• Tidak ada hasil yang ditemukan

reading copy

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "reading copy"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

Efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah akan tercapai antara lain apabila DPRD sebagai wakil rakyat dan unsur pemerintahan daerah dapat menjalankan fungsinya dengan baik yaitu sebagai lembaga pembentuk PERDA yang bertugas membuat kebijakan, menyusun PERDA APBD. . dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui pelatihan, bimbingan teknis, lokakarya dan berbagai program lain untuk penguatan sumber daya manusia, diharapkan seluruh anggota DPRD dapat meningkatkan kapasitasnya, sehingga mampu berperan aktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga perwakilan rakyat. di daerah dan sekaligus sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

READING

COPY READING

COPY

Pentingnya Anggaran Daerah

Anggaran yang dikelola oleh pemerintah daerah memiliki keterkaitan yang penting dengan anggaran yang dikelola oleh pemerintah pusat. Anggaran yang dikelola oleh pemerintah daerah harus mendapat perhatian DZHRB untuk merencanakan dan melaksanakannya secara efektif untuk kepentingan masyarakat setempat.

Fungsi Anggaran DPRD

DPRD dengan demikian berwenang menyetujui atau menolak dan menetapkan RAPBD yang diajukan oleh pemerintah daerah menjadi APBD. Pengawasan DPRD lebih kepada mengoreksi program dan kegiatan yang diajukan oleh pimpinan daerah, terlepas dari apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan pemerintah daerah.

Dasar Hukum Fungsi Anggaran DPRD

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Protokol dan Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Protokol dan Keuangan Jabatan Pimpinan dan Anggota DPRD. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Prinsip Akuntansi Akrual pada Pemerintah Daerah.

Prinsip Anggaran

Artinya, pengelolaan keuangan daerah harus mencegah terjadinya kebocoran penggunaan keuangan daerah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan pada akhirnya dinilai sebagai tindakan korupsi keuangan daerah. Anggaran digunakan untuk menetapkan prioritas kegiatan dan kebutuhan dana untuk melaksanakan kegiatan dan prioritas yang telah ditetapkan.

Pendahuluan

Sistem perencanaan pembangunan nasional adalah suatu kesatuan proses perencanaan pembangunan untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat nasional dan daerah. Penetapan mekanisme perencanaan pembangunan dimulai dari penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Strategis Kementerian dan Lembaga ( Renstra). K/L) untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

Hubungan antara Rencana Pembangunan Nasional dengan Rencana Pembangunan

  • Dokumen Perencanaan Pemerintahan Pusat
  • Dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah

Rencana pembangunan tahunan kementerian/lembaga yang disebut rencana kerja kementerian/lembaga (Renja-KL) adalah dokumen perencanaan kementerian/lembaga untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana pembangunan tahunan daerah yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Substansi Perencanaan

Lembaga Perencanaan

Proses Perencanaan

Penyusunan rancangan rencana kerja oleh instansi pemerintah sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada rancangan rencana pembangunan. Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang disusun oleh setiap tingkatan pemerintahan melalui musyawarah perencanaan pembangunan.

Tahapan Penyusunan Rencana

  • Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
  • Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional
  • Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Dengan mempertimbangkan aspirasi pemangku kepentingan yang diakomodasi dalam musrenbang ini, draf awal di atas direvisi menjadi draf final RPJP nasional. Setelah melewati proses penyusunan undang-undang dan persetujuan untuk diundangkan, RPJP nasional dibuat dengan undang-undang.

Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

Siklus Perencanaan Teoritis

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemerintah daerah wajib menyusun rencana pembangunan yang menjadi pedoman bagi Laporan Pernyataan Tanggung Jawab Kepala Daerah (LKPJ) dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada publik. Dengan demikian, dokumen perencanaan sangat penting untuk menjelaskan dan menjabarkan secara gamblang visi dan misi pemerintah daerah.

Tahapan Penyusunan RPJP Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (PZPP) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk jangka waktu 20 tahun. DPPM ini digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPM) setiap 5 (lima) tahun sekali.

Tahapan Penyusunan RPJM Daerah

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan berbagai masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan terhadap rancangan RPJM daerah. Penyusunan draf akhir RPJM daerah, dimana semua masukan dan komitmen dari hasil musrenbang daerah menjadi masukan utama untuk penyempurnaan draf, dan menjadi draf akhir RPJM daerah.

Tahapan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Berpedoman pada RPJP Nasional Penjelasan visi, misi, program Kepala Daerah berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. Musrenbang berfungsi sebagai forum untuk menghasilkan kesepakatan antar pelaku pembangunan terhadap rancangan RKPD, yang menitikberatkan pada pembahasan untuk sinkronisasi rencana kegiatan antar kementerian/lembaga/SKPD dan antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan daerah.

Proses Pengambilan Keputusan dalam Penyusunan Perencanaan

Berdasarkan jangka waktu yang dicakup, proses perencanaan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan proses pengambilan keputusan. Singkatnya, pengambilan keputusan ditujukan untuk memecahkan suatu masalah, sedangkan perencanaan ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu di masa depan.

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan berarti pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Pengelolaan keuangan daerah diselenggarakan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan asas keadilan, hak, dan manfaat bagi masyarakat.

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Berfokus pada peningkatan produksi pangan, akses rumah tangga terhadap pangan, produktivitas, perikanan dan lainnya. Fokus pada peningkatan layanan infrastruktur sesuai standar pelayanan minimal, daya saing sektor riil dan lain-lain.

Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pembayaran dengan sistem LS dilakukan untuk pembelian dengan nilai signifikan atau di atas jumlah tertentu. Pembelanjaan dengan UP dilakukan untuk pengeluaran yang nilainya kecil di bawah jumlah tertentu untuk mendanai kebutuhan kantor sehari-hari.

Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kasir dapat dibantu oleh seorang asisten kasir dan/atau seorang asisten kasir. Proses manajemen kasir penerima adalah proses yang digunakan untuk mengelola penerimaan, penitipan, penyetoran, pencairan, pengiriman, dan tanggung jawab penerimaan uang yang dikelola oleh kasir penerima.

Pelaporan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Daerah

Pemerintah daerah wajib menyusun RPJP yang merupakan penjabaran tujuan daerah ke dalam visi, misi, dan arah pembangunan daerah. Sedangkan Renja SKPD disusun dengan mengacu pada Renstra SKPD dan mengacu pada RKP, dengan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun diupayakan dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

Laporan keuangan disampaikan kepada DPRD dalam rangka pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan keuangan selama satu tahun kerja. Selain laporan keuangan tersebut, terlampir juga ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah seperti PDAM dan satuan kerja lain yang pengelolaannya diatur secara khusus seperti Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Permasalahan Pengelolaan Keuangan Daerah

Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai daerah, terutama pejabat yang terkait langsung dengan pengelolaan keuangan daerah. Selain itu, beberapa kendala pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah harus segera diperbaiki dan ditata ulang, agar pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dapat lebih efektif dan efisien.

Penyusunan Anggaran

Kepala daerah merupakan pengambil keputusan utama dalam menentukan kegiatan dan pelayanan publik yang akan diselenggarakan oleh pemerintah daerah untuk jangka waktu tertentu. Dalam proses penyusunan anggaran juga disarankan untuk mempertimbangkan partisipasi dari tingkat paling bawah untuk mendapatkan data yang tepat sasaran (bottom-up approach).

Penetapan Anggaran

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siklus anggaran harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai dengan waktunya dan tidak boleh mengesampingkan tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penyusunan anggaran tersebut.

Pelaksanaan dan Penatausahaan Anggaran

Pemeriksaan Anggaran

  • RAPERDA APBD

Prinsip universal good governance dalam konteks GCG yaitu prinsip TARIFA/RAFIT sangat tepat jika dapat diterapkan secara praktis dalam pelaksanaan fungsi anggaran ini. Kewenangan DZHRB dalam penyusunan APBD khususnya pada tahap KUA-PPAS pemerintah daerah, prosesnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Proses Penyusunan APBD

Oleh karena itu, anggaran belanja daerah harus diprioritaskan untuk mengurus kewajiban pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Peran dan fungsi anggaran DPRD dilakukan dalam konsultasi publik yaitu menjaring aspirasi masyarakat untuk masukan dalam penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), kebijakan umum APBD, penetapan strategi dan prioritas APBD.

Proses Penetapan APBD

RAPERDA APBD pemerintah provinsi yang telah disetujui dan rancangan peraturan daerah pokok tentang penjabaran APBD harus disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dinilai paling lama 3 (tiga) hari kerja sebelum ditetapkan oleh gubernur. sampai fajar. RAPERDA APBD Kabupaten/Kota yang telah disetujui dan Rancangan Peraturan Daerah Utama tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota disampaikan kepada Gubernur untuk ditinjau paling lama 3 (tiga) hari kerja.

Asas Umum dan Prinsip Disiplin Anggaran

  • Asas Umum Anggaran
  • Prinsip Disiplin Anggaran

Walikota tentang penjabaran APBD menjadi PERDA dan Peraturan Bupati/Walikota paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah pada bendahara umum.

Pengertian APBD

Pengertian APBD menurut Bastian (2006) adalah “APBD adalah perwujudan rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk satuan moneter untuk jangka waktu satu tahun per tahun dan diarahkan untuk tujuan kesejahteraan masyarakat”. Sedangkan seperti yang dikemukakan oleh Nordiawan, dkk (2007), “APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan oleh PERDA”.

Diagram Proses Penyusunan Rancangan APBD
Diagram Proses Penyusunan Rancangan APBD

Prinsip-Prinsip APBD

Sejalan dengan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari pusat ke daerah, terjadi perubahan sumber pendapatan daerah, yaitu dimasukkannya komponen dana perimbangan dalam struktur APBD. Dana perimbangan adalah dana yang berasal dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Fungsi APBD

Struktur APBD

  • STRUKTUR PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah
  • STRUKTUR BELANJA A. Belanja Tidak Langsung
  • STRUKTUR PEMBIAYAAN A. Penerimaan Pembiayaan

Belanja daerah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan PERDA yang bersangkutan. Antara Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2005, terdapat perbedaan uraian mengenai jenis-jenis belanja daerah.

Peran APBD terhadap Perekonomian Daerah

Tinjauan Umum Perencanaan dan Penganggaran

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan rencana pemerintahan daerah untuk jangka waktu 5 tahun, sedangkan rencana kerja pemerintahan daerah (RKPD) merupakan rencana daerah tahunan. Sedangkan perencanaan di tingkat SKPD terdiri dari: Rencana Strategis SKPD (Renstra) yang merupakan rencana untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja SKPD (Renja) yang merupakan rencana kerja tahunan SKPD. SKPD.

Fungsi RKPD

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD)

Kedudukan RKPD dalam Sistem dan

Pada tahap penyusunan anggaran, setiap SKPD akan berpedoman pada RPJMD dalam penyusunan rencana kerja SKPD (Renja SKPD) yang kemudian digabungkan menjadi rencana kerja pemerintah daerah (RKPD). RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas, pembangunan dan komitmen daerah, rencana kerja terukur dan pembiayaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Keterkaitan Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran

RKPD dan rencana kerja yang disusun berdasarkan hasil musrenbang kabupaten/kota atau provinsi, serta hasil forum SKPD menjadi acuan utama dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan umum APBD, serta prioritas dan anggaran. plafon SKPD. Dalam sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pembangunan, harus ada keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi serta pengendalian.

Hubungan Rencana Pencapaian SPM dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran di

Selain itu, rencana lima tahun untuk mencapai tujuan SPM telah dituangkan dalam rencana tahunan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), maupun dalam Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD). Tingkat pencapaian tujuan SPM di daerah ditetapkan dengan memperhatikan jangka waktu pencapaian SPM sesuai dengan peraturan menteri dan kemampuan keuangan masing-masing daerah.

Hubungan Target Tahunan Pencapaian SPM dan Dokumen Perencanaan Pembangunan

Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang memuat rencana pendapatan dan rencana belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan APBD. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang disepakati bersama DPRD, pemerintah daerah bersama DPRD membahas prioritas dan pagu anggaran sementara yang menjadi acuan setiap SKPD dalam menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA-SKPD).

Proses penyusunan RKPD

Kebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan di bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diawali dengan penyampaian kebijakan umum APBD sesuai dengan rencana kerja pemerintah daerah, sebagai dasar penyusunan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas dalam pembahasan pendahuluan RAPBD.

Isi Rancangan KUA

Proses Penyusunan KUA

Penyelarasan dengan Pedoman Penyusunan APBD oleh Menteri Dalam Negeri Kejelasan komitmen politik kepala daerah dan pimpinan DPRD untuk melaksanakan KUA APBD. Keluaran utama yang diharapkan dari proses penyusunan KUA APBD adalah Nota Kesepahaman antara Gubernur/Bupati/Walikota dan pimpinan DPRD tentang KUA-APBD yang memuat RKPD dan kerangka ekonomi makro serta implikasinya terhadap sumber pendanaan.

Ruang Lingkup dan Sistematika KUA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. PPAS) adalah dokumen yang memuat prioritas dan pagu program (batasan standar anggaran maksimum) yang diberikan untuk setiap program dan kegiatan. Keluaran utama PPAS adalah Nota Kesepahaman antara kepala daerah dan pimpinan DPRD tentang APP yang berisi ringkasan proyeksi pendapatan, belanja dan pendanaan daerah serta prioritas program dan batasan anggaran untuk SKPD.

Tahapan-Tahapan dalam Penyusunan PPAS

Berdasarkan KUA yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan pagu anggaran sementara (PPAS) yang diajukan oleh kepala daerah. KUA dan PPAS yang telah dibahas dan disepakati dengan Kepala Daerah dan DPRD dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani bersama oleh Kepala Daerah dan pimpinan DPRD.

Ruang Lingkup dan Sistematika PPAS

Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, pimpinan daerah mengeluarkan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) sebagai pedoman bagi pimpinan SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Rencana Kerja (Renja) SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong peran serta masyarakat.

Fungsi RKA-SKPD

Penyusunan RKA-SKPD merupakan penjabaran dari program dan kegiatan yang tertuang dalam RPKD dan Renja SKPD. RKA-SKPD digunakan untuk menampung anggaran pendapatan, anggaran belanja tidak langsung SKPD (gaji pokok dan tunjangan pegawai, tambahan penghasilan, khusus untuk Sekretariat DPRD SKPD juga dianggarkan untuk biaya penunjang operasional pimpinan DPRD) dan anggaran belanja langsung sesuai SKPD program dan kegiatan.

Pendekatan Penyusunan RKA-SKPD

  • Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)
  • Pendekatan Anggaran Terpadu
  • Penganggaran Terpadu

Sedangkan untuk belanja langsung akan dianggarkan di seluruh SKPD terkait dengan program dan kegiatan yang direncanakan oleh masing-masing SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam menyusun anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan.

Pedoman Penyusunan RKA-SKPD

Penyusunan RKA-SKPD berbasis kinerja berdasarkan indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja, standar harga satuan dan standar pelayanan minimal. Pendapatan daerah yang dapat dianggarkan dalam RKA-SKPD adalah pungutan daerah yang ditetapkan dalam PERDA dan dipungut oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Komponen RKA-SKPD

  • RKA-SKPD
  • RKA-SKPD 1
  • RKA-SKPD 2.1
  • RKA-SKPD 2.2
  • RKA-SKPD 2.2.1

Sedangkan belanja daerah yang dapat dimasukkan dalam anggaran dalam RKA-SKPD adalah belanja langsung yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal, serta belanja pegawai tidak langsung yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. masing-masing SKPD. Bentuk RKA-SKPD mengikuti struktur dan klasifikasi APBD, sehingga dalam penyusunan RKA-SKPD diperlukan 6 (enam) jenis dokumen penyusunan RKA.

READING SKPD

Proses penyusunan RKA-SKPD

RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka belanja jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berbasis kinerja. Penyusunan RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, belanja untuk setiap program dan kegiatan sesuai dengan fungsinya pada tahun yang direncanakan, dirinci sampai rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

Isu Penting dalam Penyusunan RKA SKPD Berbasis Kinerja

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 menyebutkan bahwa SKPD berpedoman pada Surat Edaran Kepala Daerah dalam menyusun RKA-SKPD. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tidak mengatur bagaimana penanganan penyusunan RKA SKPD Sub SKPD.

Penyampaian dan Pembahasan RAPERDA APBD

  • Penyampaian RAPERDA APBD
  • Pembahasan RAPERDA APBD

Atas dasar kesepakatan bersama tersebut, kepala daerah menyusun rancangan peraturan kepala daerah tentang penyusunan APBD yang harus disertai dengan nota keuangan. Dalam mempertimbangkan program dan kegiatan tertentu, DPRD dapat meminta penjelasan tambahan dari kepala daerah RKA-SKPD.

Evaluasi RAPERDA tentang APBD dan

  • Evaluasi RAPERDA Provinsi tentang APBD
  • Evaluasi RAPERDA Kabupaten/Kota tentang APBD
  • Pembatalan RAPERDA APBD
  • Penyempurnaan RAPERDA APBD

Dalam hal Gubernur mengumumkan hasil evaluasi Rancangan PERDA RT/Kota terhadap APBD dan Rancangan Peraturan RT/RW. Demikian juga dengan rancangan PERDA kabupaten/kota tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD.

Penetapan PERDA APBD

Hal ini dapat diartikan bahwa proses penyusunan APBD bergantung pada hubungan antara pemerintah daerah (kepala daerah) dengan DPRD (legislatif). Jika kesepakatan antara pemerintah daerah dan DPRD tidak tercapai, bukan tidak mungkin PERDA APBD tidak akan berlaku.

Dasar Perubahan APBD

Kebijakan Umum (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan

Kebijakan umum perubahan APBD serta APP perubahan APBD yang telah disepakati ditetapkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dan pimpinan DPRD.

Pergeseran Anggaran

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) Tahun Sebelumnya

Pembayaran bunga dan pokok utang daerah dan/atau obligasi yang melebihi anggaran yang tersedia sebelum perubahan APBD. Pembiayaan untuk program dan kegiatan baru dengan kriteria harus diselesaikan sebelum batas waktu penyelesaian pembayaran pada tahun anggaran berjalan.

Pendanaan Keadaan Darurat

Dalam keadaan darurat, Pemkot dapat mengeluarkan biaya yang anggarannya belum tersedia, yang selanjutnya akan/ Penggunaan dana dari hasil penjadwalan ulang target kinerja program dan kegiatan lain pada tahun anggaran berjalan.

Pendanaan Keadaan Luar Biasa

Penyiapan RAPERDA Perubahan APBD

Penetapan Perubahan APBD

  • Penyiapan RAPERDA tentang Perubahan APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
  • Penyampaian, Pembahasan dan Penetapan RAPERDA Perubahan APBD
  • Evaluasi RAPERDA tentang Perubahan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran

Penyusunan RAPERDA tentang Perubahan APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penyusunan Perubahan APBD. Evaluasi RAPERDA Perubahan APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penyusunan Peraturan Kepala Daerah tentang Penyusunan APBD.

Laporan Realisasi Semester Pertama APBD

Tahap selanjutnya adalah penyampaian laporan realisasi semester pertama oleh sekretaris daerah kepada kepala daerah yang bersangkutan paling lambat minggu ketiga bulan Juli tahun anggaran berjalan yang juga harus disertai dengan perkiraan realisasi untuk tahun anggaran berikutnya. semester. Diagram alir penyusunan laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja semester pertama sampai dengan pembahasannya dalam rapat paripurna DPOD adalah sebagai berikut.

Laporan Tahunan

Selanjutnya PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah kepada kepala daerah paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada kepala daerah oleh PPKD melalui sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.

Penyiapan RAPERDA Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Selain itu, setelah pembahasan laporan keuangan dengan DPRD, kepala daerah menyerahkannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diperiksa dengan tenggang waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. BPK memiliki waktu 2 (dua) bulan sejak penyampaian laporan keuangan tahunan tersebut untuk melakukan pemeriksaan.

Evaluasi Rancangan PERDA tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD

Oleh karena itu, pemerintah bersama wakil rakyat harus menetapkan berbagai peraturan perundang-undangan agar fungsi anggaran DPRD dapat berjalan dengan baik. Pembahasan berikut akan mengkaji beberapa kelemahan yang teridentifikasi dalam beberapa tahapan proses penyusunan APBD di atas.

Kelemahan dalam Penyusunan KUA

  • Jaring asmara belum efektif

Adanya kepentingan perseorangan, golongan dan golongan mendorong kerjasama antara DPRD dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan KUA yang lebih mengakomodir kepentingan perseorangan, golongan dan golongan dengan mengorbankan kepentingan rakyat. Minimnya kemampuan sumber daya manusia pemerintah daerah dan DPRD, persyaratan menjadi anggota DPRD yang terlalu ringan dan minimnya pelatihan yang diberikan oleh partai menyebabkan kurangnya kemampuan anggota DPRD dalam menjalankan tugasnya. fungsi.

Kelemahan dalam Penyusunan PPAS

Ada persekongkolan antara pejabat pemerintah daerah dan anggota DPRD untuk menggelembungkan anggaran dan membagi keuntungan di antara mereka. Prioritas program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat adalah akibat dari kurangnya data pendukung, kurangnya kapasitas pemerintah daerah dan anggota DPRD, serta adanya kepentingan individu, kelompok dan golongan.

Kelemahan dalam Persetujuan RAPERDA APBD

  • Sosialisasi RAPERDA APBD

DPRD dan Pemda membahas RAPERDA APBD hingga pembahasan RKA-SKPD yang sangat detail. DPRD dan pemerintah daerah seringkali terjebak dalam pembahasan rincian RKA SKPD dan kurang memperhatikan kesesuaian antara KUA dan PPAS dengan program dan kegiatan yang diusulkan dalam RAPERDA APBD.

Gambar

Gambar di atas memperlihatkan hubungan antar perencanaan  pusat dan daerah, dimana perencanaannya dimulai dengan Rencana  Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Diagram Proses Penyusunan Rancangan APBD

Referensi

Dokumen terkait

Transmission coefficient of an electron incident on a heterostructure potential with nanometer-thick trapezoidal barrier grown on anisotropic materials are derived by solving