Reasonin g and
Planning
OBJEKTIF
Tujuan : Memahami konsep dan teknik Reasoning
Rencana kegiatan : materi & latihan
Cakupan materi :
Teknik reasoning
Reasoning dalam Knowledge Base
Inferensi
Planning
Reasoning
Cambridge
Proses berpikir tentang sesuatu untuk membuat suatu keputusan
Merriam-Webster
Menggambarkan inferensi atau kesimpulan melalui penggunaan alasan
Oxford
Tindakan berpikir tentang sesuatu dalam logika, cara yang masuk akal
Aristoteles
Berkaitan dengan berpikir, kognitif, dan pemahaman.
Reasoning bagian dari menjadi logical reasoning : deductive reasoning, inductive reasoning, abductive
reasoning; dan mode lain yang lebih informal seperti intuitive reasoning dan verbal
reasoning. Selain itu bisa dibedakan menjadi discursive reason, reason proper, and intuitive reason
TEKNIK REASONING
Cara penyelesaian masalah dengan cara merepresentasikan masalah ke dalam basis pengetahuan menggunakan logika
atau bahasa formal.
Pendekatan
○ Logika pasti (propositional, first order/predicate)
○ Logika tidak pasti (fuzzy logic)
Searching vs Reasoning
SEARCHING REASONING
Representasi : State dan ruang masalah Basis pengetahuan Teknik : Strategi pencarian Penalaran
Tujuan : Menemukan nilai tertentu Menghasilkan kesimpulan Masalah : Kelengkapan representasi
state Kelengkapan aturan
Jenis Logika
Jenis-jenis yang digunakan untuk merepresentasikan basis pengetahuan dan melakukan penalaran
Jenis Logic Yang ada di dunia
nyata Apa yg dipercaya agent tentang dunia nyata
Propositional logic Fakta Benar/salah/tidak diketahui First order logic Fakta,objek, relasi Benar/salah/tidak diketahui Temporary logic Fakta,objek, relasi, waktu Benar/salah/tidak diketahui Probability theory Fakta Derajat kebenaran [1,0]
Fuzzy logic Derajat kebenaran Derajat kebenaran [1,0]
Syntax
logical constants True, False
propositional
symbols P, Q, …
logical connectives
• conjunction , disjunction ,
• negation ,
• implication , equivalence
parentheses ,
Dibangun dari
kalimat sederhana
conjunction, disjunction, implication, equivalence, negation
Symbol Sentences
BNF Grammar Propositional Logic
Sentence AtomicSentence | ComplexSentence AtomicSentence True | False | P | Q | R | ...
ComplexSentence (Sentence)Sentence Connective Sentence |
SentenceConnective
|
|
|
Ambiguitas diselesaikan melalui precedence
atau pemisahcontoh P Q R S equivalent dgn ( P) (Q R)) S
Reasoning in
Knowledge-Based
Systems
Shallow and Deep Reasoning shallow reasoning deep reasoning
Nama lain : experiential reasoning Disebut juga causal reasoning Tujuan : mendeskripsikan aspek-
aspek lingkungan secara heuristically
Tujuan : membangun model
lingkungan yang berlaku seperti hal nyata.
Short Inference chains Long Inference chains Memungkinkan aturan yang
kompleks Simple rules yang mendeskripsikan
hubungan sebab dan akibat
Contoh Shallow dan Deep Reasoning
Shallow reasoning
Deep reasoning
IF a car has
a good battery good spark plugs gas
good tires
THEN the car can move
IF the battery is good THEN there is electricity IF there is electricity AND good spark plugs
THEN the spark plugs will fire IF the spark plugs fire AND
there is gas
THEN the engine will run IF the engine runs AND
there are good tires THEN the car can move
Inference
Langkah-langkah dalam penalaran,
berpindah dari premis ke kesimpulan.
Motor Inferensi
Charles Sanders Peirce membagi kesimpulan menjadi tiga jenis:
1. Deduksi, kesimpulan yang menyimpulkan kesimpulan logis dari premis yang diketahui atau dianggap benar, dengan hukum inferensi yang valid dalam logika
2. Induksi adalah kesimpulan dari premis tertentu terhadap kesimpulan universal
3. Abduksi adalah kesimpulan dari penjelasan terbaik.
Contoh kasus
Ada 10 aturan yang
tersimpan dalam basis pengetahuan. Fakta awal yang diberikan hanya: A & E (artinya:
A dan E bernilai benar).
Ingin dibuktikan apakah K bernilai
benar (hipotesis: K)?
No. Aturan
R-1 IF A & B THEN C R-2 IF C THEN D
R-3 IF A & E THEN F R-4 IF A THEN G
R-5 IF F & G THEN D R-6 IF G & E THEN H R-7 IF C & H THEN I R-8 IF I & A THEN J R-9 IF G THEN J R-10 IF J THEN K
Alur Inferensi Forward Chaining
A
E Fakta
Fakta
R-3 F
R-4 G
R-5 D
R-6 H
J K
R-9 R-10
Alur Inferensi
Backward Chaining (1)
J I
A
C
H
A
B K R-10
R-8 R-7 R-1
Fakta
Tidak diketahui (a) Pertama: Gagal
Alur Inferensi
Backward Chaining (2)
J G A
K R-10 R-9 R-4
Fakta
(b) Kedua: Sukses
Mengubah bentuk proposisi ->
formula
Contoh :
Jika ada daya listrik, komputer akan bekerja Ada daya
komputer akan bekerja
Jika : A = ada daya listrik
B = komputer akan bekerja Sehingga dapat ditulis :
A→B A B
Bentuk tersebut valid karena dapat ditunjukan sebagai tautologi
Deduksi
Inferensi (penarikan kesimpulan) dengan penalaran dari yang umum ke yang khusus
Misal : Modus Ponen
Contoh 1:
A = Udara Cerah
B = Kita akan pergi ke pantai
A→B = Jika udara cerah, maka kita pergi ke pantai
Dengan menggunakan Modus Ponen, kesimpulan adalah
“Kita akan pergi ke Pantai”
Contoh 2:
Semua kucing merupakan anggota feline Bootsy adalah seekor kucing
Kesimpulan : Bootsy merupakan anggota feline
Induksi
Inferensi dengan penalaran dari yang khusus (fakta-fakta) ke yang umum
Menebak dari yang sudah ada dan dari gejala yang terjadi
Formatnya: X = {a,b,c,d,...},
if property P is true for a, and if P is true for b, and if P is true for c,...,
then P is true for all X
Contoh:
Semua kucing Siamese pada pertunjukan kucing 1986 mempunyai mata biru
Semua kucing Siamese pada pertunjukan kucing 1987 mempunyai mata biru
Kesimpulan : Semua kucing Siamese pada pertunjukan kucing mempunyai mata biru
Abduksi
Bentuk deduksi yang hanya menghasikan inferensi yang masuk akal (plausible inference)
Plausible berarti bahwa konklusi mungkin bisa mengikuti informasi yang tersedia, tetapi juga bisa salah.
Formatnya:
○ if Y is true and X implies Y , then X is true ?
Contoh:
Implikasi : Tanah menjadi basah jika terjadi hujan (rule)
Aksioma : Tanah menjadi basah (fact) Konklusi : Apakah terjadi hujan? (result)
How to make an INFERENCE
Conclusion
Effidence Effidence Fact
Fact
Knowledge Knowledge
Planning
Kemampuan utama agen cerdas untuk meningkatkan otonomi dan fleksibilitas
mereka melalui pembangunan urutan tindakan untuk mencapai tujuan mereka.
Domain-Independent Planning
Inputs:
Domain Action Theory
Problem Instance
• Deskripsi initial state of the world
• Spesifikasi perilaku dari tujuan yang diharapkan
Output:
Rangkaian aksi yang menjalankan inisial awal untuk mencapai tujuan
Example Problem Instance:
“Sussman Anomaly”
Initial State: on-table(A), on(C,A), on-table (B), clear(B), clear(C)
Goal: on(A, B), on(B,C)
A B
C
A
B
C
Initial State: Goal:
Action Representation:
Propositional STRIPS
Move-C-from-A-to-Table:
preconditions: on(C, A), clear(C) effects:
add on-table(C)
delete on(C, A)
add clear(A)
Plan Generation:
Search space of world states
Planning as a (graph) search problem
Nodes: world states
Arcs: actions
Solution: path from the initial state to one state that satisfies the goal
○ Initial state is fully specified
○ There are many goal states
Search Space: Blocks World
LATIHAN
1. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara problem solving dan planning 2. Buat actions representation kasus
mengisi air dalam bentuk
propositional
Kasus Mengisi Air
(0,0)
(4,0) (0,3)
(4,3) (3,0)
(1,3)
(3,3)
(1,0) (0,1)
(4,1)
(2,3)
(2,0) (0,2)
(4,2)