1 PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang sangat maju pada saat ini tentu saja sangat mempengaruhi persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Masalah yang marak ditemukan di masyarakat sekarang ini adalah mengenai keberadaan lapangan kerja yang tidak sesuai dengan kompetensi atau keahlian dari pencari kerja. Sistem pendidikan di Indonesia pun menjadi sorotannya karena dianggap memiliki tanggung jawab besar untuk menghasilkan angkatan kerja yang siap kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (2022) tingkat pendidikan tinggi yang meliputi diploma hingga sarjana dari berbagai universitas memiliki kontribusi terhadap angka pengangguran sebesar 9,39%. Hal tersebut menyatakan bahwa perguruan tinggi kurang mampu menyediakan angkatan kerja yang siap terjun ke dunia kerja. Ditambah, menurut Sri Mulyani Indrawati yang dikutip pada (Kompasiana) memberitahukan jika kemajuan teknologi yang semakin berkembang akan berpengaruh pada tingkat penyerapan tenaga kerja, peristiwa ini juga akan berpengaruh dengan angka pengangguran (Rohma, 2023). Hal ini membuktikan bahwa teknologi menjadi salah satu penyebab tingkat pengangguran. Aviliani Ekonom Senior (CNBC Indonesia) menyatakan Indonesia memiliki tingkat literasi digital paling rendah hanya sebesar 62%. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang memiliki rata – rata sebesar70%
(Anam, 2023).
Status literasi digital menurut IMD World Digital menyatakan bila Indonesia menempati peringkat ke-51 dari 64 negara. Indonesia menjadi 15 negara terbawah rendahnya literasi digital (IMD World Digital, 2022). Penelitian mengenai literasi digital yang dilakukan oleh Ashari & Idris (2019) menyatakan bahwa literasi digital mahasiswa yang merupakan digital native masih sangat rendah terutama pada aspek evaluasi dan penggunaan. Indonesia saat ini telah memasuki era ekonomi digital yang berlandaskan komputasi, komunikasi digital ,dan teknologi informasi menuntut untuk seorang pekerja ahli dalam menggunakan media digital (Saragih, 2019). Pada banyak bidang pekerjaan sebenarnya terdapat individu yang bekerja tidak sesuai dengan dengan keahlian yang dipelajari selama menempuh pendidikan dan tidak sedikit pula ditemukan individu yang menganggur karena rendahnya tingkat kesiapan kerja (Sihotang & Santosa, 2019). Sumber daya manusia yang ada pada zaman ini seharusnya memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya keahlian dan kesiapan kerja sebagai peluang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik (Auliya, 2020). Banyak sekali ditemukannya masalah keahlian kerja dan pengetahuan yang belum memadai dari seorang pekerja (Akbar et al., 2022).
2
Mengenai aspek kesiapan kerja, tidak menutup kemungkinan jika mahasiswa sarjana masih minim kesiapan daripada dengan mahasiswa diploma. Dikarenakan pendidikan sarjana mendapat lebih banyak teori daripada praktek berbanding terbalik dengan pendidikan diploma yang mengedepankan ilmu praktikum guna mematangkan persiapan untuk terjun ke dunia kerja (Damayantie & Kustini, 2022). Bergerak dari visi dan misi yang dimiliki oleh FEB UKSW yang berisi menjadikan fakultas ekonomika dan bisnis yang dinamis, inovatif, dan terkemuka di Indonesia dalam masyarakat ekonomi ASEAN, untuk mencapai visi dan misi tersebut diperlukan alumni FEB UKSW yang memiliki tingkat kesiapan kerja yang baik.
Seperti yang dikatakan oleh Wandasari (2019) bahwa kesiapan kerja banyak dipengaruhi oleh mental, motivasi dan kecepatan adaptasi dengan lingkungan pekerjaan hingga kesesuaian keahlian serta pengalaman yang dimiliki. Menurut Gohae (2020) kesiapan kerja adalah kondisi yang berasal dari internal dan eksternal seseorang yang meliputi keahlian, kecerdasan, minat, motivasi, pengalaman yang datang dari lingkungan. Masalah mengenai kesiapan kerja ini dapat membuat organisasi terhambat dan mengancam produktivitas.
Terutama di dalam upaya sebuah organisasi mengadakan efisiensi dan efektivitas kerja.Tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja adalah hal yang berharga bagi sebuah perusahaan karena mempunyai keahlian dan wawasan mengenai era globalisasi. Oleh karena itu, penguasaan teknologi merupakan salah satu faktor kesiapan kerja (Dea Nur’Aini, 2020).
Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bergerak cepat dan dapat dipercaya, hal ini dapat dituntaskan melalui teknologi informasi yang mumpuni agar komunikasi dapat lebih cepat tersampaikan (Edwin, 2021). Menurut Ramadhani et al, (2021) perkembangan teknologi menciptakan perubahan baru dalam aspek literasi. Sebelumnya literasi hanya dikenal sebagai membaca koran, tetapi dengan adanya teknologi cakupan literasi lebih luas seperti memperoleh informasi lebih cepat dan memiliki sumber yanglebih banyak.
Oleh karena itu, literasi digital memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan. Menurut Kamsidah (2022) pada artikel di Kemenkeu.go.id menjelaskan dalam penggunaan teknologi diperlukan literasi digital yang membutuhkan kemampuan penggunanya. Penggunaan teknologi yang bijak akan membuahkan interaksi maupun komunikasi yang baik. Literasi digital merupakan keterampilan maupun pengetahuan individu dalam mengoperasikan dan mengimplementasikan teknologi digital untuk menjalankan kegiatan termasuk mengelola bisnis (Wahdiniwaty et al., 2022).
3
Tenaga kerja diharapkan dapat menuntaskan pekerjaan dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Kesuksesan seorang tenaga kerja dapat dilihat dari tercapainya tujuan perusahaan. Setiap pekerja hendaknya memiliki kompetensi yang berguna untuk menjaga produktivitas dan keselamatan kerja, yang akan berakibat pada peningkatan tenaga kerja (Baharuddin et al., 2022). Menurut Akbar et al., (2022) keahlian kerja adalah ketertarikan maupun bakat seseorang yang dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang memuaskan.
Keahlian didapatkan dari menempuh pendidikan formal maupun informal. Sedangkan menurut Sutikno et al., (2019) keahlian yaitu sebuah wawasan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu yang sudah merupakan bagian dirinya, akibatnya dapat melaksanakan perilaku afektif, kognitif maupun psikomotorik semaksimal mungkin.
Menurut penelitian Putri & Supriansyah (2021) menyebutkan literasi digital memiliki pengaruh positif dan signifikan pada tingkat kesiapan kerja mahasiswa. Dengan informasi tersebut terbukti bahwa semakin tinggi tingkat literasi digital mahasiswa semakin mempengaruhi tingkat kesiapan kerja mahasiswa. Sejalan dengan penelitian Anggresta et al., (2022) menyebutkan mengenai pengaruh literasi digital mahasiswa ternyata berpengaruh secara positif untukmendukung kesiapan kerja mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti et al., (2021) menyatakan adanya pengaruh keahlian kerja yang dimiliki seseorang terhadap kesiapan kerja.Akan tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Sholihah & Listiadi, (2022) justru membuktikan jika keahlian kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesiapan kerja.
Menurut Dea Nur’Aini (2020) kurangnya keahlian dan kesiapan kerja menjadi penyebab besarnya tingkat pengangguran lulusan sarjana. Ditambah dengan tingkat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah. Nadia Fairuza pada artikel CNN Indonesia (2022) menyatakan bahwa Indonesia memiliki kesenjangan mengenai tingkat pengguna internet dengan kemampuan literasi digital yang memadai. Hal tersebut menjadi sebuah urgensi untuk melakukan penelitian ini. Permasalahan utama dari penelitian ini adalah mengenai literasi digital, keahlian kerja terhadap kesiapan kerja mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja.
Kesiapan kerja diperoleh dari proses pembentukan keahlian kerja maupun keterampilan digital selama menempuh pendidikan di perguruan. Oleh karena itu, proses pembentukan keahlian kerja yang memadai sangat diperlukan guna menciptakan tingkat kesiapan kerja yang baik.
Berdasarkan pada pemaparan sebelumnya, maka persoalan penelitian yang dapat dibangun yaitu (1) Apakah terdapat pengaruh kemampuan literasi digital terhadap tingkat kesiapan kerja mahasiswa? (2) Apakah terdapat pengaruh keahlian kerja terhadap tingkat kesiapan kerja
4
mahasiswa? (3) Apakah terdapat pengaruh kemampuan literasi digital dan keahlian kerja terhadap kesiapan kerja mahasiwa?. Dengan pertanyaan penelitian tersebut peneliti memberikan gambaran tujuan dari penelitian ini, untuk menjelaskan pengaruh variabel literasi digital dan variabel keahlian kerja yang mempengaruhi kesiapan kerja pada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Harapan dari penelitian ini adalah peneliti berharap para pembaca dapat mengetahui dengan teliti mengenai literasi digital dan keahlian kerja yang dibutuhkan. Selain itu, peneliti berharap bahwa pembaca memahami tentang pengaruh-pengaruh literasi digital dan keahlian kerja terhadap kesiapan kerja individu terutama pada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Melalui penelitian ini juga diharapkan bahwa pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya tingkat literasi digital dan keahlian agar dapat memenuhi tujuan sebuah perusahaan. Peneliti berharap pada masa mendatang penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber atau bahan referensi bagi akademisi dalam melakukan penelitian yang serupa. Diharapkan juga penelitian ini menjadi wawasan baru dan dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional yang lebih baik di masa mendatang.