RESUME
PRAKTIKUM PEMODELAN SIMULASI RESERVOIR PENGOLAHAN DATA RCAL DAN SCAL
DISUSUN OLEH:
NAMA : DUAN YOGA CRESTIANO KWANDO NIM : 113210179
PLUG : C
LABORATORIUM PEMODELAN SIMULASI RESERVOIR PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA 2024
HALAMAN PENGESAHAN RESUME
PRAKTIKUM PEMODELAN SIMULASI RESERVOIR PENGOLAHAN DATA RCAL DAN SCAL
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Pemodelan Simulasi Reservoir Minggu pertama Pengolahan Data RCAL dan SCAL, Tahun akademik 2023/2024,
Program Studi S1 Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.
DISUSUN OLEH:
NAMA : DUAN YOGA CRESTIANO KWANDO NIM : 113210179
PLUG : C
Disetujui untuk Laboratorium Pemodelan Simulasi Reservoir
Oleh:
Asisten Praktikum
RANGGA LELANG RENATA NIM. 113200087
1. PENDAHULUAN
Pada praktikum minggu pertama berjudul “Pengolahan Data RCAL dan SCAL”. Tujuannya yaitu untuk menentukan grafik Krw, Kro vs Sw, Krg vs Sw, tekanan kapiler (Pc), dan history matching menggunakan data Routine Core Analysis (RCAL). History Matching digunakan untuk memvalidasi kemampuan produksi dari model dengan data sejarah lapangan. Dimana pada data RCAL dilakukan pembagian daerah batuan (Rock Region) berdasarkan nilai permeabilitasnya masing-masing batuan tersebut dimana satu garis trendline mempresentasikan sebuah rock region. Salah satu tujuan juga dilakukannya pembagian rock region adalah untuk mempermudah history matching. Special Core Analysis (SCAL) adalah analisa menentukan sifat –sifat khusus dari batuan reservoir antara lain tekanan kapiler, wettability, kompresilititas, sifat kelistrikan dan lain-lain. Pengolahan data SCAL (Special Core Analysis) yang terdiri dari data input, end-point data SCAL, dan normalisasi juga rekonstruksi kurva relatif permeabilitas. Pengolahan data permeabilitas dari hasil analisa Special Core Analysis (SCAL) yang akan dilakukan antara lain meliputi kurva- kurvapermeabilitas dan permeabilitas relatif sebagai fungsi dari saturasi (Sw, Swc, So, Sor, Sg, Sgc, dan Sir). Jika semakin besar harga Sw, harga kw semakin besar, sedangkan ko, dan kg semakin mengecil.
2. PENGOLAHAN DATA 2.1. RCAL
Pengolahan data permeabilitas dari hasil analisa Routine Core (Routine Core Analysis - RCAL) yang perlu dilakukan antara lain meliputi analisa pada data porositas serta permeabilitas yang ada kemudian dilakukan penentuan region berdasarkan data yang ada. Langkah Pertama yang dilakukan adalah membuat grafik permeabilitas versus dengan porositas dari data yang ada.
Grafik 2.1.
Porositas vs Permeabilitas
Kemudian menentukan rock region berdasarkan data permeabilitasnya dengan memplot data permeabilitas vs no sampel. Pada data ini akan terbagi menjadi 3 daerah rock region seperti ini
0 5 10 15 20 25
0 100 200 300 400 500 600 700
Rock Region
Grafik 2.2.
Kurva Rock Region
2.2. Pengolahan Krw Kro
Pada pengolahan SCAL terdapat 5 sampel yang diidentifikasi. Masing- masing sampel mempunyai data permeabilitas, porositas, Swi, Sor, Krw@Sor, 1 10 100 1000 0 5 10 15 20 25 Permeabilitas No Sampel Rock Region dan Kro@Swi yang berbeda-beda. Pada pengerjaan dari pengolahan data permeabilitas relatif air dan minyak (Krw dan Kro), akan dilakukan penentuan end point dari data peremeabilitas realtif yang telah diberikan.
Tabel 2.1.
Data End Point
Sebelum dilakukan pengolahan data pada software maka terlebih dahulu data yang ada dilakukan normalisasi dan denormalisasi data. Normalisasi adalah penggabungan data core yang berbeda menjadi 1 bentuk kurva yang dimana kurva tersebut mewakili seluruh data di lapangan. Denormalisasi adalah rekonstruksi kurva atau mengembalikan ke bentuk kurva dengan nilai-nilai yang telah dilakukan. Dilakukannya pembagian region bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisa data serta untuk memudahkan nantinya dalam tahap inisialisasi Selanjutnya membuat grafik Permeabilitas vs Swi, Sor, Krw@Sor, dan Kro@Swi.
Lalu diperoleh persamaan dari masing-masing data seperti tabel berikut.
Persamaan ini nantinya akan digunakan sama melakukan denormalisasi rock region. Kemudian melakukan normalisasi data, sehingga diperoleh grafik seperti berikut berdasarkan data yang telah diberikan.
Grafik 2.3.
Normalisasi Data
Langkah selanjutnya adalah tahap normalisasi dengan menggunakan data hasil dari end-point. Dicari nilai dari Sw*, Krw*, dan Kro* dari masing-masing sampel.
Lalu kemudian diplot hasilnya kedalam grafik Sw* vs Krw* dan Kro*, kemudian dibuat trendline-nya dan diatur pada polynomial. Persamaan polinomial ini, nantinya akan digunakan untuk melakukan denormalisasi berdasarkan rock region yang sebelumnya telah ditentukan. Setelah mendapatkan persamaanya, langkah berikutnya melakukan denormalisasi data rock region.
Grafik 2.4.
Denormalisasi Data
2.3. Pengolahan Krg Kro
Pada pengerjaan dari pengolahan data permeabilitas relatif gas dan minyak (Krg dan Kro) diberikan juga data Sg, Krg, dan Kro dari masingmasing sampel.
Selanjutnya ditentukan End-point dari masing-masing parameter dari masing- masing region dengan menggunakan persamaan untuk permeabilitas relatif sistim air-minyak untuk mencari average-nya.
Tabel 2.2.
Data End Point
Lalu berdasarkan data tersebut, langkah berikutnya yaitu membuat grafik Permeabilitas vs Sgi, Sgor, Krg@Sgor, dan Kro@Sgi. Dari grafik tersebut akan didapat persamaan yang akan digunakan sama melakukan denormalisasi rock region.
Tabel 2.3.
Rumus Persamaan
Kemudian melakukan normalisasi data dari seluruh data sampel yang telah diberikan. Langkah pengerjaannya yaitu dengan cara menentukan Sg*, Krg*, dan Kro* berdasarkan data Sg, Krg, dan Kro yang telah disediakan. Setelah melakukan langkah tersebut pada seluruh data sampel yang diberikan, selanjutnya melakukan plot pada grafik permeabilitas relatif dari data Sg* vs Krg* dan Krg*, sehingga diperoleh grafik seperti berikut berdasarkan data yang telah diberikan.
Grafik 2.5.
Normalisasi Data
Setelah mendapatkan persamaanya, langkah berikutnya melakukan denormalisasi data rock region.
Grafik 2.6.
Denormalisasi Data
2.4. Pengolahan Pc
Pada pengolahan data tekanan kapiler (Pc) diawali dengan melakukan normalisasi data-data yang telah diberikan. Berdasarkan kegiatan ini, akan diperoleh data-data sebagai berikut.
Tabel 2.4.
Normalisasi Pc Sampel 1
Berdasarkan hasil normalisasi data tersebut, kemudian diplot ke dalam grafik J(sw) vs Sw* untuk memperoleh persamaan trendline yang nantinya akan digunakan untuk melakukan denormalisasi data.
Grafik 2.7.
Normalisasi Data
Setelah memperoleh grafik tersebut, langkah selanjutnya yaitu menentukan persamaan dari trendline yang telah dibuat. Persamaan polinomial ini, nantinya akan digunakan untuk melakukan denormalisasi berdasarkan rock region yang sebelumnya telah ditentukan. Setelah mendapatkan persamaanya, langkah berikutnya melakukan denormalisasi data rock region.
Grafik 2.8.
Dormalisasi Pc Region 1
3. PEMBAHASAN
Acara pertama, minggu pertama, praktikum Pemodelan Simulasi Reservoir Minyak dan Gas Bumi minggu membahas tentang pengolahan data RCAL dan SCAL. Tujuan dari paraktikum minggu ini adalah untuk memaksimalkan data yang terbatas dengan pengolahan data secara detail sehingga akan menghasilkan model simulasi reservoir yang sesuai dengan kondisi reservoir yang sebenarnya. Hasil simulasi pengolahan data tersebut, terutama pengolahan data reservoir dan produksinya. Tujuan dari praktikum kali ini, untuk mengetahui grafik Kro, Krw vs Sw, Kro, Pc, Krg vs Sw, dan routine core. Pembagian region pada simulasi reservoir penting untuk dilakukan karena dapat mempermudah pekerjaan pada tahap history matching. Jika pada tahap history matching hanya dibuat satu region, pekerjaan yang dilakukan akan jauh lebih rumit karena data yang harus diperhatikan cukup banyak.
Selain itu, umumnya permeabilitas batuan yang ada dalam satu lapangan berbeda-beda nilainya. Perbedaan tersebut juga dapat menjadi salah satu gambaran bahwa batuan yang ada dalam satu lapangan memiliki sifat fisik yang berbeda pula. Dari hasil pembagian region berdasarkan permeabilitasnya, terdapat 3 region yang ada pada lapangan tersebut. Region 1 memiliki range permeabilitas kurang dari 100 mD, region 2 memiliki range permeabilitas 100 - 460 mD, dan region 3 memiliki range permeabilitas lebih dari 460 mD. Region 1 diwakili oleh core dari sampel 3 dan sampel 4, region 2 diwakili oleh core dari sampel 2 dan sampel 5, dan region 3 diwakili oleh core dari sampel 1.
Perpotongan kurva kro dan krw melebihi 50% Sw menunjukkan bahwa batuan tersebut basah oleh air (Strongly Water-Wet Rock), sedangkan apabila harga perpotongan tersebut kurang dari 50% Sw menunjukan batuan tersebut basah oleh minyak (Strongly Oil-Wet Rock).
Grafik 2.9.
Denormalisasi Kro dan Krw vs Sw Region 1
Dari grafik Kro dan Krw vs Sw, maka dapat praktikan ketahui bahwa pada Region 1 wetabilitas batuannya adalah oil wet karena perpotongannya berada pada Sw ≤ 0.5
Perpotongan kurva krg dan krw melebihi 50% Sw menunjukkan bahwa kandungan gas lebih banyak, sedangkan apabila perpotongan kurva krg dan kro
kurang dari 50% menunjukkan bahwa kandungan minyak lebih banyak. Pada keseluruhan region, perpotongan kurva krg dan kro kurang dari 50% sehingga dapat disimpulkan bahwa pada lapangan tersebut lebih banyak kandungan minyak yang tersimpan pada batuan.
Bentuk kurva tekanan kapiler berpengaruh terhadap ketebalan zona transisi, besarnya inplace (OOIP atau IGIP), dan cepat tidaknya air ikut terproduksi. Bentuk kurva semakin landai maka zona transisi semakin tipis, inplace akan membesar dan pergerakan air semakin lambat, demikian sebaliknya bentuk kurva semakin tajam maka zona transisi-nya akan semakin tebal, inplace akan mengecil dan pergerakan air lebih cepat. Pada keseluruhan region, kurva tekanan kapiler bentuknya landai sehingga dapat disimpulkan bahwa di lapangan tersebut memiliki zona transisi yang tipis, inplace yang besar, dan pergerakan air yang lambat.
4. KESIMPULAN
1. Acara pertama, minggu pertama Praktikum PSR Migas membahas mengenai pengolahan data SCAL dan RCAL.
2. SCAL dan RCAL adalah dua jenis analisis laboratorium yang digunakan dalam industri minyak dan gas untuk mempelajari sifat-sifat batuan reservoir.
3. Routine core analysis merupakan analisa sampel batuan untuk mendapatkan informasi standar batuan yang meliputi porositas, permeabilitas, serta saturasi
4. Special core analysis merupakan analisa sample batuan yang dilakukan untukmendapatkan sifat khusus batuan yang meliputi tekanan kapiler, kompresibilitas, dan wettabilitas.
5. Routine core analysis dan special core analysis saling melengkapi untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang karakteristik batuan dan potensi produksi minyak dan gas.
6. Normalisasi data merupakan proses mengubah nilai data ke dalam rentang tertentu, sedangkan denormalisasi adalah kebalikan dari normalisasi.
7. Denormalisasi adalah proses rekonstruksi ulang grafik normalisasi menjadi grafik yang mewakili semua data dan mendapatkan data end point average.
8. Dari hasil denormalisasi Krw Kro praktikan dapat menyimpulkan bahwa batuan yang dianalisa bersifat oil wet.
9. Dari hasil denormalisasi Krg Kro praktikan dapat mengetahui bahwa kandungan minyak lebih banyak dari gas.