• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung

Yustin, Emilya Ully Artha, Ardhin Primadewi*

Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Magelang, Magelang, Indonesia Email: *ardhin@ummgl.ac.id

Submitted 12-12-2021; Accepted 28-12-2021; Published 30-12-2021 Abstrak

RSUD Temanggung memiliki peran dan tugas penting dalam menjamin kelangsungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Temanggung. Penilaian akreditasi rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Program Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) adalah salah satu komite akreditasi di RSUD Kabupaten Temanggung yang menangani program mutu rumah sakit dan insiden keselamatan pasien. Untuk menyelesaikan program kerja triwulan yang dibuat oleh komite PMKP dilakukan pengambilan data di seluruh unit yang ada di RSUD Temanggung. Perlu adanya sebuah sistem untuk mengumpulkan data secara real time agar mutu pelayanan kesehatan di RSUD Temanggung dapat ditingkatkan. Indikator mutu yang diukur dibagi menjadi 3 jenis yaitu indikator mutu nasional, indikator mutu prioritas, dan indikator mutu unit. Sistem dibangun dengan 3 aktor yaitu admin, perawat, dan direktur. Aktor admin berperan sebagai pengelola web pada menu hak akses, menu indikator mutu dan menu insiden keselamatan pasien. Aktor perawat berperan sebagai pengelola data indikator mutu. Aktor direktur berperan untuk melihat grafik capaian mutu di seluruh unit di RSUD Temanggung. Hasil pengujian sistem dengan instrumen beta testing untuk aktor admin(87%), aktor perawat (88%), dan aktor direktur (94%) berdasarkan beberapa parameter untuk menguji fungsionalitas sistem sesuai masing-masing aktor dengan kategori sangat layak. Selain pengujian fungsionalitas, sistem ini juga diuji baik performa, kemudahan dalam pencarian data mutu rumah sakit/

insiden keselamatan, serta kemudahan membuat dan merekap laporan triwulan oleh komite PMKP dengan prosentase keberhasilan sebesar 95%.

Kata Kunci: Akreditasi Rumah Sakit; Indikator Mutu Rumah Sakit; Insiden Keselamatan Pasien; Sistem Informasi Rumah Sakit;

Temanggung

Abstract

RSUD Temanggung has an important role and task in ensuring the continuity and quality of health services for the entire Temanggung residence. Hospital accreditation assessment is an effort to improve the quality of health services in hospitals. The Quality and Patient Safety Program (PMKP) is one of the accreditation committees at the RSUD Temanggung that handles hospital quality programs and patient safety incidents. To complete the quarterly work program made by the PMKP committee, data were collected in all units in the Temanggung Hospital. There is a need for a system to collect data in real-time so that the quality of health services at the RSUD Temanggung can be improved. The measured quality indicators are divided into 3 types, namely national quality indicators, priority quality indicators, and unit quality indicators. The system is built with 3 actors, namely admin, nurse, and director. The admin actor acts as a web manager on the access rights menu, the quality indicator menu, and the patient safety incident menu. The nurse actor acts as the manager of the quality indicator data. The director's role is to overview the graph of quality achievement in all units at the RSUD Temanggung. The results of system testing with beta testing instruments for admin actors (87%), nurse actors (88%), and director actors (94%) are based on several parameters to test the system's functionality according to each actor with a very feasible category. In addition to functionality testing, this system was also tested for performance, ease of searching for hospital quality/safety incident data, as well as ease of making and recapitulating quarterly reports by the PMKP committee with a success percentage of 95%.

Keywords: Hospital Accreditation; Hospital Quality Indicators; Patient Safety Incidents; Hospital Information Systems; Management;

Temanggung Regency

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang pesat, sangat mempengaruhi tuntutan terhadap pelayanan kesehatan [1] dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efektifitas proses-proses bisnis [2] salah satunya sebuah rumah sakit. Teknologi informasi yang dibutuhkan berupa aplikasi pengolahan data di fasilitas kesehatan [3] yang dapat memudahkan petugas medis dan manajemen rumah sakit menggunakan data dan informasi yang terintegrasi [4], [5].

RSUD Kabupaten Temanggung didirikan pada tahun 1907 sebagai rumah sakit pemerintah yang berlokasi di Jalan Gajah Mada no. 1 A Temanggung dan Jalan Dr. Sutomo Temanggung. RSUD Temanggung memiliki peran dan tugas penting dalam menjamin kelangsungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Temanggung. RSUD Temanggung sebagai salah satu unit pelaksana teknis dari instansi pemerintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang kesehatan harus mampu menjawab kebutuhan dan permintaan dari masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu [6].

Penilaian akreditasi rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit [7].

Akreditasi rumah sakit membutuhkan ketersediaan indikator mutu dan proses pengukuran, evaluasi, dan tindak lanjut secara berkesinambungan. Rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi informasi [8]

mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit. Rumah sakit harusnya mempunyai sistem manajemen data secara elektronik sehingga memudahkan komite PMKP dalam mengelola data[3].

Proses re-akreditasi yang berulang selama 3 tahun sekali dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.

Undang-undang No 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien dan dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisis dan menerapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka

(2)

kejadian yang tidak diharapkan [9].

Program Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) adalah salah satu komite akreditasi di RSUD Kabupaten Temanggung yang menangani program mutu rumah sakit dan insiden keselamatan pasien juga bertugas untuk meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf medis dalam proses asuhan klinis maupun fisik [10]. Untuk meningkatkan mutu diperlukan data, agar mutu yang ditingkatkan tepat sasaran, misalnya di bagian mana terdapat mutu yang buruk sehingga memerlukan perbaikan atau mutu yang mana yang sudah baik dan perlu dipertahankan. Indikator mutu yang diukur dibagi menjadi 3 jenis yaitu indikator mutu Nasional, indikator Mutu Prioritas, dan Indikator mutu unit [3], [11]. Indikator mutu nasional telah ditetapkan secara nasional dari Kementerian Kesehatan [12].

Akreditasi rumah sakit membutuhkan ketersediaan indikator mutu dan proses pengukuran, evaluasi, dan tindak lanjut secara berkesinambungan. Rumah sakit perlu mempunyai sistem manajemen data yang didukung dengan teknologi informasi mulai dari pengumpulan, pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data untuk internal rumah sakit dan eksternal rumah sakit. Rumah sakit harusnya mempunyai sistem manajemen data secara elektronik [13] sehingga memudahkan komite PMKP dalam mengelola data [3], [10]. Sistem pelaporan insiden didesain untuk memperoleh informasi tentang keselamatan pasien yang dapat digunakan bagi pembelajaran organisasi dan individu. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang baik mampu mendukung upaya dalam melakukan identifikasi risiko pada insiden yang berpotensi menyebabkan ancaman keselamatan pasien. Pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran [10].

Untuk menyelesaikan program kerja yang dibuat oleh komite PMKP dilakukan pengambilan data di seluruh unit yang ada di RSUD Temanggung. Data berupa penilaian indikator mutu terhadap kinerja karyawan. Data tersebut diinputkan oleh Penanggung Jawab Data masing-masing unit. Mereka bertugas mengisi data yang diperlukan oleh pihak PMKP contohnya data tentang kepatuhan identifikasi pasien. Untuk mengumpulkan data-data yang diinput oleh semua unit di rumah sakit, komite PMKP membuat form file excel kosong yang harus diisi oleh semua unit. File tersebut di sharing ke jaringan lokal yang ada di rumah sakit. File kosong tersebut dibuatkan untuk diisi selama satu tahun kedepan dikumpulkan berbentuk laporan triwulan ke komite PMKP. Penggunaan file sharing berjalan selama satu setengah tahun.

Pada pelaksanaannya dibuatkan aplikasi Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien, aplikasi tersebut berbasis desktop yang dibuat menggunakan Delphi. Aplikasi tersebut memerlukan banyak pengembangan agar bisa memenuhi kebutuhan user. Kesulitan yang dihadapi oleh user saat akan menambah unit kerja baru, pelaporan insiden keselamatan pasien yang harus dikolektif bulanan, semesteran dan tahunan, data insiden keselamatan pasien tidak dapat diakses oleh manajemen rumah sakit khususnya saat akan memutuskan hal-hal yang strategis.

Berdasarkan uraian diatas perlu adanya pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung yang dapat memenuhi kebutuhan user untuk dapat mengumpulkan data seluruh unit kerja yang ada di rumah sakit secara real-time, mengkolektif data insiden keselamatan pasien berdasarkan periode bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan, melakukan monitor pengumpulan data dari seluruh unit di RSUD Temanggung.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian diawali dengan persiapan penelitian meliputi penentuan topik, tempat, dan mencari sumber referesi yang relevan terkait penelitian. Sumber referensi yang menjadi acuan berupa rancang bangun sistem informasi yang berhubungan dengan rumah sakit. Gambar 1 di bawah ini merupakan prosedur penelitian yang akan dilakukan.

Gambar 1. Prosedur Penelitian

Metode pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara dan studi literatur terkait perancangan sistem informasi.

Wawancara dilakukan kepada komite PMKP RSUD Temanggung membahas mengenai sistem yang saat ini berjalan, kekurangan sistem saat ini apa saja, dan kebutuhan sistem yang dapat menyelesaikan pekerjaan komite PMKP RSUD Temanggung. Studi literatur dilakukan sebagai acuan dalam perancangan dan pembangunan sistem.

Analisis dilakukan untuk mengetahui masalah dan alur sistem yang berjalan saat ini. Analisis yang dilakukan berupa wawancara terhadap Penanggung Jawab Data di Komite PMKP dan staff Keperawatan. Penggambaran alur sistem yang berjalan saat ini menggunakan flowchart.

Dalam pengembangan perancangan sistem pada penelitian ini menggunakan Unified Modelling Language (UML).

UML yang digunakan antara lain use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram. Selain itu dilakukan perancangan basis data meliputi pembuatan Enhanced Entity Relationship (EER).

Perancangan sistem akan diimplementasikan dalam sebuah sistem informasi pengelolaan indikator mutu dan insiden keselamatan pasien yang dibangun menggunakan pemrogramman PHP dengan framework CodeIgniter 3. Pengujian yang

(3)

dilakukan berupa kesesuian sistem mengatasi masalah penelitian, menjawab rumusan masalah, dan mencapai tujuan penelitian sehingga didapatkan hasil dan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan sistem bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum kepada user dalam pembuatan rancangan sistem yang baru untuk mempermudah dalam pengolahan data. Sehingga nantinya diharapkan aplikasi yang dibuat lebih baik dari pengolahan data sebelumnya.

3.1 Use Case Diagram dan Activity Diagram

Use case diagram merupakan gambaran dari semua aktor dan interaksi Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung. Pada gambar 2 ditunjukkan bahwa dalam pengembangan sistem terdapat 3 user yaitu admin, perawat dan direktur. User admin sebagai pengelola interaksi Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung dapat menambahkan unit baru dalam sistem, merubah dan menambahkan hak akses user serta menambahkan kategori standar mutu.

Admin dan perawat adalah aktor aktif sedangkan direktur adalah aktor pasif. Admin berperan sebagai pengelola judul indikator mutu mencakup input judul indikator mutu yang dapat diakses oleh perawat, mengelola hak akses judul mana saja yang dapat diakses oleh perawat, edit judul indikator mutu, edit hak akses, menginputkan standar mutu, serta edit standar mutu. Perawat berperan pengelola data indikator mutu meliputi input data mutu tiap tanggal, input data insiden keselamatan pasien (IKP) setiap ada kejadian, melihat grafik capaian indikator mutu, dan melihat grafik IKP yang diinputkan, mencetak data indikator mutu, dan mengeksport ke excel maupun PDF data IKP. Direktur memiliki hak akses untuk melihat grafik capaian mutu di seluruh unit yang ada di RSUD Temanggung dan melihat grafik kejadian insiden keselamatan pasien tiap bulan.

Gambar 2. Use Case Diagram (kiri) dan Activity Diagram (kanan)

Gambar 2 sisi kanan menunjukkan Activity Diagram yang menjelaskan alur kerja dari setiap sektor. Pada gambar ini menjelaskan segala aktivitas yang dilakukan oleh user pada Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung. Pada Activity Diagram digambarkan kegiatan yang dilakukan Admin terhadap sistem. Admin diharuskan memasukkan username dan password sebelum dapat mengakses data. Sistem akan mengecek apakah username sudah teregistrasi dan password sudah dimasukkan dengan tepat. Jika tidak tepat maka user diharuskan mengulang untuk mekasukkan username dan password.

(4)

3.2 Sequence Diagram dan Class Diagram

Sequence Diagram ini akan menggambarkan pesan yang dilakukan maupun diterima aktor pada sebuah lifeline. Lifeline setiap aktor bisa berbeda sesuai kebutuhan proses kegiatan yang harus dilakukan aktor terhadap sistem. Gambar 3 sisi kiri merupakan Sequence Diagram Admin. Pada gambar 3 sisi kiri digambarkan proses admin yang terdiri dari 2 skenario.

Pertama, admin dapat melakukan proses tambah data judul indikator mutu melalui inputan. Kedua, adalah admin dapat melakukan proses edit data judul indikator mutu.

Gambar 3. Sequence Diagram Admin (kiri) dan perawat (kanan)

Gambar 4. Sequence Diagram Direktur (kiri) dan Class Diagram (kanan)

Gambar 3 sisi kanan digambarkan user perawat dapat melihat dashboard grafik capaian indikator mutu, melakukan edit data, dan melakukan hapus data. Sedangkan gambar 4 sisi kiri digambarkan user direktur memiliki peranan dapat melihat grafik capaian mutu di seluruh unit yang ada di RSUD Temanggung dan grafik terjadinya Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang terjadi di RSUD Temanggung.

Class Diagram pada gambar 4 sisi kanan menunjukkan pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung menggunakan Code Igniter 3. Di sisi lain terdapat fungsi/method yang akan diterapkan dalam class sesuai dengan kebutuhan. Di dalam kelas memiliki atribut dengan tipe data masing-masing.

Setiap fungsi/method juga memiliki nilai pengembalian masing-masing.

3.4 Enhanced Entity Relationship (EER)

Rancangan database merupakan proses mengubah kebutuhan data yang dijelaskan diatas menjadi bentuk entitas yang digambarkan pada sebuah Enhanced Entity Relationship (EER) pada sistem yang akan dibangun. Sistem Informasi

(5)

Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung ini mengakomodir kebutuhan dalam menyimpan data indikator mutu dan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). 2 fungsi ini terlihat secara jelas pada gambar 5 dan 6. Database ini merupakan satu kesatuan namun ditunjukkan secara terpisah agar mudah untuk memahami entitas dan atribut sesuai penggunaan masing-masing.

Gambar 5. Rancangan database untuk menyimpan data indikator mutu

Gambar 6. Rancangan database Insiden Keselamatan Pasien (IKP) 3.5 Implementasi

User interface merupakan gambaran aplikasi yang diterapkan. Implementasi ini dibuat dengan pengkodean sesuai dengan rancangan tampilan sehingga dapat digunakan. Tampilan Halaman Data Indikator diimplementasikan sesuai gambar 7 di bawah ini. Pada halaman Data Indikator terdapat menu tambah yang digunakan untuk menambah data indikator sedangkan menu edit digunakan untuk merubah data.

Tampilan Halaman Pegawai merupakan halaman yang menampilkan data pegawai. Pada halaman ini terdapat menu tambah yang digunakan untuk menambah data pegawai sedangkan menu edit digunakan untuk merubah data (dapat dilihat pada gambar 8). Tampilan Halaman Input Indikator Unit Kerja seperti pada gambar 9. Tampilan Halaman Input Indikator Unit Kerja merupakan halaman yang menampilkan input indikator unit kerja. Pada halaman ini terdapat tampilan pertanggal untuk melakukan input data tiap tanggal yang dapat menjumlahkan dan disimpan di numerator dan denumerator. Selain itu juga terdapat Tampilan Halaman Data Insiden Keselamatan yang merupakan halaman yuntuk menampilkan data insiden keselamatan. Pada halaman ini terdapat menu tambah yang digunakan untuk menambah data insiden keselamatan sedangkan menu edit digunakan untuk merubah data.

(6)

Gambar 7. Tampilan Halaman Data Indikator

Gambar 8. Tampilan Halaman Data Pegawai

Gambar 9. Tampilan Halaman Input Indikator Unit kerja

Hasil dari pengujian program yang dilakukan menentukan apakah hasil yang diharapkan sesuai dengan output dari sistem. Jika saat pengujian sistem yang sudah dibuat dan dirancang terjadi ketidaksesuaian maka akan dilakukan maintenance. Berikut merupakan hasil dari sistem yang telah dirancang, yaitu : (1) Kemudahan dalam pencarian data Insiden Keselamatan Pasien, (2) Kemudahan dalam pencarian data Insiden Keselamatan Pasien, (3) Menampilkan grafik tiap bulan capaian indikator mutu tiap unit, (4) Menampilkan laporan insiden keselamatan pasien berbentuk printout yang dapat dilihat oleh user dan komite PMKP insiden keselamatan pasien, (5) Menampilkan grafik capaian indikator mutu tiap unit beserta standar mutu yang telah ditentukan, (6) Menampilkan grafik pertahun insiden keselamatan pasien.

Pengujian yang dilakukan pada lingkungan RSUD Temanggung melibatkan 3 kategori aktor yaitu user Admin, Perawat dan Direktur. Total ketiganya berjumlah 20 orang. Beberapa pertanyaan yang ditanyakan untuk mendapatkan feedback seperti : (1) Apakah aplikasi ini memudahkan komite PMKP dalam mencari data?, (2) Apakah aplikasi ini dapat membantu komite PMKP dalam mengumpulkan data indikator mutu dan insiden keselamatan pasien di seluruh unit di RSUD Temanggung?, (3) Apakah aplikasi ini dapat mempermudah komite PMKP dalam melihat capaian mutu di setiap unit yang ada di RSUD Temanggung?, (4) Apakah aplikasi ini dapat mempermudah dalam melihat grafik laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan tempat kejadian? dan (5) Apakah aplikasi ini dapat mempermudah dalam merekap data laporan dengan memanfaatkan menu export data insiden keselamatan pasien?.

(7)

Feedback user berdasarkan 5 pertanyaan di atas kemudian dipetakan seperti tabel 1 di bawah ini dengan jawaban user poin 1 untuk respon sangat tidak puas, poin 2 kurang puas, poin 3 cukup puas, poin 4 puas dan poin 5 sangat puas. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah nilai dari 20 responden tersebar untuk 3 kategori user untuk seluruh pertanyaan adalah 0,85 dengan presentase sebesar 85% puas terhadap pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung. Gambar 10 menunjukkan bahwa dari rata-rata kepauasan user senilai 85%, user paling puas dengan fitur pada sistem yang mempermudah dalam melihat grafik laporan insiden keselamatan pasien berdasarkan tempat kejadian.

Tabel 1. Feedback user Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung

Gambar 10. Feedback user

4. KESIMPULAN

Penilaian akreditasi rumah sakit sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit berulang setiap 3 tahun sekali. Hal ini menjadi tuntutan untuk manajemen Rumah sakit khususnya RSUD Temanggung untuk memperbaiki cara perolehan data yang mendukung reakreditasi RSUD. Penelitian ini mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh RSUD khususnya pada Program Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sebagai salah satu komite akreditasi di RSUD Kabupaten Temanggung. PMKP menangani program mutu rumah sakit dan insiden keselamatan pasien juga bertugas untuk meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf medis dalam proses asuhan klinis maupun fisik. Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung memberikan kemudahan dalam pencarian data Insiden Keselamatan Pasien dan kemudahan dalam pencarian data Insiden Keselamatan Pasien. Sistem ini juga menampilkan grafik bulanan capaian indikator mutu tiap unit dan menampilkan laporan insiden keselamatan pasien berbentuk printout yang dapat dilihat oleh user dan komite PMKP insiden keselamatan pasien. Selain fitur di atas, fitur lainnya seperti menampilkan grafik capaian indikator mutu tiap unit beserta standar mutu yang telah ditentukan dan menampilkan grafik pertahun insiden keselamatan pasien. Feedback user dari pengujian Sistem Informasi Pengelolaan Indikator Mutu dan Insiden Keselamatan Pasien di RSUD Temanggung dari 20 responden tersebar untuk 3 kategori user untuk seluruh pertanyaan adalah 0,85 dengan presentase sebesar 85% puas terhadap pengembangan sistem.

REFERENCES

[1] F. Hakam, “ANALISIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI ACAUAN DALAM PERANCANGAN RENCANA STRATEGIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (RENSTRA SI/TI) DI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI,” J. Sist. Inf., vol. 9, no. 1, 2017, [Online]. Available:

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/view/4040.

[2] A. Primadewi, U. Yudatama, and S. Nugroho, “Pengukuran Tingkat Kematangan Pengembangan Business Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Perguruan Tinggi,” J. Rekayasa Sist. dan Teknol. Inf., vol. 1, no. 1, pp. 34–42, 2017, [Online]. Available:

http://jurnal.iaii.or.id/index.php/RESTI/article/view/18.

[3] L. K. Endari, G. A. Probowati, and R. P. Adipurna, “Artikel Penelitian Penerapan Sistem Teknologi Informasi SI PRIMA dalam Melaksanakan Program Mutu Terintegrasi di Rumah Sakit Prima Husada,” vol. 01, pp. 13–17, 2019.

75 80 85 90 95

1 2 3 4 5

Feedback User

pertanyaan rata-rata respon

Pertanyaan 1 2 3 4 5

1 12 8

2 1 15 4

3 17 3

4 10 10

5 19 1

(8)

[4] K. R. D. Y. Giri, “Penerapan Teknologi Web Service Untuk Integrasi Sistem Informasi Kepuasan Pasien Rumah Sakit,” 2020.

[5] M. Suzana, Jemakmun, and Suyanto, “Analisis dan Perancangan Data Warehouse Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari,” J.

Ilm. Tek. Inform. Ilmu Komput., no. 12, 2013.

[6] rsud.temanggungkab.go.id, “Temanggung, Sejarah RSUD Kabupaten,” https://rsud.temanggungkab.go.id/, 2018. . [7] Presiden Republik Indonesia, “Undang-Undang-tahun-2009-44-09,” Rumah Sakit, pp. 1–28, 2009.

[8] A. S. Sahay, E. Nugroho, and W. W. Winarno, “Evaluasi Kualitas Layanan Billing Information System Rumah Sakit dengan Metode ServQual ( Studi Kasus Pada RSUD Dr . Murdjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah ),” vol. 2, no. 4, pp. 6–12, 2013.

[9] Presiden Republik Indonesia, “Undang-Undang-No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.” www.komisiinformasi.go.id, 2009, [Online]. Available: https://www.komisiinformasi.go.id/uploads/documents/UU_44_Tahun_2009.pdf.

[10] A. D. Tristantia, “EVALUASI SISTEM PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT,” J. Adm.

Kesehat. Indones., vol. 6, no. 2, p. 2018, 2018, doi: http://dx.doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.83-94.

[11] I. Prasanti, V. Wardhani, and A. Rudijanto, “HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDUKUNG CLINICAL RISK MANAGEMENT (CRM) DENGAN IMPLEMENTASI CRM, MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT.”

2017, [Online]. Available: https://iknow-subs.pelindo.co.id/uploads/dc3419ff8076a932f01785c7252fd3fa.pdf.

[12] N. Puspitasari, A. E. Permanasari, and H. A. Nugroho, “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Metode UTAUT dan TTF,” vol. 2, no. 4, 2013.

[13] M. Destiningrum and Q. J. Adrian, “SISTEM INFORMASI PENJADWALAN DOKTER BERBASSIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER ( STUDI KASUS : RUMAH SAKIT YUKUM MEDICAL CENTRE ),” vol.

11, no. 2, pp. 30–37, 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 4.15 memperlihatkan Conceptual Data Model (CDM) Sistem Informasi Pengelolaan Data Pasien BPS Farida Hadjri, terdapat 7 tabel yang digunakan dalam

sistem informasi pengelolaan dokumen KPR Syariah ini dapat membantu user dalam memantau kelengkapan dokumen KPR Syariah, karena sistem yang telah dirancang akan

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada LKS Al-Ijarah Cabang Bogor, yaitu:.. 1) Proses bisnis di LKS Al-Ijarah yaitu pengelolaan

Untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan manajemen konferensi karya ilmiah di program studi teknik elektro, akan dibuat sebuah sistem yang mengacu pada empat kebutuhan dasar

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rancangan bangun aplikasi pengelolaan dokumen SPMI tersebut telah memenuhi kebutuhan yang diinginkan

Bagian pemeriksaan umum memiliki kendala dari alur proses yang sekarang, diantaranya data pasien yang di rujuk di simpan dalam bentuk lembaran–lembaran kertas, hal ini

Budaya keselamatan pasien di RSUD Haji Makassar tergolong proaktif karena adanya kerjasama dalam unit, pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan,

Proses untuk menghasilkan indikator pelayanan pada rawat inap di Puskesmas Berbah memiliki beberapa kendala di antaranya, keterlambatan dalam pengembalian lembar sensus harian rawat