Dr. Suhirman, S.Pd., M.Si
RISET PENDIDIKAN
(Pendekatan Teoritis & Praktis)
RISET PENDIDIKAN
(Pendekatan Teoritis & Praktis)
© Sanabil 2020
Penulis : Dr. Suhirman, S.Pd., M.Si Editor : Dr. H. Lubna, M.Pd.
Layout : Muhammad Amalahanif Desain Cover : Sanabil Creative All rights reserved
Hak Cipta dilindungi Undang Undang
Dilarang memperbanyak dan menyebarkan sebagian atau keseluruhan isi buku dengan media cetak, digital atau elektronik untuk tujuan komersil tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.
ISBN :
Cetakan 1 : Oktober
Penerbit:
Sanabil
Jl. Kerajinan 1 Blok C/13 Mataram
Telp. 0370- 7505946, Mobile: 081-805311362 Email: [email protected]
www.sanabil.web.id 978-623-7881-77-3
November 2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...iii
Daftar Tabel ...vii
Daftar Gambar ...ix
Daftar Singkatan ...xi
Kata Pengantar Dekan ...xiii
Kata Pengantar ...xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
BAB II ILMU PENGETAHUAN DAN METODE PENELITIAN ... 8
A. Pendahuluan ... 8
B. Uraian Materi ... 9
C. Rangkuman ... 22
BAB III TAKSONOMI PENELITIAN ... 24
A. Pendahuluan ... 24
B. Uraian Materi ... 25
C. Rangkuman ... 40
BAB IV MASALAH DAN RUMUSAN PENELITIAN ... 42
A. Pendahuluan ... 42
B. Uraian Materi ... 43
C. Rangkuman ... 55
BAB V KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ... 57
A. Pendahuluan ... 57
B. Uraian Materi ... 58
C. Rangkuman ... 65
BAB VI HIPOTESIS PENELITIAN ... 67
A. Pendahuluan ... 67
B. Uraian Materi ... 68
C. Rangkuman ... 75
BAB VII VARIABEL PENELITIAN ... 76
A. Pendahuluan ... 76
B. Uraian Materi ... 77
C. Rangkuman ... 86
BAB VIII POPULASI DAN SAMPEL ... 88
A. Pendahuluan ... 88
B. Uraian Materi ... 89
C. Rangkuman ... 106
BAB IX TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 108
A. Pendahuluan ... 108
B. Uraian Materi ... 109
C. Rangkuman ... 129
BAB X PENELITIAN EKSPERIMEN ... 131
A. Pendahuluan ... 131
B. Uraian Materi ... 132
C. Rangkuman ... 147
BAB XI SKALA PENGUKURAN DAN PENILAIAN... 149
A. Pendahuluan ... 149
B. Uraian Materi ... 150
C. Rangkuman ... 168
BAB XII UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ... 169
A. Pendahuluan ... 169
B. Uraian Materi ... 170
C. Rangkuman ... 190
BAB XIII STATISTIK DESKRIPTIF ... 192
A. Pendahuluan ... 192
B. Uraian Materi ... 193
C. Rangkuman ... 199
BAB XIV STATISTIK INFERENSIAL ... 201
A. Pendahuluan ... 201
B. Uraian Materi ... 202
C. Rangkuman ... 223
BAB XV TEKNIK KUTIPAN, CATATAN KAKI, DAN ... 225
DAFTAR PUSTAKA ... 225
A. Pendahuluan ... 225
B. Uraian Materi ... 226
C. Rangkuman ... 233
Daftar Pustaka ... 234 Sinopsis ... 241 Biodata Penulis ... 248
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Proportionate Stratified Random Sampling ... 99
Tabel 2. Proportionate Stratified Random Sampling ... 99
Tabel 3. Contoh Tabel Penyusunan Instrumen ... 127
Tabel 4. Contoh Tabel Kisi-Kisi Soal ... 128
Tabel 5. Jenis dan Ciri Skala Penelitian ... 156
Tabel 6. Contoh Bentuk Check List ... 160
Tabel 7. Contoh pada Pengukuran Rating Skala ... 164
Tabel 8. Contoh Pengukuran Skala Stapel ... 168
Tabel 9. Deskripsi Domain Tes IPA ... 172
Tabel 10. Dimensi dan Indikator Kinerja Guru ... 173
Tabel 11. Perbedaan Uji Keabsahan ... 183
Tabel 12. Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 188
Tabel 13. Frekuensi Nilai Median Kombinasi... 222
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Secara Umum ... 20
Gambar 10. Jenis-Jenis Desain Ekperimen ... 139
Gambar 11. Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen Gabungan ... 181
Gambar 12. Uji Keabsahan Data Penelitian Kualitatif ... 184
Gambar 13. Pembagian Teknik Statistik ... 204
Gambar 14. Macam-macam Uji t ... 205
Gambar 2. Tingkatan Kualitas Hasil Penelitian ... 25
Gambar 3. Jenis-Jenis Penelitian Meta-Analisis ... 26
Gambar 4. Hubungan Antara Variable Bebas dan Terikat ... 79
Gambar 5. Hubungan Variabel Bebas, Modertor dan Terikat ... 80
Gambar 6. Hubungan Variabel Bebas, Moderator, Intervening dan Terikat ... 81
Gambar 6. Konsep Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 64
Gambar 7. Model Struktur Populasi Penelitian ... 90
Gambar 8. Model Penarikan Sampel Penelitian ... 92
Gambar 9. Teknik Sampling ... 96
DAFTAR SINGKATAN
APA : American Psychological Association CRS : Cluster Random Sampling
COVID-19 : Corona Virus Diesses-19 CSR : Cross Section Research
DSRS : Disproportionate Stratified Random Sampling FGD : Focus Group Discussion
FGI : Focus Group Interview
FTK : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia PSRS : Proportionate Stratified Random Sampling PS : Probability sampling
MLA : Modern Language Asociation
NOIR : Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio NS : Nonprobability Sampling
SEM : Structural Equation Model SRS : Simple Random Sampling SLR : Systematic Literature Review
UIN : Universitas Islam Negeri Mataram UNY Style : Universitas Negeri Yogjakarta Style
KATA PENGANTAR DEKAN
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat & Salam semoga senantiasa terlimpah pada teladan agung Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai hari kebangkitan kelak. Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, program penulisan buku ajar dan referensi telah dapat dirampungkan.
Kewajiban dosen untuk menulis dan memproduksi buku, baik buku ajar maupun buku referensi sejatinya sudah diatur dalam UU Nomor 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi dan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan sejumlah regulasi lainnya. Pasal 12 UU No.12 tahun 2012 dengan tegas menyebutkan bahwa dosen secara perseorangan atau kelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks yang diterbitkan oleh perguruan tinggi sebagai salah satu sumber belajar.
Kompetisi Buku Ajar dan Referensi (KOBAR) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Mataram tahun 2020 adalah upaya Fakultas untuk berkontribusi dalam impelementasi undang-undang di atas, dimana secara kuantitatif, grafik riset dan publikasi dosen PTKI masih harus terus ditingkatkan. Tujuan lainnya adalah meningkatkan mutu pembelajaran dengan mewujudkan suasana akademik yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif, efisien dengan kemudahan akses sumber belajar bagi dosen dan mahasiswa. Publikasi ini juga diharapkan men-support peningkatan karir dosen dalam konteks kenaikan jabatan fungsional dosen yang ujungnya berdampak pada peningkatan status dan peringkat akreditasi program studi dan perguruan tinggi.
Secara bertahap, Fakultas terus berikhtiar meningkatkan kuantitas dan kualitas penerbitan buku. Pada tahun 2019 berjumlah 10 judul buku dan meningkat cukup signifikan tahun 2020 menjadi 100 judul yang terdistribusi dalam 50 judul buku ajar dan 50 judul buku referensi.
Ikhtiar Fakultas tidak berhenti pada level publikasi, namun berlanjut pada pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dosen di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, sehingga tahun 2020 menghasilkan 100 HKI dosen.
Kompetisi buku ajar dan referensi tahun 2020 berorientasi interkoneksi-integrasi antara agama dan sains, berspirit Horizon Ilmu
UIN Mataram dengan inter-multi-transdisiplin ilmu yang mendialogkan metode dalam Islamic studies konvensional berkarakteristik deduktif- normatif-teologis dengan metode humanities studies kontemporer seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hermeneutik, fenomenologi dan juga dengan metode ilmu eksakta (natural scincies) yang berkarakter induktif-rasional. Dari 100 judul buku, terdapat 10 judul tematik yang menjawab problem epistimologis pendidikan Islam, terutama terkait misi Kementerian Agama RI seperti moderasi Islam (Islam washathiyah), pendidikan inklusi, pendidikan anti korupsi, pendidikan karakter, pendidikan multikultural, etno-pedagogik, pembelajaran DARING (dalam jaringan), pendidikan & isu gender, ragam pesantren (pesisir, enterprenuer), dan tema teraktual yaitu merdeka belajar dan kampus merdeka.
Mewakili Fakultas, saya berterima kasih atas kebijakan dan dukungan Rektor UIN Mataram Prof. Dr. H Mutawali, M.Ag dan jajarannya, kepada 100 penulis yang telah berkontribusi dalam tahapan kompetisi buku tahun 2020, dan tak terlupakan juga editor dari dosen sebidang dan penerbit yang tanpa sentuhan zauqnya, perfomance buku tak akan semenarik ini. Tak ada gading yang tak retak; tentu masih ada kurang, baik dari substansi maupun teknis penulisan, di ‘ruang’ inilah kami harapkan saran kritis dari khalayak pembaca. Semoga agenda ini menjadi amal jariyah dan hadirkan keberkahan bagi sivitas akademika UIN Mataram dan ummat pada umumnya.
Mataram, 29 Oktober 2020 M 12 Rabi’ul Awal 1442 H Dekan
Dr. Hj. Lubna, M.Pd.
NIP. 196812311993032008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, salawat dan salam bagi junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, buku referensi Riset Pendidikan: Pendekatan Teoritis dan Praktis dapat diselesaikan tepat waktu. Buku referensi ini memaparkan materi- materi metode penelitian pendidikan yang diperkuat dengan berbagai contoh-contoh praktis.
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan secara terorganisasi dan kritis dalam mencari data/fakta untuk menentukan dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan masalah yang dikaji.
Penelitian pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data.
Semoga buku referensi ini menjadi rujukan penting terutama bagi para mahasiswa, guru, peneliti muda serta berbagai kalangan yang terlibat dalam riset-riset pendidikan.
Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu dan berpartisipasi demi tersusunnya buku referensi ini. Semoga buku referensi ini dapat bermanfaat. Amin. Terima Kasih.
Mataram, .. Nopember 2020 Penulis,
Suhirman
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan memiliki eksistensi yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia dalam meningkatkan kemajuan dan taraf kehidupan suatu bangsa. Pengetahuan merupakan sebuah konsep yang bersifat rasional dan dikonstruksikan berdasarkan aspek empiris dan teruji kebenarannya. Pengetahuan umumnya bersumber dari rasionalisme dan empirisme sehingga berpengaruh terhadap kebenarannya yang bersifat realisme dan idealisme. Dengan demikian, kebenaran pengetahuan bersifat relatif karena pengetahuan akan berkembang terus-menerus sehingga kebenaran pengetahuan sekarang yang sudah tidak relevan lagi diganti oleh kebenaran pengetahuan yang berikutnya yang sesuai dengan perkembangan dinamika masyarakat.
Terdapat dua istilah yang sering digunakan, yakni pengetahuan (knowledge atau common sense) dan ilmu pengetahuan (science).
Ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan dan dilakukan pengkajian serta pengujian secara kritis dengan mempergunakan metode ilmiah yang bersifat sistematik, metodik, objektif dan universal.
Pengetahuan lahir berasal dari hasil-hasil pengamatan, dan tidak dilakukan pengkajian dan pengujian secara kritis. Sehingga, pengetahuan umumnya tidak bersifat objektif dan juga tidak universal.
Timbulnya masalah penelitian berawal dari terjadinya kesenjangan (gap) antara yang harapan dengan fakta yang terjadi di lapangan atau antara apa yang diinginkan dengan kenyataan atau ketiadaan informasi yang sangat diperlukan untuk mengambil suatu keputusan. Di bidang pendidikan, berbagai kesenjangan yang terjadi menyangkut berbagai aspek yang sangat luas, seperti kurikulum, metode, media, profesionalisme guru, sarana prasarana pendidikan, sistem evaluasi, daya serap, intelegensi, karakteristik siswa, berpikir kritis, inovatif, kreatif dan masih banyak lagi hal-hal yang perlu dipecahkan melalui suatu riset.
Melalui penelitian dapat memecahkan masalah-masalah yang urgen untuk diselesaikan atau setidaknya mempersempit kesenjangan tersebut.
Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang menyatakan hubungan antara variabel dan memerlukan pemecahan melalui suatu penelitian.
Eksistensi masalah dalam penelitian sangatlah penting hal ini berkaitan erat dengan rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kajian teoritis (kajian pustaka) yang akan dipakai serta menentukan pilihan metodologi yang tepat
Dalam suatu prosedur dan urutan penelitian, kajian teoritis, kerangka berfikir dan hipotesis merupakan satu satuan yang utuh dalam penyusunan karya ilmiah. Ketiga komponen tersebut sangat penting dalam penyusunan karya ilmiah, apabila salah satu ditiadakan sebuah karya ilmiah menjadi kurang sempurna.
Tujuan dari kajian teoritis untuk menjelaskan dan mendeskripsikan variabel-varibel yang akan dikaji oleh peneliti, lalu melakukan analisis secara kritis dan informatif. Demikian pula tinjauan pustaka merupakan bagian dari artikel jurnal melalui proses meringkas, mengklasifikasikan dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya.
Sedangkan kerangka berfikir memiliki kedudukan untuk menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang akan dikaji.
Jadi secara teoritis perlu diterangkan pertautan antar seluruh variabel, baik variabel independen, dependen, moderator maupun intervening.
Demikian pula keberadaan hipotesis penelitian memberikan beberapa manfaat dan kemudahan bagi peneliti, yakni hipotesis memberikan pedoman bagi penelitian yang akan dilaksanakan, bagaikan sebuah blueprint (cetak biru) dari urutan langkah-langkah yang mestinya dilaksanakan. Dalam hal peneliti mendalami berbagai literature (teori) merupakan tujuan akhir tersusunnya rumusan hipotesis. Jadi, ketiadaan rumusan hipotesis menyebabkan suatu penelitian tidak memiliki focus dan arah yang jelas.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Disebut sementara, sebab jawabannya didasarkan hanya pada teori yang relevan, tidak didasarkan pada fakta-fakta empiris yang dikumpulkan ketika melakukan pengambilan data.
Namun perlu dicatat bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang memerlukan rumusan hipotesis adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Sebaliknya pada penelitian kualitatif, tidak membutuhkan rumusan hipotesis (terutama penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis), namun melalui pendekatan kualitatif inilah diharapkan peneliti dapat menemukan hipotesis. Hipotesis penelitian perlu diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hal penting lain yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh data atau informasi adalah variable penelitian. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebuah atribut/nilai/ciri sesorang atau obyek tertentu, yang memiliki sifat beragam atau bervariasi. Contoh tinggi badan, berat badan, sikap siswa, hasil belajar, prestasi belajar, motivasi siswa, minat belajar, kepemimpinan kepala sekolah, disiplin belajar, merupakan atribut dari setiap orang. Sedangkan berat buku, ukuran meja belajar, bentuk papan tulis dan tinggi tiang bendera merupakan atribut dari suatu obyek. Tingkat ekonomi, penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, status sosial, jenis kelamin, profesionalisme guru, kinerja guru, dan lain lain.
Data mempunyai kedudukan penting dalam penelitian sebab data dijadikan sebagai cerminan variabel yang diteliti sekaligus berfungsi sebagai alat untuk menguji hipotesis. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi.
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai alat bantu: angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule), soal ujian (soal tes).
Instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian, instrument berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Penelitian akan memperoleh tujuan yang diharapkan apabila didukung oleh data yang valid (sahih) dan reliabel.
Untuk memperoleh data yang valid dan reliabel diperlukan perangkat penelitian atau instrumen tertentu sebagai alat mengumpulkan data.
Alat ukur/instrument dalam penelitian harus memenuhi dua syarat yaitu validitas dan realiabitas. Alat ukur yang tidak realibel/tidak valid akan memberikan kesimpulan yang keliru dan akan memberikan informasi bias tentang keadaan subjek atau individu. Manakala informasi yang bias dan keliru digunakan sebagai dasar dalam pengambilan suatu keputusan, maka tentu saja keputusan tersebut tidak menjadi salah.
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Alat ukur atau instrument yang baik harus memenuhi dua syarat yaitu validitas dan realiabitas. Suatu alat ukur yang tidak realibel atau tidak valid akan menghasilkan kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang di kenai tes itu.
Keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi peneliti akan memperoleh data tentang objek yang diteliti.
Langkah-langkah umum dalam mengembangkan atau menyusun instrumen penelitian sebagai berikut: merumuskan pokok-pokok masalah secara konseptual dan operasional, sehingga jelas indikator- indiktor yang akan dituangkan dalam alat pengumpulan data tersebut, menyusun kisi-kisi (lay out) instrumen sebagai pedoman atau panduan untuk menulis butir-butir pertanyaan (pernyataan). Dalam kisi-kisi ini sedikitnya harus tergambarkan: pokok masalah, perincian masalah,
sumber data atau responden, jenis instrumen yang akan digunakan, penulisan butir pertanyaan, ujicoba instrumen, penyusunan instrumen sesuai format yang standar
Langkah selanjutnya setelah data terkumpul adalah melakukan analisis data. Kegiatan analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh di lapangan baik berupa hasil tes, angket, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Prosedur dalam analisis data antara lain: mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyususn kedalam pola, menentukan dan memilih data penting untuk dipelajari, dan menarik kesimpulan.
Dalam proses analisis data dalam penelitian kuantitatif, maka teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam menganalisis data terdapat dua macam statistik yang dapat digunakan, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial terdiri atas statistik parametrik dan nonparametrik.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian adalah bagaimana riset penelitian dapat dipahami dan diterapkan dalam melaksanakan penelitian? Rumusan masalah tersebut dirinci pada pertanyaan- pertanyaan penelitian berikut:
1. Bagaimana konsep ilmu pengetahuan dan metode penelitian secara teoritis dan praktis?
2. Bagaimana konsep taksonomi penelitian secara teoritis dan praktis?
3. Bagaimana konsep masalah dan rumusan penelitian secara teoritis dan praktis?
4. Bagaimana konsep kajian teori dan kerangka berpikir secara teoritis dan praktis?
5. Bagaimana konsep hipotesis penelitian secara teoritis dan praktis?
6. Bagaimana konsep variabel penelitian secara teoritis dan praktis?
7. Bagaimana konsep populasi dan sampel penelitian secara teoritis dan praktis?
8. Bagaimana konsep teknik pengumpulan data dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
9. Bagaimana konsep rancangan eksperimen penelitian secara teoritis dan praktis?
10. Bagaimana konsep skala pengukuran dan skala penelitian secara teoritis dan praktis?
11. Bagaimana konsep uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
12. Bagaimana konsep statistik deskriptif dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
13. Bagaimana konsep statistik inferensial dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
14. Bagaimana konsep teknik pembuatan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka, dan penomoran dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
C. TUJUAN PENELITIAN
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui riset penelitian dapat dipahami dan diterapkan dalam melaksanakan penelitian. Tujuan umum tersebut dapat operasionalkan pada tujuan khusus, yaitu mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Konsep ilmu pengetahuan dan metode penelitian secara teoritis dan praktis?
2. Konsep taksonomi penelitian secara teoritis dan praktis?
3. Konsep masalah dan rumusan penelitian secara teoritis dan praktis?
4. Konsep kajian teori dan kerangka berpikir secara teoritis dan praktis?
5. Konsep hipotesis penelitian secara teoritis dan praktis?
6. Konsep variabel penelitian secara teoritis dan praktis?
7. Konsep populasi dan sampel penelitian secara teoritis dan praktis?
8. Konsep teknik pengumpulan data dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
9. Konsep rancangan eksperimen penelitian secara teoritis dan praktis?
10. Konsep skala pengukuran dan skala penelitian secara teoritis dan praktis?
11. Konsep uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
12. Konsep statistik deskriptif dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
13. Konsep statistik inferensial dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
14. Konsep teknik pembuatan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka, dan penomoran dalam penelitian secara teoritis dan praktis?
BAB II
ILMU PENGETAHUAN DAN METODE PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
Terciptanya ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman manusia terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam semesta baik mikrokosmos maupun makrokosmos. Ilmu pengetahuan seringkali dipandang sebagai kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan yang disusun dan diatur secara sistematis dan yang dipadukan secara harmoni melalui metode ilmiah. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang bersifat rasional, sistematik, komprehensif, konsisten, dan general yang menerangkan tentang fakta yang terjadi di alam nyata.
Fungsinya penelitian pada dasarnya adalah untuk uji empiris proposisi rasional atau verifikasi empiris, menjelaskan masalah yang ditemukan, sebagai alat untuk menguji teori, dan mengadakan klasifikasi terhadap konsep yang telah digunakan untuk memformulasikan teori itu sendiri.
Setiap ilmu (science) sudah pasti tergolong pengetahuan (knowledge), namun tidak setiap pengetahuan diklasifikasikan sebagai ilmu. Ilmu dijabarkan melalui akumulasi pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan metodik. Kumpulan-kumpulan pengetahuan harus mempunyai pijakan yang kokoh berupa filsafat yang didukung oleh ilmu matematika, logika, bahasa, statistika dan metode ilmiah. Pengetahuan yang berkaitan dengan metode pada umumnya memiliki sintaks mulai dari: menemukan masalah, merumuskan, kajian teoritik, menyusun hipotesis, mengumpulkan data dan informasi serta analisis data diakhiri dengan kesimpulan hasil penelitian.
Pengembangan ilmu pengetahuan diawali dan diinisiasi dengan menetukan asumsi-asumsi, sesuatu yang dianggap benar tanpa harus divalidasi dan dibuktikan. Kebenaran yang diperoleh melalui pengembagan ilmu pengetahuan harus bersifat universal dan dapat diuji secara berulang-ulang. Cara pengembangan ilmu pengetahuan tersebut dikenal sebagai metode ilmiah. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan
metode ilmiah mempunyai sifat logis, obyektif, sistematis, komprehensif, metodik, akumulatif dan berkesinambungan.
B. URAIAN MATERI 1. Pengertian Ilmu
Ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang berarti mengetahui atau memahami. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu berarti pengetahuan yang berkaitan dengan bidang kajian yang disusun secara sistematis berdasarkan metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala atau peristiwa tertentu. Jadi ilmu secara harfiah memiliki kesamaan makna dengan science. Namun ilmu mempunyai ruang lingkup yang berbeda dengan science (sains). Sains memiliki ruang lingkup pada bidang-bidang empirisme–positiviesme sedangkan ilmu mempunyai ruang lingkup lebih luas yang melampuinya sampai dengan hal-hal yang bersifat non empirisme seperti matematika dan metafisika.
Secara istilah, menurut beberapa ahli, merumuskan bahwa ilmu merupakan suatu rangkaian proses yang merangkai, membentuk dan menyusun serta menentukan kaidah-kaidah suatu pengetahuan (science is the process which makes knowledge).
Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang menerangkan kausalitas (hubungan sebab akibat ) dari suatu obyek menurut metode- metode tertentu yang merupakan suatu sistim yang berasal dari hasil- hasil kajian, pengamatan bahkan percobaan. Sedangkan pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan antara pikiran dengan kenyataan berdasarkan pengalaman yang terjadi secara berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal.1
Menurut Alex Lanur sebagaimana yang dikutif oleh Beni Ahmad Saebani menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindrea manusia. Lebih lanjut
1 Soetriono dan Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Cetakan I (Yogyakarta: Penerbit CV, 2007), hal. 14.
ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk:
“jika… maka”.2
Pengetahuan dalam bahasa inggris disebut knowledge yang secara umum dapat dimaknai sebagai sesuatu hal yang diketahui, dikenali atau dipahami oleh seseorang. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan merupakan gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.3
Pandangan Imam Al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh Beni Ahmad Saebani, bahwa Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengetahui kebesaran Allah SWT sehingga pengakuan manusia yang ditujukan dengan keyakinan yang rasional dan serasi dengan ilmu-ilmu ilahiyah.4 Menurut Karl Pearson sebagaimana yang dikutip oleh Soetriono dan Rita Hanafie ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang obyek tertentu yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode, (method)dan sistim tertentu.5
Ilmu pengetahuan, suatu sistem dari berbagi pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi kesatuan; suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksan yang dilakukan secara teliti dengan memakai metode-metode tetentu (induksi dan deduksi).6
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berupa pengetahuan umum yang diperoleh
2 Beni Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, Cetakan I (Bandung: Penerbit CV. Pustaka Setia, 2009), 171.
3 Umy Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Surabaya: PT.
Kashiko, 2006), hal. 295.
4 Beni Ahmad Saebani, Filsafat Ilmu, Cetakan I (Bandung: Penerbit CV. Pustaka Setia, 2009), hal. 171.
5 Soetriono dan Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Cetakan I (Yogyakarta: Penerbit CV, 2007), hal. 14.
6 Burhanddin Salam, Pengantar Filsafat, (Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2012), hal. 8-9.
melalui pengalaman dan cendrung trial and error atau berupa informasi common sense, tidak didukung oleh metode-metode tertentu. Karena pengetahuan diperoleh dari kebiasaan yang dilakukan secara berulang- ulang, maka landasan pengetahuan menjadi sangat lemah. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.
Secara garis besar ilmu pengetahuan terbentuk melalui proses dan tahapan sebagai berikut: 1) Ilmu mempelajarai fenomena; 2) Fenomena tersebut diabstrasikan menjadi konsep variable; 3) Konsep dan variabel itu dipelajari hubungannya berbentuk proporsi yang sifatnya berbentuk hipotesis; 4) Hipotesis diuji secara empiric menjadi fakta; 5) Jalinan fakta dalam kerangka membentuk teori yang merupakan sebuah ilmu.7
Diantara kegunaan penelitian adalah mencarai hal-hal yang baru atau memecahkan suatu persoalan. Adapun tugas yang diemban dalam penelitian sebenarnya kompleks. Secara umum tugas tersebut diantaranya adalah:
a. Mengadakan deskripsi atau menggabarkan secara jelas dan cermat hal-hal yang dipersoalkan.
b. Menerangkan (ekplanasi), yaitu menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa.
c. Menyusun teori, mencari dan merumuskan hubungan antara kondisi yang satu dengan kondisi yang lain.
d. Prediksi (ramalan), membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa yang akan terjadi atau gejala yang akan muncul.
e. Pengendalian yaitu melakukan tindakan guna mengendalikan peristiwa atau gejala.
2. Cabang Ilmu Pengetahuan
Berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu, akan mudah dipelajari dan dikenali ketika mampu memahami berbagai cabang dari ilmu pengetahuan.
7 Suryana, Metodelogi Penelitian Model Praktis Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2010), hal. 5-6.
Berdasarkan bidangnya ilmu pengetahuan digolongkan menjadi 2 (dua) komponen besar, yakni:
a. Ilmui-ilmu sosial yaitu diantaranya adalah ilmu filsafat, antropologi, sosiologi, pemerintahan, politik, administrasi, hukum, tata negara, kepariwisataan, sejarah, komunikasi, akuntansi, Manajemen, kepustakaan, dan lain-lain.
b. Ilmu-ilmu eksakta mencakup ilmu-ilmu teknik, kedokteran, kealaman, aljabar, ilmu ukur, antariksa, zoologi, botani, chemestry, ilmu tanah, ilmu komputer, farmasi, argonomi, geografi, statistik dan lain-lain.
Berdasarkan aplikasinya ilmu pengetahuan dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) bagian, yakni:
a. Ilmu murni (pure science) merupakan ilmu yang lebih memfokuskan kepada hal-hal yang bersifat teoritisasi, dan bertujuan untuk mendapatkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan riset, terutama kerja riset yang dilakukan di laboratorium.
b. Ilmu praktis (applied science) adalah ilmu yang secara langsung dapat manfaatkan dan diterapkan untuk kepentingan masyarakat secara kontenstual dan bertujuan untuk membantu dan mempermudah berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ilmu campuran (mixed science) merupakan pengintegrasian antara aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup ilmu murni dan ilmu terapan.
Berdasarkan fungsi kerjanya ilmu pengetahuan menurut Moleong dapat di klasifikasi menjadi 3 (tiga) elemen, yakni:8
a. Ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang disusun dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan silogisme, misalnya mempelajari hal-hal yang bersifat dogmatis dan abstrak.
b. Ilmu empiris praktis merupakan ilmu yang diperoleh dengan menggunakan metode berpikir induktif, termasuk didalamnya adalah penerapan bidang-bidang sosial dalam kehidupan sehari-hari.
8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 77.
c. Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang diperoleh dengan menggunakan metode berfikir deduktif dan induktif atau sebaliknya berfikir dengan cara induktif ke dedktif, misalnya perolehan ilmu pemerintahan.
3. Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan Lainnya
Secara substantif manusia memiliki ranah kesadaran yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi, yakni: perasaan, pengetahuan dan pengalaman.
Ketiga dimensi tersebut sangat berbeda, namun saling berhubungan satu sama lainya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh manusia tentang “apa” menyangkut benda-benda atau obyek yang bersifat konkrit maupun abstrak. Pengetahuan itu berasal dari komposisi pikiran manusia dan diperoleh melalui sebuah proses yang dilakukan secara berkesinambungan, sehingga mampu menyadarkan mansia untuk mengetahui segala sesuatu. Dalam perkembangannya pengetahuan manusia berdiferensiasi menjadi empat cabang utama, filsasat, ilmu, pengetahuan dan wawasan.9
Untuk memahami perbedaan keempat cabang itu, berikut ilustrasinya: ilmu kalam digolongkan sebagai filsafat, fiqih diklasifikasikan sebagai ilmu, sejarah islam dikelompokan kedalam pengetahuan, praktek islam di Indonesia merupakan bentuk wawasan.
Sedangkan bahasa, matematika, logika dan statistika merupakan pengetahuan yang dijadikan sebagai alat untuk memperoleh ilmu.
Sebelum mahasiswa melakukan kegiatan riset terlebih dahulu harus mempelajari dan mendalami ilmu yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yakni kajian berupa ilmu yang berkaitan mengenai metode penelitian terutama mempelajari tentang masalah penelitian, jenis hipotesis penelitian, populasi dan sampel, obyek dan subyek penelitian, teknik pnegumpulan data, analisis data, langkah-langkah penelitian serta penyusunan laporan dalam suatu karya ilmiah yang logis, konsisten, dan komprehensif.
Logis atau masuk akal, artinya berdasarkan hal-hal yang tertuang dengan akal pikiran atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang
9 Mohammad Adib, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2011), hal. 123.
ilmu pengetahuan. Obyektif maknanya segala sesuatu didasarkan pada fakta dan data yang teradi di lapangan, tidak terpengaruh dengan pertimbangan yang bersifat pribadi. Sistematis artinya adanya ketergantngan dan hubungan antara komponen yang satu dengan lainnya secara konsisten (terutama konsistem internalnya).
Konsistensi internal dapat mengalami perubahan jika terdapat penemuan-penemuan terbaru. Sifat transfaransi dan keterbukaan dalam menerima kebenaran yang baru ini tidak boleh memicu kontradiksi pada azas-azas teori ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kehandalan ilmu pengetahuan dapat dicermati dan dipahami dari keteraturan internal yang menyangkut metode, dalil, konsep, prinsip, teori dan hukum.
Komprehensif mempunyai makna bahwa sifat ilmu pengetahuan tidak mengenal batas-batas sosial dan wilayah dapat berlaku oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, terbuka dan universal. Metodik maksudnya Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu desain yang menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah metode ilmiah.
Akumulatif artinya tersusun menjadi kumpulan ilmu pengetahuan yang utuh membentuk kompilasi atau bunga rampai tentang berbagai fakta, data, konsep, prinsip, teori, hukum atau aturan, yang terkumpul sedikit demi sedikit. Manakala terdapat dalil atau konsep yang tidak benar atau menyimpang dari kaidah ilmu pengetahuan, maka dalil atau konsep tersebut akan eliminasi serta diganti dengan kebenaran yang baru.
4. Komponen-Komponen Ilmu Pengetahuan
Terdapat 6 (enam) komponen dalam ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk diperhatikan diantaranya adalah:
masalah; sikap; metode; aktivitas; kesimpulan; dan pengaruh.
a. Masalah (Problems), masalah dianggap ilmiah, jika memenuhi tiga unsur, yakni: 1) dapat dikomunikasikan; 2) memenuhi sikap ilmiah dan 3) menerapkan metode ilmiah.
b. Sikap (Attitude), dalam bidang penelitian, penting seorang mempunyai sikap ilmiah (scientific attitude). Ciri-ciri yang melekat pada sikap ilmiah, adalah: 1) keingintahuan (curiosity); 2) spikulasi (speculativeness); 3) kemauan untuk berlaku objektif (willingness to be objective); 4) terbuka (open-maindedness); 5) kemauan untuk
menangguhkan penilaian (willingness to suspend judgment) dan 6) bersifat sementara (tentativity).
c. Metode (Method), terdapat lima komponen penting dalam menerapkan metode ilmiah, yaitu memahami masalah; menguji masalah; menemukan solusi; membuktikan hipotesis dan rekomendasi.
d. Aktivitas (Activity), setiap menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu aktivitas, yakni penelitian ilmiah. Aktivitas penelitian ilmiah dimulai dari observasi, menyusun rumusan masalah, membuktikan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, simpulan hingga menyusun rekomendasi.
e. Kesimpulan (Conclusion), simpulan merupakan tahap akhir dari suatu sikap, metode dan aktivitas penelitian. Kesimpulan ilmiah bersifat sementara dan tidak dogmatis. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu bersifat dinamis, dimasa yang akan datang diperlukan pembuktian kembali sebagai sebuah tradisi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
f. Pengaruh (Effects), perkembangan ilmu pengetahuan mempunyai dua pengaruh besar, yaitu: 1) teknologi dan industri; 2) peradaban manusia. Teknologi yang berkembang dengan pesat merupakan produk dari ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan ilmu.
5. Kebenaran Ilmu dengan Pengetahuan Lainnya
Kebenaran ilmu pengetahuan bersifat tentatif atau relatif yang setiap saat dan periode tertentu kebenarannya dapat mengalami perubahan manakala ditemukan kebenaran yang lebih relevan dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi, kebenaran ilmu itu sangat temporal, bukan bersifat mutlak dan tidak ada garis final, sehingga ilmu pengetahuan selalu bersifat dinamis dan terbuka.
Menurut Muhammad Muslih terdapat 3 (tiga) teori pokok tentang kebenaran keilmuan, yakni: teori saling hubungan, persesuaian dan kegunaan.10
Berikut diuraikan teori pokok tentang kebenaran keilmuan, sebagai berikut:
1) Teori Saling Hubungan (coherence theory)
Teori ini lebih dikenal dengan teori konsistensi, teori koherensi bersifat rasional-aprioris sebab dalam teori ini mengandung makna bahwa kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan diantara gagasan-gagasan atau ide-ide yang sesuai dan akurat, yaitu gagasan atau ide-ide yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran. Pertanyaaan dianggap benar jika pertanyaan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Kebenaran terletak pada saling hubungan diantara ide-ide tentang sesuatu yang ditangkap dalam alam pikiran. Tingkat saling hubungan adalah ukuran bagi tingkat kebenaran itu sendiri.
2) Teori Persesuaian (correspondence theory)
Teori korespondensi ini mempercayai bahwa seluruh pendapat tentang suatu fakta atau informasi itu benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Artinya, kebenaran merupakan linieritas antara pernyataan tentang fakta yang dikemukakan dengan obyek fakta itu sendiri. Karena itu, teori korespondensi ini bersifat empiris-aposterioris. Teori korespondensi menekankan pada apakah ide-ide itu merupakan potret dari fakta itu sendiri atau bukan. Pernyataan dianggap benar jika materi yang terkandung di dalam pernyataan mempunyai korespondensi.
3) Teori Kegunaan (pragmatic theory)
Pada teori ini berbeda dengan teori sebelumnya. Teori korespondensi dapat menyelesaikan secara tuntas pekerjaan dalam mencari kebenaran.
10 Muhammad Muslih, Filsafat Ilmu: Kajian atas Dasar Asumsi Dasar Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. (Yogyakarta: Penerbit Belukar, 2008), hal.
182-185.
pernyataan dipercaya benar karena pernyataan tersebjut mempunyai sifat fungsional dalam kehidupan praktis.11
Dalam menjawab kebenaran keilmuan teori pragmatis menuntut sesuatu yang sifatnya praktis. Artinya teori pragmatisme ini sangat tergantung pada kondisi-kondisi yang berupa manfaat (utility), kemugkinan dapat dikerjakan (workability) dan konsekuensi yang memuaskan (satisfactory results).
Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan oleh fitrah manusia sebagai mahluk yng memiliki ras ingin tahu, mencari dan berpihak kepada kebenaran. Pencarian kebanaran dan upaya menanggapi kehidupan yang terbaik dilakukan dengan cara non ilmiah dan ilmiah.
a. Pendekatan non ilmiah
Pencarian kebenaran dengan cara nonilmiah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1) Penemuan kebenaran berdasarkan wahyu.
2) Penemuan kebenaran melaui ilham.
3) Penemuan kebanaran secara kebetulan.
4) Penemuan kebenaran dengan akal sehat.
5) Penemuan kebenaran melalui upaya trial and error.
6) Penemuan kebenaran berdasarkan kewibawaan.
b. Pendekatan ilmiah
Dalam mencari kebenaran secara ilmiah melalui tiga tahapan yaitu:
1) Skeptik, adalah upaya untuk menanyakan bukti atau fakta terhadap setiap kenyataan.
2) Analitik, menimbang setiap permasalahan yang dihadapi.
3) Kritik, untuk mengembangkan kemampuan obyektif.12 6. Sifat dan Syarat Metode Penelitian, Ilmu Pengetahuan
Beberapa sifat metode penelitian dan ilmu pengetahuan yaitu:
a. Adanya penyelidikan dalam kegiatan ilmiah berusaha menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari sumber-sumber primer
11 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitattif, (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2014), hal. 5-9.
12 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Cetakan ke-12, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2012), hal. 6.
untuk menemukan prinsp-prinsip, hukum, dalil, teori, dan generalisasi yang terbuka umum mengenai untuk diselidiki.
b. Penelitian mempergunakan cara kerja dengan proses yang diteliti jelas, dan sistematis dan dapat dipertanggung-jawabkan sebagai proses yang memberikan kemungkinan diperolehnya pengetahuan yang benar.
c. Penelitian didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman.
d. Penelitian mengolah data dan menyajikan secara sistematis.
e. Hasil penelitian dilaporkan secara rasional dan logis dalam berbagai bentuk penulisan ilmiah sesuai dengan metode dan maksud penelitian.
Selanjutnya syarat metode penelitian dan ilmu pengetahuan dalam penelitian ilmiah harus memuat unsur-unsur berpikir ilmiah yaitu terungkap adanya persoalan dan masalah termasuk mengajukan hipotesis, adanya informasi, bukti atau data yang logis untuk dianalisis dan diakhiri dengan suatu kesimpulan dan implikasinya.13
Pengetahuan ilmiah pada dasarnya memiliki 5 (lima) ciri pokok sebagai berikut:
a. Empiris, artinya bahwa pengetahuan dihasilkan, dikumpulkan dan diperoleh melalui observasi, penemuan dan penyelidikan.
b. Sistematis, maksudnya bahwa teori, konsep, argumentasi, keterangan dan fakta serta data-data memiliki hubungan antara satu dengan lainnya.
c. Objektif, artinya bahwa produk ilmu pengetahuan bebas dari berbagai intervensi dan kepentingan personal.
d. Analisis, bahwa pengetahuan ilmiah dapat dipahami secara menyeluruh baik sifatnya, hubungannya, dan peranan dari setiap komponen-komponen ilmu pengetahuan tersebut.
e. Verifikatif, artinya bahwa kebenaran dari ilmu pengetahuan terbuka dan teruji untuk dilakukan verifikasi oleh siapapun.
13 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2011), hal. 25.
7. Metode Penelitian Ilmiah
Secara harafiah istilah metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang terdiri dari kata depan meta yang maknanya menuju, melalui, mengikuti suatu jalan dan kata benda hodos maknanya jalur, jalan atau arah. Metode merupakan cara melakukan suatu menurut sistem dan aturan-aturan tertentu yang dapat dilakukan secara terarah dan teratur untuk mencapai hasil optimal. Metode mengandung makna sebagai suatu langkah, prosedur atau cara-cara tertentu yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
Metode ilmiah merupakan proses berfikir dan cara untuk memecahkan berbagai masalah (problem solving) secara sistematis dan akuntabel.
Menurut Rosady Ruslan metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja yang sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan solusi yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.14
Penelitian pada prinsipnya merupakan suatu aktivitas untuk menemukan kebenaran atau suatu kegiatan untuk lebih membenarkan sebuah kebenaran. Seluruh daya dan upaya untuk mendapatkan kebenaran dilakukan oleh para peneliti dan ilmuan lannya melalui model-model tertentu. Model tersebut dikenal dengan paradigma.
Menurut Bagdan dan Biklen, paradigma merupakan kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian.15
Para peneliti memerlukan paradigma yang jelas dalam menyusun konsep penelitannya, sebab seperti paradigma dalam penelitian dapat dijadikan sebagai peta atau petunjuk dalam melakukan seluruh prosedur dan langkah penelitian.
14 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta:
Penerbit Rajawali Pers, 2003), hal. 24.
15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), hal. 43.
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Secara Umum
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah dan ilmu. Sedangkan tehnik penelitian adalah cara untuk melaksanakan metode penelitian.
Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian.
Metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan.16 Istilah cara ilmiah menunjukan arti bahwa kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuwan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.17
Jadi, secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mengumpulkan data atau fakta yang mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data/fakta, tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah memiliki arti bahwa kegiatan penelitian itu didasarkan pada karakteristik
16 Suryana, Metodelogi Penelitian Model Praktis Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2010), hal. 1.
17 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, 2011), hal. 23.
keilmuan, yaitu rasional, empiris, metodik dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu ditempuh dengan cara-cara logik dan masuk akal, sehingga dapat dilakukan penalaran oleh manusia. Empiris berarti obyek-obyek yang diobservasi dan diukur dapat diamati oleh alat indra manusia, sehingga orang lain dapat juga mengamati dengan cara- cara yang sama atau hampir sama. Sistematis artinya setiap elemen atau atribut dalam setiap langkah penelitian memiliki hubungan antara bagian yang satu dengan lainnya. Sehingga tidak ditemukan pertentangan yang dapat menimbulkan kontra pemahaman bahkan justru dapat memunculkan penafsiran yang cenderung meluas.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menujukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya pada provinsi tertentu terdapat 100 peserta didik yang tidak lulus ujian nasional, sedangkan hasil penelitian melaporkan ternyata siswa yang tidak lulus jauh diatas yakni 200 siswa. Maka data yang dilaporkan peneliti tersebut tidak valid.
Dalam pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data valid di lapangan cukup sulit, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahuai validitasnya, peneliti menempuh prosedur dengan pengujian validitas atau objektivitas. Pada umumnya kalau data itu valid dan objektif, maka terdapat kecendrungan data tersebut membentuk kurva normal.
Data yang valid sudah tentu reliabel dan obyektif. Namun data yang reliabel belum tentu valid, misalnya salah seorang mahasiswa sering menyatakan bahwa berdasarkan hasil survey pendahuluan diperoleh data bahwa metode mengajar guru masih didominasi menggunakan metode ceramah. Hal ini ditulis secara konsisten dilatar belakang sampai dinyatakan saat ujian, namun informasi itu perlu di cek kebenarannya di lapangan, sebab data yang lain menunjukan bahwa telah banyak dilakukan bintek maupun workshop terhadap penyempurnaan metode mengajar yang diterapkan oleh guru di masing-masing madrasah atau sekolah.
Dengan demikian untuk menghindari data hasil rekayasa, perlu menyiapkan data-data pendamping. Dari pemaparan di atas data yang
disampaikan oleh mahasiswa terdebut terlihat reliabel (konsisten) tetapi tidak valid.
Setiap penelitian mengandung tujuan dan manfaat tertentu. Secara umum tujuan penelitian terdiri atas 3 jenis yaitu pembuktian, pengembangan dan penemuan. Pembuktian berarti terdapatnya keraguan terhadap sesuatu melalui menguji teori, konsep atau prinsip tertentu terkait dengan terapannya di lapangan. Pengembangan mencoba melakukan perluasan dan pendalam terhadap pola-pola tertentu atau formulasi yang dikembangkan dari formulasi yang telah ada sebelumnya.
Penemuan berarti mendapatkan data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui atau ditemukan.
Pada umumnya data yang telah dikumpulkan dari kegiatan penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahakan dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat. 18 Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak temukan dan selanjutnya menjadi sesuatu yang diketahui, memecahkan masalah berarti menemukan solusi sehingga masalah tersebut tidak menjadi masalah lagi atau meniadakan masalah, dan mengantisipasi berarti melakukan upaya kewaspadaan atau kehati-hatian agar masalah yang sama tidak terualang lagi.
C. RANGKUMAN
Ilmu pengetahuan merupakan suatu sistem dari berbagi pengetahuan yang masing-masing berkaitan dengan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu, hingga menjadi satu kesatuan utuh (sistem). Suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan- pemeriksan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode- metode tetentu (induksi dan deduksi).
Suatu karya ilmiah hendaknya memenuhi unsur-unsur logis, obyektif, sistematis, konsisten, metodik dan komprehensif, serta akumulatif.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &
D), (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2006), hal. 6.
Logis atau masuk akal, artinya berdasarkan hal-hal yang tertuang dengan akal pikiran atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan. Obyektif maknanya segala sesuatu didasarkan pada fakta dan data yang teradi di lapangan, tidak terpengaruh dengan pertimbangan yang bersifat pribadi (subjektif). Sistematis artinya adanya ketergantngan dan hubungan antara komponen yang satu dengan lainnya secara konsisten (terutama konsistem internalnya).
Konsistensi internal dapat mengalami perubahan jika terdapat penemuan-penemuan terbaru. Sifat transparansi dan keterbukaan dalam menerima kebenaran yang baru ini tidak boleh menimbulkan kontradiksi pada azas-azas teori ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kehandalan ilmu pengetahuan dapat dicermati dan dipahami dari keteraturan internal yang menyangkut metode, dalil, konsep, prinsip, teori dan hukum.
Komprehensif mempunyai makna bahwa sifat ilmu pengetahuan tidak mengenal batas-batas sosial dan wilayah dapat berlaku oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja, terbuka dan universal. Metodik maksudnya ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu desain yang menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah metode ilmiah.
Akumulatif artinya tersusun menjadi kumpulan ilmu pengetahuan yang utuh membentuk kompilasi atau bunga rampai tentang berbagai fakta, data, konsep, prinsip, teori, hukum atau aturan, yang terkumpul sedikit demi sedikit. Manakala terdapat dalil atau konsep yang tidak benar atau menyimpang dari kaidah ilmu pengetahuan, maka dalil atau konsep tersebut akan eliminasi serta diganti dengan kebenaran yang baru.
BAB III
TAKSONOMI PENELITIAN
A. PENDAHULUAN
Pada awal abad ke-21 ini, perkembangan ilmu dan teknologi demikian semakin cepat. Pesatnya perkembangan ini tidak lepas dari sumbangan hasil-hasil penelitian, baik penelitian dasar maupun penelitian terapan.
Istilah taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni tassein yang bermakna “mengelompokkan” dan nomos yang berarti ilmu, aturan atau kajian. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengolongan segala sesuatu berupa objek atau atribut berdasarkan hirarki atau tingkatan tertentu.
Jadi, taksonomi penelitian adalah kegiatan pengelompokan atau pengklasifikasian atas dasar sistematika penelitian berdasarkan tingkatan- tingkatan tertentu sehingga memudahkan mempelajari dan memahami objek yang sedang dikaji.
Sedangkan penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta- fakta. Sehingga taksonomi penelitian adalah pengelompokan berbagai jenis penelitian ke dalam tingkatan-tingkatan penelitian.
Pembagian tingkatan penelitian berdasarkan bidang terdiri atas penelitian akademis, profesional dan institusi. Berdasarkan tujuannya terdiri atas penelitian murni atau dasar dan penelitian aplikatif.
Berdasarkan metodenya terdiri atas penelitian survei, expostfacto, eksperimen, naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian evaluasi, penelitian tindakan kelas, sejarah dan pengembangan. Berdasarkan tingkat ekplanasi, yakni deskriptif, komparatif dan asosiatif. Berdasarkan waktu yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian terdiri atas cross section research dan longitudinal research.
B. URAIAN MATERI
Dalam menyusun taksonomi atau klasifikasi suatu jenis penelitian menghadirkan suatu unsur-unsur penting yang mempunyai tingkatan berbeda-beda. Taksonomi penelitian memiliki konstruksi dari meta- analysis, systematic review, randomized controlled, cohort studies, case control studies, case series, dan animal research/laboratory studies.
Gambar 2. Tingkatan Kualitas Hasil Penelitian
Tingkatan tersebut menggambarkan kualitas dari hasil penelitian yang ada dalam jurnal dari tingkat paling baik yaitu paling atas dan tingkatan yang kurang baik berada ditingkatan paling bawah. Namun yang dipaparkan dalam buku ini meta-analysis dan systematic review.
1. Meta-Analysis
Meta-analisis merupakan teknik pengembangan dalam riset yang paling muktahir untuk membantu dan mempermudah peneliti
menemukan unsur-unsur konsistensi atau ketidak konsistensi dari hasil penelitian. Meta-analisis suatu metode yang melakukan analisis secara mendalam terhadap suatu topik dari beberapa penelitian yang valid kemudian dijadikan satu tulisan sehingga menyerupai sebuah penelitian baru.
Prinsipnya meta-analisis mempraktekkan dan mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang dilakukan secara kuantitatif dengan metode statistik tertentu dan menggunakan sejumlah data cukup banyak. Oleh karena itu, dalam meta-analisis peneliti mencoba merangkum berbagai hasil penelitian yang sejenis dengan cara mencari nilai effect size.
Jenis-jenis penelitian meta-analisis dipaparkan dalam gambar di bawah ini.
Gambar 3. Jenis-Jenis Penelitian Meta-Analisis
a. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diselidiki.
Penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat, dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau
lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.1 Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan di laboratorium.2
Tipe pendekatan eksperimen, peneliti secara sengaja memanipulasi suatu variabel kemudian memperhitungkan efek atau akibat yang ditimbulkannya. Melalui eksperimen, dapat diketahui suatu variabel dikontrol atau dimanipulasikan.
Asumsinya jika terdapat dua situasi atau kondisi yang keadaannya serba sama, kemudian kepada salah satunya ditambahkan (atau dikurangi) satu elemen, perbedaan yang berkembang diantara kedua situasi atau kondisi tersebut merupakan akibat dari elemen yang ditambahkan atau dikurangi tadi.3
b. Penelitian Korelasional
Riset korelasional merupakan penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yag berbeda dalam suatu populasi. Sifat perbedaan yang utama berkaitan dengan usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi. Disini peneliti dapat mengetahui berapa besaran kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.4
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan tehnik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. Besarnya atau tingginya
1 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Edisi 10, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2009), hal: 2007.
2 Dadang Kuswana, Metode Penelitian Sosial, Edisi 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal: 41.
3 Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Edisi 1 ( Jakarta: Rajawali pres, 2008), hal: 24.
4 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Edisi 2( Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada. 2011) hal: 25.
hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
Di dalam penelitian deskriptif koefisien korelasi menerangkan sejauh mana dua atau lebih variabel berkolerasi, sedangkan dalam penelitian generalisasi hipotesis koefisien korelasi menunjukkan tingkat signifikasi terbukti tidak hipotesis.
Ciri dari penelitian korelasi tidak menuntut subjek penelitian yang tidak terlalu besar atau banyak. Sebab dengan variasi yang kecil pada sekor yang diperoleh akan menghasilkan koefisien kolerasi yang lebih kecil dibandingkan dengan variasi skor yang besar.
Korelasi tidak selalu menunjukkan pada hubungan sebab akibat. Koefisien korelasi tidak dapat diinterpretasikan secara mutlak.5
c. Penelitian Survey
Penelitian survey merupakan jenis penelitian yang dilakukan pada populasi yang jumlahnya besar atau kecil. Penarikan sampel diperoleh dari populasi penelitian yang sudah ditentukan.
Data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian relatif, distributif, dan hubungan antar variabel sosiologis atau psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.6
Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditinjukkan pada sejumlah besar individu atau kelompok unit yang ditelaahnya, apakah individu atau kelompok, jumlahnya relatif besar. Karena jumlah unit yang ditelaah relatif besar, tentunya mustahil untuk bisa menelaahnya secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Pada survey focus perhatiannya hanya ditunjukkan ke beberapa variabel saja, mengingat unit yang ditelaahnya dalam jumlah besar.
5 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, edisi 10, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2009), hal: 247-248.
6 Dadang Kuswana, Metode Penelitian Sosial, Edisi 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal: 40.
Dengan survey, peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi. Variabel yang ditelaah sesuai dengan karakteristik yang menjadi focus penelitian.
Karena bermaksud untuk menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi, maka individu atau kelompok yang diteliti haruslah benar-benar mewakili populasi.
Individu atau kelompok diambil sebagai sampel penelitian, haruslah bisa mewakili populasi individu atau kelompok yang diteliti (representative). Oleh karena itu, tehnik sampling merupakan persoalan penting pada setiap survey.7
Penelitian survey dilakukan mengukur suatu gejala/peristiwa dengan tidak bermaksud mendalami keberadan gejala/peristiwa tersebut, sehingga tidak memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel. Sebab data yang dikumpulkan digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tanpa melakukan pengujian/pembuktian hipotesis penelitian.
Survey dapat memberikan manfaat untuk tujuan-tujuan deskriptif, membantu dalam hal membandingkan kondisi- kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan juga untuk pelaksanaan evaluasi. Survey dapat dilakukan dengan cara sensus maupun sampling terhadap hal-hal yang nyata dan tidak nyata.8
d. Penelitian etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat. Para informan tersebut diminta untuk mengidentifikasi informan-informan lainnya yang mewakili masyarakat tersebut, menggunakan sampling berantai untuk memperoleh suatu kelengkapan informan dalam semua wilayah empiris penyelidikan.
7 Faisal Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Edisi 1 ( Jakarta: Rajawali pres, 2008), hal: 23
8 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Edisi 2( Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada. 2011), hal: 25.