Rangkuman Etika Profesi (Pertemuan 1–7)
Pertemuan 1 – Etika, Etik, Moral, dan Moralitas
Etika adalah kajian filsafat tentang moralitas, yaitu pedoman untuk membedakan yang benar dan salah dalam perilaku manusia. Etika bersumber dari kata Yunani ethos yang berarti kebiasaan atau karakter, dan berbeda dari etiket yang hanya menyangkut kesopanan. Etika berperan sebagai panduan batiniah dalam bersikap.
Etika dibagi menjadi dua jenis utama:
1. Etika umum: prinsip moral universal tentang bagaimana manusia harus hidup secara etis.
2. Etika khusus: penerapan prinsip etika pada bidang tertentu seperti profesi.
Menurut Sony Keraf, norma juga terbagi dua:
1. Norma umum: sopan santun, hukum, dan moral.
2. Norma khusus: berlaku dalam ruang lingkup terbatas seperti profesi.
Faktor penyebab perilaku tidak etis (Jan Hoesada, 2022):
- Individu (kebiasaan buruk, korupsi).
- Tidak adanya pedoman kerja.
- Lingkungan kerja yang permisif.
- Pengaruh negatif dari atasan.
Pertemuan 2 – Sejarah dan Tujuan Etika Profesi
Etika profesi berkembang sejak zaman Yunani dan terus relevan hingga era modern karena meningkatnya kompleksitas hidup. Sebagai bagian dari applied ethics, etika profesi digunakan untuk menghadapi situasi konkret dalam pekerjaan.
Prinsip utama etika profesi (Rakhmat & Magnis Suseno):
Bertanggung jawab pada pekerjaan, hasil, dan dampaknya.
- Mendahulukan kepentingan klien.
- Setia pada nilai luhur profesi.
Manfaat etika profesi:
- Individu: memperkuat karakter dan integritas.
- Masyarakat: memperoleh pelayanan berkualitas.
- Negara: mendukung pembangunan.
- Hukum: memperkuat kepatuhan hukum.
Kode etik merupakan bentuk formal dari nilai-nilai moral yang dijunjung dalam profesi dan harus ditegakkan secara konsisten.
Pertemuan 3 – Pekerjaan, Profesi, dan Profesionalisme
Pekerjaan adalah kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup, tetapi profesi adalah jenis pekerjaan khusus yang menuntut keahlian dan tanggung jawab tinggi.
Tujuan pekerjaan menurut Sumaryono:
- Memenuhi kebutuhan hidup.
- Mengurangi pengangguran dan kriminalitas.
- Melayani sesama.
- Mengatur gaya hidup.
Profesi memiliki ciri khas:
- Berbasis ilmu pengetahuan dan pendidikan formal.
- Dilaksanakan dengan komitmen dan integritas.
- Memiliki organisasi dan kode etik sendiri.
Ciri profesionalisme:
- Tanggung jawab tinggi.
- Keadilan dalam bekerja.
- Kebebasan berpikir dan bertindak secara etis.
- Komitmen terhadap pelayanan di atas keuntungan pribadi.
Pertemuan 4 – Hak Kekayaan Intelektual (HaKI)
HaKI adalah hak eksklusif atas karya intelektual, melindungi ide dan informasi yang bernilai ekonomi. HaKI sangat penting bagi profesi yang menghasilkan karya seperti desain, tulisan, dan teknologi.
Jenis HaKI di bawah TRIPs:
- Hak Cipta (copyright) - Merek (trademark) - Paten (patent) - Desain Industri - Rahasia Dagang - Varietas Tanaman Manfaat HaKI:
- Mendorong inovasi.
- Melindungi reputasi dan hak pencipta.
- Memajukan ekonomi dan daya saing bangsa.
Kritik terhadap HaKI:
- Dapat menciptakan monopoli.
- Membuat produk menjadi mahal.
- Menunda penyebaran teknologi.
Pertemuan 5 – Hak Cipta dalam Desain Grafis
Dalam desain grafis, hak cipta melindungi karya visual dari pembajakan dan peniruan. Hak cipta otomatis dimiliki oleh pencipta, meski dalam praktik bisa dimiliki oleh klien atau institusi tergantung kontrak.
Perbedaan penting:
- Menjiplak: menyalin karya dan mengaku sebagai pencipta.
- Membajak: memperbanyak karya tanpa izin, tanpa mengaku sebagai pembuatnya.
Simbol-simbol penting:
- © = hak cipta.
- ™ = merek dagang belum terdaftar.
- ® = merek terdaftar resmi.
Komponen penting dalam karya:
- Pencipta dan pemegang hak cipta.
- Waktu dan tempat publikasi.
- Obyek ciptaan (tulisan, musik, visual).
Pertemuan 6 – Teori Pengambilan Keputusan Etis
Pengambilan keputusan etis menjadi penting saat seseorang menghadapi dilema, yaitu konflik antara dua nilai yang sama-sama penting. Proses pengambilan keputusan memerlukan analisis mendalam dan kesadaran etis.
Langkah-langkah menyelesaikan dilema:
1. Mengumpulkan fakta relevan.
2. Mengidenti�ikasi isu etika.
3. Menentukan pihak yang terpengaruh.
4. Mengevaluasi alternatif keputusan.
5. Menganalisis konsekuensi tiap pilihan.
6. Menentukan tindakan terbaik.
Faktor yang memengaruhi keputusan:
- Individual: usia, gender, pendidikan, locus of control.
- Organisasi: budaya dan nilai perusahaan.
- Kesempatan: ruang untuk berbuat etis atau tidak.
Pendekatan etika:
- Utilitarianisme: dampak terbaik bagi sebanyak mungkin orang.
- Hak individu: kebebasan memilih.
- Keadilan: kesetaraan dan keadilan distribusi.
- Kepentingan bersama: keseimbangan antara individu dan komunitas.
- Kebaikan/kebajikan: mengejar keutamaan moral seperti jujur dan adil.
Pertemuan 7 – Teori Etika Visual
Etika visual mengkaji bagaimana gambar memengaruhi cara berpikir, merasa, dan bertindak. Di era digital, visual lebih kuat dari teks, sehingga penciptaan dan distribusinya perlu etika.
Pertanyaan kunci:
- Apakah visual yang menampilkan kekerasan etis?
- Bagaimana etika saat menampilkan korban bencana?
Konsep penting:
- Etika visual: bukan sekadar kebenaran digital, tapi bagaimana gambar dibuat, digunakan, dan ditafsirkan secara etis.
- Efek komunikasi visual:
- Kognitif (pikiran) - Afeksi (perasaan) - Konatif (tindakan)
Ekologi visual membagi proses makna visual dalam empat lapisan:
- Permukaan (apa yang dilihat) - Interpretatif (apa maknanya)
- Interaktif (dampaknya pada audiens) - Perilaku (tindak lanjutnya)