• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Konstruksi Model Sekolah Ramah Anak Kategori Maju: Belajar dari Praktik di SMP Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Konstruksi Model Sekolah Ramah Anak Kategori Maju: Belajar dari Praktik di SMP Kota Semarang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

92

BAB V

PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK KATEGORI MAJU

Program sekolah mendukung SRA kategori maju mendukung peran dari pihak internal dan eksternal dalam SRA. Program pertama dalam mendukung SRA mengacu pada wawancara sebagai berikut. Informan C dan G sepakat menyampaikan bahwa:

Penegakan kedisiplinan di sekolah sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Sekolah mengadakan kegiatan pelatihan disiplin positif. Kegiatan disiplin positif dilakukan dengan adanya penyesuaian tata tertib sekolah dengan konsekuensi logis. Kegiatan kedua adalah penyusunan komitmen belajar yang disepakati oleh seluruh peserta didik di kelas. Kegiatan ketiga melibatkan semua warga sekolah dalam penyusunan tata tertib”.

Dengan demikian program pertama adalah pelatihan disiplin positif bagi warga sekolah. Kegiatan pelatihan disiplin positif meliputi penyesuaian tata tertib sekolah dengan konsekuensi logis, penyusunan komitmen belajar yang disepakati oleh seluruh peserta didik di kelas, dan melibatkan semua warga sekolah dalam penyusunan tata tertib. Pelatihan disiplin positif mendukung dimensi kedua SRA yaitu pendidik dan tenaga kependidikan terlatih konvensi hak anak dan SRA.

Program kedua dalam mendukung SRA berdasarkan wawancara informan C dan F sebagai berikut.

sekolah menyediakan layanan pengaduan perundungan di tempat strategis berbantuan teknologi. Terdapat barcode yang diisi oleh peserta didik secara cepat dari tempat manapun sehingga laporan permasalahan yang terjadi dapat tersampaikan kepada tim SRA”.

Dengan demikian program kedua adalah layanan pengaduan perundungan. Layanan pengaduan perundungan bermanfaat untuk melakukan pencegahan perundungan yang terjadi di sekolah maupun luar sekolah. Layanan pengaduan perundungan juga dapat menanggulangi perundungan yang terjadi secara cepat sehingga masalah dapat segera diselesaikan. Layanan pengaduan perundungan mendukung dimensi pertama SRA yaitu tentang komitmen tertulis/kebijakan SRA.

Program ketiga dalam mendukung SRA berdasarkan wawancara informan A1, A2, dan G sebagai berikut.

(2)

93

“pembentukan agen perubahan sangat penting dalam mencegah dan menanggulangi perundungan. Pembentukan agen perubahan dimulai dengan pemilihan agen secara sukarela, melakukan pelatihan agen perubahan, melakukan pelatihan secara masif untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan agen perubahan tentang perundungan dan hal lain yang mewujudkan SRA, melibatkan agen perubahan dalam pencegahan dan penanggulangan perundungan”.

Dengan demikian program ketiga adalah pembentukan agen perubahan dari peserta didik. Pembentukan agen perubahan mendukung dimensi kelima SRA yaitu tentang partisipasi anak. Kegiatan pembentukan agen perubahan meliputi: pemilihan agen perubahan secara sukarela, melakukan pelatihan kepada agen perubahan yang melibatkan pakar yang kompeten, dan mengadakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan perundungan yang melibatkan agen perubahan.

Program keempat dalam mendukung SRA berdasarkan wawancara informan G sebagai berikut.

“alumni mengadakan kegiatan kunjungan ke sekolah untuk ikut memberikan motivasi kepada warga sekolah. Bentuk kegiatan dengan melibatkan mereka dalam kegiatan alumni mengajar. Sekolah membuat kegiatan rutin yang memberikan ruang kepada mereka untuk berbagi praktik baik di sekolah. Alumni diajak untuk memberikan masukan penyusunan tata tertib sekolah. Di samping itu, alumni diberikan kesempatan untuk memberikan sumbangan pengembangan sarana dan prasarana sekolah.”

Dengan demikian program keempat adalah kegiatan alumni mengajar yang meliputi:

mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan alumni terkait SRA; mengajak alumni dalam memberikan masukan penyusunan tata tertib sekolah; dan mengajak alumni dalam mengembangkan sarana dan prasarana SRA. Kegiatan alumni mengajar mendukung dimensi keenam SRA yaitu partisipasi orang tua, alumni, ormas, dan dunia usaha.

Program kelima dalam mendukung SRA berdasarkan wawancara informan D1, D2, dan D3 sebagai berikut.

“kegiatan parenting digunakan untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang pola asuh anak yang baik. Kegiatan parenting memanfaatkan orang tua yang berpengalaman untuk berbagi informasi tentang pola asuh anak. Kegiatan parenting dilakukan dengan menghadirkan pakar secara rutin tentang pola asuh anak. Prinsipnya tidak hanya anak yang belajar, akan tetapi orang tua juga mau belajar.”

Dengan demikian program kelima adalah kegiatan parenting yang meliputi: memilih orang tua yang kompeten untuk berbagi dan memberikan informasi tentang pola asuh anak,

(3)

94

membuat jadwal rutin dengan menghadirkan pakar pola asuh anak agar orang tua juga senantiasa belajar. Kegiatan parenting mendukung dimensi keenam SRA yaitu partisipasi orang tua, alumni, ormas, dan dunia usaha.

Dari uraian wawancara di atas dapat disimpulkan program dan kegiatan yang mendukung terwujudnya SRA dapat dicermati pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Program dan Kegiatan Mendukung SRA Kategori Maju

No. Nama Program Kegiatan

1. Pelatihan disiplin positif bagi warga sekolah

Menyesuaikan tata tertib sekolah dengan konsekuensi logis, menyusun komitmen belajar di kelas,

melibatkan semua warga sekolah dalam menyusun tata tertib sekolah

2. Layanan pengaduan perundungan

Sekolah menyediakan layanan berbantuan teknologi yang dapat diakses secara mudah dan cepat.

Pengaduan perundungan dapat diakses langsung oleh tim SRA dan segera ditindaklanjuti apabila ada laporan.

3. Pembentukan agen perubahan

Pemilihan agen perubahan secara sukarela, melakukan pelatihan kepada agen perubahan, dan mengadakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan

perundungan yang melibatkan agen perubahan 4. Alumni mengajar Mengadakan kegiatan rutin yang melibatkan alumni

terkait SRA; mengajak alumni dalam memberikan masukan penyusunan tata tertib sekolah; dan

mengajak alumni dalam mengembangkan sarana dan prasarana SRA.

5. Kegiatan parenting Memilih orang tua yang berkompeten untuk berbagi pengalaman tentang pola asuh anak dan mengadakan kegiatan rutin untuk orang tua belajar tentang pola asuh anak dengan mendatangkan narasumber yang kompeten

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Program pertama yaitu pelatihan disiplin positif. Pelatihan disiplin positif mendukung dimensi kedua SRA yaitu pendidik dan tenaga kependidikan terlatih konvensi hak anak dan SRA. Kepala sekolah sebagai manajer memiliki program pelatihan dan pengembangan kepada

(4)

95

pendidik dengan mengintegrasikan SRA dalam perangkat pembelajaran dan implementasi SRA. Keterampilan dan pengetahuan ini dapat diperoleh dengan mengikuti pelatihan dari narasumber yang kompeten. Pelatihan yang rutin dan berkala mampu meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta untuk melaksanakan tugas lebih baik. Hal ini sesuai dengan program

“Guru Peduli” yang menyampaikan bahwa pelatihan dan pengembangan bagi guru tentang perundungan sangat efektif untuk mencegah dan menanggulangi perundungan (Araúz-ledezma et al., 2022).

Program kedua yaitu layanan pengaduan perundungan sebagai wadah untuk melaporkan kejadian yang berkaitan dengan perundungan. Layanan pengaduan perundungan mendukung dimensi pertama SRA yaitu tentang komitmen tertulis/kebijakan SRA. Layanan ini terbukti efektif dan memudahkan anak untuk melapor. Anak memiliki akses yang mudah dan cepat dalam memberikan laporan. Layanan yang cepat sesuai dengan program KiVa yang menggunakan survei online KiVa (Angeles et al., 2021). Survei juga digunakan untuk mengetahui perundungan yang terjadi. Dengan laporan yang cepat, penanganan perundungan juga cepat. Hal ini dapat mewujudkan situasi yang aman dan nyaman.

Program ketiga yaitu pembentukan agen perubahan yang merupakan upaya dari pihak sekolah untuk melibatkan peserta didik dalam mencegah dan menanggulangi perundungan.

Pembentukan agen perubahan mendukung dimensi kelima SRA yaitu tentang partisipasi anak.

Pembentukan agen perubahan berdasarkan dua hal yaitu kesadaran peserta didik yang ingin menjadi agen perubahan dan penunjukkan dari pendidik berdasarkan kompetensi yang dimiliki peserta didik. Agen perubahan bekerja dengan baik dan optimal setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Kegiatan pelatihan dan pengembangan bagi peserta didik merupakan kegiatan dalam rangka memberdayakan peserta didik untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif di sekolah. Sebagaimana program KiVa yang telah berhasil meminimalkan perundungan di sekolah dengan mengutamakan peran peserta didik (Angeles et al., 2021).

Program keempat yaitu alumni mengajar merupakan upaya melibatkan pihak eksternal dalam ikut membantu implementasi SRA. Kegiatan alumni mengajar mendukung dimensi keenam SRA yaitu partisipasi orang tua, alumni, ormas, dan dunia usaha. Keterlibatan pihak luar ini terjadi karena adanya komunikasi yang efektif dari pihak sekolah. Komunikasi yang efektif membantu pihak sekolah untuk dapat meminta pihak luar membantu program dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah. Berdasarkan teori kelembagaan, komunikasi yang efektif dalam manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk peningkatan keberhasilan dari tujuan organisasi (Ulvenblad & Barth, 2021).

(5)

96

Kegiatan parenting atau aktivitas orang tua dalam mendidik dan membimbing anak- anak mereka memiliki kaitan dengan teori kelembagaan. Teori kelembagaan dalam pendidikan mencakup prinsip-prinsip, norma-norma, dan struktur organisasi yang membentuk lembaga pendidikan. Kegiatan parenting yang melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan, baik di tingkat rumah tangga maupun di tingkat lembaga pendidikan, sesuai dengan prinsip-prinsip teori kelembagaan yang mengakui pentingnya partisipasi stakeholder (Ille & Peacey, 2019).

Dengan melibatkan orang tua secara aktif dalam kegiatan parenting yang mendukung nilai-nilai dan tujuan lembaga pendidikan, dapat tercipta sinergi antara rumah dan sekolah. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip teori kelembagaan yang menekankan pentingnya keterlibatan orang tua untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan lembaga secara holistik.

Program kelima yaitu kegiatan parenting merupakan upaya sekolah mengaktifkan peran dari pihak luar untuk membantu kelancaran pelaksanaan SRA di sekolah. Kegiatan parenting mendukung dimensi keenam SRA yaitu partisipasi orang tua, alumni, ormas, dan dunia usaha. Orang tua saling memberikan informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan perundungan di rumah. Orang tua juga memberikan informasi tentang praktik baik cara mendidik anak di rumah. Pengalaman ini ternyata sangat diperlukan oleh orang tua lain karena keterbatasan wawasan dan pengalaman dalam mendidik dan mendampingi anak di rumah.

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh orang tua terhadap anak yaitu bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing, dan

Pengertian pola asuh orang tua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik,

Pola asuh orang tua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan, yang berarti orang tua mendidik, membimbing

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan mendidik,

2.5.1 Pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar siswa Pola asuh orang tua atau pendidik yang diapresiasi anak. sebagai undangan,bantuan, bimbingan, dan

Pola asuh demokratis, pola asuh ini diterapkan ibu ketika berdiskusi berkaitan keputusan untuk masa depan anak, dimana orang tua memberikan bimbingan dan arahan kepada

tua, keluarga, masyarakat dan hubungan suami istri. Pola asuh orang tua terhadap anak merupakan bentuk interaksi antar anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan

Hubungan pendapatan keluarga, pengetahuan Ibu tentang gizi, tinggi badan orang tua, dan tingkat pendidikan ayah dengan kejadian stunting pada anak umur 12-59 bulan Doctoral