• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK Teknik Mesin Bubut

N/A
N/A
Raffasyaa Aqila

Academic year: 2024

Membagikan "PTK Teknik Mesin Bubut"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan adalah siswa telah mencapai nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Dengan ketercapaian KKM tersebut pada tingkatan kelas yang lebih tinggi.

Pada jenjang SMK ada mata pelajaran Produktif Teknik Mesin Bubut , Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Mata pelajaran produktif Mesin Bubut sangat penting untuk siswa jenjang SMK Jurusan Teknik Mesin karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam kompetensi yang akan dicapai nya sesuai dengan program keahlian Teknik Mesin. Mata pelajaran produktif Mesin Bubut merupakan mata pelajaran yang baru di pelajari oleh siswa SMK karena pada dasarnya pada saat siswa masih SMP tidak ada mata pelajaran produktif Teknik Mesin Bubut. Oleh karena itu banyak siswa yang menganggap mata pelajaran produktif Teknik Mesin Bubut adalah mata pelajaran yang sulit. Meskipun alokasi waktu untuk mata pelajaran matematika menduduki urutan terbanyak yaitu 7 jam pelajaran perminggu, namun kenyataannya nilai yang diperoleh para siswa banyak yang tidak sesuai dengan harapan.

Kenyataan di kelas tempat peneliti mengajar, khususnya mata pelajaran produktif Teknik Mesin Bubut masih menjadi mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa. Hal ini berdampak pada perolehan nilai rata-rata hasil ulangan harian yang rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian pertama dan kedua yang telah dilaksanakan oleh siswa Rata-rata nilai ulangan harian I hanya mencapai 53, sedangkan pada ulangan harian II rata-ratanya 55, rata- rata dari dua kali ulangan harian tersebut adalah 54.

Bukan hanya peneliti, semua guru sebagai tenaga pendidik pasti mempunyai harapan yang sama, yaitu siswa- siswinya memperoleh nilai yang tinggi, atau minimal sama dengan KKM. Sebab dengan memperoleh nilai yang tinggi, siswa akan naik kelas atau lulus ujian. Untuk mencapai harapan-harapan tersebut bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya sinergi yang seimbang dari berbagai komponen.

Peneliti merasakan adanya kesenjangan antara kondisi riil di kelas dengan harapan yang diinginkan. Kondisi riil yang terjadi kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi mata pelajaran Produkti Mesin Bubut pada semester I dari dua kali ulangan harian hanya diperoleh nilai rata- rata 54. Sedangkan harapan peneliti prestasi yang diperoleh siswa minimal mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Melihat adanya kesenjangan tersebut, peneliti sebagai agen pembelajaran tidak tinggal diam. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal, salah satunya dengan mencoba menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dan melaksanakan penelitian tindakan kelas.

(2)

B. Identifikasi Masalah

Mengapa hasil belajar mata pelajaran produktif mesin bubut masih rendah? Mengapa hasil belajar khususnya tentang aspek ulir segitiga sangat rendah? Apakah karena materi tersebut terlalu sukar untuk tingkatan siswa SMK jurusan Teknik Mesin? Apakah alokasi waktu yang tersedia untuk terlalu sedikit? Apakah dikarenakan tidak tepatnya penanaman konsep dasar tentang ulir segitiga? Apakah karena minimalnya media ajar untuk aspek ulir segitiga?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar mata pelajaran produktif teknik mesin masih rendah. Tidak mungkin semua faktor penyebab rendahnya hasil belajar dapat diteliti dalam sati buah penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti hanya akan meneliti rendahnya hasil belajar mata pelajaran produktif teknik mesin bagi siswa SMK kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi pada semester II tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 15 siswa.

Dari sekian banyak media pembelajaran yang ada, peneliti hanya memanfaatkan media pembelajaran menggunakan power point dan video pembubutan ulir segitiga. Media pembelajaran yang digunakan sangat mudah di gunakan dan mudah di persiapkan ole h guru

Berdasarkan materi pelajaran dan alat peraga yang digunakan, maka penelitian ini diberi judul : “Meningkatkan Hasil Belajar mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga melalui media pembelajaran power point dan video pembubutan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka dibuatlah rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Apakah melalui media pembelajaran power point dan video pembubutan ulir segitiga pada mata pelajaran produktif mesin teknik mesin bubut bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri dapat meningkatkan hasil belajar?”

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar mata pelajaran produktif mesin teknik mesin bubut melalui penggunaan media pembelajaran power point dan video pembelajaran

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatakan hasil belajar mata pelajaran produktif mesin teknik mesin bubut melalui penggunaan media pembelajaran power point dan video pembelajaran.

(3)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai manfaat bagi pemangku kepentingan proses pembelajaran : siswa, guru, kepala sekolah, serta petugas perpustakaan sekolah.

(4)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

Sebagai landasan kerangka berpikir bagi peneliti dan pembaca dalam memahami isi tulisan ini, maka terlebih dahulu peneliti paparkan pengertian-pengertian dasar yang diambil dari berbagai literatur untuk menjelaskan variabel-variabel yang terdapat dalam judul penelitian tindakan kelas ini.

Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yang berjudul :

Meningkatkan Hasil Belajar mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga melalui media pembelajaran power point dan video pembubutan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi “ ini adalah media pembelajaran menggunakan power point dan video pembelajaran.

1. Hasil Belajar a. Belajar

Banyak pakar pendidikan yang merumuskan tentang teori belajar. Beberapa pendapat pakar tentang belajar yang peneliti sajikan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain pendapat dari Winkel, Puji Santosa, dan E.R Hilgart.

Menurut Winkel ( dalam Muchlisoh, dkk, 1994 : 49 ) yang dimaksud dengan belajar adalah aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan ini relatif konstan (tetap) atau berbekas. Puji Santosa berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (Puji Santosa, 2005 : 1.7). Sedangkan E.R Hilgart merumuskan : “Learning is the process by which on activity originates or is changed through training procedures”. (E.R Hilgart dalam Sri Anitah. W). Belajar adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan yang mungkin membuahkan atau menghasilkan pola kelakuan tertentu (yang belum dimiliki sebelumnya) tetapi mungkin pula merubah pola kelakuan (yang telah dimiliki sebelumnya). Pola kelakuan atau tingkah laku dari seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki orang tersebut (sifat-sifatnya, pengalamannya, pengetahuannya, keterampilannya, sikapnya, keadaan jasmaninya dan sebagainya) tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, diantaranya adalah dorongan dari dalam diri (motif), bahan yang dipelajari, alat-alat, banyaknya waktu yang digunakan , cara belajar dan sebagainya.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat disamakan pengertiannya degan produk belajar, yaitu merupakan suatu pola perbuatan, nilai, makna, apresiasi, kecakapan, keterampilan yang berguna bagi

(5)

masyarakat. (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990 : 172). Ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah hasil belajar yang berupa pengetahuan-pengetahuan atau kemampuan-kemampuan baru yang bersifat keilmuan. Ranah afektif adalah hasil belajar yang berupa perubahan-perubahan prilaku sebagai akibat telah dilakukan proses belajar. Sedangkan ranah psikomotorik adalah hasil belajar yang berupa keterampilan-keterampilan praktis oleh anggota badan seperti tangan, kaki, alat indra dan sebagainya. Untuk mata pelajaran matematika, hasil belajar yang diperoleh peserta didik lebih dominan pada ranah kognitif.

2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif

Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya.

Pembelajaran produktif diberikan di Laboratorium/instalasi masing-masing jurusan. Untuk mengefektifkan proses pembelajatan produktif, dilakukan secara sistem ganda.

Pembelajaran sistem ganda adalah proses belajar yang dilakukan antara pihak sekolah dengan dunia usaha atau industri. Dengan menggunakan pembelajaran sistem ganda diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di lingkungan dunia usaha/industri dan menerapkanya pada proses belajar mengajar di sekolah.

Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dilakukan dengan menggunakan sistem 1, 2 dan 3. Artinya, 1 jam untuk pembelajaran teori, 2 jam pelajaran praktik dan 3 jam praktik industri. Dengan demikian aktivitas praktik akan lebih dominan daripada pembelajaran teori.

Tujuanya tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan dan kompetensi siswa pada keahlian tertentu agar dapat digunakan untuk bersaing di dunia usaha dan industry

Sebagai bukti telah dikuasainya kemampuan-kemampuan baru oleh peserta didik dinyatakan dengan nilai yang berupa angka-angka. Makin tinggi nilai yang diperoleh peserta didik berarti makin tinggi pula tingkat kemampuan-kemampuan baru yang dikuasainya.

Penilaian kelas dapat dilakukan melalui teknik tes ( tertulis, lisan, dan perbuatan ) dan nontes berupa pemberian tugas, tes perbuatan/praktik dan kumpulan hasil kerja siswa ( portofolio ).

( Depdiknas, 2002 : 5 ). Adapun jenis penilaian kelas meliputi ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, hasil belajar yang dimaksud adalah nilai mata pelajaran mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga melalui media pembelajaran power point dan video pembubutan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi

3. Media Pembelajaran

Kajian teori media pembelajaran, pemahaman, dasar, manfaat, jenis, dan cara memilih media menjadi suatu topik yang menarik untuk di bahas karena tidak semua orang memiliki persepsi sama tentang hal ini. Seperti misalnya menurut Heinich, and friends (1982) dalam Arsyad (2013: 3) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang menyampaikan

(6)

informasi antara sumber dan penerima. Definisi tersebut menekankan istilah media sebagai perantara.

Media berfungsi untuk menghubungkan informasi dari satu pihak ke pihak lain.

Sedangkan dalam dunia pendidikan kata media disebut media pembelajaran.Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar.

Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Dalam hal ini penulis memilih media pembelajaran menggunakan power point dan penanyangan video pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembubutan ulir segitiga

B. Kerangka Berpikir

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang terangkum dalam siklus I dan siklus II untuk merubah kondisi awal yang berupa hasil belajar produktif mesin teknik mesin bubut yang rendah menjadi lebih meningkat. Dengan pemanfaatan media belajar power point dan penanyangan video diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar dari kondisi awal ke akhir siklus I dan berlanjut sampai pada kondisi akhir siklus II.

1. Kondisi Awal

Pada kondisi awal diketahui bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran power point dan video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa tentang ulir segitiga awal nya hanya di pelajari menggunakan buku paket masih kurang. Hal ini berdampak hasil belajar pembubutan ulir segitiga siswa rendah.

2. Tindakan

Melihat hasil belajar siswa yang masih rendah tersebut, guru mencoba melakukan tindakan untuk dapat meningkatkannya. Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran produktif teknik mesin bubut. Penggunaan alat peraga barang bekas tersebut dilakukan dalam dua siklus.

Pada siklus I, siswa di bentuk menajdi 3 kelompok, kemudian siswa beserta kelompok nya mendiskusikan pembubutan ulir segitiga yang sebelumnya di jelaskan oleh guru menggunakan buku paket yang t yang berkaitan dengan pembubutan ulir segitiga. Guru menugaskan seluruh kelompok untuk mengerjakan LKPD yang telah di siapkan untuk di kerjakan.. Di akhir siklus I diadakan tes tertulis. Tiap siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual.

Pada siklus II, siswa di berikan penejlasan menggunakan media pembelajaran power point dan penanyangan video yang berkaitan dengan pembubutan ulir segitiga. Guru

(7)

menugaskan seluruh kelompok untuk mengerjakan LKPD yang telah di siapkan untuk di kerjakan.. Di akhir siklus I diadakan tes tertulis. Tiap siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual

Masing-masing siklus dilaksanakan dalam ukuran waktu satu minggu, jadi dua siklus selesai dalam waktu dua minggu. Dalam satu minggu terdapat dua kali pertemuan. Pertemuan pertama diawali dengan pretes dan kemudian diteruskan untuk melakukan tindakan. Pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan tindakan kelas, dan 15 menit terakhir dimanfaatkan untuk mengadalakan tes akhir siklus. Pada siklus II juga dilakukan hal yang sama. Hanya perbedaannya kalau pada siklus I, lembar kerja dikerjakan secara kelompok, sedangkan pada siklus II, lembar kerja dikerjakan secara individual.

3. Kondisi Akhir

Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas penggunaan media ajar power point dan penanyangan video dari siklus I ke siklus II diduga akan terjadi peningkatan hasil belajar pembubutan ulir segitiga. Di siklus I pengerjaan LKPD di kerjakan secara kelompok, sedangkan di siklus II LKPD di kerjakan secara individu. Alur cerita dari kondisi awal, tindakan yang dilakukan oleh guru dalam siklus I dan siklus II, sampai dengan bagaimana dugaan hasil belajar yang dicapai siswa pada kondisi akhir, dapat dilihat dalam gambar yang ada di halaman berikut : C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : “Melalui pemaparan power point dan penanyangan video pembubutan ulir segitiga dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi”.

(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

a. Kapan Penelitian Dilakukan

Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah empat bulan. Dimulai bulan Januari 2020 sampai dengan bulan April 2020. Waktu empat bulan tersebut dipergunakan untuk melakukan delapan kegiatan. Urutan kegiatan penelitian tindakan kelas selama empat bulan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti lakukan kepada siswa sekolah menengah kejuruan di Unit Pendidikan Kecamatan Cimahi Utara. Unit Pendidikan Kecamatan Cimahi Utara mempunyai wilayah kerja 4 Kelurahan yang terdiri dari 4 sekolah menengah kejuruan jurusan teknik pemesinan. Tidak semua siswa Sekolah Menengah Kejuruan Teknik Mesin peneliti jadikan subjek penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Tutwuri Handayani Cimahi Unit Pendidikan Kecamatan Cimahi Utara peneliti ditugaskan untuk mengajar di sekolah dasar tersebut. Dengan melakukan penelitian dikelas tempat peneliti bertugas maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan tidak mengganggu tugas pokok sebagai guru bahkan merupakan tindakan yang sinergis dengan tugas pokoknya.

Masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar diteliti, mengapa timbul masalah demikian, apa saja penyebabnya sampai ditemukan pemecahannya. Dengan demikian maka kualitas proses belajar mengajar dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkat pula hasil belajar siswa.

B. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas tidak ada penentuan populasi, tidak ada penentuan jumlah sampel ataupun penentuan teknik sampling, yang ada adalah subjek penelitian karena seluruh siswa yang ada di kelas tersebut dijadikan subjek penelitian.

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi pada semester II Tahun Pelajaran 2019/2020.

Siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 15 siswa

(9)

laki-laki dan 0 siswa perempuan.Usia siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020 berada pada kisaran 16 tahun sampai dengan 17 tahun.

USIA SISWA KELAS 11 SMK TUTWURI HANDAYANI CIMAHI

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

TAHU N LAHIR

USI A

SISWA PEREMPUA

N

SISWA LAKI-

LAKI

2003 17 0 3

2004 16 0 10

2005 15 0 2

JUMLAH 0 15

Sebagian besar siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020 berasal dari keluarga mampu, di lihat dari ada nya 80% (12 orang) orang tua/wali siswa bermata pencaharian sebagai pegawai pabrik dan kerja sebagai perangkat desa. Dan hanya 3 orang tua siswa atau 20% yang bekerja sebagai petani. Daftar pekerjaan orang tua siswa kela 11 tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

DAFTAR PEKERJAAN ORANG TUA SISWA KELAS 11

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

NO PEKRJAAN

SISWA PEREMPUA

N

SISW A LAKI-

LAKI

1 KARYAWAN

SWASTA 0 11

2 PERANGKAT

DESA 0 1

3 PETANI 0 3

(10)

JUMLAH 0 15

Dilihat dari segi sosial ekonomi, sebagian besar dari mereka adalah dari keluarga golongan ekonomi mampu yang bekerja sebagai karyawan swasta dan perangkat desa dengan penghasilan menentu. Lalu untuk petani yang hanya sedikit memiliki lahan pertanian berupa kebun atau sawah. Maka dari siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020 memiliki buku cetak atau buku-buku penunjang lainnya sebagai sumber belajar. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar mereka.

C. Sumber Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data yang bersumber dari subjek penelitian.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai sumber data primer adalah kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020. Sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari selain sumber data primer, misalnya guru kelas lain dalam sekolah tersebut yang diajak bekerja sama atau berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas.

Penelitian Tindakan Kelas ini hanya menggunakan sumber data primer yang berupa nilai hasil belajar. Ada tiga macam nilai yang diambil dari subjek penelitian ini, yaitu nilai kondisi awal, nilai pengerjaan lembar kerja peserta didik (LKPD), dan nilai akhir siklus. Dari tiga macam nilai tersebut yang dijadikan sebagai dasar penentuan ada tidaknya peningkatan hasil belajar adalah nilai kondisi awal dan nilai akhir siklus. Karena dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat dua siklus, maka terdapat dua nilai akhir siklus, yaitu nilai akhir siklus I dan nilai akhir siklus II. Nilai pertama diperoleh melalui tes di akhir siklus I, dan nilai kedua diperoleh melalui tes di akhir siklus II.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian tindakan kelas ini diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat, maka akan memudahkan di dalam melaksanakan penelitian, menjadi jelas runtut akan langkah-langkah yang dilakukan. Sedangkan dengan alat pengumpulan data yang benar maka akan diperoleh data yang akurat yang sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes terdapat tiga bentuk tes, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik nontes dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah melalui wawancara dan observasi

a. Tes.

(11)

Untuk kepentingan pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini digunakan teknik tes. Tidak semua bentuk tes digunakan untuk pengumpulan data. Sesuai dengan materi mata pelajaran yang diambil dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu mata pelajaran produktif mesin aspek pembubutan ulir segitiga.

Yang dimaksud dengan tes di sini adalah tes hasil belajar, yaitu tes yang dilaksanakan diakhir siklus, yang bertujuan untuk mendapatkan tingkat kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu dalam rentang waktu tertentu. Nilai yang diperoleh subjek penelitian akan menunjukkan tinagkat kemajuan belajar atau tingkat daya serap siswa terhadap materi pembelajaran.

Materi tes hasil belajar pada akhir siklus 1 berbeda dengan materi tes pada akhir siklus kedua. Materi tes hasil belajar di akhir siklus 1 adalah “pembubutan ulir segitiga“sedangkan materi tes pada akhir siklus II adalah “Persiapan pembubutan ulir segitiga”

a.1. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh guru terhadap siswa berkaitan dengan kesulitan belajar yang dihadapi. Dalam kelas terdapat dua kelompok, yaitu kelompok anak-anak yang pandai dan kelompok anak-anak yang kurang pandai. Wawancara dilakukan terhadap dua kelompok tersebut. Kelompok anak-anak yang pandai biasanya mampu mengerjakan tugas dengan benar.

Dan kelompok siswa yang kurang pandai adalah siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan tugas

Dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari kelompok siswa-siswa yang pandai menunjukkan perhatian yang tinggi, mampu menagkap informasi yang disampaikan guru, mampu menempatkan diri, kapan harus memperhatikan penjelasan guru dan kapan harus membuat catatan. Dalam mengerjakan latihan-latihan soal baik lisan maupun tertulis mereka mampu menjawab dan mengerjakan dengan benar.

Sebaliknya kelompok siswa-siswa kurang pandai yang merupakan kelompok anak-anak yang kurang pandai, dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari sering bermain sendiri, perhatian terhadap pelajaran kurang, sulit menangkap informasi dari guru, kurang dapat menempatkan diri, kurang menyadari kapan harus memperhatikan penjelasan guru, dan kapan pula harus membuat catatan. Akibatnya bila diberi pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis mereka kurang mampu menjawab atau mengerjakannya.

a.2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama penelitian dilakukan. Khususnya segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan alat peraga. Dimulai dari awal siklus I dan berakhir pada akhir siklus II.. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah :

1. Kehadiran siswa, siswa yang hadir berapa, kalau ada yang tidak hadir apa alasannya.

2. Aktivitas siswa khususnya berkaitan dengan penggunaan alat peraga.

Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu dimulai dari siklus I dan berakhir pada siklus II.

(12)

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari lembar observasi tentang kehadiran siswa pada siklus I dan siklus II, lembar observasi tentang aktivitas siswa dalam menggunakan alat peraga pada siklus I dan siklus II, pedoman wawancara siklus I dan siklus II, instrument tes siklus I dan siklus II yang terdiri kisi-kisi, lembar soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan blngko hasil tes. Alat-alat pengumpulan data tersebut terdapat padaa lampiran Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini.

E. Validasi Data

Untuk memperoleh data yang valid terutama data kuantitatif maka dibuatlah perangkat tes yang terdiri dari kisi-kisi penulisan soal, butir-butir soal, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Perangkat tes tersebut meliputi perangkat tes siklus I dan perangkat tes siklus II.

F. Analisis Data

Setelah data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh maka selanjutnya dilakukan analisis. Data yang berupa nilai hasil belajar dianalisis dengan cara mencari nilai nilai terendah tertinggi, rata-rata nilai dan modusnya. Nilai yang dianalisis adalah nilai yang dipeoleh melalui tes di akhir siklus I dan akhir siklus II.

Di samping itu juga dilakukan analisis deskriptif komparatif antara kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I, siklus I dengan siklus II, dan antara kondisi awal dengan kondisi akhir (akhir siklus II). Kondisi akhir siklus II ini merupakan kondisi akhir penelitian.

G. Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan metode penelitian.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang ditandai adanya siklus. Ada tindakan yang dilakukan peneliti pada tiap-tiap siklusnya. Banyaknya siklus pada penelitian tindakan kelas ini ada dua, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu planning, acting, observing, dan reflecting.

2. Siklus I a. Planning

Planning (perencanaan) tindakan meliputi tiga langkah yaitu apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan pertama siklus I guru mengadakan tanya jawab tentang ulir segitiga.

Tujuannya adalah untuk memberikan materi tentang ulir segitiga.

(13)

2) Inti

Dalam kegiatan inti ini ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru, mengekplorasi materi dari buku paket, dan mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja kelompok lain, serta menyempurnakan hasil kerja kelompok. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja kelompok. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah uraian.

b. Acting

Pada tahap ini guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada tahap planning (perencanaan ) yaitu meliputi kegiatan apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan pertama siklus I guru mengadakan tanya jawab tentang bangun ruang.

Tujuannya adalah untuk mengingat kembalipembubutan ulir segitiga. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk kelompok, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara berkelompok.

2) Inti

Dalam kegiatan inti ini ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru, mengekplorasi buku paket, dan mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja kelompok lain, serta menyempurnakan hasil kerja kelompok. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja kelompok. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa.

Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

(14)

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah soal pilihan ganda yang di buat menggunakan google form

c. Observing

Observing (pengamatan) dilakukan oleh guru bersama teman sejawat (observer) terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Observing mutlak dilakukan oleh guru agar proses pembimbingan dapat berfungsi secara maksimal.

Observing juga dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh, yaitu berupa nilai tes akhir siklus dengan cara mencari nilai rata-rata pada setiap siklusnya.

d. Reflecting

Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus I. Hambatan atau keberhasilan dalam siklus I dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kelas pada siklus II.

Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I.

3. Siklus II

a. Planning (perencanaan) tindakan untuk siklus II ini meliputi tiga langkah yaitu apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan siklus II guru mengadakan tanya jawab tentang mesin bubut khususnya tentang pembubutan ulir. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali pembubutan ulir yang telah dipelajari pada siklus I. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tugas yang harus dikerjakan siswa, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara individual.

2) Inti

Dalam kegiatan inti siklus II ini juga ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru melalui pemaparan power point dan video pembelajaran, dan mengerjakan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individual. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja, menanggapi hasil kerja teman lain, serta menyempurnakan hasil kerja. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

(15)

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah pilihan ganda yang di buat dalam google form

b. Acting

Pada tahap ini guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada tahap planning (perencanaan ) yaitu meliputi kegiatan apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan siklus II guru mengadakan tanya jawab tentang mesin bubut khususnya tentang pembubutan ulir. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali pembubutan ulir yang telah dipelajari pada siklus I. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tugas yang harus dikerjakan siswa, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara individual.

2) Inti

Dalam kegiatan inti siklus II ini juga ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru melalui pemaparan power point dan video pembelajaran, dan mengerjakan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individual. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja, menanggapi hasil kerja teman lain, serta menyempurnakan hasil kerja. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang

kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah pilihan ganda yang di buat dalam bentuk google form c. Observing

Observing (pengamatan) dilakukan oleh guru bersama teman sejawat (observer) terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Observing mutlak dilakukan oleh guru agar proses pembimbingan dapat berfungsi secara maksimal.

(16)

Observing juga dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh, yaitu berupa nilai tes akhir siklus dengan cara mencari nilai rata-rata pada setiap siklusnya.

d. Reflecting

Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus II. Hasil yang diperoleh dalam siklus II dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan kelas.

Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi akhir siklus I dengan kondisi akhir siklus II.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Pada bagian latar belakang laporan penelitian ini tertulis bahwa kondisi awal adalah kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020 hasil belajar produktif teknik mesin bubut rendah. Indikasi hasil belajar produktif teknik mesin bubut yang rendah tersebut adalah ditunjukkan dengan rata-rata nilai dari dua kali ulangan harian mata pelajaran Matematika yang rendah, yaitu hanya 57.

Ketika dilakukan pretes diperoleh hasil sebagai berikut : (a) rata-rata nilai kelas 59 ; (b) nilai tertinggi 80 ; (c) nilai terendah 40 Nilai pretes tersebut selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

FREKUENSI NILAI KONDISI AWAL N

O NILAI

(N) FREKUENSI

(F) N x

F

1 10 0

2 20 0

3 30 0

4 40 1 40

5 50 9 450

6 60 1 60

7 70 1 70

8 80 3 240

9 90 0

10 100 0

(17)

JUMLAH 15 860

B. Deskripsi Siklus 1

Planning (perencanaan) tindakan meliputi tiga langkah yaitu apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan pertama siklus I guru mengadakan tanya jawab tentang ulir segitiga.

Tujuannya adalah untuk memberikan materi tentang ulir segitiga.

2) Inti

Dalam kegiatan inti ini ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru, mengekplorasi materi dari buku paket, dan mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja kelompok lain, serta menyempurnakan hasil kerja kelompok. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja kelompok. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah uraian.

b. Acting

Pada tahap ini guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada tahap planning (perencanaan ) yaitu meliputi kegiatan apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan pertama siklus I guru mengadakan tanya jawab tentang bangun ruang.

Tujuannya adalah untuk mengingat kembalipembubutan ulir segitiga. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk kelompok, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara berkelompok.

2) Inti

Dalam kegiatan inti ini ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan

(18)

guru, mengekplorasi buku paket, dan mengerjakan lembar kerja siswa secara kelompok. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja kelompok lain, serta menyempurnakan hasil kerja kelompok. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja kelompok. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa.

Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah soal pilihan ganda yang di buat menggunakan google form

c. Observing

Observing (pengamatan) dilakukan oleh guru bersama teman sejawat (observer) terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Observing mutlak dilakukan oleh guru agar proses pembimbingan dapat berfungsi secara maksimal.

Observing juga dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh, yaitu berupa nilai tes akhir siklus dengan cara mencari nilai rata-rata pada setiap siklusnya.

d. Reflecting

Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus I. Hambatan atau keberhasilan dalam siklus I dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kelas pada siklus II.

Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir siklus I.

3. Hasil Pengamatan

Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan LKPD secara kelompok. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk melatih kemampuan siswa maka mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan soal-soal latihan. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama sekali ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Sebenarnya materi pelajaran pembubutan ulir segitiga merupakan pengulangan dari materi yang sama yang telah diterima siswa di kelas sebelumnya. Mestinya tidak begitu sulit. Tapi ternyata ada saja siswa yang kelihatan bingung, kurang menguasai materi pelajaran yang dimaksud.

Melalui latihan-latihan yang diberikan guru serta pemanfaatan alat peraga barang bekas, lambat laun mereka juga akhirnya memahami.

a. Tanggapan Siswa

(19)

Rupanya para siswa sudah memahami tentang kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh guru peneliti di kelasnya. Mereka juga telah mengetahui tentang cara mengerjakan LKPD Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tampak senang melakukan kegiatan mengerjakan LKPD pembubutan ulir segitiga. Aktifitas belajar yang demikian itu berdampak pada peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi pembubutan ulir segitiga . b. Hasil Belajar di Akhir Siklus I

Tes akhir siklus I dilaksanakan oleh. Siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayni Cimahi tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 15 orang, seluruhnya mengikuti tes akhir siklus I.

Setelah dilakukan penilaian di akhir siklus I diperoleh nilai tertinggi 90, nilai terendah 50, dan rata-rata nilainya 62. daftar nilai tes akhir siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Dari daftar nilai tersebut dapat dibuat tabel persentase nilai sebagai berikut :

FREKUENSI NILAI AKHIR SIKLUS I

N O

NILAI (N)

FREKUENSI (F)

PrRESENTAS E

1 10 - -

2 20 - -

3 30 - -

4 40 -

5 50 5 33%

6 60 2 14%

7 70

8 80 5 33%

9 90 3 20%

10 100 -

JUMLAH 15 100%

Indikator Kinereja dan Pencapaiannya.

Indikator kinereja siklus I adalah 75 Namun ternyata dari tes akhir siklus I diperoleh rata-rata nilai 69. Dengan demikian berarti indikator kinereja siklus I tidak tercapai. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendalaman terhadap materi pelajaran pada subjek penelitian belum tercapai.

4.Refleksi

(20)

Refliksi merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus I. Kalau kita lihat dan kita bandingkan antara nilai kondisi awal dengan nilai di akhir siklus I sudah terjadi peningkatan. Rata-rata nilai pada kondisi awal hanya 57, sedangkan rata-rata nilai pada siklus I sudah mencapai 69.

Hasil belajar siswa yang meningkat tersebut dikarenakan guru sudah membagi LKPD kemudian mengerjakan secara kelompok sehingga bias mendajikan siswa menjadi percaya diri..

Pada kegiatan pemelajaran siklus I ini penyampaian materi dan mengerjakan LKPD dilaksanakan secara kelompok. Mengerjakan LKPD secara kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatannya antara lain siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain ketika menemui kesulitan. Sedangkan kelemahannya siswa kurang maksimal dalam mengerjakan LKPD, karena harus bergantian

C. Deskripsi Siklus II

a. PlanningPlanning (perencanaan) tindakan untuk siklus II ini meliputi tiga langkah yaitu apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan siklus II guru mengadakan tanya jawab tentang mesin bubut khususnya tentang pembubutan ulir. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali pembubutan ulir yang telah dipelajari pada siklus I. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tugas yang harus dikerjakan siswa, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara individual.

2) Inti

Dalam kegiatan inti siklus II ini juga ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru melalui pemaparan power point dan video pembelajaran, dan mengerjakan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individual. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja, menanggapi hasil kerja teman lain, serta menyempurnakan hasil kerja. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang

kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah pilihan ganda yang di buat dalam google form

(21)

b. Acting

Pada tahap ini guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada tahap planning (perencanaan ) yaitu meliputi kegiatan apersepsi, inti, dan penutup.

1) Apersepsi

Mengawali pertemuan siklus II guru mengadakan tanya jawab tentang mesin bubut khususnya tentang pembubutan ulir. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali pembubutan ulir yang telah dipelajari pada siklus I. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tugas yang harus dikerjakan siswa, membagikan lembar kerja peserta didik, dan mengerjakan lembar kerja peserta didik secara individual.

2) Inti

Dalam kegiatan inti siklus II ini juga ada tiga tahap kegiatan pokok yang dilakukan siswa yaitu tahap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada tahap eksploraasi siswa memperhatikan penjelasan guru melalui pemaparan power point dan video pembelajaran, dan mengerjakan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara individual. Pada tahap elaborasi siswa melaporkan hasil kerja, menanggapi hasil kerja teman lain, serta menyempurnakan hasil kerja. Kemudian pada tahap konfirmasi siswa bersama guru menyusun kesimpulan, membuat catatan materi yang penting, serta memajangkan hasil kerja. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi tentang keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Pembimbingan selalu diberikan kepada semua siswa. Perhatian yang besar terutama ditujukan kepada siswa yang kemampuannya rendah.

Di akhir pertemuan guru membekali siswa dengan PR. PR ini berfungsi sebagai sarana pendalaman materi pelajaran dengan memanfaatkan waktu di rumah.

3) Penutup

Untuk mengetahui kemajuan siswa dalam proses belajar mengajar maka di akhir siklus diadakan tes. Tes yang dilaksanakan di akhir siklus adalah tes tertulis. Bentuk soal yang digunakan dalam tes akhir siklus adalah pilihan ganda yang di buat dalam bentuk google form c. Observing

Observing (pengamatan) dilakukan oleh guru bersama teman sejawat (observer) terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Observing mutlak dilakukan oleh guru agar proses pembimbingan dapat berfungsi secara maksimal.

Observing juga dilakukan peneliti terhadap data yang diperoleh, yaitu berupa nilai tes akhir siklus dengan cara mencari nilai rata-rata pada setiap siklusnya.

d. Reflecting

Reflecting merupakan kegiatan meninjau kembali tentang tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa di akhir siklus II. Hasil yang diperoleh dalam siklus II dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan penelitian tindakan

(22)

kelas. Reflecting juga dilakukan dengan cara membandingkan kondisi akhir siklus I dengan kondisi akhir siklus II.

. a. Tanggapan Siswa

Rupanya para siswa sudah memahami tentang kegiatan yang sedang dilaksanakan oleh guru peneliti dikelasnya dan juga mereka telah mengetahui tentang fungsi langkah kerja proses pembubutan ulir segitiga. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan tampak senang melakukan kegiatan mengerjakan LKPD secara individual setelah di berikan pemaparan power point dan video. Aktifitas belajar yang demikian itu berdampak pada peningkatan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi pembubutan ulir segitiga

b. Hasil Belajar di Akhir Siklus II

Tes akhir siklus II kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 15 siswa seluruhnya mengikuti tesakhir siklus II.

Setelah dilakukan penilaian di akhir siklus II, diperoleh nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 70, dan rata-rata nilainya 83. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang nilai tes akhir siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

FREKUENSI NILAI TES AKHIR SIKLUS II

N O

NILAI (N)

FREKUENSI

(F) Presentase

1 10 - -

2 20 - -

3 30 - -

4 40 - -

5 50 - -

6 60 - -

7 70 3 20%

8 80 6 40%

9 90 5 33%

10 100 1 7%

JUMLAH 15 100%

c. Indikator Kinerja dan Pencapaiannya

Indikator kinereja Siklus II adalah 75. Artinya apabila rata-rata nilai tes akhir siklus II dapat mencapai angka 75 atau lebih maka berarti indikator kinereja siklus II tercapai. Setelah

(23)

dilakukan penilaian terhadap tes akhir siklus II, ternyata nilai rata-ratanya mencapai angka 83.

Dengan rata-rata nilai tes akhir siklus II yang mencapai angka 83 tersebut berarti indikator kinereja siklus II tercapai.

4. Refleksi

Perbaikan pembelajaran Teknik Mesin Bubut tentang pembubutan ulir segitiga menggunakan LKPD melalui penanyangan power point dan video pembelajaran sudah cukup berhasil. Terbukti dari 15 siswa hnya 3 yang belum tuntas belajar dengan tingkat penguasaan materi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diatas 75 %.

Hasil yang dicapai pada perbaikan pembelajaran Teknik mesin bubut tentang pembubutan ulir segitiga melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menghasilkan prestasi belajar yang cukup memuaskan. Prestasi belajar maupun keaktifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.

Terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata akhir siklus I yang mencapai 69, meningkat menjadi 83 pada akhir siklus II. Peningkatan prestasi ini karena pada siklus II ini siswa diberi kesempatan yang optimal untuk mempelajari pembubutan ulir segitiga secara individual. Dengan menggunakan penanyangan power point dan video pembelajaran secara individual ternyata siswa lebih meningkat aktivitas belajarnya, sehingga prestasi belajarnya pun meningkat.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Sebagaimana tertulis dalam Bab IV bahwa tindakan kelas yang dilakukan oleh guru peneliti dalam siklus I yang berupa pemanfaatan buku paket dalam proses pembelajaran dan mengejakan LKPD secara berkelompok telah berhasil meningkatkan hasil belajar subjek penelitian. Rata-rata nilai pada kondisi awal yang hanya 57 dapat ditingkatkan menjadi 69 di akhir siklus I.

Perubahan teknik pemanfaatan penanyangan power point dan video pembelajaran secara kelompok menjadi secara individual pada siklus II juga telah terbukti lebih meningkatkan hasil belajar siswa. Bila di akhir siklus I rata-rata nilai subjek penelitian adalah 69 maka di akhir siklus II rata-rata meningkat menjadi 83.

Berdasarkan data empirik penelitian ini menunjukan bahwa tindakan kelas yang dilakukan peneliti baik pada siklus I maupun pada siklus II telah berhasil meningkatkan hasil belajar Teknik mesin bubut aspek pembubutan ulir segitiga bagi siswa kelas 11 SMK Tutwuri Handayani Cimahi pada semester II tahun pelajaran 2019/2020.

Kesimpulan berdasarkan data empirik tersebut sesuai dengan pengajuan hipotesis berdasarkan kajian teoritis sebagaimana tercantum dalam bab II yang berbunyi : ” melalui penggunaan alat peraga barang bekas dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang

(24)

jaring-jaring kubus dan balok bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungurang UPK Gumelar Kabupaten Banyumas tahun pelajaran 2010/ 2011”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini terbukti, yaitu ”Melalui penggunaan alat peraga barang bekas dapat meningkatkan hasil Matematika tentang jaring-jaring kubus dan balok bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Kedungurang pada semester II tahun pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

Dengan terbuktinya hipotesis tindakan penelitian tindakan kelas ini yaitu “melalui pemaparan power point dan penanyangan video pembubutan ulir segitiga dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani” maka penulis mengajak kepada semua guru untuk semaksimal mungkin memanfaatkan power point dan video pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal.

C. Saran

Dengan terbuktinya hipotesis tindakan penelitian tindakan kelas ini yaitu “melalui pemaparan power point dan penanyangan video pembubutan ulir segitiga dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran mesin bubut aspek perencanaan ulir segitiga bagi Siswa Kelas 11 SMK Tutwuri Handayani” maka secara teoritis kita semakin yakin bahwa pemanfaatan power point dan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan dapat menambah wacana berpikir dan dijadikan dasar bertindak bagi insan pendidikan dan peserta didik serta dunia pendidikan pada umumnya. Disamping itu juga dapat sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti PTK ini maupun peneliti-peneliti lainnya.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Wardhani, IGAK. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hambali, Julius, dkk. 1993. Pendidikan Matematika 1. Jakarta : Universitas Terbuka.

Ruseffendi, dkk. 1994. Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Universitas Terbuka.

Nasution, Noehi. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.]

Setiawan, Denny. 2006. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anitah, Sri, W. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Heny K, Nur Akhsin, dan Thoyibah H. 2004. Matematika Kelas 5 Sekilah Dasar. Klaten : Cempaka Putih

Santosa, Puji. 2006. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Masyhuri HP. 1990. Azas-Azas Belajar, Semarang : IKIP Semarang Press

………., 2009. Inovasi Pembelajaran, Semarang : Widyaiswara LPMP Jawa Tengah Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar, Semarang : IKIP Semarang Press

……….., 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD. Jakarta : Ditjen Dikdasmen, Depdiknas

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hasil penelitian membuktikan kebenaran hipotesis tindakan, bahwa Penerapan Metode Tutorial Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Dasar

Peneliti akan mencoba mengembangkan multimedia power point menjadi multimedia video pembelajaran karena dianggap bahwa multimedia video pembelajaran dapat menampilkan

Dengan demikian hasil penelitian membuktikan kebenaran hipotesis tindakan, bahwa Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Script dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

Sedangkan penelitian tindakan kelas tentang penggunaan media pembelajaran audio visual (Power Point dan Video) pada kompetensi dasar perikanan tangkap secara khusus adalah

Pengentasan masalah tersebut peneliti melakukan suatu penelitian tindakan dengan judul yang diangkat peneliti dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah

Guru memberikan penjelasan materi Segitiga-segitiga yang kongruen berupa bahan ajar yang dibuat dengan power point dan video pembelajaran kepada peserta didik melalui

Penggunaan media power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Lingkaran , peningkatan rata-rata skor dari 65,87 pada pra tindakan menjadi 68 pada siklus 1

Guru memberikan penjelasan materi Segitiga-segitiga yang sebangun berupa bahan ajar yang dibuat dengan power point dan video pembelajaran kepada peserta didik melalui google