• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Kurikulum SD

N/A
N/A
M. NADZRIL ISHLAH AZKIAH

Academic year: 2025

Membagikan "Ringkasan Kurikulum SD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

https://ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id/index.php/JS/article/view/1192/653 https://www.jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/view/98/78

file:///C:/Users/nadzril/Downloads/2792-Article%20Text-7398-1-10-20170307.pdf

A. Sejarah kurikulum dari masa ke masa beserta pengertian dan perkembangannya

Kurikulum di Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa , dimulai dari masa pra kemerdekaan hingga sekarang. Pendidikan pada masa pra kemerdekaan dipengaruhi oleh kolonialisme karena pada masa itu Indonesia dididik untuk mengabdi kepada penjajah. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan nya pada tahun 1945 mulai saat itu Pendidikan diindonesia terus berkembang hingga saat ini.

1. Sejarah Kurikulum sebelum masa kemerdekaan

kurikulum pada masa periode penjajahan dimulai sejak datangnya orang-orang Eropa yaitu pada masa kompeni Belanda dan masa pemerintahan Jepang sampai periode kemerdekaan.

a. Kurikulum pada masa Belanda

Pemerintahan Belanda pada saat itu menyediakan sekolah yang beraneka ragam untuk Masyarakat Indonesia. Pada pemerintahan Belanda saat itu kurikulum yang digunakan bertujuan untuk mewujudkan misi kompeni yaitu penyebaran agama dan untuk mempermudah melaksanakan perdagangan di Indonesia.

Namun setelah VOC dibubarkan ,Gubernur dan komisaris jendral diperintahkan untuk memulai system Pendidikan dari nol karena system Pendidikan pada pemerintahan VOC mengalami kegagalan. Pada tahun 1808 Deandels seorang Gubernur Belanda mendapat perintah Raja Lodewijk untuk meringankan nasib rakyat jelata dan orang orang pribumi poetra, dan menghilangkan perdagangan budak. Namun usaha yang dilakukan Deandels tersebut tidak berhasil, bahkan menambah penderitaan rakyat, karena ia menciptakan dan mewajibkan kerja paksa (rodi) bagi orang orang pribumi.

b. Kurikulum pada masa Jepang

Pada masa pemerintahan Jepang, perkembangan pendidikan bagi bangsa Indonesia memiliki arti tersedinri yaitu terjadinya keruntuhan sistem pemerintahan kolonial Belanda. Pada masa ini semua sekolah rendah yang beraneka ragam tingkatannya dihilangkan dan tinggal sekolah rendah untuk bangsa Indonesia, yaitu sekolah rakyat yang disebut Kokumin Gako (6 tahu lamanya). selanjutnya pelajaran berbau Belanda dihilangkan dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar , mewajibkan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran, adanya pengajaran adat istiadat Jepang, sejarah Jepang menjadi sangat penting, dan perlunya mempelajari pelajaran ilmu bumi dalam aspek geopolitik, jenis pendidikan ini kurang memperhatikan isi, anak-anak harus membantu jepang pada peperangan sehingga harus mengikuti latihan militer di sekolah, pelajaran olahraga juga diperlukan dan anak didik disuruh untuk menanam pohon jarak untuk membuat minyak demi kepentingan perang.

Tujuan dari Pendidikan di pemerintahan jepang adalah untuk memenangkan peperangan.

(2)

Sejarah Kurikulum setelah masa kemerdekaan a. Kurikulum 1947 (Renjtana Pelajaran)

Pada saat itu kurikulum disebut dengan leer plan dalam Bahasa Inggris. Dalam kurikulum tersebut terdapat dua hal pokok yaitu daftar mata pelajaran dan waktu Pelajaran dan yang kedua ada garis besar dari pelajaran.

Pada masa ini kurikulum yang digunakan masi terpengaruh oleh Belanda dan jepang , sehingga masi meneruskan kurikuum yang pernah ada.kurikulum ini lebih menekankan pada pikiran, tetapi lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

b. Kurikulum 1952 (Renjtana Pelajaran terurai1952)

Kurikulum 1952 merupakan penyempurna dari kurikulum 1947. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini adalah setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi:

moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

c. Kurikulum 1964

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1952. Prinsip-prinsip kurikulum 1964 adalah bahwa pemerintah ingin rakyat memperoleh pengetahuan akademik untuk pembekalan di sekolah dasar, sehingga pembelajaran difokuskan pada program

Pancawardhana yang mengembangkan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran termasuk dalam lima bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,

keprigelan (keterampilan), dan fisik. Pendidikan dasar memberikan lebih banyak penekanan pada pengetahuan dan kegiatan praktis yang berguna

d. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

e. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 difokuskan pada tujuan menjadikan pendidikan lebih efisien dan efektif. Yang melatar belakangi hal ini adalah pengaruh konsep dari bidang manajemen, khususnya MBO (Management by Objectives), yang sangat dikenal pada saat itu. Metode pengajaran, materi

(3)

pengajaran, dan tujuan dijelaskan secara rinci dalam Instructional System Development Procedure (ISDS). Saat ini, istilah 'satuan pengajaran' sudah dikenal luas. Dengan kata lain, ini adalah garis besar pelajaran untuk setiap topik individu. Setiap unit pengajaran dijelaskan secara rinci dengan instruksi umum, tujuan pengajaran khusus (TIK), materi pengajaran, perangkat pengajaran, kegiatan belajar.

f. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Kurikulum ini sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang harus dicapai siswa.

g. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

h. Kurikulum 2004 (KBK)

Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.

Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.

Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:

1. Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.

2. Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

Tahun 2004 pemerintah mengeluarkan kurikulum baru dengan nama kurikulum berbasis kompetensi.

(4)

i. Kurikulum 2006 (KTSP)

Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

j. Kurikulum 2013

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif.

Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

k. Kurikulum MERDEKA

Kurikulum merdeka merupakan kerangka pendidikan terkini yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai kurikulum nasional melalui Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2024. Kurikulum dirancang untuk memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, serta konteks sosial dan budaya setempat. Fokusnya adalah pada pengembangan karakter dan perolehan keterampilan kritis untuk tantangan modern, seperti literasi digital dan kesadaran lingkungan. Selain itu, kurikulum merdeka menekankan pentingnya Proyek Peningkatan Profil Siswa Pancasila (P5) yang mengembangkan siswa berkarakter berbudi luhur, mandiri, berpikir kritis, kreatif, kolaboratif,

(5)

dan beragam secara global. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengembangkan tenaga kerja yang adaptif dan inovatif yang siap menghadapi tren masa depan.

Putri, Rinda Twin Utami, Andi Kristanto, Karwanto Karwanto, Erny Roesminingsih, and Nunuk Hariyati. 2024. “Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter.” Journal of Education Research 5 (3): 2523–29. https://doi.org/10.37985/jer.v5i3.1058.

Karakteristik di pembelajaran kurikulum merdeka

Fleksibel: Guru menyesuaikan materi dengan kebutuhan siswa, misalnya menggunakan video atau permainan.

Fokus pada Siswa: Siswa memilih topik sesuai minat, seperti proyek ekosistem atau teknologi.

Pembelajaran Berdiferensiasi: Materi disesuaikan dengan kemampuan siswa, seperti soal lebih sulit atau penjelasan ekstra.

Pendekatan Holistik: Penilaian mencakup sikap dan keterampilan, bukan hanya ujian.

Keterampilan Abad ke-21: Mengembangkan keterampilan kritis dan kolaborasi lewat proyek.

Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa mengerjakan proyek nyata, seperti membuat karya seni atau film pendek.

Penilaian Beragam: Penilaian meliputi ujian, observasi, dan portofolio.

Perbedaan Kurikulum Merdeka Dengan Kurikulum Sebelumnya Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberi kebebasan pada guru untuk menyesuaikan materi dan metode dengan kebutuhan siswa.

Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian berbasis proyek, portofolio, dan observasi, memperhatikan perkembangan siswa secara menyeluruh.

Kurikulum Merdeka mengembangkan keterampilan abad ke-21 (berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi) melalui pembelajaran berbasis proyek dan masalah.

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas dalam waktu dan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa.

Kurikulum Merdeka menekankan pengembangan karakter, seperti tanggung jawab dan integritas.

Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, berfokus pada keterampilan abad ke-21, dan mengutamakan perkembangan karakter siswa.

Kurikulum sebelum Merdeka

Kurikulum Sebelumnya lebih terstruktur dan berfokus pada materi standar yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu.

Kurikulum Sebelumnya mengandalkan ujian sebagai penilaian utama.

(6)

Kurikulum Sebelumnya lebih fokus pada pencapaian akademis tanpa menekankan keterampilan praktis.

Kurikulum Sebelumnya memiliki waktu yang lebih ketat untuk menyelesaikan setiap topik.

Kurikulum Sebelumnya lebih fokus pada aspek akademis tanpa banyak perhatian pada nilai-nilai karakter siswa.

Kurikulum Sebelumnya lebih terstruktur dengan penekanan pada materi standar dan ujian.

Tantangan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, terutama terkait kesiapan guru dan adaptasi siswa terhadap perubahan pola pembelajaran.

Kesiapan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran yang Lebih Fleksibel

Banyak guru yang telah terbiasa dengan metode pengajaran konvensional mengalami kesulitan dalam mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa, seperti yang dituntut oleh Kurikulum Merdeka. Kurangnya pelatihan dan pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran baru menjadi faktor utama dalam tantangan ini. (Terkini 2023 )

Terkini, Berita. 2023 . kumparan.com. Agustus 23. Accessed Agustus 23, 17:53 WIB, 2023 .

https://kumparan.com/berita-terkini/tantangan-dalam-mengimplementasikan-kurikulum- merdeka-bagi-guru-212uFmL53G6.

Adaptasi Siswa terhadap Perubahan Pola Pembelajaran

Siswa juga menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri dan aktif. Perubahan dari metode pembelajaran pasif ke aktif memerlukan waktu dan dukungan, baik dari guru maupun orang tua, untuk memastikan siswa dapat beradaptasi dengan efektif.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2013, Indonesia menerapkan kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang

Pada tahun 2013, Indonesia menerapkan kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang

perkembangan,dan prosedur pengembangan kurikulum seni mencakup KBK, KTSP, analisis Standar isi, SKL, standar kompetensi,. kompetensi dasar,

Bergantinya kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 yang lebih di kenal sebagai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) mengenalkan tentang pembelajaran tematik yang merupakan

Kurikulum yang digunakan di Indonesia dari mulai KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) 2004, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006, hingga Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap,

Namun dengan adanya perubahan kurikulum dari Kurikulum KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ke Kurikulum 2013, mata

Para penggagas pendidikan menilai bahwa kurikulum berbasis kompetensi KBK yang lahir pada 2004 yang kemudian direvisi dan disempurnakan ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP