• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Terdahulu yang Relevan

LANDASAN TEORI

Tipologi Koperasi Rente

Mengaku sebagai lembaga “koperasi” namun tidak mempunyai anggota, tidak pernah mengadakan Rapat Anggota Tahunan (AMM) dan hanya mempunyai pengurus. 27 Asyari Hasan dan Ahmad Zaky, “Pemberi pinjaman uang berkedok Koperasi Simpan Pinjam (KSP) (Studi tentang Usaha Pinjam Uang Migran Batak Islam di Jakarta)” Pusat Penelitian UIN Jakarta (2019), 1.

Kredit Pinjaman

Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa sebagai kontribusi usahanya. Kredit konsumsi merupakan kredit yang diberikan kepada perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat pada umumnya.

Fasilitas dan Ketentuan Pinjaman Modal

Kredit jangka pendek adalah kredit yang mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya untuk modal kerja. Pinjaman jangka menengah adalah pinjaman yang mempunyai jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan pinjaman ini biasanya digunakan untuk melakukan investasi.

Kinerja Usaha Nasabah

Pengukuran kinerja adalah derajat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan berhasil apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai. 59Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, (Bandung: Penerbit. Ilham Jaya Pengukuran kinerja adalah penentuan efisiensi operasional organisasi dan pegawainya secara berkala berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditentukan.65.

Usaha Nasabah dan Bunga

Usaha kecil adalah suatu peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau langsung atau tidak langsung menjadi bagian dari usaha menengah atau besar. usaha yang memenuhi persyaratan kriteria usaha kecil yang ditentukan dalam undang-undang. Karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perseorangan atau perusahaan tertutup, yang mengandalkan modal dari pemiliknya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yang diperlukan. bank tidak dapat dipenuhi. 72 Tulus Tambunan, Usaha Kecil Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, (Jakarta: Penerbit .Salemba Empat, 2002), 73.

Contoh usaha kecil menengah yang banyak dilakukan masyarakat di Indonesia adalah toko sembako atau yang biasa disebut toko kelontong. Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi tunggal yang bersifat produktif, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang dari perusahaan yang dimilikinya. Atau berdasarkan kriteria menurut undang-undang, usaha kecil dan menengah mempunyai nilai RP bersih.

Motif Meminjam Kepada Rentenir

Sedangkan dalam hukum positif tercantum dalam pasal 15 ayat 1c UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang mengatur. Sesuai dengan penjelasan Pasal 15 ayat 1c UU No.2/2002 sebagaimana tercantum dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. Banyak lembaga yang datang menawarkan bantuan kredit atau pinjaman kepada masyarakat khususnya pedagang kecil, baik lembaga hukum negeri maupun swasta dengan tawaran yang sebenarnya sangat menarik, namun masih sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari lembaga perkreditan seperti bank.

Tindakan mendapatkan pinjaman dari pemberi pinjaman mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat, terutama para pegiat usaha kecil seperti pedagang. Meminjam uang kepada rentenir untuk sementara akan membantu mereka keluar dari kesulitan modal, namun pada akhirnya bunga pinjaman yang harus dibayarkan dapat membuat pedagang kecil itu sendiri tercekik. Menyadari kesulitan para pedagang kecil tersebut dan pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat yang bermodal kecil, maka diperlukan lembaga perkreditan yang dapat lebih efektif dan memiliki jangkauan nasabah yang lebih luas.

Tolak ukur Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha merupakan suatu peristiwa di mana penjualan dan modal usaha meningkat.92 Tolok ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan usaha kecil dapat dilihat dari peningkatan penjualan, pertumbuhan jumlah tenaga kerja, dan pertumbuhan jumlah pelanggan. Kajian dalam penelitian ini berfokus pada tolok ukur pengembangan usaha yang mengacu pada peminjam pada koperasi simpan pinjam yang dikelola oleh rentenir, yang mengacu pada tiga komponen variabel besar yaitu; omset, modal kerja dan keuntungan setelah memperoleh tambahan modal melalui pinjaman. Menurun jika omzet penjualan Nasabah lebih rendah dari jumlah rata-rata sebelum dan sesudah pinjaman dari Koperasi (nilai X < rata-rata).

Berkurang jika modal kerja nasabah kurang dari jumlah rata-rata sebelum dan sesudah adanya kredit koperasi (nilai X < rata-rata). Berkembang jika modal kerja nasabah lebih besar dari jumlah rata-rata sebelum dan sesudah pinjaman koperasi (nilai X > rata-rata). Berkembang jika keuntungan nasabah lebih besar dari jumlah rata-rata sebelum dan sesudah pinjaman koperasi (nilai X > rata-rata).

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Teknik Penentuan Sampel
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Dapat disimpulkan bahwa pinjaman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir memberikan pengaruh terhadap peningkatan modal kerja klaster warung sembako. Dapat disimpulkan bahwa pinjaman modal pada koperasi simpan pinjam (KSP) yang dikelola oleh pemberi pinjaman berpengaruh terhadap peningkatan permodalan pada kegiatan klaster supermarket. Dapat disimpulkan bahwa pinjaman modal pada koperasi simpan pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir berpengaruh terhadap peningkatan permodalan kegiatan klaster pangan.

Secara umum, produk pinjaman modal kerja koperasi simpan pinjam (KSP) yang dikelola rentenir di Jabodetabek tidak mengalami perubahan. Dampak fasilitas pinjaman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola rentenir terhadap kinerja usaha tiap klaster berbeda-beda. Hasil wawancara dengan pengusaha klaster supermarket menunjukkan bahwa dampak fasilitas pinjaman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir cukup membantu dalam hal ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Penelitian

  • Usia Nasabah
  • Jenis Kelamin Nasabah
  • Pendidikan Nasabah
  • Jenis Usaha Nasabah
  • Lama Usaha
  • Tujuan Peminjaman
  • Tenor dan Plafon Kredit Pinjaman Nasabah

Perbedaan gender dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan atau pilihan untuk menggunakan fasilitas kredit yang ditawarkan oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang diselenggarakan oleh rentenir di Jabodetabek. Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara langsung dan terbuka terhadap responden, diketahui bahwa jenis kelamin penerima pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir di Jabodetabek sebagian besar adalah nasabah perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak meminjamkan uangnya ke Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir di Jabodetabek.

Perbedaan pendidikan yang terakhir mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pengetahuan nasabah tentang Koperasi Simpan Pinjam yang dijalankan oleh petugas bagian pinjaman. Dari sini terlihat bahwa nasabah yang menjadi sasaran koperasi simpan pinjam (KSP) yang dikelola para rentenir di Jabodetabek umumnya adalah masyarakat awam dengan tingkat pendidikan rendah. Para pemilik usaha kecil yang menjadi nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh pemberi pinjaman di Jabodetabek, mendapatkan pinjaman modal yang berbeda-beda dengan jangka waktu yang berbeda-beda.

Diagram 4.1 Usia Nasabah
Diagram 4.1 Usia Nasabah

Hasil Analisis Data

  • Uji Normalitas
  • Uji Wilcoxon Signed Rank Test

Berdasarkan metode perhitungan yang digunakan pada rumus Wilcoxon Signed Rank Test, nilai yang diperoleh adalah: baris negatif, baris positif dan seri. Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai Z sebesar -6,178 dengan p-value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 kurang dari batas kritis penelitian sebesar 0,05, dan Z hitung - nilainya -6,178 < -1,96. Berdasarkan metode perhitungan yang digunakan pada rumus Wilcoxon Signed Rank Test, nilai yang diperoleh adalah: baris negatif, baris positif dan seri.

Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh Z-value sebesar -6,108 dengan p-value (Asymp. Sig tailed) sebesar 0,000 kurang dari batas kritis penelitian sebesar 0,05, dan Z-hitung nilainya -6,108 < - 1,96. Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh Z-value sebesar -0,124 dengan p-value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,901, dimana batas kritis penelitian sebesar 0,05 dan Z-value hitung sebesar - 0,124 > -1,96. Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh Z-value sebesar 0,000 dengan p-value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 1,000, dimana batas kritis penelitian sebesar 0,05 dan Z-value hitung sebesar 0,000.

Tabel  deskriptive   statistics  di   atas   menunjukkan   nilai   mean,   standart   deviasi, minimum dan maksimum dari masing-masing kelompok data (modal awal dan modal akhir).
Tabel deskriptive statistics di atas menunjukkan nilai mean, standart deviasi, minimum dan maksimum dari masing-masing kelompok data (modal awal dan modal akhir).

Analisa dan Pembahasan

  • Analisa Modal Usaha Setelah Memperoleh Pinjaman KSP
  • Analisa Omzet Penjualan Setelah Memperoleh Pinjaman KSP
  • Analisa Keuntungan Setelah Memperoleh Pinjaman KSP
  • Analisa Jumlah Tenaga Kerja Setelah Memperoleh Pinjaman KSP

Jumlah pedagang atau pelaku UMK yang mengalami peningkatan modal usaha setelah mendapat pinjaman dari koperasi simpan pinjam (KSP) rentenir juga sangat signifikan. Hasil wawancara dengan pelaku UMK menjelaskan bahwa semakin besar nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi simpan pinjam maka semakin besar pula peningkatan modal usahanya. Selanjutnya salah satu pelaku usaha yang modalnya tidak bertambah atau berkurang setelah mendapat pinjaman dari koperasi simpan pinjam (KSP).

Setelah mendapat pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh para pemberi pinjaman, omzet penjualannya meningkat pesat, mulai dari omset terendah Rp. Jumlah pedagang yang mengalami peningkatan omzet usaha setelah mendapat pinjaman dari koperasi simpan pinjam juga cukup besar, yakni sebanyak 49 pelaku usaha dari total 51 pelaku usaha yang dipilih dalam penelitian ini. Dari data di lapangan terlihat bahwa pinjaman pada koperasi simpan pinjam tidak memberikan dampak terhadap perubahan jumlah pekerja dari kelompok yang dijadikan objek penelitian ini.

Analisa Dampak Pinjaman Terhadap Kinerja Usaha Setiap Cluster

  • Modal Usaha
  • Omzet
  • Laba Usaha
  • Tenaga Kerja

Dari data statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa modal usaha 15 nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir kelompok toko kelontong yang berjumlah 15 nasabah mengalami peningkatan modal usahanya. Dari data statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa modal usaha 23 nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh kelompok pemberi pinjaman 23 warung makan mengalami peningkatan modal usahanya. Dari data statistik deskriptif di atas terlihat bahwa omzet usaha 13 nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir klaster warung sembako, 13 nasabah mengalami peningkatan omzet dilihat dari rangking positifnya yaitu berjumlah 13.

Dapat disimpulkan bahwa pinjaman KSP yang dikelola oleh rentenir berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan omzet pada usaha klaster ritel kelontong. Dapat disimpulkan bahwa pinjaman KSP yang dikelola oleh rentenir berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan omzet pada usaha klaster warung makan. Dapat disimpulkan bahwa koperasi simpan pinjam (KSP) yang dikelola oleh rentenir tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan laba usaha pada cluster basis.

Presentase Kinerja Usaha pada setiap Cluster Penerima Pinjaman

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Fasilitas pinjaman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang secara de facto dikelola oleh para rentenir, cukup memberikan dampak positif terhadap kinerja usaha nasabahnya di wilayah Jabodetabek. Fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam (SCOs) yang dijalankan oleh rentenir memberikan dampak yang berbeda-beda terhadap kinerja usaha setiap kelompok usaha nasabah peminjam. Pada pengelompokan warung sembako rata-rata perubahan modal tiap pelaku usaha sebesar 14%, rata-rata perubahan omzet sebesar 7%, tidak terjadi peningkatan keuntungan sebesar -2% dan rata-rata pertumbuhan angkatan kerja sebesar 0%.

Dampak fasilitas kredit terhadap kinerja klaster kelontong berdampak pada rata-rata perubahan modal tiap pelaku usaha sebesar 6%, rata-rata perubahan pendapatan sebesar 7%, rata-rata perubahan laba usaha sebesar 2%, dan rata-rata pertumbuhan tenaga kerja sebesar 0%. . Pada klaster warung makan, rata-rata perubahan modal tiap pelaku usaha sebesar 6%, rata-rata perubahan pendapatan sebesar 10%, dan penurunan laba sebesar -6% serta pertumbuhan tenaga kerja sebesar 0%. Peningkatan skala usaha pada warung makan relatif lebih kecil dibandingkan dengan klaster warung sembako dan warung kelontong.

Rekomendasi

Kaunang, Glently, “Pengaruh Suku Bunga Pinjaman dan Kredit Macet Terhadap Permintaan Kredit UMKM di Indonesia”, Jurnal EMBA Vol.1 No.3 (2013). Liani, Hoo Helena Ayu dan Chatarina Yekti Prawihatmi, “Dampak Pinjaman Bantuan Modal Kerja Terhadap Kinerja Usaha; Studi Kasus UMKM Binaan Kadin Jawa Tengah”, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 2017. Putri, Kartika dkk, “The Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, dan Peran Jasa Pengembangan Usaha Terhadap Perkembangan Usaha", Jurnal Administrasi Bisnis, vol.

BPR Ganda Lata Tentang Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Unaha Kabupaten Konawe, Jurnal Ekonomi (JE) Vol .1(1), (April 2016),. Siboro, Ilas Korwadi, “Renten (Analisis Fungsi Bunga Pinjaman Pada Masyarakat Rokan Hilir Kecamatan Bagan Sinembah Desa Bagan Batu)”, Jurnal Jom Fisip Vol. Suarni, Gusti Ayu Putu, dkk, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Mengambil Kredit di LPD Desa Pakraman Manggissari”, Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, Vol:4 No:1 (2014).

Gambar

Diagram 4.1 Usia Nasabah
Diagram 4.2 Jenis Kelamin Nasabah
Diagram 4.3 Pendidikan Nasabah
Tabel 4.1 Jenis Usaha Nasabah No
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana respons kognitif, afektif dan respons konatifMahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran

Layanan referensi sebagai bagian dari layanan perpustakaan akan menjadi layanan yang diminati oleh pemustaka ketika layanan yang diberikan pustakawan referensi dapat

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kerangka konseptual diatas maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh model pembelajaran guided

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka konseptual maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan yaitu

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta hasil penelitian sebelumnya yang telah diuraikan oleh penulis, maka hipotesis yang menjadi jawaban sementara dalam

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan kajian teoritis, maka hipotesis atau hasil jawaban sementara dari penelitian ini adalah diduga peningkatan

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Penerapan Pendekatan Discovery dalam pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu