Nama : Ellisa Usvanita
NIM : H3401201032
Paralel : 3 (Sistem Jaminan Halal) Hari/Tanggal : Senin, 05 Desember 2022
RESUME WEBINAR SISTEM JAMINAN HALAL
“Sistem Jaminan Halal di Malaysia”
Oleh : Prof. Irwandi Jaswir
Saat ini, islam masih ada di peringkat kedua dengan jumlah pemeluk sebanyak 1,57 milyar jiwa atau hampir seperempat penduduk dunia merupakan muslim. Oleh karena itu, permintaan akan industry halal semakin meningkat, hal tersebut bukan menjadi kompetisi di dunia industry akan tetapi menjadi ajang kolaborasi untuk mencapai misi dalam mencari peluang semaksimal mungkin dalam menciptakan pasar halal. Karena industry halal bukan hanya dapat dinikmati oleh penduduk muslim, tetapi bisa dinikmati oleh penduduk dunia, sebab populasi pasar sama dengan populasi dunia.
Malaysia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas pemeluk agama islam. Oleh karena itu, Malaysia memiliki tujuan menjadi negara pusat halal, yang mengakibatkan ekosistem halal di Malaysia sudah cukup baik. Akan tetapi sertifikasi halal di Malaysia dinilai lebih rumit dibandingkan sertifikasi halal di negara lain, karena Malaysia sangat ketat terhadap penetapan standar dan sertifikasi sampai teknis. Sertifikasi halal di Malaysia diatur oleh Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) merupakan lembaga pemerintah yang mengurus urusan agama islam di Malaysia. Adapun lembaga-lembaga dibawah naungan JAKIM, yaitu HPB (Halal Professional Board), MIHA (Malaysia International Halal Academy), HITeC (Halal Innovation & Technology Center), IHAB (International Halal Authority Board), dan HIRA (Halal International Research Academy). Selain itu, di masing-masing sektor pemerintah dan divisinya sudah memiliki lembaga untuk mengatur kehalalan.
Terdapat 334 agensi yang terkait hal sisiatif, dan 192 agensi terkait peraturan dan hukum yang berkaitan dengan sertifikasi halal.
Malaysia memiliki delapan standar akreditasi sertifikasi, diantaranya :
1. Malaysia Standard MS 1500 : 2019 --- Halal Food (General requirements, third revision)
2. Malaysia Standard MS 2400-2 : 2019 --- Halal Supply Chain Management System - Part 2 : Warehousing (General requirements, first revision)
3. Malaysia Standard MS 2424 : 2012 --- Halal Pharmaceuticals (General guidelines) 4. Malaysia Standard MS 2634 : 2019 --- Hlal Cosmetics (General requirements,
first revision)
5. Malaysia Standard MS 2200 : Part 2 : 2012 --- Islamic Consumer Goods Made of Bones, Skin and Fur
6. Malaysia Standard MS 2400-1 : 2019 --- Halal Supply Chain Management System - Part 1 : Transportation (General requirements, first revision)
7. Malaysia Standard MS 2400-3 : 2019 --- Halal Supply Chain Management System - Part 3 : Retailing (General requirements, first revision)
8. Malaysia Standard MS 2636 : 2019 --- Halal Medical Device (General requirements)
Terdapat beberapa hukum dan UU terkait dalam mengelola sertifikasi halal oleh JAKIM dan Religious Council in the respective state, yaitu : Trade Description Act 2011, Trade Description Order (Definition of Halal) 2011 and Trade Description Order (Certification and Marking of Halal) 2011. Food Act 1983 and food regulations 1985 yang berkaitan dengan pelabelan, higiene dan kemanan pangan yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan Malaysia.
Adapun pelanggaran yang dapat terjadi saat memasarkan produk adalah pelanggaran yang menyesatkan atau membingungkan (membingungkan konsumen terkait kehalalan) atau digolongkan menjadi pelanggaran minor (berkaitan dengan sanitasi dan hygine), pelanggaran mayor (Pemalsuan dan penyalahgunaan logo halal Malaysia), dan pelanggaran serius (terkait dengan hukum syariah). Adapun penalti dari pelanggaran tersebut ialah pelanggaran pertama akan di denda tidak melebihi RM 5 juta, dan untuk pelanggaran kedua dan seterusnya akan dikenakan denda tidak melebihi RM 10juta. Dan sertifikat halal bisa ditangguhkan atau langsung ditarik di portal halal oleh JAKIM