QnA
Webinar : Literasi di Era Digital Kamis, 27 Juli 2023
Kami mohon kepada Pembicara 1 dan Pembicara 2 untuk menjawab pertanyaan secara tertulis dengan font warna biru (mulai pertanyaan ke-4).
MODERATOR : Deborah Kurniawati
No. PEMBICARA 1
Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MURP., Ph.D
PEMBICARA 2
Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M.T.
1 Panji Hidayat 10:00
A Junaidi_Era literasi digital pasti menimbulkan dampak positif dan negatif, visi go green memang sangat mendukung untuk era ini namun di sisi lain ada yang dirugikan pada perusahaan dan penerbit perbukuan yang tidak mengubah sistem. Apa yang perlu dilakukan bangsa ini supaya supaya nyaman dengan kultur bangsa kita yang cenderung alon2 sing penting kelakon? Nuwun
sumaryadi _Lanud Adisutjipto 9:01
LN_Harnaningrum_pertanyaan bagaimana caranya dari sisi keamanan agar data pribadi kita tidak bocor terutama back up lebih dari satu akun
memanfaatkan cloud
2 Resfie Zalnisa Razma_USK 10:00
LN pak Achmad Djunaedi_Assalamualaikum pak, saya Resfie Zalnisa Razma, dari USK, izin bertanya, seperti yang kita ketahui bahwa seorang guru tentunya harus dapat menyesuaikan diri/cara mengajarnya terhadap perkembangan zaman, sebab teknologi terus berkermbang , jadi disini kontribusi seperti apa yang harus diberikan pemerintah kepada calon-calon guru muda untuk meningkatkan literasi digital mereka agar nantinya mereka dapat membentuk siswa maupun siswi yang memiliki literasi digital yang hebat sehingga nantinya Indonesia lebih mudah bersaing dengan dunia luar dan dapat meningkatkan persen literasi kita saat ini? dan bagaimana tindakan/peran yang harus di lakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
keterampilan literasi digitalnya?
Tua Hutagaol, S.Kep., Ners_Kesdam Jaya 9:03
LN_Harnaningrum_Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi digital dengan berbagai aplikasi dengan tetap memperhatikan digital culture?
Terimakasih pak🙏
3 Hery Yanto The_STAB Nalanda 10:13
Perntanyaan untuk Porf. A Djunaedi: Digitalisasi itu fakta dan untuk mendukungnya diperlukan sumberdaya ENERGI
PEMBANGKIT. Sekarang ini energi terbaharui dan energi tersedia dalam jumlah massal, misalnya untuk membangkitkan listrik masih sangat terbatas dan mahal. Jika saya RENUNGKAN, masalah ini sepertinya kurang trend didiskusikan dan
penelitiannya walaupun banyak yang tangguh tetapi sepertinya tidak VIRAL seperti masalah digital. Apakah tidak lebih penting ini juga perlu direnungkan Pak dan memotivasi lebih banyak peneliti tentang ENERGI daripada peneliti DIGITALISASI saja. Terima kasih.
nita maulida 9:03
Bu Dr. harnaningrum_bu izin tanya... bagaimana dapat meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat dengan akses terbatas, terutama didaerah pedesaan atau terpencil, dan apakah kurangnya literasi digital tsb bisa berdampak pada potensi pengembangan ekonomi dan kesempatan kerja bagi masyarakat tersebut?
4 EDI CHANDRA STIE Dahani Dahanai Buntok 10:15 Porf. A Djunaedi : bagaimana meningkatkan literasi untuk kecintaan terhadap nilai-nilai kebudayaan daerah, ketika globalisasi dan kemajuan teknologi mulai menggerusnya, salah satu bukti adalah kecintaan remaja akan budaya kebarat-baratan dan malah menganggap budaya sendiri kuno dan aneh.
Danik 9:04 Nama danik Dosen UT
Bgmn membudayakan saring sblm sharing di kalangan generasi milenial?
Bgmn edukasi yg diberikan spy kaum muda terdorong membuat content yg positif vibesnya?
5 Danik purwandari 10:15
Bpk ahmad - bgmn saran agar literasi digital tdk hanya digunakan untuk aspek menambah penghasilan oleh kaum muda tapi pemanfaatannya untuk upgrade soft skill dn hard skill bisa maximal?
Pande Wirantara 9:04
LN Harnaningrum_kalau bebas membawa hp dan gadget saat bekerja atau bersekolah, bagaimana caranya mengetahui apa saja yang di access oleh masing masing staff atau murid saat jam kerja ?
6 Tito Satrio 10:17
Ibu Harnaningrum (UTDI) atau Bapak Achmad Djunaedi (UGM)_Terdapat GAP antara guru dengan murid dalam memahami dan menggunakan teknologi. Penggunaan dan pemahaman teknologi bagi guru hanya terbatas pada
penggunaannya sebagai sarana atau media dalam pembelajaran sedangkan bagi murid penggunaan dan pemahaman teknologi sudah lebih advanced. Seringkali terdapat konflik antara guru dengan murid seperti yang bapak sudah jelaskan misal guru
Wartono-Restatistik Data Analys 9:06
LN Harnaningrum_Bagimana tanggapan Ibu tentang digitalisasi Pendidikan tetapi banyak daerah terluar Indonesia yang masih sangat susah jaringan internet, terutama kurikulum merdeka yang gurunya wajib membuka aplikasi PMM, mereka akan sangat kesulitan menyelesaikan pelatihan di PMM, saya 18 tahun di daerah 3T yang sangat iri awalnya, banyak daerah binaan saya yang masih sangat susah internet
sudah mencatatkan dipapan tulis atau PowerPoint namun guru masih menghendaki murid mencatat di buku. Saya juga masih sering menemukan soal akhir tahun/semester di sekolah yang dibuat oleh guru juga masih sebatas pada level dasar (LOTS - Low Order Thinking Skill dan MOTS - Medium Order Thinking Skill) belum terlalu HOTS (high order thinking skill), hal ini sangat jauh berbeda dengan soal-soal yang dibuat oleh guru-guru di sekolah internasional yang menggunakan kurikulum Cambridge dan IB. Bagaimana menjembatani GAP antara guru dengan murid dalam hal penggunaan serta pemahaman teknologi? Bagaimana mengubah pola penyusunan soal oleh guru yang masih dilevel LOTS dan MOTS menjadi HOTS dengan bantuan teknologi agar soal yang disusun lebih berbobot sehingga meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir siswa?
Tito Satrio 10:19
*Kebiasaan Kopas dari google masih dilakukan oleh guru dalam Menyusun soal.
7 Dwi Ramadhan 10:18
Pak Ahmad Djunaedi_bagaimana agar orang awam yang baru mengenal dunia digital agar ketika kita edukasi dengan hal yang baik?
Dwi Ramadhan 9:07
Ibu Harnaningrum_mau bertanya mengapa indeks literasi digital masih tergolong sangat rendah apalagi di beberapa daerah di indonesia sedangkan kita ketahui bahwa pendidikan masih berjalan sesuai dengan
penggunaannya?jika tingkat literasi yang ada di indonesia masih rendah bagaimana cara agar pemerintah meningkatkan kualitas literasi digital?serta penggunaan sarana digital ini bukan hanya kaum muda saja tapi karangan usia nah bagaiman cara agar mereka dari semua karangan ini dapat menggunaka digital dengan baik dan selayaknya?
8 Pace Agus2_ASMI Santa Maria Yogyakarta 10:19
Prof. Djunaedi_Pertanyaan: Terkait keamanan daring. Rata-rata pengguna biasa tidak paham tentang keamanan data pribadi saat terkoneksi ke wifi publik -bahkan yang disediakan pemerintah desa. Apa yang dibutuhkan untuk menjaga data pribadi kita di wifi publik?
Ninis Nur Afita Wulandari 9:07
Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M.T._Pertanyaan: Bagaimana solusinya jika didaerah terpencil tidak ada sinyal lalu para siswa/i harus melaksanakan ujian seperti ujian online yang menggunakan aplikasi. Dan bagaimana supaya siswa juga tidak ketinggalan informasi. Mohon penjelasannya ibu.
9 EDI CHANDRA STIE Dahani Dahanai Buntok 10:31
Porf. A Djunaedi_ pertanyaan : Mengenai Program 4 Pilar Literasi
Mulya rasmaidar_Universitas Syiah Kuala 9:09
Dr.LN.Harnaningrum, S.Si.,M.T _ izin bertanya dari 4 pilar literasi digital yang
Digital mendasar yaitu etika digital, budaya digital, keterampilan digital dan keamanan digital. Tentu harapannya, dengan menguasai keempat pilar tersebut, masyarakat memiliki
kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan internet dan teknologi secara aman, beretika, dan optimal. lalu bagaimana strategi promosi budaya khususnya di Indonesia melalui media digital atau internet yang kreatif, menarik, dengan berpegang pada empat pilar literasi digital ?
sudah dijelaskan, pilar yang mana yang paling berpengaruh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ?
Terimakasih
10 Resfie Zalnisa 10:39
LN pak Achmad Djunaedi_Assalamualaikum pak, saya Resfie Zalnisa Razma, dari USK, izin bertanya, seperti yang kita ketahui bahwa seorang guru tentunya harus dapat menyesuaikan diri/cara mengajarnya terhadap perkembangan zaman, sebab teknologi terus berkembang , jadi disini kontribusi seperti apa yang harus diberikan pemerintah kepada calon-calon guru muda untuk meningkatkan literasi digital mereka agar nantinya mereka dapat membentuk siswa maupun siswi yang memiliki literasi digital yang hebat sehingga nantinya Indonesia lebih mudah bersaing dengan dunia luar dan dapat meningkatkan persen literasi kita saat ini? dan bagaimana tindakan/peran yang harus di lakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan
keterampilan literasi digitalnya? Terimakasih pak🙏
Ninis Nur Afita Wulandari 9:09
Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M.T._Pertanyaan: Bagaimana solusinya jika didaerah terpencil tidak ada sinyal lalu para siswa/i harus melaksanakan ujian seperti ujian online yang menggunakan aplikasi? Dan bagaimana supaya siswa juga tidak ketinggalan informasi?Mohon penjelasannya ibu
11 Pace Agus2_ASMI Santa Maria Yogyakarta 10:59
Prof Djunaedi_Pertanyaan: terkait (white) hacker. Bagaimana pandangan Prof sendiri terhadap kelompok-kelompok ini seperti anonymous?
Muhammad Nanang_ULM 9:11
Nama Narasumber Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M. T. _ Pertanyaannya yaitu Dari materi yang telah ibu sampaikan saya izin bertanya Bagaimana cara mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam pengembangan pembelajaran terhadap literasi digital tersebut
12 Resfie Zalnisa Razma_USK 9:15
LN Harmaningrum_Assalamualaikum buk, saya Resfie Zalnisa Razma,dari USK_ izin bertanya kepada buk Harnaningrum_ seperti yang kita ketahui bahwa tingkat literasi digital didaerah pelosok atau daerah desa yang jauh dari kota itu sangat lah minim terhadap pengetahuan teknologi informasi, disini saya izin bertanya bagaimana peran efektif dan efisien yang harus diberikan oleh pemerintah dan mahasiswa sendiri dalam memecahkan permasalahan-permasalahan tersebut,agar masyarakat desa dapat
meningkatkan pengetahuan teknologi informasi walaupun mereka tinggal di daerah yang jauh dari kota? Serta bagaimana cara menamkan 4 pillar literasi digital kepada pendidik yang tinggal didaerah pelosok , sebab banyak dari guru yang tinggal didaerah pelosok kurang memahami dalam penggunaan literasi digital , sehingga berdampak juga kepada siswa nya .
Terimakasih buk🙏
13 Yahya 9:15
LN.Harnanigrum_Bagaimana memeberikan kesadaran pada masyarakat kita agar lebih aware thd data pribadinya di sosmed, dimana biasanya
masyarakat kita.. harus mengalami/terkena serangan doxxing dulu baru lebih aware atas kejadian tsb bu?
14 Hermina Patrisia Nujin 9:16
Ibu Harnaningrum_Pertanyaan:
1. Bagaimana mempertahankan minat para pelajar agar setelah menamatkan studi tetap memiliki minat pada dunia literasi, karena di sekolah biasanya minat untuk literasi hanya kewajiban dari sekolah saja.
2. Bagaimana agar anak muda tetap fokus membaca info-info penting (bacaan/sastra) di tengah maraknya hiburan atau konten yang lebih menarik di dunia digital?
Terima kasih Bu.
15 sumaryadi _Lanud Adisutjipto 9:20
LN Harnaningrum_pertanyaan alamat situs atau web yg direkomendasikan mencari materi bahan ajar secara digital apa saja
16 Hery Yanto The_STAB Nalanda 9:22
Pertanyaan untuk Ibu @LN Harnaningrum_UTDI: Penggunaan WAG
memang cepat, tetapi jika mengajar paralel 5 kelas dengan @40 mahasiswa atau siswa saja, maka sebagai guru/dosen kita bisa kebanjiran kiriman. Saya sendiri justru merasa WAG tidak begitu cocok untuk pembelajaran karena memang fungsi mendasarnya untuk komunikasi. Untuk hasil belajar, saya masih merasa perlu LMS atau media lainnya. Bagaimana pendapat Ibu?
Terima kasih.
17 Bisyaroh Ariastuti_SMK IT Al-Furqon Sanden 9:22
Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M.T._Pertanyaan: bagaimana solusi bagi
sekolah yang berbasis pondok pesantren yg membatasi penggunaan HP dan inernet, pdhl seperti yg ibu sampaikan tadi bahwa saat ini leraliterasi digital seperti E-Book bukan lagi buku cetak, lalu bagaimana cara meningkatkan literasi digital di sekolah selain dilaksanakan didalam pembelajaran? aplikasi apa saja yang cocok bagi sekolah yang ada kendala dlm pembatasan penggunaan HP?
18 Pace Agus_ASM Marsudirini Santa Maria Yk 9:22
Mbak Hananingrum_Pertanyaan:
1. Terkait Tri dharma PT pengabdian masyarakatUTDI juga berperan dalam literasi digital ini?
2. Tantangan AI bagi mbak Ningrum sendiri bagaimana? Atau UTDI bagaimana? Bagaimana kolaborasinya, karena di Singapura AI bukan dianggap tabu.
Salam sehat utk semua.
19 Riyan Hidayat 9:24
Ibu Harnaningrum_Transformasi Digital terus berkembang dan masyarakat harus bisa adaptif akan perubahan tersebut, namun perubahan ini juga memunculkan masalah baru yang cukup sering terjadi dan beresiko bagi masyarakat diantaranya pencurian/kebocoran data pribadi, sementara pada setiap penggunaan aplikasi, baik yang bersifat pembelajaran, pelayanan publik, payment maupun hiburan. masyarakat diharuskan memasukkan data pribadi. Menurut ibu, bagaimana hal yang seharusnya dilakukan bagi pengembang aplikasi guna meminimalisir resiko tersebut pada saat
membangun aplikasi? Dan Bagaimana masyarakat dapat melakukan fungsi pengawasan dan kontrol data pribadi terhadap penerapan aplikasi tersebut?
20 AdeAdharianto_UPR 9:41
Ibu Dr. LN. Harnaningrum, S.Si., M.T._Pertanyaan: di slide sebelumnya, telah dijelaskan bahwasannya ada 4 pilar literasi digital berdasarkan data dari Kominfo. Yang dimana 4 Pilar tersebut berperan untuk di kehidupan
sehari-hari terutama di lingkungan pendidikan pada saat ini. Karena faktanya, banyak Siswa/i, Pelajar, Mahasiswa yang terkadang susah bahkan
terkendala dalam mehamami sebuah konteks dalam materi pembelajaran.
yang akhirnya dikhawatirkan bahwa digital di era sekarang ini hanya efektif ataupun mempermudah membantu menyelesaikan sebuah pekerjaan/
tugas-tugas. tetapi tidak dalam membentuk karakter, tidak objektif dalam
memecahkan sebuah masalah, tidak berpikir rasional, juga berspekulasi bahwa media massa sekarang tidak informatif. Jadi pertanyaan dari saya, menurut ibu.. bagaimana cara mengimplementasikan dan menerapkan ke 4 pilar tersebut dikehidupan sehari-hari terutama dilingkungan pendidikan agar literasi di era digital saat ini dapat berkembang dengan tepat sasaran atau baik dan benar?