ke dasar tangki, memisahkan diri dari air yang telah diolah. Air yang lebih jernih di bagian atas tangki biasanya dialirkan keluar sebagai air yang sudah diolah.

4. Pengembalian Lumpur (Return Activated Sludge - RAS): Sebagian lumpur yang mengendap di tangki pengendapan sekunder dikembalikan ke tangki aerasi untuk menjaga populasi mikroorganisme yang cukup untuk proses penguraian bahan organik. Ini disebut sebagai pengembalian lumpur aktif.

5. Pembuangan Lumpur (Waste Activated Sludge - WAS): Sebagian lumpur yang mengendap perlu dibuang secara teratur untuk menjaga keseimbangan sistem.

Lumpur ini biasanya dikeringkan dan dibuang atau diolah lebih lanjut.

Keuntungan Teknik Lumpur Aktif

- Membutuhkan luas lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan penanganan biologis aerobic lain.

- Kendali positif melebihi tingkat penanganan.

- Fleksibel, mampu menangani muatan limbah yang beragam.

Tantangan Teknik Lumpur Aktif

Proses aerasi memerlukan energi yang cukup besar.

Memerlukan operator pengendali yang terampil.

Proses dasar dapat peka terhadap keragaman BOD dan muatan hidrolik.

Kebutuhan udara yang beragam melalui tangki aerasi.

Daur umpan-nonumpan untuk mikroorganisme karena limbah diintroduksi hanya pada satu titik dalam tangki, dan

Ketidakmampuan untuk mengendalukan nitrifikasi.

Sumber referensi:

(3)

BMP PANG4323 Teknik Penanganan Limbah Industri Pangan. Modul 4 Teknik Penanganan Sistem Aerobik. Kegiatan Belajar 1 Teknik Lumpur Aktif. Halaman 4.5.

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses penggunaan lumpur aktif (activated sludge), maka air limbah yang telah lama ditambahkan pada tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri secara

Pengolahan Air Limbah Secara Biologi Dengan Proses Lumpur Aktif. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Aplikasi Model Renko untuk Memprediksi Pola Pengendapan Lumpur Aktif di Sedimentasi Akhir pada Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Aplikasi Model Renko untuk Memprediksi Pola Pengendapan Lumpur Aktif di Sedimentasi Akhir pada Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan ketiga merupakan pengolahan lanjutan setelah pengolahan biologi dengan lumpur aktif dalam tangki aerasi (pengolahan kedua), bertujuan untuk mengikat

- Limbah organic tersuspensi : sedimentasi, perlakuan secara biologis, pengendapan secara kimiawi, land disposal.... - Limbah anorganik tersuspensi : sedimentasi, land disposal

Berdasarkan hasil tersebut pengukuran nilai VSS terlihat bahwa perlakuan pada kelima rasio volume lumpur aktif dengan limbah cair rumput laut, waktu aerasi dan

Pengolahan Limbah Biodesel dapat dilakukan dengan pengolahan secara biologi dengan aerasi lumpur aktif Semakin tinggi HRT (Hidraulic Retention Time) maka semakin