PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagaimana pemahaman siswa tentang evaluasi sediaan sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangga? 1 Agar siswa mengetahui cara membuat sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangga. 3 Sehingga siswa mampu mengevaluasi sediaan sabun cuci tangan berbahan aktif ekstrak etanol daun mangga.
Siswa dapat memformulasi sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangga. Siswa dapat memahami cara pembuatan sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangga. Siswa dapat menilai sediaan sabun cuci tangan dengan bahan aktif ekstrak etanol daun mangga.
Maksud Dan Tujuan Percobaan
Manfaat Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori
Sedangkan trigliserida merupakan komponen utama minyak dan lemak yang terdiri dari kombinasi asam lemak berbeda yang terikat pada gugus gliserol yang disebut asam lemak bebas. Asam lemak dikelompokkan menjadi dua golongan berdasarkan ikatan rangkapnya, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Asam lemak tak jenuh yang mempunyai satu ikatan rangkap disebut Asam Lemak Tak Jenuh Mono (MUFA) dan asam lemak tak jenuh yang mempunyai dua atau lebih ikatan rangkap disebut Asam Lemak Tak Jenuh Poli (PUFA) (Kamikaze, 2002). Asam lemak bebas merupakan asam lemak dalam sabun yang tidak terikat sebagai senyawa natrium atau senyawa trigliserida (DSN, 1994 dalam Kamikaze). Tingginya kadar asam lemak bebas pada sabun akan menurunkan daya pembersih sabun, karena asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam proses pembersihan.
Uraian Tanaman
Daun mangga ini mempunyai permukaan daun bergelombang dan mempunyai tangkai daun berkisar antara 4,5 cm (Ichsan & Wijaya, 2014). Bentuk buah mangga ini ada yang lonjong dengan kulit berwarna merah jingga, ada pula yang berwarna merah kehijauan. Ukuran buahnya tidak terlalu besar seperti mangga pada umumnya (sekitar 200-250 gram per buah), rasa buahnya manis, aroma buahnya harum dan menyengat, serta banyak mengandung air (Ichsan & Wijaya, 2014).
Tanaman mangga mempunyai 11 bagian yang mempunyai manfaat pada bagian akar, kulit, daun, bunga, buah dan bijinya. Akar dan kulit batang daun mangga dapat dimanfaatkan antara lain sebagai anti inflamasi, anti sembelit, sebagai obat sembelit dan juga dapat digunakan sebagai obat luka. Bagian bunga daun mangga dapat digunakan sebagai anti sembelit, mengobati maag, luka, diare, disentri kronis dan anemia (Parvez, 2016 dalam Elvina, 2018).
PENDEKATAN FORMULA
- Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
- Alat Dan Bahan
- Studi Preformulasi Zat Aktif
- Studi Preformulasi Bahan Tambahan
Nipagin banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam sediaan kosmetik, produk makanan dan sediaan farmasi (Rowe, 2009). Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan dengan bahan yang sesuai dan membilasnya dengan air untuk menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme. Hal ini juga mengungkapkan bahwa mencuci tangan (alias kebersihan tangan) adalah proses paling penting dalam pengendalian infeksi yang didapat di rumah sakit (Potter, 2015).
“Sabun cuci tangan” menggunakan bahan aktif daun mangga, alasan mengapa kami menggunakan daun mangga sebagai bahan aktifnya karena ekstrak daun mangga mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, polifenol, tanin dan saponin yang dapat menghambat bakteri (Setyowati , 2022). Alasan mengapa kami menggunakan Na-CMC adalah karena menurut Huichao el at, (2014), Hpmc dapat digunakan sebagai gelling agent yang baik karena dapat memberikan stabilitas viskositas yang baik pada suhu kamar walaupun disimpan dalam waktu lama dan karena Na-CMC cmc merupakan bahan tidak beracun CMC-Na yang dikembangkan dengan menggunakan air panas seringkali menjadi pilihan utama formulasi karena dapat meningkatkan viskositas. CMC dapat digunakan sebagai bahan pembentuk gel pada sediaan gel karena CMC-Na mempunyai stabilitas yang baik pada kondisi asam dan basa.
Alasan penggunaan SLS adalah menurut Plumb (2009) SLS mempunyai aktivitas antibakteri dan merupakan surfaktan anionik yang dapat digunakan sebagai pelembab sekaligus pembersih kulit topikal yang baik. Sedangkan penelitian Dinanti (2020) menemukan bahwa ekstrak etanol daun mangga bersifat homogen, sesuai standar SNI yaitu tidak terdapat partikel/butiran yang tidak larut. Diperoleh hasil sebesar 788 cps untuk sediaan sabun cuci tangan, dimana sediaan sabun cuci tangan harus mempunyai kekentalan cps cps, dan dilakukan uji kekentalan juga untuk kekentalannya (Kasenda dkk, 2016).
Hasil yang diperoleh pH 8 masih memenuhi syarat yaitu syarat pH sabun cuci tangan yaitu pH 8-11 (Kasenda dkk, 2016). Formulasi sabun cuci tangan yang baik adalah dengan merancang formula sesuai dengan komponen-komponen yang ada pada sabun cuci tangan dimana komponen-komponen tersebut mengandung standar konsentrasi yang memenuhi persyaratan yang ditentukan. Rancangan formulasi sabun cuci tangan yang dibuat adalah bahan aktif 8% ekstrak daun mangga, 25% KOH (pembentuk sabun), 10% gliserin (pelembab), 1% Na-CMC.
Pembuatan sabun cuci tangan dengan terlebih dahulu mengembangkan Na-CMC dan melelehkan KOH, nipagin dan melarutkan SLS, kemudian memasukkan gliserin ke dalam bongkahan alu yang berisi Na-CMC, tambahkan KOH dan nipagin secara perlahan dan aduk hingga rata, tambahkan ekstrak daun mangga dan aduk hingga rata, kemudian tambahkan SLS dan tutty Fruity lalu aduk hingga rata, terakhir tambahkan air suling hingga cukup 250 ml, sediaan akhir harus diuji evaluasi. Formulasi sabun cair antiseptik dengan ekstrak etanol bunga henna (Impatiens balsamina L.) dan uji efektivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Stefanie, A.D., Paulina, V.Y.Y., Adithya, Y., 2017, Formulasi sabun cair antiseptik dengan ekstrak etanol bunga henna air (Impatiens Balsamina L.) dan uji khasiatnya terhadap bakteri Staphylococcus Aureus secara in vitro, Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon.
FORMULASI DAN PERHITUNGAN
Formulasi
Perhitungan
Sabun pembersih tangan cair merupakan bahan pembersih yang terbuat dari bahan aktif deterjen sintetik, diperoleh melalui proses saponifikasi dengan atau tanpa penambahan bahan lain dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit tangan (BSN, 2017). Selain itu, ekstrak etanol daun mangga memiliki aktivitas antimikroba untuk menghambat bakteri gram positif seperti staphylococcus aureus yang biasanya terdapat di lantai (Islam et al, 2010). Kami menggunakan alkohol 70% karena dapat berfungsi sebagai antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan virus serta membunuh mikroorganisme yang menempel pada alat sehingga menjadikan alat menjadi steril (Rosmala Dewi, 2010).
Alasan penggunaan gliserin karena menurut Nurlina dkk (2013), gliserin berfungsi sebagai bahan pemlastis (humektan) pada sediaan sabun cair. Selain itu, sifat higroskopis gliserin dapat menarik air sehingga menjaga kestabilan dengan cara menyerapnya. kelembaban (Barel dkk, 2009) . Alasan penggunaan KOH karena menurut Rasel (2009) Koh membantu proses saponifikasi dan mempengaruhi karakteristik termasuk kadar asam lemak, dan KOH akan mengikat fase minyak sehingga akan membentuk misel. Alasan kami menggunakan nipagin nipasol karena menurut Rowe dkk (2009) nipasol merupakan bahan pengawet antimikroba dan efektif terhadap keasaman pH dan nipasol digunakan karena mempunyai aktivitas antimikroba spektrum luas, tidak berwarna, stabil dan murah (Cashman, 2006) . ).
Uji tinggi busa dilakukan dengan memasukkan 1 gram sediaan dan 10 ml akuades ke dalam tabung reaksi, kemudian dikocok dan diukur tinggi busa yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh tinggi busa mencapai 11 cm dan setelah didiamkan selama 5 menit tinggi busa mencapai 4,5 cm menurut Sari dan Ferdinan (2017). Tidak ada perubahan tinggi busa setelah didiamkan selama 5 atau 10 menit. Evaluasi uji sediaan meliputi uji mutu fisik meliputi uji organoleptik (warna, bentuk dan bau), uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji tinggi busa yang dilakukan dengan melihat tinggi busa sediaan dan meninggalkannya. selama 5 atau 10 menit.
Karena kolaborasi yang baik membuat proses transfer ilmu dari asisten ke praktisi menjadi lebih mudah. Bunga cengkeh kering hasil sulingan (Syicigium Aromaticum). 2015) Pembuatan sabun cair dari minyak jarak dan Q-soda sebagai upaya untuk meningkatkan pangsa pasar Q-soda, dan Nurdyastuti, D., 2009, Lauret-7-Citrate sebagai deterjen dan foam booster pada Glysine soy facial. sabun cair (Sieb. ) Zucc, J.
Formulasi Sediaan Pencuci Wajah Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L).”
CARA KERJA DAN EVALUASI
Cara Kerja
Caranya dengan meletakkan sediaan pada suatu benda kaca dan menutupinya dengan benda kaca lain kemudian diukur kekuatannya. Uji organoleptik menurut Reveny dkk, (2016) untuk mengetahui secara visual sifat fisik sediaan dengan mengamati warna, bau, tekstur sediaan sabun lantai yang diproduksi. Hasil yang diperoleh berupa warna kuning, aroma buah-buahan dan bentuk atau tekstur cair.
Uji homogenitas menurut Mukhriani (2014) dilakukan dengan cara meletakkan sediaan diantara eluen suatu benda kaca dan mengamati apakah didalamnya terdapat partikel kasar atau tidak. Ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam penghitungan dan penimbangan bahan, yang dapat menyebabkan hasil sediaan tidak sesuai harapan, dan pada saat pencampuran tidak tercampur terus-menerus, sehingga sediaan tidak homogen dan masih memiliki sisa kecil. partikel.
Tabel Evaluasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
31 Langkah pertama yang kita lakukan pada saat praktek adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian membersihkan alat yang akan kita gunakan dengan alkohol 70%. Kemudian dilakukan uji evaluasi terhadap sediaan yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji stabilitas busa, uji viskositas, uji hedon. Uji organoleptik sesuai standar SNI yang telah ditetapkan, yaitu berbentuk cair, serta mempunyai bau dan warna yang khas.
Uji kekentalan menurut Verawaty (2020) adalah dengan menggunakan viskometer Brookfield tempat sediaan ditempatkan dan menggunakan spindel yang sesuai. Agar dapat menambah kelengkapan peralatan di laboratorium, sehingga praktisi dapat melakukan percobaan atau penelitian dengan lebih mudah, cepat dan lancar. Kami berharap terjalin kerjasama yang lebih baik antara asisten dan praktisi di laboratorium maupun di luar laboratorium.
Diharapkan para pemagang dapat menyimak dengan baik ketika asisten memberikan instruksi agar memudahkan kita dalam menyelesaikan magang. Pembuatan sabun dari limbah minyak sawit dan ekstrak daun serai menggunakan metode setengah perebusan.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Fachmi, C., 2008, Pengaruh penambahan gliserin dan sukrosa terhadap mutu sabun transparan, Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.