• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Konstruksi Model Sekolah Ramah Anak Kategori Maju: Belajar dari Praktik di SMP Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Konstruksi Model Sekolah Ramah Anak Kategori Maju: Belajar dari Praktik di SMP Kota Semarang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

110

BAB VII PENUTUP

7.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan model sekolah ramah anak kategori maju terbentuk karena adanya peran faktor internal sekolah, peran eksternal sekolah, dan program sekolah. Faktor internal sekolah meliputi karakter dan kompetensi kepala sekolah, karakter dan kompetensi pendidik, serta karakter dan kompetensi peserta didik. Faktor eksternal sekolah meliputi peran orang tua, alumni, puskesmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, RDRM, Yayasan Anantaka, dan DP3A.

Karakter kepala sekolah meliputi: komitmen inklusif, terbuka, visioner, dan inovatif.

Kompetensi kepala sekolah meliputi: kepribadian, sosial, manajerial, kewirausahaan, dan supervisi. Karakter pendidik meliputi: kreatif, peduli, tanggung jawab, dan keteladanan.

Kompetensi pendidik meliputi: kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional. Karakter peserta didik meliputi: empati, kritis, dan aktif. Kompetensi peserta didik meliputi:

keterampilan komunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif.

Peran orang tua dalam mewujudkan SRA kategori maju adalah 1) Terlibat dalam penyusunan program sekolah, tata tertib; 2) Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan SRA; 3) Mendampingi anak belajar; 4) Memberikan sumbangan sarana dan prasarana SRA dan memelihara sarpras; 5) Mendorong anaknya ikut dalam agen perubahan, motivasi anak melaksanakan disiplin positif; dan 6) Aktif dalam paguyuban dan program orang tua menginspirasi.

Peran alumni dalam mendukung SRA kategori maju adalah 1) Terlibat dalam penyusunan program sekolah dan tata tertib; 2) Memfasilitasi kegiatan pelatihan SRA; 3) Alumni mengajar; 4) Memberikan sumbangan sarana dan prasarana SRA; 5) Memfasilitasi kegiatan peserta didik; dan 6) Aktif dalam ikatan alumni yang berkolaborasi dengan sekolah.

Peran pihak eksternal lain dalam mendukung SRA kategori maju yaitu puskesmas dalam penanganan tentang kesehatan warga sekolah. Peran Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam pencegahan dan penanganan tentang keamanan dan tindak kekerasan. Peran RDRM dalam penyelesaian masalah perundungan, depresi, dan kekerasan seksual. Peran Yayasan Anantaka dalam pendampingan pemenuhan dimensi SRA. Peran DP3A dalam fasilitasi pelatihan SRA peserta didik dan pendidik, penyebaran praktik baik SRA kepada sekolah lain.

(2)

111

Program sekolah dalam mengkonstruksi terbentuknya sekolah ramah anak kategori maju adalah: 1) pelatihan disiplin positif bagi warga sekolah, 2) layanan pengaduan perundungan, 3) pembentukan agen perubahan, 4) alumni mengajar, dan 5) kegiatan parenting.

7.2 Implikasi Teori

Keterlibatan dukungan dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal berkaitan sumber daya manusia dalam kelembagaan sangat penting dalam mendukung program kegiatan.

Dukungan tersebut terdiri dari karakter dan kompetensi yang dimiliki oleh pimpinan dan anggota organisasi. Karakter dan kompetensi pimpinan menentukan program yang baik dan tepat sasaran (Lo et al., 2023). Selain itu, karakter dan kompetensi pimpinan juga menentukan keberhasilan tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama. Pimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah organisasi, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut dari program yang telah dicanangkan. Pimpinan menjadi peran kunci dalam keberhasilan program organisasi.

Karakter dan kompetensi yang dimiliki anggota organisasi memiliki peran penting dalam mendukung program yang telah ditetapkan oleh pimpinan. Karakter yang dimiliki organisasi memperkuat dan mendukung organisasi berjalan dengan harmonis dan nyaman.

Kompetensi yang dimiliki oleh anggota organisasi bermanfaat untuk mendukung ketercapaian program secara efektif dan efisien (Sözbilir, 2018). Karakter dan kompetensi baik yang dimiliki oleh anggota organisasi mampu mendorong dan menciptakan iklim kerja yang terhindar dari tindakan kekerasan dan intimidasi serta bebas dari ketidakadilan. Semua anggota organisasi diperlakukan sama tanpa adanya diskriminasi.

Peran pihak eksternal organisasi memiliki peran penting dalam mendukung program yang dicanangkan oleh organisasi. Keberhasilan organisasi dipengaruhi oleh seberapa besar dukungan pihak eksternal (Somwethee et al., 2023). Semakin besar dukungan pihak eksternal terhadap program yang dicanangkan, maka semakin besar keberhasilan yang diperoleh. Pihak eksternal tidak hanya sebatas pada pihak yang secara langsung berhubungan dengan organisasi dalam pelayanan. Pihak eksternal lain seperti pihak kesehatan, keamanan, psikologi dan pemerharti bidang tertentu juga memberikan dukungan keberhasilan program organisasi.

Organisasi yang dapat berkolaborasi dengan pihak eksternal lain dapat mendukung tujuan organisasi. Semakin banyak kemitraan yang dibangun dengan pihak luar, maka semakin banyak dukungan untuk keberhasilan program yang telah dibuat bersama.

Dengan demikian hasil penelitian memberikan kontribusi terhadap teori kelembagaan mendukung dan memperkuat bahwa organisasi berinteraksi dengan dan dipengaruhi oleh kelembagaan di sekitarnya. Tata kelola kelembagaan di tingkat internal yang baik sangat

(3)

112

berdampak pada keberhasilan program. Demikian pula hubungan eksternal dengan kelembagaan yang relevan dapat mendukung dan memperkuat program yang dilaksanakan.

7.3 Implikasi Terapan

Berdasarkan temuan dalam penelitian dalam menuju SRA kategori maju, peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut.

1. Kepala sekolah pada SRA kategori maju memiliki karakter dan kompetensi yang baik dalam mengelola sekolah. Karakter dan kompetensi tersebut dapat dimiliki oleh kepala sekolah melalui pengembangan diri dengan mengikuti kegiatan pelatihan dan belajar dari pengalaman sekolah lain. Kepala sekolah juga senantiasa memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pendidik dan peserta didik agar program SRA dapat berjalan dengan baik.

2. Pendidik pada SRA kategori maju memiliki karakter dan kompetensi yang baik. Pendidik dapat meningkatkan karakter dan kompetensinya melalui kegiatan pelatihan tentang hak anak dan disiplin positif baik yang dilakukan secara mandiri maupun penugasan dari kepala sekolah. Pendidik juga dapat melakukan kegiatan sosialisasi SRA kepada peserta didik secara terus menerus, memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi dan konsekuensi logis bagi peserta didik yang melanggar tata tertib.

3. Peserta didik pada SRA kategori maju memiliki karakter dan kompetensi yang baik. Peserta didik dapat meningkatkan karakter dan kompetensinya melalui keikutsertaan dalam agen perubahan dan kegiatan lain yang bermanfaat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan perundungan.

4. Orang tua pada SRA kategori maju memiliki peran penting. Peningkatan peran orang tua dilakukan dengan komunikasi yang intensif antara orang tua dan sekolah. Komunikasi intensif diikuti dengan bimbingan-bimbingan konseling secara komprehensif. Komunikasi yang intensif dapat tertuang dalam program yang mendukung SRA kategori maju.

5. Alumni pada SRA kategori maju memiliki peran penting. Peningkatan peran alumni dilakukan dengan keaktifan dan kepedulian alumni dalam kegiatan alumni menginspirasi dan kegiatan lain yang mendukung SRA.

6. Pihak lain pada SRA kategori maju yang meliputi pihak keamanan, kesehatan, psikolog, dan organisasi pemerhati anak memiliki peran penting. Peningkatan peran pihak lain dilakukan dengan jalinan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pihak lain dengan sekolah.

7. Program SRA kategori maju memiliki peran penting. Program SRA dilakukan dengan inovasi dan kreativitas kepala sekolah dan tim SRA. Kepala sekolah dan tim SRA

(4)

113

melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap dan terus menerus untuk mengetahui ketercapaian program SRA. Kelemahan dari program SRA dilakukan tindak lanjut dengan perbaikan.

7.4 Keterbatasan dan Saran untuk Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan penelitian berkaitan dengan budaya sekolah di Kota Semarang yang perlu diperhatikan. Budaya yang ada di daerah tertentu dapat berpengaruh dalam pembentukan SRA kategori maju. Dengan demikian, perlu adanya penelitian selanjutnya berkaitan dengan pembentukan SRA kategori maju di sekolah yang lain. Penelitian pembentukan SRA kategori maju dapat dilakukan di luar Kota Semarang untuk mencermati perbedaan budaya di suatu daerah. Penelitian selanjutnya juga dapat dilakukan di jenjang yang lebih rendah seperti Sekolah Dasar (SD) atau jenjang yang lebih tinggi seperti Sekolah Menengah Atas (SMA).

Penelitian mencermati bagaimana model SRA kategori maju dapat disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang berbeda.

Penelitian belum mencermati dampak SRA kategori maju bagi stakeholder sekolah.

Bagaimana dampak SRA kategori maju terhadap karakter dan kompetensi kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik. Bagaimana dampak SRA kategori maju bagi peran orang tua, alumni, dan pihak lain seperti pemerhati SRA. Bagaimana karakter peserta didik setelah lulus dari SRA kategori maju. Penelitian tentang dampak SRA digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan SRA kategori maju secara lebih luas dan berkelanjutan. Penelitian selanjutnya perlu mengkaji dampak SRA kategori maju bagi karakter dan kompetensi kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik. Bagaimana dampak SRA kategori maju terhadap peran orang tua, alumni, dan pihak lain. Bagaimana dampak SRA kategori maju terhadap karakter dan kompetensi peserta didik yang telah lulus dari sekolah.

Referensi

Dokumen terkait