• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMPN 1 Sutera

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMPN 1 Sutera"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

Yulian Rahmadani, Rahima, Lucky Heriyanti Jufri Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

Background of this research to know how mathematical learning outcome was low learning cooperatif learning model of Two Stay Two Stray technique was better conventional learning at VIII class SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan academic year 2017/2018. It was an experimental, the population all student VIII SMPN 1 Sutera, sample of this research With random-to-subject and it was selected that VIII.5 class as experimental class and VIII.3 class as the control class. The instrument was an essay posttest,with reliability test is r11= 0,80.

Technique of data analysis that used was one tailed t-test.the hypothesis shows that

4,149 and 1,67, because . So that the hypothesis is accepted on the significance level a= 0,05. It is concluded that student’s learning outcome by implementing cooperative learning model two stay two stray technique is better conventional learning at class VIII class SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning outcome

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Matematika membantu siswa dalam berbagai aspek kehidupan untuk memenuhi segala kebutuhan. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto (2003:2). Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi di SMPN 1 Sutera. Banyak siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini terlihat dari banyaknya

nilai siswa yang masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 06 sampai 09 Maret 2017 permasalahan yang ditemukan di SMPN 1 Sutera adalah pembelajaran yang masih terpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif. Saat guru memberikan latihan belajar secara kelompok/pasangan untuk memahami materi, siswa hanya menunggu

(2)

2 dan menyalin jawaban dari teman tanpa

berusaha menemukan sendiri jawabannya.

Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami konsep yang telah dipelajari, sehingga hasil belajarnya tidak maksimal.

Berdasarkan masalah tersebut maka diberikan solusi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu salah satunya adalah teknik dua tinggal dua tamu. Teknik Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik ini memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk membagikan hasil dan informasi yang diperoleh dari hasil diskusi kelompoknya kepada kelompok lain. Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu sebagai berikut: (1) Siswa bekerja sama dalam kelompok seperti biasa; (2) Setelah selesai, dua orang anggota masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lain; (3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ketamu mereka;

(4) Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; (5) Kelompok

mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka (Lie, 2010, pp.62).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada pada tanggal 20 September sampai dengan 19 Januari 2018 tahun pelajaran 2017/2018 dengan 5 jam pelajaran dalam satu minggu.

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol di SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9)

“eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Penelitian eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah

(3)

3 random terhadap subjek. Menurut Arikunto

(2010:126) rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes

akhir

Eksperimen X T

Kontrol - T

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan variabel terikat yaitu hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII kecuali VIII.1 karena kelas unggul, Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII5 yaitu kelas eksperimen dan kelas VIII3 adalah kelas kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak karena populasi kesamaan rata-rata. Data siswa dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017.

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII2 30

2 VIII3 32

3 VIII4 32

4 VIII5 32

5 VIII6 32

6 VIII7 30

7 VIII8 30

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran dua tinggal dua tamu lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan maka dilakukan uji-t satu pihak untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Untuk pengujian tersebut digunakan uji t seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:239):

Jika kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-rata yaitu uji t satu pihak dengan rumus :

2 1

2 1

1 1

n S n

X t X

dengan

2 1 1

2 1

2 2 2 2 1 1 2

n n

S n S S n

Kriteria pengujian adalah : Terima hipotesis jika thitung ttabel dan tolak jika t mempunyai harga lain dengan derajat kebebasan n1 n2 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan maka didapatkan data nilai pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dan kelas kontrol menggunakan

(4)

4 pembelajaran konvensional yang dituliskan

pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi Data Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Sampel Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol 72,241 54,176 15,174 19,395 98,04 88,23 39,21 23,53

Berdasarkan Tabel 3 terlihatkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol. Sedangkan simpangan baku kelas kontrol lebih besar daripada simpangan baku kelas eksperimen, ini berarti nilai siswa kelas kontrol lebih beragam daripada kelas eksperimen.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik Dua Tinggal Dua Tamu lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera.

Sebelum melakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi.

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu pada pertemuan pertama belum berjalan dengan baik, adapun kendala yang ditemui pada pertemuan pertama yaitu pada penyusunan tempat duduk dan siswa belum terbiasa

dengan metode yang diberikan oleh guru, hal ini terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Hasil Diskusi Kelompok

Sebelum Bertamu

Petemuan Pertama

Pada gambar diatas bahwa kelompok awal belum dapat menyatakan relasi

“setengah dari” dengan diagram panah, diagram cartesius dan himpunan pasangan berurutan, ditandai dengan tanda tangan oleh anggota kelompok, selanjutnya 2 dari utusan anggota kelompok pergi bertamu kekelompok lain. Berikut hasil bertamu 2 orang anggota kelompok terlihat pada gambar 3.

(a) Siswa pertama

(5)

5 (b) Siswa kedua

Gambar 2. Hasil Bertamu Kekelompok Lain Peretmuan Pertama

Pada Gambar 2 terlihat bahwa siswa pertama dan kedua mendapatkan hasil temuannya untuk soal no 1 relasi “Setengah dari”. Siswa pertama mendapatkan temuannya berupa diagram panah dan diagram cartesius, sedangkan siswa kedua mendapatkan hasil temuannya berupa himpunan pasangan berurutan.

Kelompok asal berdiskusi kembali setelah mendapatkan hasil temuannya dari kelompok lain. Berikut hasil diskusi kelompok terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hasil Diskusi Kelompok Asal Setelah Bertamu Pertemuan Pertama

Pada petemuan kedua sampai dengan pertemuan keempat siswa sudah bisa terbiasa dengan metode yang diberikan jadi pada pertemuan kedua sampai dengan petemuan keempat sudah berjalan dengan baik.

Pada tahap akhir diberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar kedua kelas sampel. Lembar jawaban tes akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa siswa sudah mampu mengerjakan jawaban dengan benar. Siswa juga bisa membuat bentuk fungsi yang diminta pada soal dengan baik.

(6)

6 Gambar 5. Lembar Jawaban Tes Akhir

Siswa Kelas Kontrol

Gambar 5 terlihat siswa sudah menjawab soal dengan benar, namun belum mampu mengerjakan soal dengan baik dan tepat. Ini terlihat dari jawaban siswa dalam mengoperasian aljabar terdapat sedikit kesalahan dalam menyelesaikannya.

Secara keseluruhan dari tes akhir yang dilakukan pada kelas eksperimen hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dijelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik Dua Tinggal Dua Tamu lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Guretno, (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (Tsts) Dan Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Di Smpn 1 Panji Situbondo.

(Volume 9 No 2)

Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang Kelas). Jakarta: PT.

Grasindo

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2005). Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Tomi. (2015). “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa kelas VIII8 SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Bertamu dengan media Sudoku

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode guided discovery lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

Alasan peneliti menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe dua tinggal dua tamu adalah karena metode pembelajaran ini menuntut siswa agar dapat berbagi

Tujuan Penelitian.. Untuk mengetahui apakah dengan menerapankan pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas

eksperimen siang berada pada kategori tinggi. Deskripsi hasil belajar matematika yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang ditinjau dari waktu

pembelajaran kooperatif dengan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu berpengaruh terhadap pemahan konsep matematis siswa dan pada umumnya siswa telah mampu memahami

Apakah model pembelajaran apresiasi cerpen dengan menggunakan teknik dua tinggal dua tamu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kadungora Garut dapat meningkatkan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair