Di antara bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya sekitar 716 bahasa daerah (Badan Bahasa, 2019), banyak sekali yang digunakan untuk menyatakan bentuk-bentuk rima. Ringkasan: Bahasa daerah merupakan salah satu aset suatu daerah yang menjadi identitas daerah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah punahnya bahasa daerah adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahasa pertama di lingkungan keluarga.
Penelitian ini berupaya mengetahui bagaimana kinerja penggunaan bahasa daerah generasi muda di lingkungan keluarga. Bahasa yang digunakan masyarakat sangat beragam dan salah satu jenis bahasa yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan salah satu kekayaan asli daerah yang dimiliki suatu daerah di Indonesia.
Selain sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, bahasa daerah juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu (1) sebagai lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat komunikasi dalam keluarga, 4 ) sarana penunjang kebudayaan daerah dan bahasa Indonesia, dan (5) pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia (Provinsi Asrif. Banten saat ini mempunyai lima bahasa daerah yang digunakan di berbagai daerah di Provinsi Banten. Penggunaan bahasa daerah Lingkungan keluarga juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dapat atau tidaknya anak menerima bidang bahasa.
Peran keluarga dalam penularan dan pengetahuan bahasa daerah yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi baik penggunaan bahasa daerah oleh anak. Kemajuan teknologi juga menjadi salah satu faktor yang dapat membuat generasi muda kurang menghargai bahasa daerah, khususnya di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, perlu adanya strategi untuk melestarikan bahasa daerah asli Banten saat ini.
Penelitian ini mengkaji tentang kualitas penggunaan bahasa daerah Banten oleh generasi muda di lingkungan keluarga. Metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengetahui seluas-luasnya pengetahuan tentang pemertahanan bahasa daerah Banten yang digunakan generasi muda di lingkungan keluarga. Di bawah ini akan kita bahas hasil survei dari kuesioner yang telah disebarkan kepada generasi muda di provinsi Banten tentang pemertahanan bahasa daerah di lingkungan keluarga.
Artinya sebagian besar keluarga di Provinsi Banten masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama dalam komunikasi keluarga. Ditemukan adanya beberapa bahasa daerah yang digunakan generasi muda di lingkungan keluarganya. Hal ini tentu saja berdampak positif bagi kelestarian bahasa daerah di Provinsi Banten.
Penggunaan bahasa daerah kini banyak digunakan di berbagai media dan website di Indonesia.
Desa Mayangan
Rekomendasi penutupan rumah (pagar, pintu, jendela, toko dan bagian rumah yang dapat dilalui orang). Rekomendasi untuk menghindari pembangunan gedung. rumah, toko, garasi, dll) sehingga menutupi seluruh bagian depan rumah orang tuamu.
Desa Jarak Kulon
Sumbangan mitologi terhadap mitos “surup” di Jombang dapat digolongkan berdasarkan variasi pemahaman dan kepercayaan masyarakatnya. Ringkasan: Nama-nama makanan khas suku Muna tidak hanya populer di kehidupan sosial praktis tetapi juga di media sosial. Nama-nama makanan khas etnis Muna biasanya banyak ditemukan di brosur kuliner, website kuliner, dan media sosial, salah satunya Facebook.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis pembentukan kata yang paling dominan dalam penamaan kuliner khas suku Muna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran tidak digunakan oleh suku Muna untuk memberi nama makanan, namun kategori kata majemuk dan reduplikasi memiliki persentase terbesar berdasarkan hasil penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa kata majemuk dan reduplikasi banyak digunakan oleh suku Muna yang sudah tidak asing lagi di kalangan pecinta kuliner.
Berbicara mengenai suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di daratan Sulawesi Tenggara hidup berdampingan satu sama lain, terdapat tiga suku besar yang ada di Sulawesi Tenggara yaitu suku Tolaki, suku Muna dan suku Buton, sedangkan suku selebihnya merupakan suku-suku kecil yang tersebar di beberapa pulau di provinsi yang dikenal dengan nama Bumi Anoa. Seiring berjalannya waktu, suku-suku yang ada di Sulawesi Tenggara khususnya suku Muna semakin banyak dikenal oleh masyarakat luas, salah satunya kuliner khas mereka yang kini mudah ditemukan di berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram. . dan Twitter. Para pengguna media sosial yang sebagian besar adalah kaum milenial turut membantu mempromosikan atau berbagi informasi mengenai kuliner, dan tidak semuanya berasal dari suku Muna, namun mereka mengenal dan menggunakan terminologi yang familiar dengan nama kuliner suku Muna.
Namun saat ini masih sedikit peneliti yang melakukan penelitian khususnya terhadap nama-nama makanan etnis Muna dari segi morfologi. Sedangkan penelitian ini fokus membahas satu topik dalam morfologi yaitu pembentukan kata mengenai fenomena penamaan kuliner khususnya kuliner etnik Muna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pembentukan kata pada penamaan kuliner khas suku Muna dan juga untuk mengetahui jenis pembentukan kata mana yang paling dominan pada penamaan kuliner khas suku Muna.
Lieber (2004) mengatakan bahwa pencampuran adalah suatu proses pembentukan kata yang mana bagian-bagian suatu leksem, bukan morfem itu sendiri, digabungkan menjadi suatu leksem baru. Dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu mencari informasi pada brosur kuliner, website kuliner, dan beberapa informan yang dapat berbagi ilmu mengenai kuliner suku Muna. Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini terlihat bahwa pencampuran tidak mempunyai data sama sekali, artinya tidak ada satu kata pun yang mengandung dua kategori sintaksis yang berbeda ketika memberi nama pada kuliner khas etnik Muna.
Kata Majemuk
34;jagung rebus”, jadi kata kagilino kambuse mengacu pada salah satu makanan khas suku Muna, kata ini merujuk pada dua kategori sintaksis yang sama yaitu kata benda. Keempat yaitu kadada katembe yang berasal dari kata kadada “rebus sayuran" dan kata katembe yang berarti segar, sehingga kata kadada katembe merujuk pada salah satu makanan khas suku Muna, kata ini mengacu pada dua kategori sintaksis yang berbeda yaitu kata benda dan kata sifat.
Reduplikasi
Sistem Proyeksi
Sistem proyeksi ini dihubungkan dengan harapan nenek moyang atau sesepuh Benda Kerepa terhadap generasi selanjutnya. Selain menjelaskan asal usul berdirinya Bend Kerep, para pembaca babad juga menyampaikan harapannya agar masyarakat selalu mengingat Allah SWT, menghargai jasa-jasa pendiri Bend Kerep dan para ulama. Artinya menjalankan tradisi baca cerita BBK merupakan salah satu sarana menyebarkan pesan-pesan kebaikan agar dapat dilaksanakan oleh masyarakat luas khususnya anak cucu Kiai Sholeh.
Sarana Pendidikan
Sarana Pemersatu