• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi Uji Karbohidrat (Uji Benedict) Carbohydrate Test Reaction (Benedict Test)

N/A
N/A
biomedis 2021

Academic year: 2023

Membagikan "Reaksi Uji Karbohidrat (Uji Benedict) Carbohydrate Test Reaction (Benedict Test)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Cut Sarah Rizkita Rahmi [email protected]

Abstrak

Karbohidrat adalah jenis zat gizi yang memiliki fungsi sebagai sumber energi untuk tubuh. Uji benedict adalah uji yang digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi. Larutan-larutan tembaga yang basa, bila direduksi oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk kupro oksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Praktikum yang berjudul Uji Benedict ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi (senyawa yang mampu mereduksi gugus aldehid atau keton) dalam larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan amilosa 1% dengan menggunakan metode pengamatan langsung. Adapun hasil yang diperoleh adalah larutan glukosa 1% dan larutan fruktosa 1% menunjukkan hasil positif, sedangkan larutan sukrosa 1% dan larutan amilosa 1% menunjukkan hasil negatif.

Kata kunci : karbohidrat, uji benedict, reagen benedict Abstract

Carbohydrate is a type of nutrients that have a function as a source of energy for the body.

Benedict's test is a test used to test the existence of sugar reduction. Small amounts of copper solution, reduced by carbohydrates with aldehyde clusters or free ketons, form yellow to red cupro oxide (Cu2O). The practice entitled Benedict tests aims to identify the existence of refined sugar reduction (a substance capable of reducing aldehid or keton clusters) in glucose solution 1%, fructose solution 1%, sucrose solution 1%, amilose solution 1% using direct surveillance methods. As for the results obtained, the glucose solution 1% and the fructose solution 1% show positive results, while the sucrose solution 1% and the amylose solution 1% show negative.

Keyword : carbohydrate, benedict reaction, benedict reagen

(2)

Pendahuluan

Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan- persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.

Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) (Siregar, 2014, p. 38).

Karbohidrat merupakan salah satu makro nutrien sumber energi utama bagi tubuh.

Karbohidrat dalam makanan yang ada dalam bentuk gula dan pati dan selulosa. Karbohidrat adalah salah satu contoh dari senyawa yang ada di bahan pangan dan digunakan sebagai bahan metabolisme biologis dan menyediakan 4 kcal/g. selain karbohidrat senyawa-senyawa yang ada dalam bahan pangan yang lain seperti protein, lemak, lipida, vitamin dan mineral juga terkait erat dengan proses metabolisme dalam makhluk hidup bahkan sebagian merupakan bahan dasar dari metabolisme(Sumbono, 2016, p. 8).

Karbohidrat adalah hasil alam yang memiliki banyak fungsi penting dalam tanaman maupun hewan. Melalui fotosintesa, tanaman merubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, yaitu dalam bentuk selulosa, pati,

dan gula-

gula. Karbohidrat dalam tepung terdiri dari kar bohidrat dalam bentuk gula sederhana, pentosa, dextrin, selulosa, dan pati.(Qalsum, 2015, p. 170).

Secara alami, ada tiga jenis karbohidrat yang terpenting yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Polisakarida merupakan kelompok karbohidrat yang paling banyak terdapat di alam. Polisakarida merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari banyak sekali satuan (unit) monosakarida. Jumlah polisakarida ini terdapat jauh lebih banyak daripada oligosakarida maupun monosakarida.

Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan disakarida seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, dan laktosa mempunyai sifat mereduksi. Sifat mereduksi dari karbohidrat disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau gugus keton bebas.(Daud, 2012, p. 46).

Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange(Dasyanti, 2013, p.1-2).

Metode/Cara Kerja Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada tanggal 23 Maret 2021 pukul 08.00-09.40 WIB di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala.

Target/Subjek/Populasi/Sampel

Subjek yang melakukan pengamatan ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2020 kelas 01. Objek yang diamati adalah larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan amilosa 1%

yang telah ditetesi dengan reagen benedict dan dipanaskan dengan air mendidih. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi di dalam sebuah larutan.

Prosedur

Langkah-langkah kerja pada praktikum ini adalah mengisi reagen benedict ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 mL, kemudian tambahkan 8 tetes larutan glukosa 1% ke dalam tabung 1, 8 tetes larutan fruktosa

(3)

1% ke dalam tabung 2, 8 tetes larutan sukrosa 1% ke dalam tabung 3, 8 tetes larutan amilosa 1% ke dalam tabung 4. Selanjutnya panaskan air di dalam gelas beaker hingga mendidih dan letakkan masing-masing tabung reaksi ke dalam gelas beaker, didiamkan di gelas beaker selama 3 menit, lalu diangkat dan diamati perubahannya. Apabila warna larutan tidak berubah maka percobaan gagal, dan apabila warna larutan berubah menjadi kuning kemerahan maka percobaan berhasil.

Data, Instrumen dan

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh adalah data kualitatif berupa perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan karbohidrat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan proses pengamatan langsung pada reagen benedict yang telah dicampurkan dengan masing-masing larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan amilosa 1% dan dipanaskan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan memakai metode pengamatan langsung serta dengan membaca berbagai sumber referensi (buku dan jurnal) yang ada dan penjelasan dari asisten laboratorium.

Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami akan membahas tentang uji karbohidrat khusus golongan gula pereduksi yaitu uji benedict.

Yang mana denagan melakukan uji benedict larutan hanya akan berubah warna apabila laruatan mengandung gula pereduksi.

Karbohidrat adalah jenis zat gizi yang memiliki fungsi sebagai sumber energi untuk tubuh. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya

adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka.

Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi adalah tepung atau amilum atau pati yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Kerbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin(Edahwati, 2010).

Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein(Risnoyatiningsih, 2011).

Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atau karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbo lain. Monosakarida tidak berwarna, bentuk kristalnya larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar.

Monosakrida digolongkan menurut jumlah karbon yang ada dan gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehid (aldosa) dan keton (ketosa).

Glukosa, galaktosa, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa adalah ketosa(Fitri & Fitriana, 2020) Pada saat praktikum disediakan gelas beaker, lampu bunsen, penjepit, 4 tabung reaksi, larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan amilosa 1%

dan juga reagen benedict. (seperti pada gambar 1)

(4)

Gambar 1. Alat praktikum

Reagen benedict dihasilkan dari larutan 173 gram kristal natrium sitrat (Na2CO3) anhidrus dalam 800 mL air, diaduk, lalu disaring.

Kemudian kedalamnya ditambahkan 17,3 gram kupri sulfat (CuSO4) yang telah dilarutkan dalam 100 mL air, kemudian buat volume total hingga 1 liter dengan menambahkan air.

Uji Benedict membentuk endapan berwarna merah bata. Hal ini menunjukkan adanya kandungan glukosa / gula pereduksi pada produk akhir hidrolisis pati(Permanasari

& Yulistiani, 2015).

Satu mL larutan sampel hasil ekstraksi ditambahkan reagen Benedict, gojok.

Kemudian larutan didihkan dengan menggunakan api kecil dan dinginkan perlahan-lahan. Hasil akhir yaitu terbentuk endapan merah bata jika sampel mengandung gula pereduksi(Al-kayyis & Susanti, 2016).

Pertama-tama kami mengisi reagen benedict ke dalam 4 tabung reaksi masing- masing sebanyak 5 mL, kemudian tambahkan 8 tetes larutan glukosa 1% ke dalam tabung 1, 8 tetes larutan fruktosa 1% ke dalam tabung 2, 8 tetes larutan sukrosa 1% ke dalam tabung 3, 8 tetes larutan amilosa 1% ke dalam tabung 4.

(seperti pada gambar 2)

Gambar 2. Proses pengisian reagen

Selanjutnya panaskan air di dalam gelas beaker hingga mendidih dan letakkan masing- masing tabung reaksi ke dalam gelas beaker, didiamkan di gelas beaker selama 3 menit, lalu diangkat dan diamati perubahannya. lalu diangkat dan diamati perubahannya. Apabila warna larutan tidak berubah maka percobaan gagal, dan apabila warna larutan berubah menjadi kuning kemerahan maka percobaan berhasil. (seperti pada gambar 3 dan 4)

Gambar 3. Memanaskan preparat

(5)

Gambar 4. Hasil akhir percobaan Tabel 1. Hasil Pengamatan

No Bahan

Makana n

Direaksika n

Kesimpula n

1 Glukosa Reagen

benedict

+ ungu tua 2 Fruktosa Reagen

benedict

+kuning bata

3 Sukrosa Reagen

benedict -biru

4 Amilosa Reagen

benedict -biru

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa uji benedict dapat digunakan untuk meguji kandungan gula pereduksi dalam suatu larutan.

Larutan-larutan tembaga basa, bila direduksi oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk kupro oksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Larutan glukosa 1% dan larutan fruktosa 1% menghasilkan hasil positif uji benedict karena keduanya berasal dari golongan monosakarida atau gula pereduksi.

Sedangkan larutan sukrosa 1% dan larutan amilosa 1% menunjukkan hasil negatif, karena bukan dari golongan gula pereduksi. Larutan sukrosa 1% berasal dari golongan disakarida dan larutan amilosa 1% berasal dari golongan polisakarida.

Simpulan dan Saran Simpulan

Adapun hasil praktikum, larutan glukosa 1% dan larutan fruktosa 1% menghasilkan hasil positif uji benedict karena keduanya berasal dari golongan monosakarida atau gula pereduksi. Sedangkan larutan sukrosa 1% dan larutan amilosa 1% menunjukkan hasil negatif, karena bukan dari golongan gula pereduksi. Larutan sukrosa 1% berasal dari golongan disakarida dan larutan amilosa 1%

berasal dari golongan polisakarida.

Saran

Dalam melakukan praktikum, praktikan sebaiknya sudah memiliki pengetahuan dasar tentang materi yang akan dilaksanakan. Dan juga selalu bersikap hati-hati selama berada di ruang laboratorium.

Daftar Pustaka

Al-kayyis, H. K., & Susanti, H. (2016).

Perbandingan Metode Somogyi-Nelson dan Anthrone-sulfat pada Penetapan Kadar Gula Pereduksi dalam Umbi Cilembu (Ipomea batatas L.). Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas (Journal of Pharmaceutical Sciences and Community), 13:2, 81-89.

Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Denpasar: Denpasar, 2:2.

Daud, M., Safii, W., & Syamsu, K. (2012).

Biokonversi Bahan Berlignoselulosa Menjadi Bioetanol Menggunakan Aspergillus niger dan Saccharomyces cereviciae. Jurnal Perennial, 8:2, 43-51.

Edahwati, L. (2010). Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah Kersen dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Peneliti Ilmu Teknik, 10:1, 1-5.

Siregar. N. S. (2014). Karbohidrat. Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 38. 13:2, 38-44.

Fitri, A. S., & Fitriana, Y. A. N. (2020).

Analisis Senyawa Kimia pada

(6)

Karbohidrat. Sainteks, 17:1, 45-52.

Permanasari, A. R., & Yulistiani, F. (2015).

Pembuatan gula cair dari pati singkong dengan menggunakan hidrolisis enzimatis. Fluida, 11:2, 9-14.

Qalsum, U., Diah, A. W. M., & Supriadi, S.

(2015). Analisis Kadar Karbohidrat, Lemak dan Protein dari Tepung Biji Mangga (Mangifera indica L) Jenis Gadung. Jurnal Akademika Kimia, 4:4, 168-174.

Risnoyatiningsih, S. (2011). Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia, 5:2, 417-424.

Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar.

Deepublish. Yogyakarta. hal 8.

Referensi

Dokumen terkait

Larutan NaOH yang digunakan pada uji Moore ini berfungsi sebagai penurun titik lebur, juga sampel yang mengandung gugus aldehid atau keton akan berikatan dengan gugus

Penelitian ini dilakukan melalui kajian reaksi dua senyawa yaitu sitronelal dan L-tirosinaa yang ada hubungannya antara struktur senyawa dan aktivitas antibakteri

Prinsip dari metode fehling yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah  bata) setelah dipanaskan pada

Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan merah bata didalamnya yang menandakan pengujian positif,

Pada saat uji molisch kami memasukkan 5 mL masing-masing larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan galaktosa 1%, larutan maltosa 1%, larutan laktosa 1%, larutan sukrosa 1%,