ROMANTIKA PERNIKAHAN MAHASISWA DI FAKULTAS SYARIAH UIN MATARAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEHARMONISAN RUMAH TANGGA
Oleh:
LITA JULIA ARDANI NIM 160202062
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI) FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2021
ROMANTIKA PERNIKAHAN MAHASISWA DI FAKULTAS SYARIAH UIN MATARAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEHARMONISAN RUMAH TANGGA
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum
Oleh:
LITA JULIA ARDANI NIM 160202062
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI) FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM
2021
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Lita Julia Ardani, NIM. 160202062 dengan judul ” Romantika Pernikahan Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga” telah memenuhi syarat dan disetujuai untuk diuji.
Disetujui pada tanggal:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amad Muhasim, S.Ag., M.H.I Muhammad Nor, M.H.I
NIP.197312151998031004 NIP.197306202000031001
iii
NOTA DINAS
Mataram, Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Syariah Di Mataram
Assalamualaikum, Wr, Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi kami berpendapat bahwa skripsi Saudara :
Nama Mahasiswa : Lita Julia Ardani
NIM : 160202062
Jurusan/prodi : Hukum Keluarga Islam
Judul : Romantika Pernikahan Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah skripsi Fakultas Syariah UIN Mataram.Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini segera di-munaqasyah-kan.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amad Muhasim, S.Ag., M.H.I Muhammad Nor, M.H.I
NIP.197312151998031004 NIP.197306202000031001
iv
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Lita Julia Ardani, NIM: 160202062 dengan judul “Romantika Pernikahan Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan Dampaknya Terhadap Keharm onisan Rumah Tangga” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyyah) Fakultas Syariah UIN Mataram pada tanggal 2 Juni 2021
Dewan Penguji
Ketua Sidang/ : Dr. Amad Muhasim, S.Ag., M.H.I
Pemb. I NIP.197312151998031004 (______________)
Sekretaris Sidang/ : Muhammad Nor, M.H.I.
Pemb. II NIP.197306202000031001 (______________)
(Penguji I) : Prof. Dr. Moh. Abdun.Nasir., M. Ag.
NIP. 197511042001121100 (______________)
(Penguji II : Ahmad Nurjihadi., M. Ag.
NIP. 1977907262011011006 (______________)
Mengetahui, Dekan Fakultas Syariah
Dr. H. Musawar, M.Ag.
NIP 196912311998031008
vi
MOTTO
“Tiada hubungan terindah antara seorang laki-laki dan perempuan kecuali dalam hubungan pernikahan”
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.”
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan dorongan, nasihat, dan kasih sayang tanpa batas, Mamaku Rimawati dan Bapakku Rusli (Almarhum).Untuk kakaku, Adikku, dan Keluarga Besar yang tak pernah berhenti mensupport, dan mangajarkan arti dari sebuah kesabaran.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT., karena atas rahmat dan hidayah-nya sekripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya sholawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa umatnya kejalan yang benar dan sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi.
Skripsi ini berjudul Romantika Pernikahan Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga, yang merupakan syarat untuk mendapatkan Sarjana Hukum(SH) pada Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis sangat menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah lepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karenanya, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Amad Muhasim, S.Ag., M.H.I, selaku dosen pembimbing I, dan Muhammad Nor, M.H.I, selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktunya dan tenaga untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan monivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram beserta jajarannya yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan akademik. Bapak dan Ibu petugas perpustakaan yang telah
ix
memberikan kemudahan penulis untuk mendapatkan literatur atau referensi yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah (UIN) Mataram yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Saran dan kritik tersebut penulis harapkan pada saat skripsi ini diseminarkan.Akhir kata semoga skripsi ini dapat dilanjutkan dalam sebuah penelitian dan dituangkan pada hasil akhir berupa laporan skripsi.
Mataram, 2020
Lita Julia Ardani NIM. 160202062
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 9
E.Telaah Pustaka ... 10
F. Kerangka Teori ... 19
1. Pengertian Pernikahan ... 19
2. Dasar hukum pernikahan ... 20
xi
3. Rukun dan Syarat Sah Pernikahan ... 23
4. Tujuan dan hikmah pernikahan ... 25
5. Keharmonisan Rumah Tangga ... 27
G.Metode Penelitian ... 28
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28
2. Kehadiran Peneliti ... 30
3. Lokasi Penelitian ... 31
4. Sumber Data ... 32
5. Teknik Pengumulan Data ... 32
6. Teknik Analisi Data ... 34
7. Pengecekan Keabsahan Data ... 36
H.Sistematika Pembahasan... 38
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 40
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40
1.Sejarah Singkat Fakultas Syariah UIN Mataram ... 40
2. Visi dan Miss Fakultas Syariah ... 48
3. Tujuan Fakultas Syari’ah ... 49
4. Letak Geografis Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Mataram ... 49
B. Pernikahan Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram ... 49
C.Faktor penyebab terjadinya pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram ... 54 D.Dampak Pernikahan Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram . 58
xii
BAB III PEMBAHASAN ... 62
A.Analisis terjadinya pernikahan mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram ... 62
B. Analisis faktor penyebab terjadinya pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram ... 64
C.Analisis dampak pernikahan mahasiswa Fakultas Syariah Uin Mataram ... 70
BAB IV PENUTUP ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Syariah Tahun 2018-2020 ... 35 Tabel 2.2 Jumlah Mahasiswa Yang Menikah di Fakultas Syariah Tahun
2016-2018 ... 35
xiv
ROMANTIKA PERNIKAHAN MAHASISWA DI FAKULTAS SYARIAH UIN MATARAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KEHARMONISAN RUMAH TANGGA Oleh:
LITA JULIA ARDANI NIM. 160202062
ABSTRAK
Pada umumnya pernikahan adalah salah satu Sunnatullah yang berlaku pada semua mahkluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Pernikahan merupakan cara yang dipilih oleh Allah SWT. Sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan peran yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Tujuan ipenelitian adalah imengetahui terjadinyapernikahan iantar imahasiswa idi iFakultas iSyariah iUIN iMataram, factor yangmenyebabkan iterjadinya ipernikahan iantar imahasiswa idi iFakultas iSyariahUIN iMataram dan dampak ipernikahan iantar imahasiswa iFakultas iSyariahUIN iMataram iterhadap ikeharmonisan irumah itangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalahmahasiswa menikah pada saat masih aktif kuliah, yaitu suka sama suka anatara kedua belah pihak kerana takut melakukan hal-hal yang tidak diinginkan (zina) terjadi, sudah merasa cocok untuk membangun rumah tangga serta kesiapan mental pisik dan fisikis dari kedua belah pihak dalam menjalankan kewajiban sebagai suami atau istri, dorongan dari orang tua yang menjadi alasan mahasiswa untuk melakukan pernikahan pada saat menempuh pendidikan. Faktor terjadinya pernikahan mahasiswa yaitu peraturan adat didesa setempat yang menjadi memicu mahasiswa untuk melakukan pernikahan, lingkungan/dorongan dari sahabat yang mengakibatkan mahasiswa melakukan pernikahan pada saat mereka masih aktif kuliah.Dampak dari pernikahan mahasiswa di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Mataram ada dua, yaitu dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif dari pernikahan mahasiswa yang ditemukan oleh peneliti adalah soal membagi waktu untuk menyelesaikan kewajiban studi/kuliah dengan kewajiban rumah tangga.Sedangkan dampak positif dari pernikahan mahasiswa, yaitu mereka meresa lebih bahagia setelah menikah, terutama kerena adanya pasangan hidup dan anak yang melengkapi kehidupan rumah tangga.
Kata kunci : Romantika, pernikahan, Keharmonisan rumah tangga
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada umumnya pernikahan adalah salah satu Sunnatullahyang berlaku pada semua mahkluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Pernikahan merupakan cara yang dipilih oleh AllahSWT. Sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan peran yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah swt.tidak menjadikan manusia seperti mahkluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan secara anarkhi tanpa aturan demi menjaga kehormatan dan martabat kemuliaan manusia.1
Allah SWT.mengadakan hukum sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling meridhai. Ucapan ijab kabul sebagai lambang adanya rasa ridho-meridhoi dan dengan dihadiri oleh para saksi yang menyaksikan bahwasanya pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terikat. Bentuk pernikahan ini telah memberikan jalan yang aman pada naluri seks, memelihara keturunan dengan baik, dan menjaga kaum perempuan agar tidak laksana rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak dengan seenaknya.2
1Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2003), hlm.10-11.
2Ibid.,hlm.10-11.
1
Pergaulan suami istri menurut ajaran Islam diletakkan dibawah naluri keibuan dan kebapakan sebagaimana ladang yang baik nantinya menumbuhkan tumbuhan-tumbuhan yang baik dan menghasilkan buah yang baik pula.3Islam memandang bahwa pernikahan adalah suatu cara untuk menghalalkan suatu hubungan yang tadinya diharamkan antara laki-laki dan perempuan.
Pernikahan ini merupakan penyempurna separuh agama dari seorang laki- laki.Pernikahan adalah fitrah yang dianugerahkan Allah SWT kapada umat manusia.4Pernikahan merupakan prosesi sakral yang harus ditempuh untuk menciptakan keluarga baru yang bahagia, sejahtera, damai, tenteram, dan kekal.Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ar-Ruum ayat: 21
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”5 Adapun iperkawinan imenurut iUndang-Undang iNo.i16 iTahun i2019 ipasal i1 iadalah iikatan ilahir ibatin iantara iseorang ipria idan iwanita isebagai isuami iistri idengan itujuan imembentuk ikeluargai(rumah itangga) iyang
ibahagia idan ikekal iberdasarkan iKetuhanan iYang iMaha
3Ibid.,hlm.11-12.
4Mudjab Muhalli, Menikahlah Engkau Menjadi Kaya “Kado Pernikahan untuk Pasangan Muda”,(Yogyakarta: PT. Mitra Pustaka, 2006), hlm. 6.
5 QS ar-Ruum (30) :21.
iEsa. 6 Sedangkanimenurut iKompilasiiHukum iIslami(KHI), iperkawinan iadalah iakad iyang isangat ikuat iuntuk imenaati iperintah iAllah iSWT idan imelaksanakannya imerupakan iibadah.7iPerkawinan ijuga ibertujuan iuntuk imewujudkan ikehidupan irumah itangga iyang isakinah, imawaddah idan irahmah.
Seperti iyang ikita iketahui ibersama, imahasiswa iadalah isosok iakademisi iyang idituntut iuntuk iselalu iaktif idalam imelakukan iaktifitas idi ikampus.iMahasiswa imemiliki ikesibukan iyang iberanekaragam, ibaik iyang iberkaitan idengan itugas ikampus imaupun ikegiatan iyang idi iluar ikampus.
Disisi ilain ijuga iterdapat i imahasiswa iyang idisamping iposisinya isebagai ipenuntut iilmu, iia ijuga idibebani idengan istatusnya iyang isudah
iberumah itangga.iBerbagai ikesibukan itersebut itentunya isangat
iberpengaruh idalam ikehidupan irumah itangga imereka.iMulai idari ikomunikasi, iperbedaan itempat itinggal, ipekerjaan, ianak, icampur itangan ikeluarga ibesar, idan ilain isebagainya iyang isering imenjadi isumber ipermasalahan ibagi ipasangan itersebut.
Pernikahan imahasiswa imerupakan isuatu ikomitmen ioleh iseorang ilaki-laki idan iperempuan iyang imasih iberstatus isebagai imahasiswa idalam imenjalin ihubungan ipada itingkat iyang ilebih isuci idi imata iAllah iSWT.iPernikahan imerupakan igerbang ipendewasaan ijasmani, irohani, idan isistem iyang iterdapat idalam ipribadi imaupun ipasangan isuami
6Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis UU No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 2
7Tim Penulis Permata Press, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Permata Press, 2005), hlm. 2.
iistri.iBeberapa iproblem iyang imendominasi idikalangan imahasiswa iadalahipermasalahan idalam iranah iekonomi, iakademik, iinteraksi isosial, ihingga iranah iagama.
Terlepas idari istatus ipasangan imahasiswa, ipada idasarnya ibaik isuami imaupun iistri imempunyai ihak idan ikewajiban iyang iseimbang isesuai idengan ikodrat iyang imelekat idiantara ikeduanya isejak ilahir.iSecara ikasat imata ijelas iterdapat iperbedaan ifisik iantara ilaki-laki idan iperempuan.iDemikian ipula isecara ipsikologis ijuga iterdapat iperbedaan iantara ilaki-laki idan iperempuan.iLaki-laki icenderung ilebih irasional, iaktif, idan iagresif.iSementara iperempuan ilebih icenderung ipada isifat iemosional, idan ipasif.iKetidakseimbangan iperan imasing-masing ipihak idalam imelaksanakan itugas idan ikewajibannya idalam irumah itangga iinilah iyang ikemudian imelahirkan iproblematika iatau ipermasalahan idalam ikeluarga iyang ibersangkutan.
Dalam ihal iini, idari ipihak isuami iselaku ikepala irumah itangga imerupakan ipemimpin idalam irumah itangganya.iDipundak isuami iterpikul itanggung ijawab iatas ikeberlangsungan irumah itangga ipasangan imahasiswa.iSuami idituntut idapat iberlaku iseimbang idalam imenyikapi ikeluarga idan iranah iagama, isehingga itidak imengorbankan isalah isatu ipihak.iDisisi ilain, iistri ijuga imemiliki iperan iuntuk imelakukan itanggung ijawabnya isecara ibaik, isehingga idapat imenciptakan irumah itangga iyang itenteram idan iharmonis.
Ketika iseorang isuami idan iistri itidak imelakukan itanggung
ijawabnya imaka iyang iakan iterjadi iadalah iketimpangan-ketimpangan idanitimbulnya iperilaku iyang iburuk idalam ibiduk irumah itangga isehingga idapat imenimbulkan ikeretakan idalam irumah itangga.8iDua iposisi iyakni isebagai imahasiswa isekaligus isebagai isuami iatau iistri iada ikalanya
imenuntut ikeduanya iuntuk imenentukaniskala iprioritas.iHal iini
idimaksudkan iuntuk imemberi ipilihan ipada ipasangan imahasiswa iuntuk imengutamakan isalah isatu idiantara ikehidupan irumah itangga idan ikehidupan iakademik imereka.
Sebagai imahasiswa, isosok isuami imemiliki ikewajiban iyang isama iseperti isuami-suami ipada iumumnya idalam imemberikan inafkah iterhadap iistri, ibaik inafkah ilahir imaupun ibatin.iMengingat ipada iproblem iutama imahasiswa iberada idalam iranah iekonomi imaka ihal iini ijuga ipasti idihadapi ioleh ipasangan imahasiswa.iTidak iterpenuhinya ikebutuhan ikrusial iseperti iekonomi isering ikali imenjadi isumber ipermasalahan iyang iberdampak isistemik idalam irumah itangga.iPeristiwa iini ipenulis itemukan idalam ipasangan imahasiswa.iDalam iarti iterkadang ikedua istatus iyakni isebagai ipasangan irumah itangga idan imahasiswa isaling iberbenturan.
Dimata imasyarakat iposisi isebagai imahasiswa imerupakan istatus idimana ipemuda-pemudi imulai idianggap idewasa idan imampu imengemban itanggung ijawab iselayaknya iorang idewasa ipada iumumnya, itermasuk idiantaranya iuntuk imenikah.9Alasan iinilah iyang ikebanyakan idijadikan
8 Husein Syahatah, Tanggung Jawab Suami dalam Rumah Tangga (Antara Kewajiban dan Realitas, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm.6.
9 Nurihsan, Achmad Juntika, Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), hlm. 27.
ialasan ibagi imahasiswa iuntuk imelepaskan imasa ilajangnya.
Ada iberaneka iragam iproblematika ibermunculan ipasca ipasangan imahasiswa iini imelakukan ipernikahan.iMulai idari iproblem iekonomi ihinggaimerembet ipada ipsikologi ipasangan imahasiswa.iPolemik iseperti iini
isering imencuat ike ipermukaan isehingga imembuat isuami imaupun iistri
ikewalahan idalam imenjalani itanggung ijawab iterhadap ikeluarga iserta
ikepentinganiakademiknya.iMinimnya ipemahaman isuami iistri idan ianggota
ikeluarga ilainnya imengenai ihak idan ikewajiban imasing-masing iserta istabilitas
iemosi ikaum imuda iyang ibelum ibisa idikatakan idewasa, isepenuhnya isering ikali
imemicu igesekan iantar ikeduanya imaupun isebagai ipergolakan ibatin ipribadi.
Pernikahan idikalangan imahasiswa imemiliki idampak iyang ivariatif ibagi
ipribadi imaupun ipasangan iyang ibersangkutan.iBeberapa imahasiswa imenjadikan
ipernikahan isebagai imotivasi isupaya icepat ilulus idengan imemperoleh inilai iyang
imemuaskan idemi imewujudkan icita-cita ikesuksesannya ibersama iorang iterkasih
iyakni iistri idan ianak-anaknya.iNamun iada ijuga iyang imenjadikan ipernikahan iini
isebagai ibeban itambahan iyang imenyebabkan itekanan ipada ipribadi imaupun
ipasangan imahasiswa isehingga iberakibat ipada iketidakmaksimalan idalam
imengemban ikedua istatus itersebut.
Adapun berdasarkan hasil penelitian di Fakultas Syariah UIN Mataram jumlah pernikahan yang terjadi dikalangan mahasiswa cukup signipikan.Dampak yang terlihat dari mahasiswa yang telah menikah terhadap berbagai kegiatan dan tugas kampus tidak terlalu bermasalah pada umumnya.Pada khsusnya untuk mahasiswi yang telah menikah memiliki
kendala yang cukup serius seperti pada masa kehamilan atau saat melahirkan.Mahasiswi yang mengalami hal tersebut mau tidak mau harus menanggung konsekuensi seperti mengajukan cuti bahkan sampai berhenti kuliah.
Dalam hal ini ada diantara mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram yang sudah menikah di saat kuliahnya belum selesai, dalam artian masih aktif dalam status perkuliahannya, bahkan diantara mereka ada yang sudah mempunyai anak. Untuk itu mereka tentunya harus dapat membagi waktu yaitu sebagaian untuk mengurusi rumah tangga dan sebagian lagi untuk mengurus perkuliahan di kampus. Mahasiswa yang sudah menikah, disamping mereka harus mengurusi rumah tangganya disisi lain juga mereka dihadapkan pada tugas utama sebagai mahasiswa yaitu belajar. Belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai cita-citanya. Karena itu walaupun sudah menikah mahasiswa dituntut untuk selalu belajar agar dapat meraih apa yang telah dicita-citakan.
Dari problematika yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Romantika Pernikahan Mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan Dampaknya terhadap Keharmonisan Rumah Tangga”. B.RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akandilaksanakan dengan mengacu pada rumusan masalah sebagaiberikut:
1. Mengapa terjadi pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan mahasiswa di
Fakultas Syariah UIN Mataram?
3. Bagaimana dampak pernikahan mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram terhadap keharmonisan rumah tangga ?
C.Tujuandan iManfaat iPenelitian 1. Tujuan iPenelitian
Adapun itujuan idilakukannya ipenelitian iini intuk imengetahui i:
a. Terjadinya ipernikahan iimahasiswa idi iFakultas iSyariah iUIN iMataram b. Faktoryang imenyebabkan iterjadinya ipernikahan imahasiswa idi iFakultas
iSyariah iUIN iMataram
c. Dampak ipernikahan mahasiswa iFakultas iSyariah iUIN iMataram iterhadap
ikeharmonisan irumah itangga.
2. Manfaat iPenelitian i
Dengan iadanya itujuan iyang iingin idicapai ididalam ipenelitian iini,
imaka ipeneliti imengharapkan iagar ipenelitian iini idapat ibermanfaat isebagai
iberikut:
a. Secara iTeoritis
1) Menambah ipengetahuan ibagi imahasiswa iyang itelah imenikah
ikhususnya idan imahasiswa iyang ibelum imenikah ipada iumumnya idalam
imembentuk ikeharmonisan irumah itangga.
2) Untuk imenambah iwawasan itentang ikeharmonisan irumah itangga
idikalangan imahasiswa iUIN iMataram ipada ikhususnya idan imahasiswa
iKota iMataram ipada iumumnya.
3) Menjadi ikontribusi ipositif iterhadap ifakultas iSyari’ah ikhususnya
ijurusan iHukum iKeluargaiIslami(HKI).
b. Secara iPraktis
1) Diharapkan imampu imemberikan ikontribusi iserta isolusi-solusi iterkait
idalam iromantika ipernikahan imahasiswa idan idampaknya iterhadap
ikeharmonisan irumah itangga ibagi imahasiswa iyang isudah imenikah.
2) Dapat imemberikan iinformasi ikepada imahasiswa imengenai ikonsep
ikeharmonisan irumah itangga iyang isesuai idengan isyariat imaupun
iundang-undang.
D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini tentang romantika pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan dampaknya terhadap keharmonisan rumah tangga.Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan baik dari segi ilmu pengetahuan, referensi, waktu, tenaga dan lainnya.Oleh karena itu, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sehingga penelitian ini tidak keluar dari fokus masalah yang diteliti, yaitu;
(1) Mengapa terjadi pernikahan antar mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram ? (2) Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan antar mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram ? (3) Bagaimana danpak pernikahan antar mahasiswa Fakultas Syariah UIN Mataram terhadap keharmonisan rumah tangga ?
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah dilakukan di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Mataram (UIN Mataram).Dimana peneliti memilih lokasi di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Mataram, karena di antara mahasiswa yang memilih yang memilih menikah pada saat mereka masih menjalani perkuliahan.Dalam hal ini mereka cukup bisa membagi waktu antara melanjutkan kuliah dengan mengurus rumah tangga atau mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan kelarga karena hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan romantika kehidupan mereka antara fokus kuliah dan membangun rumah tangga yang harmonis.
E.Telaah Pustaka
Berdasarkan telaah pustaka yang penulis telusuri, belum ditemukan tulisan yang secara khusus dan mendetail membahas tentang “Romantika pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan dampaknya terhadap keharmonisan rumah tangga”.Proses ini bertujuan untuk menghindari duplikasi yang di sengaja dari penelitian-penelitian terdahulu.
1. Skripsi yang ditulis oleh Eka Dewi pada tahun 2017 yang berjudul
“Pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan keluarga dan pola
pengasuhan anak di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur”.10
Permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam skripsi Eka Dewi adalah:
10Eka Dewi, pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan keluarga dan pola pengasuhan anak di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur”, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Metro, Metro, 2017).
a. Apakah ada pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan keluarga di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur?
b. Apakah ada pengaruh pernikahan dini terhadap pola pengasuhan anak di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur?11
Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Eka Dewi adalah: 1. Ada Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Keharmonisan Keluarga Di Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur. Hal ini terbukti dari hasil hipotesis menggunakan rumus Korelasi PPM (Pearson Product Moment) diperoleh harga rxy 0,573 lebih besar dari
rtabel 0,514 sehingga dapat disimpulkan bahwa teori yang menyatakan bahwa
“perkawinan pada umur yang masih muda akan banyaknya mengundang masalah yang tidak diharapkan karena segi psikologisnya belum matang.
Tidak jarang pasangan yang mengalami keruntuhan dalam rumah tangga karena perkawinan yang masih terlalu muda” terbukti benar. 2. Ada pengaruh pernikahan dini terhadap Pola Pengasuhan Anak di desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur. Hal ini terbukti dari hasil pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi PPM (Pearson Product Moment) diperoleh harga rxy0, 532 lebih besar dari rtabel 0, 514sehingga dapat disimpulkan teori yang menyatakan bahwa “Umur menjadi salah satu ciri tingkat kedewasaan dimana dapat mempengaruhi
11Ibid., hlm. 6
perannya terhadap anak, karena dengan bertambahnya umur seseorang maka terjadi proses kematangan baik orang maupun jalan fikirannya sehingga dapat memberikan pola asuh yang tepat untk anaknya ” terbukti benar.12
Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa antara penelitian penulis laksanakan dengan penelitian Eka Dewi yaitu sama-sama membahas tentang bagaimana keharmonisan dalam rumah tangga atau keluarga.Akan tetapi berbeda dari segi subjek yang diteliti yakni penelitian yang penulis lakukan subjeknya adalah pernikahan mahasiswa, sedangkan penelitian Eka Dewi subjek penelitiannya adalah pernikahan dini dan pola asuh anak.
2. Skripsi yang ditulis oleh Nazilatul Falah pada tahun 2018 yang berjudul
“Strategi Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga Bagi Pasangan
Pernikahan Dini (Di RW 04 Desa Sigeblog Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Bajarnegara)”13
Permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam skripsi Nazilatul Falah adalah:
a. Bagaimana strategi mewujudkan keharmonisan rumah tangga bagi pasangan pernikahan dini di RW 04 desa Sigeblog?14
Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Nazilatul Falah adalah:
1) Dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga setiap pasangan mempunyai ciri dan strategi tersendiri untuk mewujudkannya. Setiap
12Ibid.,hlm. 77
13Nazilatul Falah, “Strategi Mewujudkan Keharmonisan Rumah Tangga Begi Pasangan Pernikahan Dini (Di RW 04 Desa Sigeblog Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara)”,
(Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto, Purwokerto 2018).
14Ibid.,hlm. 11
pasangan mengetahui yang dimaksud dengan keharmonisan rmah tangga, menurut ketiga pasangan pasangan yang melakukan pernikahan dini menyampaikan bahwa keharmonisan rumah tangga yaitu rumah tangga yang tidak sering terjadi perselisihan, dengan ekonomi terpenuhi, mendapatkan momongan, keturunan yang pandai, dan anggota keluarga yang sehat.
2) Dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga, setiap pasangan hampir mendapatkan titik kesulitan dalam menyelesaikan masalah.
Tidak serta merta bagaikan jalan lurus yang mulus tanpa ada batu atau apapun yang menghalangi di tengah perjalanan rumah tangga. Sebuah impian bagi setiap pasangan dalam pencapaian atau perwujudan keharmonisan rumah tangga pada rumah tangganya.15
Berdasarkan dari hasil penelitian Nazilatul Falah, maka penulis dapat memberikan argumentasi bahwa antara penelitian Nazilatul Falah dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sedikit berbeda. Dilihat dari substansinya Nazilatun Falah lebih menekankan penelitian tentang strategi mewujudkan keharmonisan rumah tangga bagi pasangan pernikahan dini.Sedangkan peneliti fokus tentang Romantika pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan dampaknya dalam membentuk keharmonisan rumah tangga.
3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Mursalin pada tahun 2019 yang berjudul “Strategi Pasutri Dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga
15Ibid.,hlm. 89
(Studi Maraknya Kasus Perselingkuhan Di Kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi )”.16
Adapun fokus penelitian ini membahas tentang:
a. Bagaimana tanggapan wanita berkeluarga dalam meraknya kasus perselingkuhan terhadap keharmonisan rumah tangga di keluarga simpangan empat sipin kecamatan telanaipura?
b. Bagaimana tingkat kecemasan wanita berkeluarga dalam maraknya kasus perselingkuhan terhadap keharmonisan rumah tangga di Kulurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi?
c. Bagaimana upaya yang dilakukan wanita dalam maraknya kasus perselingkuhan agar tidak berdampak terhadap keharmonisan rumah tangga di kasus Kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Telanaipura KotaJambi?17
Berdasarkan hasil penelitian Muhammad Mursalin, menyimpulkan bahwa:
1. Tanggapan wanita berkeluarga terhadap maraknya kasus perselingkuhan, yaitu para wanita itu berpendapat bahwa faktor penyebab perselingkuhan yang disampaikan oleh beberapa ibu-ibu yang berada di kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi salah satunya, yaitu faktor ekonimi, kekurangan perhatian dan kasih sayang antara keduanya, dan juga akhlak dalam berumah tangga belum sepenuhnya
16Muhammad Mursalin, “Strategi Pasutri Dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Maraknya Kasus Perselingkuhan Di Kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Talanaipura Kota Jambi)”, (Skripsi, FD UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Jambi 2019).
17Ibid.,hlm. 3
dipahami karena kurangnya iman dan kurangnya diterapkan nilai-nilai yang Islami dalam kehidupan berumah tangga.
2. Tingkat kecemasan yang terjadi pada wanita yang tinggal di daerah Kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Kota Jambi tersebut bahwa dapat penelitian simpulkan wanita tersebut mengalami kecemasan dan kecemasan yang dialami itu sewajarnya saja tidak berlebihan, akan tetapi ada kecemasan pada tingkat berat yang dirasakan oleh seorang wanita yang berkeluargatersebut seperti was-was, pikiran kacau dan kurangnya tidur akibat terlalu memikirkan suaminya yang selingkuh. Sehingga besar kemungkinan kecemasan tersebut beranjak pada tingkatan pani bahkan bisa jadi sampai pada puncak stress. Sebagian besar wanita berkeluarga memang mencemaskan perihal perselingkhan tersebut namun untuk daerah tempat penelitian ini tidak terlalu dominan.
3. Upaya dalam menyikapi kasus perselingkuhan ini ada dua pendapat para tokoh wanita terkait hal tersebut, diantara dua pendapat itu adalah:
Meningkatkan kualitas nilai-nilai keagamaan, landasan cinta yang kokoh, mewujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis, atas dasar saling pengertian saty dengan lainnya, meningkatkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi dengan konsep diri dan rasa percaya diri secara mantap, mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat, bergaul dengan orang baik, menciptakan susana rumah tangga yang harmonis,berupaya member contoh yang baik, membangun lingkungan yang kondusif, dengan mengawasi pergaulan suami ata istri apakah
bergaul dengan orang baik, atau sebaliknya; kedua, istri atau suami berupaya sekuat tenaga menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis; ketiga, istri atau suami berupaya memberi contoh yang baik.18
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mursalin dengan penulis tidak jauh beda. Perbedaannya hany terletak pada fokus kajiannya, penelitian ini berapa romantika pernikahan mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan dampaknya pada keharmonisan rumah tangga. Sedangkan Muhammad Mursalin memfokuskan pada Strategi Pasutri Dalam Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Maraknya Kasus Perselingkuhan Di Kelurahan Simpang Empat Sipin Kecamatan Telanaipura Kota Jambi )”.
4. Skripsi yang ditulis oleh Nurul Hasanah pada tahun 2012 yang berjudul
“Pernikahan Dini Dan Pengaruhnya Terhadap Keharminisan Keluarga (Studi Hukum Islam Terhadap Pandangan Kiai Kiai Pondok Pesantren Al- Fatah Banjarnegara)”.19
Adapun fokus penelitian ini tentang:
a. Bagaimana perbandingan pendapat Kiai Pondok Pesantren al-Fatah Banjarnegara tentang pernikahan dini dengan UU No. 1 Tahun 1974?
b. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pendapat para Kiai Pondok Pesantren al-Fatah mengenai pengaruh pernikahan dini terhadap
18Ibid.,hlm. 66
19Nurul Hasanah, “Pernikahan Dini Dan Pengaruhnya Terahadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi hukum Islam Terhadap Pandangan Kiai-Kiai Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara)” , (Skripsi, FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta 2012).
keharmonisan keluarga?20
Adapun kesimpulan dari penelitian Nurul Hasanah adalah:
Dari pendapat kiai-kiai yang diterangkan pada Bab III yang lalu, bahwa dari tiga responden tersebut menyatakan bahwa pernikahan dini adalah pernikahan atau perkawinan yang perempuannya berusia di bawah umur 16 tahun dan laki-laki berusia dibawah umur 19 sedangkan satu responden menyatakan pernikahan dini seseorang yang menikah pada usia sekolah atau pada masa umur seseorang produktif mencari ilmu atau masih menggantungkan kepada orangtua dan berusia dibawah umur 20 tahun.
Menurut mereka hendaknya perkawinan itu dilangsungkan apabila kedua belah pihak sudah siap lahir maupun batin. Sedangkan dalam UU No.
1 tahun 1974 ada salah satu asas-asas dan prinsip perkawinan yaitu perkawinan menganut prinsip bahwa calon suami itu telah masak jiwa raganya untuk mendapat keturunan yang baik dan sehat, untuk itu harus dicegah adanya perkawinan antara calon suami istri yang masih dibawah umur. Perbandingan antara pendapat para kiai tersebut dengan UU No. 1 tahun 1974 tidak jauh berbeda Cuma dalam UU No. 1 tahun 1974 lebih ke arah peraturan yang sudah formalitas. Sedangkan pengaruh keharmonisan dalam keluarga menurut mereka ada dua pandangan :
a. Keharmonisan bisa tercapai apabila laki-lakinya lebih dewasa. Ini seperti contohdari pernikahan Nabi Muhammad Saw. dan Siti Aisyah Ra.
20Ibid.,hlm. 7
b. Apabila kedua belah pihak sama-sama masih belia, sangat sulit intk tercapainya keharmonisan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keharmonisan dalam keluarga bersifat relatif.Relatif tersebut tergantung pasangan- pasangan tersebut menjaga hubungan dalam rumah tangga. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa pasangan yang menikah di usia dini dapat harmonis. Hendaknya dalam rumah tangga tersebut saling asih dan asuh, sehingga diharapkan pasangan yang menikah di usia muda dapat mempertahankan keutuhan rumah tangga mereka. Ditinjau dari hukum isalm sendiri ada kaidah fiqh yang menyatakan bahwa segala sesuatu tergantung niat. Apabila seseorang menikah dengan niat yang baik dan ikhlas, insya Allah sebuah keluarga yang harmonis akan mudah tercapai karena niat sangat penting dalam menentukan kualitas ataupun makna perbuatan seseorang.21
Berdasarkan dari hasil penelitian Nurul Hasanah, maka penulis dapat memberikan argumentasi bahwa antara penelitian Nurul Hasanah dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis sedikit berbeda.Dilihat dari substansinya Nurul Hasanah lebih menekankan penelitian tentang Pernikahan Dini Dan Pengaruhnya Terhadap Keharmonisan Keluarga(Studi Hukum Islam Terhadap Pandangan Kiai Kiai Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara)”.Sedangkan peneliti fokus tentang romantika pernikahan
21Ibid.,hlm. 74
mahasiswa di Fakultas Syariah UIN Mataram dan dampaknya terhadap keharmonisan rumah tangga.
F.Kerangka Teori
1. Pengertian Romantika
Romantika adalah lika-liku atau seluk beluk yang mengandung sedih dan gembira, dengan kata lain romantika yaitu berbicara tentang lika-liku perjalanan hidup seseorang. Seluk beluk kehidupan suka dan duka, susah senang yang dialami seseorang dalam menjalani kehidupan untuk mencapai keinginan masa depan seseorang. Seperti dalam halnya romantika pernikahan pasangan menghadapi berbagai tantangan dalam hidup berumah tangga di sekitar mereka yang menguras emosi, menghadapi masalah sosial, ekonomi serta psikologi antara pasangan yang sdah menikah hal ini hanya semata-mata untuk mencapai kehidpan keluarga yang harmonis.
2. Pengertian Pernikahan
Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh- tumbuhan. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt, Sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya.22
Secara etimologi, kata nikah berasal dari kata حاكنلا yang artinya adalah perjanjian atau pernikahan. Pada sumber lain, makna nikah (zawaj)
22Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat: kajian fiqh nikah lengkap, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 6.
bisa diartikan sebagai akad nikah. Juga bisa diartikan menyetubuhi istri.
Definisi yang hampir sama juga dikemukakan oleh Rahmat Hakim, bahwa kata nikah berasal dari baha arab yang merupakan masdar atau asal kata dari kata kerja (fi’il madi) “nakaha”, sinonimnya tazawwaja kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai pernikahan.23
Kata na-ka-ha banyak terdapat dalam al-Qur’an dengan arti kawin, seperti dalam surat an-Nisa’ ayat 3: 24
Artinya: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Jemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.25
3. Dasar hukum pernikahan
Hukum pernikahan (perkawinan), hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut penyaluran kebutuhan biologis antarjenis, dan hak serta kewajiban yang berhubungan dengan akibat perkawinan tersebut.26
23Ibid.,hlm. 7.
24Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang Undang Perkawinan,(Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 36
25QS. An-Nisa’ [4]: 3
26Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 9
Diantara dasar hukum dianjurkannya pernikahan adalah sebagai berikut:
a. Q.S. Adz-Dzariyat ayat 49
Artinya: “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” 27
b. Q.S. Yasin ayat 36
Artinya: “Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.28 Perkawina, yang merupakan sunnatullah pada dasarnya adalah mubah tergantung kepada tingkat maslahatnya. Oleh karena itu, Imam Izzudin Abdussalam, membagi maslahat menjadi tiga bagian, yaitu:29 1. Maslahat yang diwajibkan oleh Allah Swt. bagi hamba-Nya. maslahat
yang paling utama adalah maslahat yang pada dirinya terkandung kemuliaan, dan dapat mendatangkan kemaslahatan yang paling buruk, dan dapat mendatangkat kemaslahatan yang paling besar, kemaslahatan jenis ini wajib dikerjakan.
27QS. Az-Zariyat [51]: 49
28QS. Yasin [36]: 36
29Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 9
2. Maslahat yang disunnahkan oleh syari’ kepada hamba-Nya demi untuk kebaikannya, tingkat maslahat paling tinggi berada sedikit di bawah tingkat maslahat wajib paling rendah. Dalam tingkat kebawah, maslahatsunnahakan sampai pada tingkat maslahat yang ringan yang mendekati maslahat mubah.
3. Maslahat mubah bahwa dalam perkara mubah tidak terlepas dari kandungan nilai maslahat atau penolakan terhadap mafsadah. Imam Izzudin berkata “maslahat mubah dapat dirasakan secara langsung.
Sebagian diantaranya lebih bermanfaat dan lebih besar kemaslahatannya dari sebagaian yang lainmaslahat mubah ini tidah berpahal.”30
Dengan idemikian, idapat idiketahui isecara ijelas itingkatan imaslahat
idi iatas.iDapat idiketahui ibahwa ikemaslahatan iyang idiambil iadalah iuntuk
imenolak ikemafsadatan idan imencegah ikemudaratan.Di isini iada isuatu
ilarangan isesuai idengan ikadar ikamampuan imerusak idandampak inegatif
iyang iditimbulkannya.Kerusakan iyang iditimbulkan iperkara iharam itent
ilebih ibesar idisbanding ikerusakan ipada iperkara imakruh.iMeski ipada
imasing-masing iperkara iharam idan imakruh iterdapat iperbedaan itingkatan
isesuai idengan ikadar ikemafsadatannya.iKeharaman idalam iperbuatan izina,
imisalnya itentu ilebih iberat idibandingkan ikeharaman imerangkul iatau
imencium iwanita ibukan imuhrim, imeskipun ikeduanya isama-sama
iperbuatan iharam.iOleh ikarena iitu, imeskipun iperkawinan iitu iasalnya
30Ibid.,hlm. 10
imubah, inamun idapat iberubah imenurut iahkamal ikhamsah i(hukum iyang
ilima) imenurut iperubahan ikeadaan:31
a. Nikah iwajib, inikah idiwajibkan ibagi iorang iyang itelah imampu
imenambah itaqwa.iNikah ijuga iwajib ibagi iorang iyang itelah imampu
imenjaga ijiwa idan imenyelamatkannya idari iperbuatan
iharam.iKewajiban iini itidak iakaniterlaksanakan ikecuali idengan inikah. i i b. Nikah iharam, diperuntukkan bagi orang yang tridak mempunyai
keinginan dan tidak mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga sehingga apabila melangsungkan pernikahan akan terlantarlah dirinya dan istrinya.
c. Nikah isunah, inikah idisunnahkan ibagi iorang-orang iyang isudah imampu
itetapi iia imasih isanggup imengendalikan idirinya idari iperbatan iharam,
idalam ihal iseperti iini imaka inikah ilebih ibaik idari ipada imembujang
ikarena imambujang itidak idiajarkan idalam iIslam.
d. Nikah imubah, iyaitu ibagi iorang iyang itidak iberhalangan iuntuk imenikah
idan itidak iada idorongan iuntuk imenikah, ibelum imembahayakan idirinya,
iia ibelum iwajib imenikah idan itidak iharam ibila iuntuk itidak imenikah
idulu.32
4. Rukun dan Syarat Sah Pernikahan
31Ibid.,hlm. 11
32Ibid.,hlm. 11
Pernikahan yang didalamnya terdapat akad, akad-akad lain yang memerlukan adanya persetujuan kedua belah pihak yang mengadakan akad.
Adapun rukun nikah adalah:
a. Mempelai laki-laki b. Mempelai perempuan c. Wali
d. Dua orang saksi e. Shigat ijab Kabul.
Dari lima rukun nikah tersebut yang paling ialah Ijab Kabul antara yang mengadakan dengan yang menerima akad, sedangkan yang dimaksud dengan syarat pernikahan ialah syarat yang bertalian dengan rukun-rukun pernikahan, yaitu syarat-syarat bagi calon mempelai, wali, saksi dan ijab Kabul.33
1. Syarat-syarat suami
a. Bukan mahram dari calon istri
b. Tidak terpaksa atau kemauan diri sendiri c. Orangnya tertentu, jelas orangnya d. Tidak sedang ihram
2. Syarat-syarat istri
a. Tidak ada halangan syarak, yaitu tidak bersuami, bukan mahram, tidak sedang dalam iddah
33Ibid.,hlm. 13
b. Atas kemauan sendiri c. Jelas orangnya
d. Tidak sedang berihram
3. Syarat-syarat wali a. Laki-laki
b. Baligh
c. Waras akalnya d. Adil
e. Tidak sedang ihram 4. Syarat-syarat saksi
a. Laki-laki b. Baligh
c. Waras akalnya d. Adil
e. Dapat mendengar dan melihat f. Bebas, tidak dipaksa
g. Tidak sedang ihram
h. Memahami bahasa yang dipergunakan untuk ijab Kabul.34 5. Tujuan dan hikmah pernikahan
a. Tujuan Pernikahan
34Ibid.,hlm. 14
Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya sekedar pada batas pemenuhan nafsu biologis atau pelampiasan nafsu seksual, tetapi memiliki tujuan-tujuan penting yang berkaitang dengan sosial, psikologi, dan agama. Di antara yang terpenting adalah sebagai berikut:
1)Pernikahan bertujuan untuk menyalurkan seksualitas manusia dengan jalan yang dibenarkan oleh Allah dan mengendalikan hawa nafsu dengan cara yang terbaik yang berkaitan dengan peningkatan moralitas manusia sebagai hamba Allah.
2) Mengangkat harkat dan martabat perempuan, kerena dalam sejarah kemanusiaan terutama pada zaman jahiliyah ketika kedudukan perempuan tidak lebih dari barang dagangan yang setiap saat dapat diperjual belikan, bahkan anak perempuan dibunuh hidup-hidup karena dipandang tidak berguna secara ekonomi.
3) Mereproduksi keturunan agar manusia tidak punah dan hilang di telan oleh sejarah. Agar pembicaraan manusia bukan sekedar nostalgia atau kajian antropologis sebagaimana membicarakan binatang purba dan manusia primitive yang seolah-olah tidak lebih dari dongeng masa lalu.
b. Hikmah Pernikahan
Islam mengajarkan dan menganjurkan nikah karena akan berpengaruh baik bagi pelakunya sendiri, masyarakat dan seluruh umat manusia. Adapun hikmah pernikahan adalah:
1) Nikah adalah jalan alami yang paling baik dan sesuai untuk
menyalurkan dan memuaskan naluri seks dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi tenang, mata terpelihara dari yang melihat yang haram dan perasaan tenang menikmati barang yang berharga.
2) Nikah, jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia, memperbanyak keturunan, melestarikah hidup manusia, serta memelihara nasib yang oleh Islam sangat diperhatikan sekali.
3) Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaan- perasaan ramah, cinta, dan sayang yang merupakan sifat-sifat baik yang menyempurnakan kemanusiaan seseorang.
4) Menyajadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat dan pembawaan seseorang. Ia akan cekatan bekerja, karena dorongan tanggung jawab dan memikul kewajibannya sehingga ia akan banyak bekerja dan pencari penghasilan yang dapat memperbesar jumlah kekayaan dan memperbanyak produksi. Juga dapat mendorong usaha mengeksploitasi kekayaan alam yang dikaruniakan Allah bagi kepentingan hidup manusia.
5) Pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi rumah tangga, sedangkan yang lain bekerja di luar, sesuai dengan batas-batas tanggung jawab antara suami-istri dalam menangani tugas-tugasnya.
6) Perkawinan, dapat membuahkan, diantaranya: tali kekeluargaan, mempertaguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga, dan
memperkuat hubungan masyarakat, yang memang oleh Islamdirestui, ditopang dan ditunjang. Karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling menyayangi merupakan masyarakat yang kuat lagi bahagia.35
6. Keharmonisan Rumah Tangga
Keluarga yang harmonis dan berkualitas yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti kepada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang posotif dan mampu memenuhi dasar keluarga. Keluarga harmonis hanya akan tercipta kalau kebahagiaan salah satu anggota berkaitan dengan kebahagiaan anggota-anggota keluarga lainnya. Secara psikologi dapat dua hal:
a. Tercapainya keinginan-keinginan, cita-cita dan harapan-harapan dari semua anggota keluarga.
b. Sesedikit mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masing maupun antar pribadi.
Keluarga harmonis merupakan keluarga penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan, dan kelangsungan generasi masyarakat, belas kasih, dan pengorbanan, saling melengkapi dan menyumpurnakan, serta saling membantu dan bekerja sama. Keluarga yang
35Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), hlm. 19-20.
harmonis atas keluarga bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.Sehingga dalam menjalani kehidupan rumah tangga penuh dengan kenyamanan dan ketenangan.36
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penilitan ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan berbagai metode alamiah.37 Dengan kata lain penelitian deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena) atau sifat tertentu tidak untuk mencari atau menerangkan karakter antar variabel.38Oleh karena itu, data penelitian ini dinyatakan dalam keadaan sewajarnya.Peneliti menggambarkan pristiwa maupun kejadian yang ada di lapangan tanpa mengubahnya menjadi angka atau simbol.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatau keadaan atau fenomena dengan lebih mendalam dengan
36 Ali Qaimi, Menggapai Langit Masa Depan Anak, (Bogor: Cahaya, 2002), hlm. 14
37Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,(
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2012), hlm. 3.
38Wira Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, Dan Prosedur.(Jakarta: Kencana Prenada Media Grop, 2013), hlm. 59.