BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Keluarga Harapan
Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH. Sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, sejak tahun 2007 Pemerintah Indonesia telah melaksanakan PKH.
Program Perlindungan Sosial yang juga dikenal di dunia internasional dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) ini terbukti cukup berhasil dalam menanggulangi kemiskinan yang dihadapi di beberapa Negara terutama masalah kemiskinan kronis. Sebagai sebuah program bantuan sosial bersyarat, PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia disekitar mereka. Manfaat PKH juga mulai didorong untuk mencakup penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya sesuai dengan amanat konstitusi dan Nawacita Presiden RI. Melalui PKH, KM didorong untuk memiliki akses dan memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan & gizi, perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi episentrum dan center of excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional.
Tujuan PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling miskin. Dalam jangka pendek program ini bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan. PKH diarahkan untuk menjadi episentrum dan center of excellence penanggulangan kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial nasional. Dalam hal ini PKH (Program Keluarga Harapan) yang dinilai dapat mengurangi angka kemiskinan dan menjadi solusi yang bijak dari peliknya berbagai kasus ekonomi. Dari permasalahan ekonomi, berharap ke depan dapat menanggulangi masalah-masalah lainnya yang telah disebutkan seperti, memberantas kriminalitas, mengurangi angka kematian ibu
dan balita, tingkat pendidikan rendah, sertatingkat kesehatan yang rendah. Berharap dari program PKH, satu persatu persoalan terkait kemiskinan akan terealisasikan. Penguatan (PKH) dilakukan dengan melakukan perluasan target dan penguatan program komplementer. Harus dipastikan bahwa keluarga penerima manfaat (KPM) PKH mendapatkan subsidi BPNT, jaminan sosial KIS, KIP, pemberdayaan melalui KUBE termasuk berbagai program perlindungan dan pemberdayaan sosial lainnya, agar keluarga miskin segera keluar dari kungkungan kemiskinan dan lebih sejahtera.1
Parameter Kemiskinan Melalui Kesehatan:
Program Keluarga Harapan (PKH) mempunyai tujuan utama turut serta mendukung upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak, maka persyaratan yang ditetapkan di dalam PKH komponen kesehatan dikaitkan dengan upaya peningkatan aksesibilitas masyarakat ke pelayanan kesehatan profesional dan terlatih. Melalui persyaratan kesehatan ini, diharapkan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta PKH akan meningkat serta antusias dalam pencegahan penyakit meningkat.
Parameter Kemiskinan Melalui Pendidikan:
Tujuan PKH dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah, khususnya bagi anak-anak Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), serta untuk mengurangi pekerja anak di Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, PKH pendidikan berupaya memotivasi RTSM agar mendaftarkan anak-anaknya kesekolah dan mendorong mereka untuk memenuhi komitmen kehadiran dalam proses belajar, minimal 85% dari hari efektif sekolah dalam sebulan, selama tahun ajaran berlangsung.
Parameter Kesejahteraan Sosial:
Komponen kesejahteraan sosial terdiri dari orang tua atau lansia berusia 70 tahun ke atas yang tercatat dalam Kartu Keluarga yang sama dan berada dalam keluarga. Kemudian, penyandang disabilitas berat yang tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan atau sepanjang hidupnya tergantung orang lain dan tidak mampu menghidupi diri sendiri juga termasuk dalam komponen kesejahteraan sosial. Dalam komponen ini, penerima BLT PKH maksimal satu orang yang tercatat dalam Kartu Keluarga yang sama dan berada dalam
1https://kemensos.go.id/program-keluarga-harapan-pkh. Diakses pada 15 Maret 2021 Pukul 22.35 WIB
keluarga. Besaran bantuan untuk disabilitas berat dan lansia masing-masing berhak mendapatkan Rp 2,4 juta per tahun.2
2.1.1 Sasaran PKH :
a. Keluarga dan/atau seseorang yang miskin dan rentan serta terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin
b. PKH Akses, merupakan keluarga dan/atau seseorang yang miskin dan rentan di wilayah pesisir dan pulau kecil; daerah tertinggal/terpencil; atau perbatasan antarnegara
2.1.2 Hak Keluarga Penerima Manfaat KPM PKH berhak mendapatkan:
a) Bantuan sosial PKH;
b) Pendampingan sosial PKH;
c) Pelayanan di fasilitas kesehatan, pendidikan, dan/atau kesejahteraan sosial; dan d) Program bantuan komplementer di bidang kesehatan, pendidikan, subsidi energi,
ekonomi, perumahan, dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya.
2.1.3 Kewajiban Keluarga Penerima Manfaat
Jika HAK telah diterima, maka KPM tidak akan lepas dengan kewajibanya.
Seluruh anggota keluarga peserta PKH memiliki kewajiban memenuhi komitmen berdasarkan kriteria komponen masing-masing KPM.
A. Kewajiban KPM PKH pada kondisi normal terdiri dari:
1) Kewajiban komponen kesehatan;
KPM wajib memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkan dalam protokol pelayanan kesehatan.
KPM yang dikenakan persyaratan kesehatan adalah peserta yang memiliki ibu hamil/nifas, anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD.
2) Kewajiban komponen pendidikan;
2 https://core.ac.uk/download/pdf/270192516.pdf. Diakses pada 16 Maret 2021. Pukul 03.28
Para KPM yang memiliki anak usia 6-21 tahun diwajibkan untuk didaftarkan/terdaftar pada lembaga pendidikan dasar (SD/MI/SDLB/ Salafiyah Ula/Paket A, SMP/MTs/SMLB/Salafiyah Wustha/Paket B termasuk SMP/MTs terbuka, atau SMA/MA/Paket C termasuk SMA/MA terbuka) dan kehadiran minimal 85% dari hari belajar efektif setiap bulan selama tahun ajaran berlangsung. Apabila ada anak yang berusia 5-6 tahun yang sudah masuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakan verifikasi bidang pendidikan.
3) Kewajiban Komponen Kesejahteraan Sosial
Penyandang disabilitas berat melakukan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan. Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui kunjungan ke rumah (home care).
Lansia (lanjut usia) melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai kebutuhan.
Pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau mengunjungi puskesmas santun lanjut usia (jika tersedia). Lansia harus dipastikan mengikuti kegiatan sosial di fasilitas pelayanan kesejahteraan sosial melalui kegiatan day care dan mengikuti berbagai kegiatan yang dibutuhkan. Para lanjut usia yang mengalami kesulitan mengikuti day care dapat mengikuti kegiatan home care dengan pendamping lansia mendatangi ke rumah.
4) KPM hadir dalam pertemuan kelompok atau Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) setiap bulan
5) Seluruh anggota KPM harus memenuhi kewajibannya, kecuali jika terjadi keadaan kahar (force majeure)
6) KPM yang tidak memenuhi kewajibannya akan dikenakan sanksi. Mekanisme sanksi ditetapkan lebih lanjut dalam petunjuk pelaksanaan verifikasi komitmen.3
3Hak dan Kewajiban Peserta PKH - IDsalim.com. Diakses pada 27 Agustus 2022. Pukul 21.38 WIB
B. Kewajiban KPM PKH pada kondisi pandemi covid-19 terdiri dari:
1) Komponen Kesehatan terdin dari ibu hamil/nifas/menyusui, anak usia dini (0-6 tahun) yang belum bersekolah wajib melaksanakan pola hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan;
2) Komponen Pendidikan terdiri dari anak usia sekolah wajib belajar 12 tahun, wajib mengikuti kegiatan belajar dengan penerapan protokol kesehatan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan gugus tugas covid-19;
3) Komponen Kesejahteraan Sosial terdiri dari lanjut usia dan/atau penyandang disabilitas berat, wajib mengikuti kegiatan di bidang kesejahteraan sosial sesuai kebutuhan yang dilakukan minimal setahun sekali dengan menerapkan protokol kesehatan;
4) KPM wajib menerima dan menerapkan maten-materi yang ada dalam modul P2K2 khususnya modul kesehatan dan penerapan protokol kesehatan.
2.1.4 Persyaratan Keluarga Penerima Manfaat
Pandemi Covid-19 pertama kali di tahun 2020, banyak membuat masyarakat terdampak secara ekonomi dan membutuhkan bantuan sosial (bansos). Kementerian Sosial (Kemensos) telah memberikan bansos program keluarga harapan (PKH) yang hanya diberikan kepada keluarga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Hanya mereka yang memenuhi syarat dan kriteria untuk menjadi penerima PKH menurut Kemensos. Kemensos telah menetapkan siapa saja yang menjadi penerima PKH. Berikut ini daftarnya:
1. Ibu hamil sebesar Rp 3.000.000 2. Anak usia dini sebesar Rp 3.000.000
3. Anak usia sekolah sekolah dasar (SD) sebesar Rp 900.000
4. Anak usia sekolah menengah pertama (SMP) sebesar Rp 1.500.000 5. Anak usia sekolah menengah atas (SMA) sebesar Rp 2.000.000 6. Lanjut usia atau lansia sebesar Rp 2.400.000
7. Penyandang disabilitas sebesar Rp 2.400.000.4
4https://www.republika.co.id/berita/r5jtny396/ini-syarat-dan-kriteria-penerima-bansos-pkh-hingga-cara-ceknya. Diakses pada 27 Agustus 2022. Pukul 21.38 WIB
2.2 Pandemi Covid 19
Pandemi adalah suatu wabah penyakit global. Menurut World Health Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui batas.
Ada banyak contoh dalam sejarah, yang terbaru ada pandemi COVID-19. Pandemi yang mirip flu ini dinyatakan oleh WHO pada 12 Maret 2020. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah penyakit menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan. Maka, jika ada kasus terjadi di beberapa negara lainnya selain negara asal, akan tetap digolongkan sebagai pandemi.
Pandemi umumnya diklasifikasikan sebagai epidemi terlebih dahulu yang penyebaran penyakitnya cepat dari suatu wilayah ke wilayah tertentu. Sebagai contoh wabah virus Zika yang dimulai di Brasil pada 2014 dan menyebar ke Karibia dan Amerika Latin merupakan epidemi, seperti juga wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016.5
Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID- 19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID- 19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet)
5https://www.wartaekonomi.co.id/read276620/apa-itu-pandemi?page=2. Diakses pada 23 Maret 2021 Pukul 14.15 WIB
dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.6
2.3 Teori Implementasi Kebijakan Merilee S. Grindle
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai impelementasi atau pelaksanaan sebagai berikut: “Implementasi adalah suatu aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme dalam sebuah sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas. Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan (Afan Gaffar, 2009: 295). Rangkaian kegiatan tersebut mencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari kebijakan tersebut. Misalnya dari sebuah undang- undang muncul sejumlah Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan. Daerah, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi termasuk di dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut, dan bagaimana mengantarkan kebijakan secara konkrit ke masyarakat. 7
Dalam penelitian ini implementasi kebijakan yang dimaksud ialah implementasi PKH yang sudah di bentuk dan dirangkai guna menghantarkan kebijakan kepada masyarakat khususnya di Kecamatan Argomulyo sebagai lokasi penelitian. Penguatan PKH dilakukan dengan melakukan penyempurnaan proses bisnis, perluasan target dan penguatan program komplementer agar keluarga miskin segera keluar dari kungkungan kemiskinan dan lebih sejahtera apalagi angka kemiskinan bertambah akibat pandemic Covid 19. Implementasi PKH ini diharapkan membawa hasil bagi masyarakat untuk memulihkan perekonomian masyarakat selama pandemi Covid 19, Program bantuan sosial (bansos) ini tertuang dalam surat Keputusan Direktur Jenderal
6https://www.alodokter.com/virus-corona Diakses pada 12 Maret 2021. Pukul 17.29 WIB
7http://repository.uin-suska.ac.id/15419/7/7.%20BAB%20II_2018955ADN.pdf Diakses pada 6 Maret 2021 pukul 00.54 WIB
Perlindungan dan Jaminan Sosial nomor 02/3/BS.02.01/01/2020 tentang Indeks dan Faktor Penimbang Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan 2020. Dalam kegiatan Program Keluarga Harapan perlu adanya sumber daya seperti anggaran dan aktor yang harus bertanggug jawab dalam pelaksanaannya serta strategi agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik serta tepat sasaran.
Dalam (Nugroho 2006: 134) Grindle menjabarkan content atau isi kebijakan dipengaruhi oleh faktor kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan yaitu:
1. Kepentingan yang dipengaruhi oleh substansi kebijakan. Hal ini berarti bahwa dalam setiap perumusan kebijakan tentu akan mengundang kepentingan aktor-aktor tertentu, sehingga jika kebijakan tersebut berimplikasi negatif maka implementasi kebijakan akan terancam gagal.
2. Jenis manfaat/tipe manfaat yang akan dihasilkan. Tipe manfaat dari kebijakan yang diterima juga berpengaruh pada keberasilan proses implementasi dan pencapaian dampak kebijakan yang diinginkan.
3. Derajat perubahan yang diinginkan. Dalam hal ini implementasi kebijakan haruslah selalu memperhatikan tingkat perubahan yang mendasar, karena pemerintah harus meminimalisir perubahan yang mendasar tersebut.
4. Kedudukan/letak pembuat kebijakan. Hal ini berarti bahwa setiap keputusan akan mempertimbangkan dimana keputusan tersebut akan diambil.
5. (Siapa) pelaksana program Artinya bahwa keputusan yang akan dibuat dalam tahapan implementasi kebijakan akan mementingkan juga siapa yang akan ditugaskan untuk melaksanakan berbagai macam program rancangan.
6. Dan sumber daya yang dilibatkan. Artinya bahwa setiap keputusan yang diambil akan berakibat pada pemenuhan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program yang telah ditetapkan.8
Sementara itu, konteks implementasinya adalah:
1. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat
8 https://media.neliti.com/media/publications/159285-ID-implementasi-program-keluarga-harapan-pk.pdf. Diakses pada 7 April 2021. Pukul 22.23 WIB
Proses implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh aktor- aktor tertentu yang terlibat dalam perumusan kebijakan dan juga pada saat implementasi tersebut berlangsung
2. Karakteristik lembaga dan penguasa
Kunci dari keberhasilan implementasi adalah pada penyusunan strategi yang tepat, dan untuk menyususn strategi yang tepat maka diperlukan pengorganisasian lembaga yang massive pula.
3. Kepatuhan dan daya tanggap
Selain strategi yang tepat, kepatuhan pelaksana kebijakan juga sangat penting, karena jika strategi yang telah disusun tidak dilaksanakan oleh pelaksana kebijakan maka akan menjadi tidak berguna.
Keunikan dari model Grindle terletak pada pemahamannya yang komprehensif akan konteks kebijakan, khususnya yang menyangkut dengan implementor, penerima implementasi, dan arena konflik yang mungkin terjadi di antara para implementer, serta kondisi-kondisi sumber daya implementasi yang diperlukan.9
Maka dari itu peneliti tertarik untuk menggunakan Teori Implementasi dari Grindlee untuk menganalisis Implementasi Program Keluarga Harapan dimasa Pandemi Covid 19.
Berdasarkan pada teori implementasi Merilee S. Grindle diatas menjadi dasar pemikiran yang akan digunakan dalam penelitian ini peneliti akan melihat bagaimana kebijakan program PKH yang ada pada masa pandemic Covid 19, bagaimana keberadaan kebijakan program PKH dan manfaat yang didapatkan oleh masyarakat. Faktor Pendukung Implementasi yang dikutip dari Winarno (2002), yakni komunikasi, Sumber-sumber, ke-cenderungan atau tingkah laku- tingkah laku dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Menyebarnya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia harus diakui telah menimbulkan ketakutan yang bagi sebagian masyarakat karena berbagai media informasi memberitakan bahwa penduduk yang telah terkena corona virus disease 2019 (COVID-19) memiliki peluang kematian yang lebih besar. Menyikapai hal tersebut maka pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa pembatasan aktivitas masyarakat dengan sebutan social distancing dan physical distancing. Masyarakat diminta untuk menjaga jarak antara satu dengan yang lain, tidak berjabat tangan, tidak dalam kumpulan masyarakat serta menjalankan aktivitas
9https://eprints.uny.ac.id/18595/4/e.%20Bab%202%2009417144028.pdf. Diakses pada 12 Maret 2021. Pukul 17.05 WIB
(bekerja, belajar dan beribadah) dari rumah. Situasi ini diakui akan sangat mengganggu masyarakat apalagi dalam aspek ekonomi sudah pasti banyak masyarakat yang terdampak. Hal ini tentu membutuhkan Implementasi Kebijakan dari pemerintah (implementor) dengan menguatkan stratetgi PKH yang tentunya menargetkan masyarakat yang terdampak Covid-19 (penerima implementai) dalam hal kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Lalu Program ini di laksanakan di Kecamatan Argomulyo Salatiga (arena) yang merupakan salah satu lembaga sosial yang melayani masyarakat secara langsung.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian Ilmiah memerlukan suatu rujukan yang hampir serupa sebagai telaah pustaka, agar penelitian-penelitian muda dapat berkembang dan maju. Berikut adalah beberapa judul Skripsi yang dipilih penulis sebagai bahan telaah pustaka, diantaranya adalah:
NO. JUDUL/PENULIS /MEDIA
PUBLIKASI
TUJUAN METODOLOGI HASIL
1. Dyah Ayu Virgoreta, Ratih Nur Pratiwi, Suwondo Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang
Untuk
mendeskripsikan dan menganalisis tentang
implementasi PKH dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Beji
Kecamatan Jenu, Dampak
implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) pada kesejahteraan masyarakat di Desa Beji
Kecamatan Jenu.
Dan apa saja factor-faktor
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.
Dari hasil keterangan yang dijelaskan oleh peneliti bagaimana pemanfaatan pelayanan kesehatan dan
pendidikan secara optimal melalui Program Keluarga Harapan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan
Masyarakat di Desa Beji Kecamatan Jenu,
Kabupaten Tuban.
penghambat dan pendukung dari implementasi PKH dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Beji Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Jawa Timur 1. Implementasu
Bantuan Program Keluarga Harapan (studi pada Desa Timbangan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir)
RetnoPratiwi, Isabella, Novia Kencana, S.IP., M.PA, Harsi Romli Program Studi Ilmu Pemerintaha, Program Studi Akutansi, Universitas Indo Global Mandiri Palembang JURNAL
PEMERINTAHAN DAN POLITIK VOLUME 7 No. 1 JANUARI 2022
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Bantuan Program Keluarga
Harapan (PKH) di Kecamatan Indralaya Utara Desa Timbangan Kabupaten Ogan Ilir.
Metode penelitian Kualitatif
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan mengenai
Implementasi Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Timbangan Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir sudah berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hambatan tetapi dapat diatasi
oleh pihak yang telibat dalam program bantuan ini.
2. Evi Rahmawati, Bagus Kisworo (2017) yang berjudul “Peran Pendamping Dalam Pemberdayaan Mayarakat Miskin
Tujuan Penelitian ini adalah : Untuk
mendeskripsikan peran
pendamping program
Pendekatan Kualitatif
1)Peran dan keterampilan fasilitatif.
bahwa pendamping telah melakukan perannya sebagai fasilitator dengan membantu memberi informasi, motivasi serta
Melalui Program Keluarga Harapan”
keluarga harapan (PKH) di
Kecamatan Semarang Tengah Untuk
mendeskripsikan faktor
pendukung dan penghambat peran pendamping dalam
pendampingan program
keluarga harapan (PKH) di
Kecamatan Semarang Tengah
membantu
pengorganisasian peserta PKH yang sangat
dibutuhkan untuk peserta PKH.
2) pendamping telah memenuhi perannya sebagai pendidik. Hal yang dilakukan pendamping sebagai pendidik yaitu pada saat pertemuan kelompok Family Development Session (FDS)
3)Peran dan keterampilan representasi/ perwakilan masyarakat. Pendamping telah menjalankan peran sebagai perwakilan masyarakat dengan mendatangi layanan- layanan eksternal seperti puskesmas, posyandu dan sekolah untuk kepentingan peserta PKH. Mengunjungi Penyedia Layanan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat vital dalam
keberlangsungan maupun peningkatan mutu
program.
4)Peran dan keterampilan teknis. Pendamping telah memenuhi peran
keterampilan teknis.
3. Prameswara Ayu Tungga Dhewi (2019) yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di
Kecamatan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan capaian
pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif
deskriptif
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka peneliti
menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Evaluasi
Argomulyo Kota Salatiga”
Argomulyo Kota Salatiga
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga telah berjalan dengan baik karena hasil uji hipotesis mencapai angka 72,26 persen dari angka yang
dihipotesiskan
sebelumnya yaitu sebesar 60 persen.
Berdasarkan beberapa kajian terdahulu di atas, yang membedakan dengan penulis lakukan adalah perbedaan tempat dan waktu penelitian, serta kajian teori yang disajikan untuk menjawab rumusan masalah. Penulis dalam penelitian ini mengkaji tentang analisis mengenai Implementasi Program Keluarga Harapan selama pandemi Covid 19 dan penelitian ini di ambil di Kecamatan Argomulyo Salatiga. Fokus permasalahan penulis dalam penelitian ini yaitu menganalisis bagaimana penerapan atau pelaksanaan implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Argomulyo dalam memberikan bantuan dan apakah bansos yang di berikan oleh pemerintah pusat sudah di salurkan dengan tepat sasaran oleh PKH di Kecamatan Argomulyo Salatiga.
2.5 Kerangka Pikir
Diskripsi Kerangka Pikir:
Berdasarkan kerangka pikir di atas PKH yang dilaksanakan di Kecamatan Argomulyo merupakan upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk kurang mampu sekaligus upaya memangkas rantai kemiskinan yang terjadi selama ini. Namun disaat terjadinya Pandemi Covid 19 yang berpengaruh pada sosial ekonomi masyarakat maka PKH hadir dengan memberikan bantuan lebih dalam bentuk uang tunai, sembako, fasilitas kesehatan dan pendidikan serta bantuan untuk membuka peluang bagi masyarakat yang terdampak usaha dalam program Kelompok Usaha yang diharapkan dapat membangun masyarakat yang mandiri dan kreatif. PKH akan memberi manfaat jangka pendek dan panjang. Untuk jangka pendek, PKH akan memberikan income effect kepada KPM melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga. Untuk jangka panjang, memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui peningkatan kualitas kesehatan atau
Teori Implementasi Merilee S. Grindle
Program Keluarga Harapan:
Kesejahteraan Sosial
Bantuan Pendidikan
Bantuan Kesehatan PKH
(Kecamatan Argomulyo)
Kondisi Sosial Masyarakat Argomulyo Implementasi PKH Dimasa
Pandemi Covid 19
nutrisi, pendidikan dan kapasitas pendapatan anak di masa depan (price effect anak dari keluarga kurang mampu); serta memberikan kepastian kepada anak akan masa depannya