• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putri Rahina Anugrahini.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Putri Rahina Anugrahini.pdf"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

Apa relevansi profil guru PAI ideal dalam tokoh wayang Semar dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Untuk mengetahui relevansi profil guru PAI ideal dalam tokoh wayang Semar dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Telaah Pustaka

Hubungan kompetensi kepribadian guru tokoh wayang Semar dengan Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari tugas dan kebutuhan seorang guru. 28Nur Kholis, “Kompetensi Kepribadian Guru dalam Karakter Wayang Semar dan Pentingnya Dalam Pendidikan Agama Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN.

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sumber data ini digunakan untuk mendukung peninjauan terhadap data yang telah dikumpulkan dan sebagai bahan perbandingan dengan data primer. Hasil pencarian data yaitu melakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan kaidah dan argumentasi yaitu analisis isi untuk melakukan kajian terhadap profil guru PAI ideal tokoh wayang Semar dan relevansinya dengan UU No.

Sistematika Pembahasan

Kemudian, bab IV adalah analisis data yang meliputi analisis profil guru PAI ideal seperti tokoh Semar dengan UU No. UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dirancang untuk menjamin perluasan, pemerataan akses, peningkatan mutu, relevansi dan pengelolaan serta akuntabilitas pendidikan yang baik sehingga mampu menghadapi tantangan perubahan sesuai dengan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Pengertian Guru

Mursyid adalah sosok yang mampu menjadi teladan atau pusat identifikasi diri atau menjadi panutan, panutan dan konsultan bagi peserta didik. Mu'addib adalah sosok yang mampu membimbing peserta didik untuk mengambil tanggung jawab membangun peradaban di masa depan.

Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Guru

Guru Pendidikan Agama Islam hendaknya mampu mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Islam, yaitu penumbuhan dan pengembangan keimanan melalui pembekalan dan penanaman pengetahuan, penghayatan, pengamalan dan pengalaman agama Islam oleh peserta didik, sehingga menjadi manusia yang manusiawi. Muslim yang melanjutkan. untuk berkembang secara ilmiah. Dalam hal ini, guru menunjukkan kepada siswa jalan yang harus mereka ikuti dalam menavigasi kehidupannya.

Prinsip Profesionalitas Guru

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 88. . hanya mengajarkan ilmu kepada peserta didik, namun peserta didik juga harus memahami dan berkompeten terhadap materi pelajaran yang diajarkan... materi pelajaran hanyalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi pelajar dan masyarakat.

Siapa Semar

Kyai Semar ngerti banget peta sosial budaya Triloka utawa telung jagad, yaiku dewa, raksasa lan manungsa. Jagad raya (makrokosmos) lan jagat raya (mikrokosmos), kalorone dikuwasani dening Kyai Semar, Punakawan minulya. 80.

Asal-usul Semar

Semar Dalam Serat Kandha

Sang Hyang Tunggal menikah dengan Dewi Rakti, dari pernikahan tersebut lahirlah mustika berupa sebutir telur yang kemudian berubah menjadi dua orang laki-laki.

Semar Dalam Purwakandha

Semar dalam Purwacarita

Sejarah Munculnya Tokoh Semar Dalam Pewayangan 1. Pra Islam

Masa Islam

Tokoh Semar kemudian berkembang menjadi sosok ketuhanan setelah Islam masuk dan disebarkan oleh Wali Songa. Banyak lakon wayang seperti Dewa Ruci, Semar Barang Jantur, Petruk Dadi Ratu, Mustakaweni dan Dewa Srani yang diketahui diciptakan oleh Wali Songo khususnya Sunan Kalijaga.92. Segala sesuatu yang ada pada keempat tokoh badut tersebut merupakan ciptaan Wali Songo yang menggambarkan dan menjalankan fungsi, watak dan tugas konseptual Wali Songo dan para da'i.” 93.

Hal ini menggambarkan, atas bantuan dan dukungan Wali Songo, Raden Patah berhasil mendapatkan hak warisnya dari pemerintahan Girindrawawardana dan Adipati Keling, dan kemudian Raden Patah berhasil mendirikan Kesultanan Demak. Nala Gareng, berasal dari bahasa Arab nala>qarin yang artinya menerima nikmat atau berteman. Nama Petruk berasal dari bahasa Arab Fat-ruk kulluma siw' Allahi yang artinya meninggalkan segala sesuatu kecuali Allah, atau dapat diartikan membangkang segala bentuk kebohongan adalah suatu keharusan bagi setiap pendakwah Islam.94.

Makna dan Karakter Tokoh Semar

Tangan Semar yang menunjuk menandakan bahwa Semar adalah abdi sekaligus guru yang fungsinya menunjukkan jalan kebenaran. Mustika Manik Astagina sebenarnya merupakan simbol dari delapan indera pada manusia yang harus ditutup ketika melakukan meditasi. Genggaman tangan Semar pun mengajarkan bahwa tidak mudah membela kebenaran.

Semuanya dimaknai bahwa Semar adalah lambang kesatuan bawahan dan atasan, kesatuan profan dan sakral, kesatuan Kawula Gusti.99. Inilah gambaran manusia yang selalu bertumpu pada dua kaki dan memandang ke arah langit, sebagai bukti bahwa sumber kehidupan manusia terletak di bumi dan langit, pada kekuasaan Yang Maha Esa yaitu Tuhan Yang Maha Esa.100. Bau kentut Semar sangat busuk, orang yang mencium kentut Semar pasti akan (kick off) atau kalah.

Peran Tokoh Semar dalam Wayang Purwa 1. Semar Sebagai Dewa

Semar Sebagai Guru

Dahulu kala, guru atau guru adalah seseorang yang tugasnya mengajarkan tentang ketuhanan atau keimanan. Tu yang baik (Tu-han) disebut Sanghyang Wenang dan Tu yang buruk disebut Sanghyang Manikmaya. Danghyang Semar berasal dari negeri Lemuria atau Swetadwipa, akibat terjadinya banjir besar yang menenggelamkan negeri tersebut, Danghyang Semar dan rakyatnya akhirnya mengungsi ke tanah Jawa.

Danghyang Semar mempunyai seorang saudara bernama Sang Hantaga (Togok) yang tinggal di negeri lain (luar Jawa) dan juga mengajar agama Kapitayan. Saudara Danghyang Semar yang lain, Sang manikmaya, menjadi penguasa alam ghaib rumah nenek moyang bernama Ka-hyang-an. Seperti dalam Kitab Centhini, Wedhatama, Cebolek, Dewaruci yang bersifat mistik dan Serat Wulangreh yang beretika. 107.

Semar Sebagai Punakawan

Sosok Semar sebagai wong cilik (rakyat kecil) yang selalu memberikan nasehat kepada pemimpinnya merupakan simbol dari tangisan rakyat jelata yang selalu was-was terhadap perilaku dan kebijakannya. Seperti dalam lakon Semar Mbangun Kayangan, Semar dan anak-anaknya tampil sebagai simbol rakyat jelata yang “anonim” dan dianggap tidak mempunyai kemauan, kekuasaan, apalagi kedaulatan penuh. Namun Prabu Kresna tidak bersedia meminjamkan Jamus Kalimasada kepada Semar karena Semar adalah seorang abdi atau orang biasa yang tidak mampu memakainya.

Bahkan Krishna mengecam Semar dan anak-anaknya sebagai budak atau orang jahat yang pangkatnya tidak lebih dari sekadar keset. Namun, Werkudara bersetuju bahawa Jamus Kalimasada dipinjamkan kepada Semar, dengan alasan Semar adalah perempuan simpanan, daripada Pandawa, maka adalah tidak wajar apabila seorang guru memerlukan bantuan tetapi tidak dibantu oleh anak kesayangannya. Bathara Guru salah tafsir istilah Mbangun Kayangan, syurga yang akan dibangunkan Semar bukanlah Kayangan Suralaya tempat kekuasaan Batara Guru, tetapi roh Pandawa yang Semar sebut syurga. 118. Kewujudan Semar dan anak-anaknya mengandungi relativisasi cita-cita prijai dalam kaitannya dengan kesatria berbudaya, halus rupa dan batin, sebagaimana yang terutama diwujudkan oleh Arjuna.

Sepuluh Filosofi Semar

Datan serik dat ketaman, datan susah dat cool, bermakna anda tidak mudah terluka apabila ditimpa musibah atau hasutan. Jangan terkejut, jangan menyesal, jangan terkejut, jangan terkejut, jangan mudah terkejut, jangan mudah terkejut, jangan mudah terkejut dengan apa-apa, jangan mudah mudah tercemar. Jangan tunduk kepada kedudukan, keduniaan dan pentingkan diri sendiri, iaitu jangan taksub atau terpesona dengan kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

Kalau mengacau hanya akan merugikan diri sendiri, yaitu tidak merasa paling pintar, sehingga tidak salah arah. Aja milik barang kang melok, aja mangro mundak kendho yang artinya jangan tergiur dengan barang yang terlihat mewah, indah, indah. ANALISIS PROFIL GURU PAI IDEAL DALAM KARAKTER WAJANG SEMAR DAN TEMPATNYA DALAM UNDANG-UNDANG NO.

Relevansi Profil Guru PAI Ideal dalam Karakter Wayang Semar dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Hal ini dikarenakan kedudukan atau peran Semar dalam wayang mirip dengan peran seorang guru, yaitu sebagai tutor. Tokoh pewayangan Semar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemenangan dan keberhasilan tuannya dalam kehidupan di arcapada (muka bumi ini). Upaya menanamkan nilai-nilai moral dan membentuk kepribadian yang baik pada diri siswa bukanlah suatu hal yang mudah bagi seorang guru.

Dalam dunia pewayangan, kearifan sebagai seorang guru juga tercermin pada karakter tokoh pewayangan Semar.Sifat bijak Semar tersaji dalam pertunjukan Semar Papa. Dalam proses pengajaran guru harus memahami bahwa pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan, hal inilah yang digambarkan pada tokoh tokoh boneka Semar. Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik harus mempunyai kemauan dan semangat yang tinggi dalam mendidik siswanya, karena keseriusan dalam mendidik siswa akan menghasilkan produksi yang bermutu dan sesuai dengan harapan masyarakat.

Dalam tokohnya, baik secara fisik maupun pribadi, tokoh pewayangan Semar menggambarkan sosok orang yang bertakwa, termasuk makna dari bentuk matanya. Oleh karena itu, sosok tokoh pewayangan Semar patut ditiru karena kesalehan dan kepribadiannya yang diterapkan oleh para guru khususnya pada Pendidikan Agama Islam.

Kontribusi Profil Guru Ideal dalam Karakter Wayang Semar Terhadap Pembentukan Guru Pendidikan Agama Islam yang ideal

Kontribusi profil guru ideal dalam tokoh Wayang Semar terhadap terbentuknya guru agama Islam ideal. Guru pendidikan agama Islam adalah orang yang bertugas melaksanakan transformasi ilmu agama Islam kepada peserta didik dalam waktu yang tepat dan relatif terbatas. Tokoh wayang Semar menggambarkan seorang guru yang selalu dapat ditiru oleh siapapun (dalam wayang), terutama dalam kesederhanaan, perjuangan dan ketakwaannya.

Menjadi seorang guru, termasuk guru agama Islam, merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus di bidang tersebut. Guru pendidikan agama Islam adalah seseorang yang mempunyai kewajiban membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, khususnya tujuan pendidikan Islam. Sehingga guru dapat menyajikan materi pendidikan agama Islam yang terdapat dalam kurikulum dan mengkomunikasikannya dengan berbagai hal yang terjadi di dunia nyata.

PENUTUP

Saran

Seorang guru khususnya guru PAI tidak hanya sekedar mewariskan ilmu saja, namun juga mempunyai tugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan, mendidik murid-muridnya menjadi manusia yang berbudi luhur, oleh karena itu seorang guru PAI harus mampu memberikan teladan yang baik. kepribadian. Seorang guru PAI yang notabene adalah guru agama harus mampu menunjukkan sikap takwa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pengajaran, seorang guru akan menemui berbagai permasalahan di dalam kelas, oleh karena itu seorang guru PAI harus mampu mengendalikan emosinya dan mampu menunjukkan kesabaran dihadapan siswanya.

Jadilah guru yang mampu melaksanakan tugasnya dengan ikhlas, ikhlas, percaya diri dan kreatif tanpa mengutamakan kesenangan dunia. Kompetensi Kepribadian Guru dalam Karakter Wayang Semar dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam, Skripsi, Tarbiyah dan Fakultas Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Hasyim Asy'ari dalam perspektif pendidikan Islam (kajian kritis terhadap kitab Adab al -'Alim wa al-Muta' alim), tesis PhD, jurusan Tarbiyah VLEK Ponorogo, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan , melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik Dalam menjalankan

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai mengevaluasi peserta pendidik pada

Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan