BAB II DASAR TEORI
2.1 Konsep dan definisi konsep
A. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling terintegrasi dan berkolaborasi dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah tertentu dengan cara mengolah data dengan software sehingga memiliki nilai tambah dan berguna bagi penggunanya (Taufik, 2013:12).
B. Pengertian Web
Menurut Sibero (2013:11)”web adalah suatu sistem yang berkaitan dengan dokumen digunakan sebagai media untuk menampilkan teks, gambar, multimedia, dan lainnya pada jaringan internet”.
Sedangkan Menurut Bekti (2015:35) menyimpulkan bahwa: Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara,dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.
C. Pengertian Tutorial
Tutorial adalah sebuah rangkaian yang mampu menyajikan informasi yang diberikan oleh seorang ahli atau tutor kepada sekelompok orang sehingga sekelompok orang tersebut mampu memahami proses atau menambah pengetahuan.(Adhi Yoga 2018:3).
4
2.2 Uraian Konsep
A. Teori Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis Sistem adalah penguraian dari sebuah sistem informasi yang utuh ke dalam beberapa bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang mungkin akan terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga hasil analisis tersebut dapat diusulkan perbaikan dalam sistem tersebut.
Dalam analisis sistem terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan
Mengidentifikasikan masalah adalah tahap awal dari sebuah analisis sistem untuk memecahkan masalah yang harus diecahkan.
2. Menentukan syarat-syarat informasi
Pada tahapan ini penganalisis memasukan apa saja yang meneetukan syarat- syarat informasi kepada semua pemakai yang akan terlibat.
3. Menganalisa kebutuhan sistem
Pada tahapan ini penganalisis melakukan beberapa analisa beberapa kebutuhan sistem menggunakan diagram alir data menggunakan untuk membuat dan menyusus proses dari input, proses, dan output.
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Pada tahapan ini penganalisis membuat rancangan sistem yang direkomendasikan setelah mengumpulkan data-data yang sudah didapat. Tahap ini berfungsi untuk penyimpanan data agar terorganisir dan dapat melakukan pengolahan output yang bermanfaat, merancang prosedur backup dan control, fungsinya adalah supaya data dan informasi yang sudah tersimpan dapat terselamatkan jika terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Pada tahapan ini penganalisis perlu melakukan teknik terstruktur dan bekerjasama dengan programmer untuk menjelaskan pengembangan dan kode program serta bagian-bagian penting dari rogram.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Pada tahapan ini sebelum program digunakan, maka harus dilakukan sebuah pengujian terlebih dahulu supaya dapat dipastikan jika program tersebut berjalan dengan baik.
7. Mengimplemetasikan dan mengevaluasi sistem
Pada tahapan akhir ini, penganalisa bekerjasama dengan para pengguna dalam melakukan implementasi sistem, dan melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah sistem tersebut memenuhi kriteria pengguna benar-benar menggunakan sistem tersebut. (Novita Kurniasari, 2006:6).
B. Teori pengembangan sistem informasi
Pengembangan sistem informasi merupakan pembuatan sistem informasi yang berdasarkan perubahan yang terjadi pada sistem di suatu perusahaan atau instansi, bentuk pengembangan sistem informasi bisa secara keseluruhan maupun Sebagian dari sistem informasi saja.
Pengembangan sistem sangat perlu dilakukan jika, terjadi masalah pada sistem yang ada, adanya instruksi dari manajer atau atasan, dan adanya perkembangan teknologi yang terbaru, metode yang dilakukan untuk pengembangan sistem informasi antara lain :
1. Metode Waterfall.
2. Metode system development life cycle 3. Metode prototyping
4. Metode rapid application development, dll (Maniah dan hamidin, 2017:12)
C. Teori Framework Codeigniter
Web Aplication Framework (WAF), atau sering disebut web framework adalah suatu kumpulan kode berupa pustaka (Library) dan alat (tool) yang dipadukan sedemikian rupa menjadi suatu kerangka kerja (framework) yang berguna untuk membantu dalam proses pembuatan dan pengembangan aplikasi web.
Proses pengembangan web itu sendiri bisa dilakukan dengan beberapa bahasa pemrograman, mulai dari PHP, Phyton, Ruby, Jawa, dll, framework saat ini sudah dirancang dalam berbagai macam bahasa pemrograman. Berikut adalah daftar dari framework dari beberapa bahasa pemrograman, antara lain:
1. Framework dengan bahasa pemrograman PHP : a. Codeigniter
b. YII
c. Zend framework d. Laravel
e. Symfony
f. dll
2. Framework dengan bahasa pemrograman Phyton : a. Django
b. CherryPy c. Flask d. Pyramid
e. dll
3. Framework dengan bahasa pemrograman Ruby:
a. Ruby on Rails b. Sinatra c. Ramaze d. Padrino
e. Dll
Sebagian besar dari framework tersebut sudah mengimplementasikan desain atau arsitektur Model-view-Controller (MVC), yang memisahkan antara kode untuk keperluan penanganan logika pemrograman dengan tampilan dari user interface .
- Models adalah class yang berfungsi untuk mendeklarasikan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan database/query
- View adalah halaman web yang akan ditampilkan, sebagai sarana interaksi antara sistem dengan user (User Interface)
- Controller adalah class yang berfungsi untuk mengontrol model dan view, controller akan memisahkan database secara langsung dengan user. (Budi Raharjo, 2015:2)
2.3 Penelitian Terdahulu
Rujukan penelitian yang pertama yaitu Adhi Yoga Utomo dan Dianna Ratnawati (2018). Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dengan judul
“Pengembangan Video Tutorial Dalam Pembelajaran Sistem engapian di SMK”. Dalam penelitiannya peneliti menggunakan aplikasi sistem informasi berbasis Desktop dimana informasi yang ditampilkan pada aplikasi sistem informasi ini mencakup media pembelajaran video tutorial pada mata pelajaran Pengapia.
Rujukan penelitian yang kedua yaitu jurnal Paryanto (2012). Dosen Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Penerapan Metode Tutorial Untuk Meningkatkan Kompetensi Teori Pemesinan sebagai penunjang Pelaksanaan Praktik Pemesinan. Dalam Penelitiannya peneliti melakukan penilaian terhadap 2 kelompok yaitu terdiri dari kelompok mahasiswa experimen yaitu mahasiswa yang melakukan Praktik Tutorial secara langsung dan Kelompok Mahasiswa yaitu dengan metode penjelasan job kemudian langsung praktik. Experimen terhadap Kelompok Mahasiswa Experiment yang melakukan metode belajar menggunakan Tutorial mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi.
