• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI tentang Hukum, HAM, dan Keamanan

N/A
N/A
Pengacara Sunda

Academic year: 2024

Membagikan "Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI tentang Hukum, HAM, dan Keamanan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SINGKAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI III DPR RI DENGAN HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) DAN FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERTAMINA BERSATU (FSPBB)

---

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Tahun Sidang : 2007-2008 Masa Persidangan : III

Rapat ke :

Sifat : Terbuka

Jenis Rapat : RDPU/Audiensi Hari/tanggal : Selasa, 4 Maret 2008 Pukul : 10.25 – 12.35 WIB.

Tempat : Ruang Rapat Komisi III, Gedung Nusantara II Paripurna Lt.1 Ketua Rapat : Suripto /Wk.Ketua Komisi III DPR RI.

Sekretaris Rapat : Juliasih, SH / Kepala Bagian Set.Komisi III DPR-RI.

Hadir : 22 orang dari 49 Anggota Komisi III DPR RI.

Ijin : 12 orang

Acara : Penyampaian aspirasi.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III DPR RI dibuka pukul 10.25 WIB dan dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Suripto, dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas.

II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN

1. Hal-hal yang disampaikan oleh FSPBB :

 Pelaporan karyawan PT.Pertamina (Persero) terhadap putusan Peninjauan Kembali No PK. No.13PK/PHI/2007.

 Bahwa atas keputusan sepihak Direktur Utama PT.Pertamina (Persero) No.Kpts-038/C00000/2005-S8 tanggal 26 Juli 2005 yang memutuskan PHK + 4.015 Pekerja Waktu Tertentu (PWT) FSPPB telah

/tmp/jodconverter_35bd0f33-2993-4fd9-a5bc-bbdd1e049dbc/tempfile_438.doc 1

(2)

melakukan gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Hubungan Industrial.

 Status gugatan saat ini adalah sudah diputuskan ” Kasasi” ke Mahkamah Agung RI (untuk gugatan melalui PTUN) dan ” Peninjauan Kembali ” ke Mahkamah Agung RI (untuk gugatan melalui PHI).

 Oleh karena bentuk putusan dari masing-masing lembaga berbeda- beda satu sama lainnya, FSPPB memandang perlu adanya dukungan dari banyak pihak atas putusan hukum sehingga objektifitas dan keberhasilan perjuangan yang dilandaskan rasa keadilan masyarakat dapat diperoleh.

 Ada atau tidaknya putusan TUN, tidak mempengaruhi putusan PHI dan fatwa yang dikeluarkan MA tidak dapat menganulir putusan PHI.

 Alasan Pertamina menunda pelaksanaan/eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali No.13 PK/PHI/2007 yang dimenangkan oleh pekerja adalah putusan Kasasi Tata Usaha Negara (TUN) MA RI yang pada waktu itu penggugatnya adalah Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Alasan tersebut sungguh sangat mengada-ada karena dalam perkara ini faktanya sebagai berikut:

1. Bahwa DPR RI dan Presiden RI telah memutuskan dan menetapkan UU No.2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

2. Bahwa UU No.2 tahun 2004 telah dengan jelas menyatakan kewenangannya untuk menyelesaikan segala macam perselisihan hubungan ketenagakerjaan.

3. Persoalan ketenagakerjaan berkaitan dengan PHK berdasarkan Pasal 2 huruf a UU No.5 tahun 1986 juncto UU No.9 tahun 2004 menyatakan bahwa PTUN tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ketenagakerjaan karena sudah ada lembaga Penyelesaian Perburuhan melalui Peradilan Hubungan Industrial (PHI) sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 48 UU No.5 tahun 1986 jo UU No.9 tahun 2004.

4. Putuasn TUN MA RI adalah menguatkan putusan Pengadilan Tinggi TUN yang menyatakan bahwa PTUN tidak mempunyai kewenangan memeriksa, mengadili dan memutus perkara dimaksud sebagaimana Pasal 77 ayat (1) UU No.5 tahun 1986 juncto UU No.9 tahun 2004.

2. Hal-hal yang disampaikan oleh HKBP :

 Persoalan internal organisasi HKBP. Pimpinan tertinggi yang kami sebut Ephorus mengeluarkan SK yang melebur HKBP Resort Bandung dan Resort Bandung Riau.

 HKBP menolak dengan tegas peleburan tersebut karena SK tersebut melampaui kewenangan Ephorus.

 Persoalan internal tersebut berkembang menjadi ” eksternal ”, karena ternyata Kapolda Jabar lebih dahulu mengarahkan Ephorus HKBP untuk mengeluarkan SK tersebut melalui surat Kapolda kepada Ephorus.

 Akibat SK Ephorus tersebut, Jemaat HKBP RBR tidak diperbolehkan melakukan ibadah di dalam gedung gereja.

 HKBP Resort Bandung Riau memohon, sebagai berikut:

1. Komisi III membantu proses damai (rekonsiliasi) agar dapat menjalankan ibadah dengan tenang di dalam gedung gereja.

2. Meminta paksa Kapolda Jabar untk mengeluarkan surat kepada Ephorus agar membatalkan SK yang dianjurkan atau disarankan Kapolda Jabar tersebut dan sekaligus memulihkan hak-hak untuk beribadah di gedung gereja.

/tmp/jodconverter_35bd0f33-2993-4fd9-a5bc-bbdd1e049dbc/tempfile_438.doc 2

(3)

3. Memeriksa prosedur keuangan Kapolda Jabar atas pengerahan Kepolisian dalam jumlah yang besar pada tanggal 14 Oktober, termasuk memohon KPK untuk melacak pembicaraan Kapolda dan Kapolresta Bandung Tengah, untuk mengetahui ada atau tidaknya kasus suap terhadap kepolisian dari oknum-oknum tertentu kepada kepolisian.

4. Memohon Komisi III untuk mengklarifikasi hal ini kepada Kapolri dan Kapolda Jabar dan mendesak Kapolri untuk memeriksa Kapolda Jabar (Irjen Soenarko) dan Kapolresta Bandung Tengah (AKBP Mashudi).

5. Memohon Komisi III untuk mendengarkan laporan Komnas HAM dari perspektif Hak Asasi Manusia terhadap kasus kami dan juga klarifikasi atas pemutarbalikan fakta dari Kapolda Jabar (Irjen Soenarko).

 Hal-hal lainnya yang berkembang dalam pembahasan:

1. Komisi III membuat surat kepada Komisi yang membidangani BUMN khususnya Pertamina guna penyelesaian perkara.

2. Komisi III segera membentuk Tim Kecil dalam mendalami permasalahan HKBP guna mencari jalan keluar.

3. Seringkali putusan pengadilan yang satu dengan lainnya berbeda.

4. Apakah pihak HKBP telah berkomunikasi dengan Kapolda Jabar yang baru terkait dengan penyelesaian kasus tersebut.

5. Masalah karyawan Pertamina ini agar dikonsultasikan dengan MA 6. Agar Komisi III dapat membantu rekonsiliasi antar kedua belah pihak.

7. Sejauhmana hasil pertemuan FSPPB dengan Kuasa Direksi Pertamina.

8. Sebenarnya apa yang terjadi didalam tubuh HKBP.

III. CATATAN

Setelah mendengar penjelasan dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu dan Huria Kristen Batak Protestan Resort Bandung Riau, serta masukan pandangan dan pemikiran para Anggota Komisi III, Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi III menyampaikan beberapa catatan sebagai berikut :

1. Membentuk Tim Kecil untuk dapat mendalami dan membantu penyelesaian permasalahan antara Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu dengan Pertamina.

2. Membentuk Tim Kecil yang bukan saja menjadi fasilitator dan mediator bagi penyelesaian permasalahan yang dialami oleh HKBP Resort Bandung Riau tetapi juga mengangkat persoalan ini kepada pihak Kepolisian sehingga permasalahan yang menyangkut HAM dapat dikoreksi dengan segera.

Rapat ditutup tepat pukul 12.35 WIB

PIMPINAN KOMISI III DPR RI WAKIL KETUA,

/tmp/jodconverter_35bd0f33-2993-4fd9-a5bc-bbdd1e049dbc/tempfile_438.doc 3

(4)

S U R I P T O

/tmp/jodconverter_35bd0f33-2993-4fd9-a5bc-bbdd1e049dbc/tempfile_438.doc 4

Referensi

Dokumen terkait

 Meminta masukan lebih lanjut kepada Komisi III terkait dengan status Komjen Pol.Drs.Budi Gunawan yang sudah menjadi Kapolri.. Bagaimana dampak hukumnya bila

 Pelapor merupakan pemilik lahan yang terkena jalur ganti rugi atas proyek pembangunan PT PLN (Persero) UIP II Medan yaitu transmisi T/L menyampaikan bahwa ada fakta

Kami masukkan juga masalah karhutla ini karena memang ke depan kita akan menghadapi musim kering yang panjang sehingga tentunya masalah karhutla ini betul-betul

Bapak ini kan karena baru sebentar, nanti Bapak sudah 6 (enam) bulan Bapak stress ini teman-teman ini gila saja nggak Pak kenapa dia disuruh kerja duitnya nggak ada

Keberlakuan asas universal dapat berlaku secara retroaktif sehingga perlu diperhatikan ketentuan Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan “Tiada seorang pun dapat dipidana

Dalam Pasal 11 huruf a Draft RUUK DIY, bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Utama berhak menyampaikan usul dan/atau pendapat kepada Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan

Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal, Kementerian Luar Negeri, BNPP, dan Pemerintah Daerah segera mengambil langkah- langkah yang kongrit,

Bapak Ibu sekalian, Bapak kepala dengan mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya karena Fraksi-fraksi ingin laporan yang lebih komplit untuk dibicarakan lebih lanjut, oleh