SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL
Disusun oleh :
Nama : Salbiyah Ananda Putri P NIM : P17324422059
Kelas : 2B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG PRODI D3 KEBIDANAN KARAWANG
TAHUN AJARAN 2024/2025
SAP GIZI IBU HAMIL
Pokok Bahasan : Kebutuhan fisik ibu hamil Sub Pokok Bahasan : Gizi ibu hamil Sasaran : Ibu Hamil
Hari/Tanggal : Senin, 22 Januari 2024 Waktu : 40 Menit
Tempat : Posyandu Mekarjati
A. LATAR BELAKANG
Dasar perlunya gizi seimbang bagi ibu hamil pada masa kehamilan merupakan masa terjadinya stress fisiologi pada ibu hamil. Ibu hamil sebenernya sama dengan ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya perlu ditingkatkan melalui pola makan yang baik dengan memilih menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Purwitasari, 2009).
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil, agar kehamilan berjalan sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil harus mendapatkan tambahan energi dan zat gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dengan tetap mempertahankan zat gizi ibu hamil seperti tambahan protein minimal seperti zat besi, kalsium, vitamin, asam folat dan energi (Ramayulis, 2009).
Ibu memerlukan gizi, jika ibu mengalami kekurangan gizi akan menimbulkan masalah baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya serta kurang gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, cacat bawaan dan berat badan bayi menjadi rendah. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan pada masa hamil (Zulhaida, 2005).
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi dari pada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang
dikandungnya, bila makan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi baru lahir prematur atau bahkan bayi baru lahir mati. Sebaliknya, jika makanan berlebih akan mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya preeklampsia.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL a. Tujuan instruksional umum
Diharapkan ibu dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pentingnya pemenuhan gizi pada ibu hamil. Sehingga, setelah diberikan konseling ibu dapat menerapkan pola pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil dengan gizi seimbang.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang gizi ibu hamil, diharapkan sasaran dapat : 1. Mengetahui penambahan berat badan ideal ibu hamil
2. Mengetahui tanda kecukupan gizi pada ibu hamil 3. Mengetahui manfaat pengaturan gizi ibu hamil
4. Mengetahui dampak jika nutrisi ibu hamil tidak tercukupi dengan baik.
5. Mengetahui kebutuhan nutrisi ibu hamil yang harus tercukupi setiap hari 6. Mengetahui cara pengolahan makanan yang sehat
C. STRATEGI PELAKSANAAN
a. Metode : Ceramah, Tanya Jawab b. Media : Power Point, Video, Brosur D. MATERI PENYULUHAN
1. Penambahan Berat Badan Hamil 2. Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil 3. Manfaat Pengaturan Gizi Ibu Hamil 4. Dampak Ibu Hamil Kekurangan Nutrisi 5. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
6. Cara Mengolah Makanan yang Sehat
E. KEGIATAN PENYULUHAN / PROSES PELAKSANAAN
No Durasi Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta 1. 2 Menit Pembukaan 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan
melakukan konseling 4. Menjelaskan cakupan
materi yang akan disampaikan.
Menjawab salam dan mendengarkan
2. 15 Menit Isi 1. Menjelaskan materi mengenai gizi seimbang pada ibu hamil
2. Penambahan berat badan hamil 3. Tanda kecukupan
gizi pada ibu hamil 4. Manfaat pengaturan
gizi ibu hamil 5. Dampak ibu hamil
kekurangan nutrisi
Menyimak dan mendengarkan
6. Kebutuhan nutrisi ibu hamil
7. Cara mengolah makanan yang sehat
3. 10 Menit Tanya Jawab 1. Memberi kesempatan audiens untuk bertanya.
2. Menjawab pertanyaan audiens.
3. Memberi kesempatan pada audiens untuk
menanyakan materi yang kurang jelas.
4. Memberi penjelasan kembali pada audiens mengenai hal yang kurang jelas.
Bertanya, menyimak, dan mendengarkan.
Menyimak
Bertanya
Menyimak
4. 5 Menit Evaluasi 1. Evaluasi 2. Menyimpulkan
Inti Penyuluhan 3. Menyampaikan
Secara Singkat Materi
Penyuluhan 4. Memberi
Kesempatan Kepada Responden Untuk Bertanya
Menyimak dan mendengarkan
5.5 Menit Penutup 1. Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan kepada peserta 2. Memberikan
salam penutup.
Mendengarkan,
Menjawab Salam
F. MATERI PENYULUHAN
1. Penambahan Berat Badan Hamil.
Berat badan sebelum hamil, penambahan berat badan hamil (PBBH), dan indeks masa tubuh (IMT) masih merupakan indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh rendahnya berat badan sebelum hamil dan otomatis rendahnya IMT ditengarai akan meningkatkan resiko kehamilan (Sulistyawati, 2011; h.108).
PBBH yang terlalu tinggi beresiko terhadap komplikasi seperti hipertensi, diabetes, pre-eklampsi, komplikasi waktu melahirkan, serta makrosomia. Untuk menghindari resiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena rata-rata PBBH yang dianjurkan di negara berkembang adalah 12,5 kg (Sulistyawati, 2011; h.108).
Kenaikan berat badan selama kehamilan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada berat badan sebelum hamil. Jika sebelum hamil berat badan ibu di bawah normal (kurus), pada trimester awal idealnya naik 2,25 kg.
Selanjutnya berat badan akan terus naik minimum 450 gram per minggunya.
Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 13-18 kg.
Jika sebelum hamil berat badan ibu itu normal, pada trimester pertama idealnya berat badan naik 1,5 kg. Selanjutnya, berat badan akan terus naik, minimum 450 gram per minggunya. Dengan demikian, total kenaikan berat badan selama kehamilan 11-16 kg. Namun, jika sebelum hamil berat badan ibu di atas normal (gemuk), pada trimester awal idealnya naik hanya 900 gram. Setelah itu per minggunya hanya naik 300 gram. Dengan demikian, total kenaikan selama kehamilan hanya 7-11 kg (Wibisono dan Dewi ,2009 ; h. 66).
Pada trimester satu, penambahan berat badan ibu sedikit, karena biasanya pada usia kehamilan muda, ibu sering mengalami gangguan mual muntah yang menyebabkan ibu malas makan, selin itu pada trimester pertama penambahan berat badan janin juga minimal. Selama trimester kedua, cadangan lemak ibu, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penambahan volume darah merupakan komponen utama penambahan berat badan. Selama trimester ketiga, pertumbuhan janin dan plasenta serta akumulasi cairan amnion menyumbang sebagian besar berat badan total, tetapi dengan akumulasi berat badan ibu yang sedikit (Benson dan Pernoll, 2009; h. 136).
2. Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil
Menurut Wibisono dan Dewi (2009; h.65), berikut adalah tanda kecukupan gizi pada ibu hamil :
Status Tanda kecukupan gizi
Berat badan Normal ( berat badan sesuai dengan tinggi badan ) Bibir Tidak pucat, lembab, tidak bengkak
Gigi Bersih, mengkilap, tidak ada lubang, tidak ada perdarahan
Jantung Detak dan irama jantung normal, tekanan darah normal
Keadaan umum Gesit dan responsive
Kulit Tidak kusam, cukup lembab, tidak kering Kuku Keras dan warnanya kemerahan
Kaki Tidak bengkak
Kelenjar Tidak ada pembesaran
Leher Warna sama dengan muka, cukup lembab, sehat, dan cukup segar
Muka Warna sama dengan leher, cukup lembab, sehat, dan cukup segar
Mata Bersih, bersinar, selaput besar berwarna merah, tidak ada perdarahan
Otot Kuat, kenyal, dan di bawah kuliat sedikit lemaknya
Postur tubuh Tegak, lengan dan tungkai lurus Pencernaan Nafsu makan baik
Rambut Mengkilap, tidak rontok, kulit kepala bersih Saraf Reflek normal, mental stabil, dan tidak mudah
tersinggung
Vitalitas umum Daya tahan tubuh baik, semangat, cukup tidur, dan energik.
3. Manfaat Pengaturan Gizi Ibu Hamil
Menurut Wibisono dan Dewi (2009; h. 68-69), pengaturan gizi selama kehamilan mulai dari trimester pertama, trimester kedua, sampai trimester ketiga perlu diperhatikan. Ibu hamil memang harus memahami pentingnya pengaturan gizi selama kehamilan. Berikut ini tujuan pengaturan gizi selama kehamilan :
a. Ibu hamil dan janin tercukupi kebutuhan zat gizinya
b. Status gizi ibu hamil normal, sehingga dapat menjalani kehamilan dengan baik dan aman, serta bayi yang dilahirkan sehat secara fisik dan mental.
c. Makanan yang dikonsumsi lebih banyak membentuk jaringan tubuh daripada lemak.
d. Masalah kurangnya asupan makanan karena mual dan mutah dapat teratasi.
e. Masalah ibu hamil yang menderita diabetes, anemia, hipertensi, dapat diatur makanannya sehingga tidak menyulitkan selama kehamilan. f. Ibu memperoleh energi yang cukup untuk menyusui dan merawat bayi yang dilahirkan kelak.
4. Dampak Ibu Hamil Kekurangan Nutrisi
Menurut Sulistyawati (2009; h. 107), kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan masalah masalah seperti berikut :
a. Anemia pada ibu hamil b. Abortus
c. IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) d. Inersia Uteri
e. Insufisiensi plasenta
f. Lahir prematur
g. BBLR (Bayi dengan Berat Lahir Rendah) h. Bayi lahir cacat
i. Bayi dengan gangguan perkembangan (cacat mental) j. Perdarahan pasca persalinan
k. Sepsis puerperalis
5. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Pada trimester pertama, organ-organ penting janin mulai terbentuk seperti otak, syaraf, dan organ-organ penting. Pada masa ini sebaiknya ibu hamil memperbanyak konsumsi nutrisi penting seperti asam folat yang membantu pertumbuhan system saraf janin. Jika kebutuhan asam folat tidak terpenuhi, janin bisa lahir cacat, bibir sumbing, jari-jari tidak lengkap, atau mengalami cacat jantung bawaan (Tim Demedia, 2010; h. 6).
Pada trimester pertama, ibu hamil biasanya mengalami morning sickness, dengan gejala mual, mutah, dan nafsu makan berkurang. Bila ibu hamil enggan makan, maka akan berdampak buruk terhadap kesehatan ibu, misalnya mengalami kurang gizi. Masuk trimester kedua, gejalan morning sickness sudah berkurang, namun kebutuhan ibu hamil kian bertambah karena pertumbuhan janin lebih cepat daripada trimester pertama. Pada trimester kedua, asupan protein bagi ibu harus di tambah. Asupan kalori juga harus tercukupi. Protein dan kalori akan digunakan untuk membentuk plasenta, ketuban, dan menambah volume darah, dan mengalirkannya ke seluruh tubuh (Tim Demedia, 2010; h. 6).
Menginjak trimester ketiga, janin semakin besar dan kebutuhan gizi ibu hamil semakin meningkat. Selain protein, kalori, dan vitamin pada trimester ini, ibu hamil juga harus memperhatikan asupan zat besi. Ibu hamil dapat mengkonsumsi zat besi dengan pengawasan dokter selama masa kehamilan.
Mineral lain yang dibutuhkan adalah iodium, yang berfungsi sebagai pembentuk senyawa tiroksin. Senyawa ini berguna untuk mengontrol
metabolism sel. Kekurangan iodium bisa menyebabkan bayi lahir kerdil dan pertumbuhannya terhambat (Tim Demedia, 2010; h. 6).
Berikut adalah zat-zat yang harus terpenuhi dalam menu gizi seimbang pada ibu hamil :
a. Karbohidrat
Menurut Rusilanti (2006; h.4) karbohidrat adalah sumber energi utama, terdiri dari dua jenis yaitu karbohidrat sederhana seperti gula pasir dan gula merah, serta karbohidrat kompleks seperti tepung, beras, jagung, dan gandum.
Karbohidrat bermanfaat sebagai sumber energy untuk membangun jaringan dan meningkatkan metabolisme yang diperlukan. Kebutuhan karbohidrat setiap ibu hamil berbeda, tergantung pada usia kehamilan, usia ibu, berat badan ibu sebelum hamil, dan aktivitas ibu. Kebutuhan kalori tambahan pada rata-rata wanita hamil yang normal adalah 300 kalori. Jadi, jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 300 (kebutuhan saat hamil) + 2200 (kebutuhan kalori saat tidak hamil) = 2500 kalori (Suririnah, 2008 ; h.32)
b. Protein
Sumber protein berasal dari dua jenis, yaitu protein yang berasal dari hewan dan berasal dari tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan, contohnya : daging, ikan, ayam, susu, dan telur.
Sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya : tahu, tempe, dn kacang-kacangan (Suririnah, 2008; h.33). Protein memberikan manfaat dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh (otot, tulang, mata, kulit, jantung, dan hati), membantu pembentukan darah, plasenta, dan air ketuban, serta membentuk antibodi. (Suririnah,2008; h.33). Menurut Rusilanti (2006; h. 4) rata-rata kebutuhan protein bertambah 85 gram per hari hal ini menutupi perkiraan kebutuhan 925 gram gram protein yang disimpan dalam janin, plasenta, dan jaringan maternal. Dianjurkan untuk mengkonsumsi protein 85-100 gram per hari selama lima bulan pertama kehamilan. Selanjutnya, kita dapat mengkonsumsi protein secara normal selama sembilan belas minggu
pertama kehamilan untuk mendukung perkembangan sel otak bayi.
c. Lemak
Menurut Suririnah (2008; h. 33), lemak memiliki manfaat sebagai sumber energi dan membantu penyerapan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Sumber zat lemak dapat diperoleh dari minyak, mentega, dll.
d. Zat Besi
Kebutuhan zat besi selama hamil akan meningkat, sehingga dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-40 mg per hari yang didapat dari suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi, akan berdampak pada meningkatnya kejadian abortus spontan, kelahiran dini (premature), dan rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sum-sum tulang, telur, daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.
e. Asam Folat
Selain kebutuhan zat besi yang bertambah pada masa kehamilan, kebutuhan asam folat pun ikut bertambah. Peningkatan kebutuhan asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan eritropoiesis ibu. Anemia akibat kekurangan asam folat disebut dengan anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung, maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Rendahnya asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan trimester I, 660 µg per hari pada trimester II, dan 470 µg pada trimester III, yang bisa di dapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam (Rusilanti,2006 ; h.5).
f. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama hamil dapat menyebabkan bayi prematur dan perlambatan pertumbuhan janin, serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan. Dampak negatif dari kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengkonsumsi hati, susu, ikan laut, sayuran, buah, dan buah berwarna hijau atau kuning (Ruslianti,2006 ; h. 6).
Namun, pada ibu hamil,tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin A lebih dari 20.000-50.000 SI, karena konsumsi vitamin A yang berlebihan akan menyebabkan kelainan bawaan (Sulistyawati,2009; h.110).
g. Kalsium
Menurut Sulistyawati (2009; h. 109), metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Asupan kalsium yang dianjurkan oleh ibu hamil adalah 1.200 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran berwarna hijau tua dan lain-lain.
h. Iodine
Menurut Rusilanti (2006; h.6), iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. Kekurangan iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil), yang ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang mengalami down syndrome. Bahan makanan yang sumber iodine adalah garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
Anjuran Komposisi Makan bagi Ibu Hamil per Hari Beras (pengganti) 3, 5 piring nasi
Ubi 1 buah ukuran sedang
Daging 1 potong ukuran sedang Telur
ayam/bebek/angsa
1 butir
Tempe 4 potong ukuran sedang Kacang hijau 2,5 sendok makan
Sayuran 2,5 mangkuk
Buah 2 buah
Minyak 5 sendok makan
Gula 3 sendok makan
Terigu 5 sendok makan
Susu 1 gelas
Menurut Sulistyawati (2009; h. 109), selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atau berbahaya bagi janin diantaranya adalah, ikan yang mengandung metal mercuri seperti hiu dan marlin yang dapat mengganggu sistem saraf janin. Selain itu kafein yang terkandung dalam kopi,teh,coklat, dan kola dibatasi 300 mg per hari.Efek yang dapat terjadi diantaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, frekuensi berkemih yang meningkat.
6. Cara Mengolah Makanan yang Sehat
Pengolahan makanan yang benar, juga menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga kandungan zat gizi pada suatu makanan. Pengolahan makanan yang benar sangat dianjurkan bagi ibu hamil. Cara mengolah makan yang adalah sebagai berikut :
a. Pilihkan makanan yang segar
b. Cucilah semua makanan sebelum dimasak menggunakan air mengalir.
c. Jangan rendam maupun memasak sayuran terlalu lama di dalam air, karena dapat mengurangi kandungan gizi dalam sayur tersebut.
d. Masak daging dan ikan sampai benar-benar matang agar mikroorganisme yang ada pada ikan maupun daging dapat mati. e.
Hindari mengolah makanan dengan cara dibakar maupun dipanggang.
f. Jangan menggunakan tempat atau wadah penyajian yang berbahan dasar plastik.
DAFTAR PUSTAKA
Saminem, 2006. Kehamilan Normal : Seri Asuhan Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Hannah dan Rosemary, 2009. Makanan Yang Aman Untuk Kehamilan. Arcan : Jakarta Muchtadi, Deddy. 2008. Ilmu Gizi. Alfabeta : Bandung
Nurachman, Elly. 2007. Nutrisi Dalam Keperawatan. CV. Sagung Seto : Jakarta
Lailiyana, Nurmailis, dan Suryatni. 2010. Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta